Anda di halaman 1dari 16

ALIRAN FILSAFAT

PENDIDIKAN
PERENIALISME
oleh :
Drs. IBNU UBAIDILAH, MA

STKIP BINA MUTIARA SUKABUMI


PENGERTIAN
Pengertian secara Etimologi
Istilah perenialisme berasal dari bahasa latin, yaitu dari akar kata
perenis atau perennial (bahasa Inggris) yang berarti tumbuh terus
menerus melalui waktu, hidup terus dari waktu ke waktu atau abadi.
Perenial diartikan sebagai continuing throughout the whole year atau
lasting for a very long time (abadi atau kekal atau terus tiada akhir).
Filsafat perenialisme berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma yang
bersifat kekal atau abadi. Dengan demikian esensi kepercayaan filsafat
perenialisme adalah berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma yang
bersifat kekal abadi.
Aliran ini mengambil analogi realita sosial budaya manusia sebagai
realita pohon bunga yang terus menerus mekar, datang dan pergi serta
berubah warna secara tetap sepanjang tahun dan masa dengan gejala
yang harus ada dan sama.
Filsafat perenialisme terkenal dengan bahasa latinnya Philosophia
Perenis. Pendiri utama dari aliran filsafat ini adalah Aristoteles
sendiri, kemudian didukung dan dilanjutkan oleh St. Thomas Aquinas
sebagai pembaru dan reformer utama dalam abad ke-13.
Pengertian secara Terminologi
Di zaman kehidupan modern ini banyak menimbulkan krisis
diberbagai bidang kehidupan manusia, terutama dalam bidang
pendidikan.
Untuk mengembalikan keadaan krisis ini, maka perenialisme
memberikan jalan keluar yaitu berupa kembali kepada kebudayaan
masa lampau yang dianggap cukup ideal dan teruji ketangguhannya.
Aliran Perenialisme dianggap sebagai regresive road to culture
yakni jalan kembali ke kebudayaan masa lampau.
Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau
proses mengembalikan keadaan manusia dari kondisi yang carut
marut secara moral dan budaya sekarang kearah terbentuknya dan
terlestarikanya kebudayaan ideal.
Perenialis menggunakan prinsip-prinsip yang dikemukakan Plato,
Aristoteles, dan Thomas Aquino. Pandangan-pandangan Plato
dan Aristoteles mewakili peradaban Yunani Kuno serta ajaran
Thomas Aquino dari abad pertengahan, dan dikembangkan pada
zaman modern oleh Robert Maynard Hutchins dan Mortimer
Adler.
SEJARAH DAN LATAR BELAKANG
Perenialisme lahir pada tahun 1930-an sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan
progresif. Perenialisme menentang pandangan progresivisme yang menekankan
perubahan dan sesuatu yang baru. Perenialisme memandang situasi dunia ini
penuh kekacauan, ketidakpastian dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan
moral, intelektual dan sosio-kultural. Maka perlu ada usaha untuk mengamankan
ketidakberesan ini.
Teori atau konsep pendidikan perenialisme dilatar belakangi oleh filsafat-filsafat
Plato yang merupakan bapak idealisme klasik, filsafat Aristoteles sebagai bapak
realisme klasik dan filsafat Thomas Aquinas yang mencoba memadukan antara
filsafat Aristoteles dengan ajaran (filsafat) gereja katolik yang tumbuh pada
zamannya (abad pertengahan).
Kira-kira antara abad ke-6 hingga abad ke-15 merupakan abad kejayaan dan
keemasan filsafat perenialisme. Namun, filsafat perenial atau yang sering disebut
sebagai kebijaksanaan universal, disebabkan oleh beberapa alasan yang kompleks
secara berangsur-angsur mulai runtuh menjelang akhir abad ke-16. Salah satu
alasan yang paling dominan adalah perkembangan yang pesat dari filsafat
materialis. Filsafat materialis ini membawa perubahan yang radikal terhadap
paradigma hidup dan pemikiran manusia pada saat itu.
Filsafat matearialis ini begitu kuat mempengaruih pola pikir manusia abad modern
yang merentang sejak abad ke-16 hingga akhir abad ke-20. Memasuki akhir abad
ke-20 dan awal abad ke-21, zaman kontemporer ini lah, dapat dikatakan zaman
kebangkita filsafat perenialisme.
Perenialisme merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir
pada abad ke-20. Perenialisme lahir dari suatu reaksi terhadap
pendidikan progresif.
Perenialis menentang pandangan progresivisme yang menekankan
perubahan dan sesuatu yang baru. Perenialisme memandang situasi
dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, terutama dalam
kehidupan moral, intelektual, dan sosio-kultural.
Solusi yang ditawarkan kaum perenialis adalah dengan jalan mundur
ke belakang dengan menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsip-
prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kukuh, kuat
pada zaman kuno dan abad pertengahan.
Peradaban kuno (Yunani Purba) dan abad pertengahan dianggap
sebagai dasar budaya bangsa-bangsa di dunia dari masa ke masa
dari abad keabad.
Pandangan pandangan yang telah menjadi dasar budaya manusia
tersebut, telah teruji kemampuan dan kekukuhan oleh sejarah.
Pandangan pandangan plato dan Aristoteles mewakili peradapan
Yunani Kuno, serta ajaran Thomas Aquina dari abad pertengahan.
Kaum perenialis percaya bahwa ajaran dari tokoh tokoh tersebut
memiliki kualitas yang dapat dijadikan tuntutan hidup dan kehidupan
manusia pada abad ke dua puluh ini.
KONSEP DASAR PERENIALISME
DALAM PENDIDIKAN
a. Hakikat pendidikan
Tentang pendidikan kaum Perenialisme memandang
education as cultural regression : pendidikan sebagai
jalan kembali, atau proses mengembalikan keadaan
manusia sekarang seperti dalam kebudayaan masa
lampau yang dianggap sebagai kebudayaan ideal.
Tugas pendidikan adalah memberikan pengetahuan
tentang nilai-nilai kebenaran yang pasti, absolut, dan
abadi yang terdapat dalam kebudayaan masa
lampau yang dipandang sebagai kebudayaan ideal
tersebut.
Sejalan dengan hal di atas, penganut Perenialisme
percaya bahwa prinsip-prinsip pendidikan juga
bersifat universal dan abadi.
Filsafat pendidikan Perenialisme mempunyai empat prinsip
dalam pembelajaran secara umum yang mesti dimiliki
manusia, yaitu:
1. Kebenaran bersifat universal dan tidak tergantung pada
tempat, waktu, dan orang.
2. Pendidikan yang baik melibatkan pencarian pemahaman
atas kebenaran
3. Kebenaran dapat ditemukan dalam karya karya agung
4. Pendidikan adalah kegiatan liberal untuk mengembangkan
nalar
Beberapa pandangan tokoh perenialisme terhadap
pendidikan:
1. Menurut Plato adalah Program pendidikan yang ideal harus
didasarkan atas paham adanya nafsu, kemauan, dan akal
2. Menurut Aristoteles adalah Perkembangan budi merupakan
titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat untuk
mencapainya
3. Menurut Thomas Aquinas adalah Pendidikan adalah
menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur agar
menjadi aktif atau nyata.
b.Tujuan Umum Pendidikan adalah membantu anak menyingkap dan
menanamkan kebenaran-kebenaran hakiki.
Oleh karena itu kebenaran-kebenaran itu universal dan konstan, maka
kebenaran-kebenaran tersebut hendaknya menjadi tujuan-tujuan
pendidikan yang murni.
Kebenaran-kebenaran hakiki dapat dicapai dengan sebaik-baiknya
melalui:
1) Latihan intelektual secara cermat untuk melatih pikiran, dan
2) Latihan karakter sebagai suatu cara mengembangkan manusia
spiritual.
Tujuan pendidikan menurut tokoh-tokoh dalam aliran
perenialisme sebagai berikut :
1) Menurut Plato, tujuan utama pendidikan adalah membina pemimpin
yang sadar akan asas normative dan melaksanakannya dalam semua
aspek kehidupan
2) Menurut Aristoteles, tujuan pendidikan adalah membentuk
kebiasaan pada tingkat pendidikan usia muda dalam menanamkan
kesadaran menurut aturan moral.
3) Menurut Thomas Aquinas Thomas, tujuan pendidikan adalah
menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur menjadi aktif atau
nyata tergantung pada kesadaran tiap-tiap individu.
c. Hakikat Guru
Tugas utama dalam pendidikan adalah guru-guru, di mana
tugas pendidikannya adalah memberikan pendidikan dan
pengajaran (pengetahuan) kepada anak didik.
Faktor keberhasilan anak dalam akalnya sangat tergantung
kepada guru, dalam arti orang yang telah mendidik dan
mengajarkan.
Berikut pandangan aliran perenialisme mengenai guru atau
pendidikan:
1) Guru mempunyai peranan dominan dalam
penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di kelas.
2) Guru hendaknya orang yang menguasai suatu
cabang ilmu, seorang guru yang ahli (a master teacher)
bertugas membimbing diskusi yang akan memudahkan
siswa menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang tepat,
dan wataknya tanpa cela. Guru dipandang sebagai orang
yang memiliki otoritas dalam suatu bidang pengetahuan
dan keahliannya tifdak diragukan.
d. Hakikat Murid
Murid dalam aliran perenialisme merupakan makhluk yang
dibimbing oleh prinsip-prinsip pertama, kebenaran-
kebenaran abadi, pikiran menyangkut dunia biologis.
Hakikat pendidikan upaya proses transformasi pengetahuan
dan nilai kepada subyek didik, mencakup totalitas aspek
kemanusiaan, kesadaran, sikap dan tindakan kritis terhadap
seluruh fenomena yang terjadi di sekitarnya.
Pendidikan bertujuan mencapai pertumbuhan kepribadian
manusia yang menyeluruh secara seimbang melalui latihan
jiwa, intelek, diri manusia yang rasional; perasaan dan
indera.
Karena itu pendidikan harus mencakup pertumbuhan
manusia dalam segala aspeknya : spiritual, intelektual,
imajinatif, fisik, ilmiah, bahasa, baik secara individual
maupun secara kolektif, dan mendorong semua aspek ini ke
arah kebaikan dan mencapai kesempurnaan.
e. Proses Belajar Mengajar
Tuntutan tertinggi dalam belajar menurut Perenialisme, adalah latihan
dan disiplin mental. Maka, teori dan praktik pendidikan haruslah
mengarah kepada tuntunan tersebut.
Teori dasar dalam belajar menurut Perenialisme terutama:
a)Mental dicipline sebagai teori dasar
Menurut Perenialisme berpendapat latihan dan pembinaan berpikir
adalah salah satu kewajiban tertinggi dalam belajar, atau keutamaan
dalam proses belajar.
b)Rasionalitas dan Asas Kemerdekaan
Asas berpikir dan kemerdekaan harus menjadi tujuan utama pendidikan,
otoritas berpikir harus disempurnakan sesempurna mungkin. Makna
kemerdekaan pendidikan hendaknya membantu manusia untuk dirinya
sendiri yang membedakannya dari makhluk yang lain. Fungsi belajar
harus diabdikan bagi tujuan itu, yaitu aktualisasi diri manusia sebagai
makhluk rasional yang bersifat merdeka.
c)Learning to Reason (belajar untuk berpikir)
Bagaimana tugas berat ini dapat dilaksanakan, yakni belajar supaya
mampu berpikir. Perenialisme tetap percaya dengan asas pembentukan
kebiasaan dalam permulaan pendidikan anak. Kecakapan membaca,
menulis, dan berhitung merupakan landasan dasar. Dan berdasarkan
pentahapan itu, maka learning to reason menjadi tujuan pokok
pendidikan sekolah menengah dan pendidikan tinggi.
d)Belajar sebagai persiapan hidup
Belajar untuk mampu berpikir bukanlah semata mata
tujuan kebajikan moral dan kebajikan intelektual dalam
rangka aktualitas sebagai filosofis. Belajar untuk
berpikir berarti pula guna memenuhi fungsi practical
philosophy baik etika, sosial politik, ilmu dan seni.
e)Learning through teaching
Dalam pandangan Perenialisme, tugas guru bukanlah
perantara antara dunia dengan jiwa anak, melainkan
guru juga sebagai murid yang mengalami proses
belajar sementara mengajar.
Guru mengembangkan potensi potensiself discovery,
dan ia melakukan otoritas moral atas murid
muridnya, karena ia seorang profesional yang memiliki
kualifikasi dansuperior dibandingkan dengan murid
muridnya. Guru harus mempunyai aktualitas yang lebih
f. Kurikulum
Kurikulum menurut kaum perenialis harus menekankan
pertumbuhan intelektual siswa pada seni dan sains.
Untuk menjadi terpelajar secara cultural para siswa harus
berhadapan dengan bidang seni dan sains yang merupakan karya
terbaik yang diciptakan oleh manusia.
Kurikulum perenialis didasarkan pada tiga asumsi mengenai
pendidikan :
a.Pendidikan harus mengangkat pencarian kebenaran manusia
yang berlangsung terus menerus. Kebenaran apapun akan selalu
benar dimanapun juga. Kebenaran bersifat universal dan tak
terikat waktu
b. Karena kerja pikiran adalah bersifat intelektual dan
memfokuskan pada gagasan gagasan, pendidikan juga harus
memfokuskan pada gagasan- gagasan, pengolahan rasionalitas
manusia adalah fungsi penting pendidikan
c.Pendidikan harus menstimulus para siswa untuk berfikir secara
mendalam mengenai gagasan gagasan signifikan. Para guru
harus menggunakan pemikiran yang benar dan kritis sebagai
metoda pokok mereka, dan mereka harus mensyaratkan hal yang
sama pada siswa.
ANALISIS KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TERHADAP
KONSEP DASAR ALIRAN PERENIALISME
a. Kelebihan
a) Perenialisme mengangkat kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip
umum yang menjadi pandangan hidup yang kokoh pada zaman kuno dan
abad pertengahan. pada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh.
b) Kurikulum menekankan pada perkembangan intelektual siswa pada
seni dan sains.
c) Perenialisme tetap percaya terhadap asas pembentukan kebiasaan
dalam permulaan pendidikan anak. Kecakapan membaca, menulis, dan
berhitung merupakan landasan dasar.
d) Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau
proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam
kebudayaan ideal. e) Dalam pendidikan perenialisme, siswa diberi
kebebasan untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya dan siswa
diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya.
f) Siswa belajar untuk mencari tahu sendiri jawaban dari masalah atau
pertanyaan yang timbul di awal pembelajaran.
g) Membentuk output yang dihasilkan dari pendidikan di sekolah
memilki keahlian dan kecakapan yang langsung dapat diterapkan dalam
kehidupan masyarakat.
b. Kelemahan
a)Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang
memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut
paham ini menekankan pada kebenaran absolut, kebenaran
universal yang tidak terkait pada tempat dan waktu aliran ini
lebih berorientasi ke masa lalu.
b)Perenialis kurang menerima adanya perubahan-perubahan,
karena menurut mereka perubahan banyak menimbulkan
kekacauan, ketidakpastian,dan ketidakteraturan, terutama dalam
kehidupan moral, intelektual, dan sosio-kultural.
c)Fokus perenialis mengenai kurikulum adalah pada disiplin-
disiplin pengetahuan abadi , hal ini akan berdampak pada
kurangnya perhatian pada realitas peserta didik dan minat-minat
siswa.
d)Mengabaikan kurikulum yang telah ditentukan, yang menjadi
tradisi sekolah. Mengurangi bimbingan dan pengaruh guru.
e)Dalam pendidikan perenialisme, siswa menjadi orang yang
mementingkan diri sendiri, ia menjadi manusia yang tidak
memiliki self discipline, dan tidak mau berkorban demi
kepentingan umum.
c. Solusi
1.Dalam proses pembelajaran guru harus menyeimbangkan antara
pengetahuan dan kegiatan sehari-hari siswa, yaitu dengan
menyeimbangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Guru
dikelas tidak hanya menekannka apa aspek kognitif saja.
2. Perenialis harus lebih bisa terbuka terhadap perubahan yang
terjadi di setiap jaman karena suatu perubahan tidak selalu
berdampak buruk atau memberi pengaruh negative dalam kehidupan
moral, intelektual, dan sosio-kultural. Harus dapat menyaring
perubahan-perubahan yang terjadi.
3.Dalam pembelajaran kaum perenialisme harus lebih
memperhatikan kurikulum yang telah berlaku. Karena kurikulum
merupakan acuan dasar bagi setiap penyelenggara pendidikan.
Kurikulum berperan penting guna menjalankan proses pendidikan
4.Dalam pendidikan menurut kaum perenialisme harus lebih
mementingkan pendidikan bagi peserta didik agar peserta didik
mempunyai konsep diri yang kuat dan memiliki displin ilmu.
Peserta didik harus didik untuk kebih memperhatikan kepentingan
umum. Karena peserta didik nantinya akan menjadi bagian dari
masyarakat dan kepentingan umum merupakan kepentingan yang
harus berada di atas kepentingan pribadi.

Anda mungkin juga menyukai