5/16/17 2
DEFINISI
Dokter Dokter dan dokter gigi
adalah dokter, dokter spesialis,
dokter gigi, dan dokter gigi spesialis
lulusan pendidikan kedokteran atau
kedokteran gigi baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui
oleh Pemerintah Republik Indonesia
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. (Pasal 1 ayat (2)
Undang-Undang
Undang-Undang Nomor
No. 29 Tahun 2004 29 Tahun
tentang Praktik
Kedokteran. Hal. 2
2004
5/16/17
tentang Praktik
3
DEFINISI
Pasien Pasien adalah setiap orang
yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh
pelayanan kesehatan yang
diperlukan baik secara langsung
maupun tidak langsung kepada
dokter atau dokter gigi. (Pasal 1
Undang-undang No. 29 Tahun
2004 tentang Praktik
Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran)
Kedokteran.
5/16/17
Hal. 3 4
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER
DAN PASIEN
DOKTER PASIEN
KEWAJIB KEWAJIB
HAK HAK
AN AN
5/16/17 5
HAK DOKTER
Menurut Undang-Undang No. 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran pasal 50, dokter atau
dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
mempunyai hak:
a. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional;
b. Memberikan pelayanan medis menurut standar
profesi dan standar prosedur operasional;
c. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari
pasien atau keluarganya; dan
d. Menerima imbalan jasa.
Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.
5/16/17
Hal. 16 6
KEWAJIBAN DOKTER
Menurut Kode Etik Kedokteran
Indonesia (KODEKI) 2012, nilai-nilai
tanggung jawab profesional profesi
kedokteran tercantum dalam pasal 1-
21, dengan membagi kewajiban dokter
menjadi 4, yaitu kewajiban umum,
kewajiban dokter terhadap pasien,
kewajiban dokter terhadap teman
sejawat dan kewajiban dokter
IDI. KODEKI (Kode Etik Kedokteran Indonesia) Tahun
terhadap
2012.
5/16/17
Hal. 3-5 diri sendiri. 7
KEWAJIBAN DOKTER
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Setiap dokter wajib menjunjung tinggi,
menghayati dan mengamalkan sumpah
dan/atau janji dokter.
Pasal 2
Seorang dokter wajib selalu melakukan
pengambilan keputusan professional secara
independen, dan mempertahankan perilaku
profesional dalam ukuran yang tertinggi.
PATERNALIST
STANDAR
IK
KONSUMTIF MUTUALISTIK
5/16/17 32
BENTUK PATERNALISTIK
(PATERNALISTIC)
Dalam konteks pelayanan kesehatan
secara profesional, paternalisme
dibuat terutama berdasarkan prinsip
beneficentia, daripada prinsip otonomi.
Joel Feinberg paternalisme kuat
(strong paternalism) dan paternalisme
lemah (weak paternalism).
Felenditi D. Paternalisme dalam Tindakan Medis. Jurnal
Biomedik, Volume 2, Nomor 3, November 2010, 162-168.
5/16/17 33
BENTUK PATERNALISTIK
(PATERNALISTIC)
Paternalisme lemah setiap
tindakan yang menentang kemauan
pasien yang tidak bebas atau tidak
cukup bebas.
Paternalisme kuat setiap
tindakan yang mengalahkan
kemauan pasien yang bebas.
Felenditi D. Paternalisme dalam Tindakan Medis. Jurnal
Biomedik, Volume 2, Nomor 3, November 2010, 162-168.
5/16/17 34
BENTUK KONSUMTIF
(CONSUMERIST)
Pasien mengambil peran aktif dan
dokter menerapkan peran yang cukup
pasif, mengaksesi permintaan pasien
untuk pendapat kedua, rujukan ke
rumah sakit, catatan sakit, dan
sebagainya.
5/16/17 38