Anda di halaman 1dari 38

PENDAHULUAN

Hubungan dokter-pasien dulu bersifat vertikal tidak


seimbang antara masing-masing pihak seorang pasien
cenderung untuk menyerahkan seluruh nasibnya kepada dokter.
Pasien belum banyak yang mengetahui bahwa mereka punya
hak dan kewajiban sebagai pasien.
Contoh kasus : Seorang pasien bernama Prita Mulyasari yang
haknya sebagai pasien untuk memperoleh hasil rekam medis
tidak dipenuhi oleh pihak dokter dan rumah sakit. Ini artinya
telah terjadi pelangaran terhadap hak pasien berkaitan dengan
informasi atas hasil rekam medis. Bahkan kasus ini harus
diselesaikan melalui jalur hukum dan memunculkan perdebatan
panjang dari berbagai pihak.
Penting untuk mengenali profesi dokter serta memahami hak
dan kewajiban pasien yang berlaku di Indonesia.

5/16/17 2
DEFINISI
Dokter Dokter dan dokter gigi
adalah dokter, dokter spesialis,
dokter gigi, dan dokter gigi spesialis
lulusan pendidikan kedokteran atau
kedokteran gigi baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui
oleh Pemerintah Republik Indonesia
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. (Pasal 1 ayat (2)
Undang-Undang
Undang-Undang Nomor
No. 29 Tahun 2004 29 Tahun
tentang Praktik
Kedokteran. Hal. 2
2004
5/16/17
tentang Praktik
3
DEFINISI
Pasien Pasien adalah setiap orang
yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh
pelayanan kesehatan yang
diperlukan baik secara langsung
maupun tidak langsung kepada
dokter atau dokter gigi. (Pasal 1
Undang-undang No. 29 Tahun
2004 tentang Praktik
Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran)
Kedokteran.
5/16/17
Hal. 3 4
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER
DAN PASIEN

DOKTER PASIEN

KEWAJIB KEWAJIB
HAK HAK
AN AN

5/16/17 5
HAK DOKTER
Menurut Undang-Undang No. 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran pasal 50, dokter atau
dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
mempunyai hak:
a. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional;
b. Memberikan pelayanan medis menurut standar
profesi dan standar prosedur operasional;
c. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari
pasien atau keluarganya; dan
d. Menerima imbalan jasa.
Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.
5/16/17
Hal. 16 6
KEWAJIBAN DOKTER
Menurut Kode Etik Kedokteran
Indonesia (KODEKI) 2012, nilai-nilai
tanggung jawab profesional profesi
kedokteran tercantum dalam pasal 1-
21, dengan membagi kewajiban dokter
menjadi 4, yaitu kewajiban umum,
kewajiban dokter terhadap pasien,
kewajiban dokter terhadap teman
sejawat dan kewajiban dokter
IDI. KODEKI (Kode Etik Kedokteran Indonesia) Tahun
terhadap
2012.
5/16/17
Hal. 3-5 diri sendiri. 7
KEWAJIBAN DOKTER
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Setiap dokter wajib menjunjung tinggi,
menghayati dan mengamalkan sumpah
dan/atau janji dokter.
Pasal 2
Seorang dokter wajib selalu melakukan
pengambilan keputusan professional secara
independen, dan mempertahankan perilaku
profesional dalam ukuran yang tertinggi.

IDI. KODEKI (Kode Etik Kedokteran Indonesia) Tahun


2012.
5/16/17
Hal. 3-5 8
KEWAJIBAN DOKTER
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 3
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya,
seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh
sesuatu yang mengakibatkan hilangnya
kebebasan dan kemandirian profesi.
Pasal 4
Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari
perbuatan yang bersifat memuji diri.

IDI. KODEKI (Kode Etik Kedokteran Indonesia) Tahun


2012.
5/16/17
Hal. 3-5 9
KEWAJIBAN DOKTER
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 5
Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin
melemahkan daya tahan psikis maupun fisik, wajib
memperoleh persetujuan pasien/keluarganya dan hanya
diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien
tersebut.
Pasal 6
Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam
mengumumkan atau menerapkan setiap penemuan teknik
atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan
terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan
masyarakat.
IDI. KODEKI (Kode Etik Kedokteran Indonesia) Tahun
2012.
5/16/17
Hal. 3-5 10
KEWAJIBAN DOKTER
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 7
Seorang dokter wajib hanya memberi surat
keterangan dan pendapat yang telah diperiksa
sendiri kebenarannya.
Pasal 8
Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik
medisnya, memberikan pelayanan secara kompeten
dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya,
disertai rasa kasih sayang (compassion) dan
penghormatan atas martabat manusia.

IDI. KODEKI (Kode Etik Kedokteran Indonesia) Tahun


2012.
5/16/17
Hal. 3-5 11
KEWAJIBAN DOKTER
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 9
Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam
berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan
berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saat
menangani pasien dia ketahui memiliki kekurangan
dalam karakter atau kompetensi, atau yang
melakukan penipuan atau penggelapan.
Pasal 10
Seorang dokter wajib menghormati hak-hak pasien,
teman sejawatnya, dan tenaga kesehatan lainnya,
serta wajib menjaga kepercayaan pasien.
IDI. KODEKI (Kode Etik Kedokteran Indonesia) Tahun
2012.
5/16/17
Hal. 3-5 12
KEWAJIBAN DOKTER
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 11
Setiap dokter wajib senantiasa mengingat
kewajiban dirinya melindungi hidup makhluk insani.
Pasal 12
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter
wajib memperhatikan keseluruhan aspek pelayanan
kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif), baik sik maupun psiko-sosial-kultural
pasiennya serta berusaha menjadi pendidik dan
pengabdi sejati masyarakat.
IDI. KODEKI (Kode Etik Kedokteran Indonesia) Tahun
2012.
5/16/17
Hal. 3-5 13
KEWAJIBAN DOKTER
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 13
Setiap dokter dalam bekerja sama dengan
para pejabat lintas sektoral di bidang
kesehatan, bidang lainnya dan masyarakat,
wajib saling menghormati.

IDI. KODEKI (Kode Etik Kedokteran Indonesia) Tahun


2012.
5/16/17
Hal. 3-5 14
KEWAJIBAN DOKTER
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN
Pasal 14
Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan
mempergunakan seluruh keilmuan dan ketrampilannya
untuk kepentingan pasien, yang ketika ia tidak mampu
melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, atas
persetujuan pasien/keluarganya, ia wajib merujuk pasien
kepada dokter yang mempunyai keahlian untuk itu.
Pasal 15
Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya
agar senantiasa dapat berinteraksi dengan keluarga dan
penasihatnya, termasuk dalam beribadat dan atau
penyelesaian masalah pribadi lainnya.
IDI. KODEKI (Kode Etik Kedokteran Indonesia) Tahun
2012.
5/16/17
Hal. 5 15
KEWAJIBAN DOKTER
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP
PASIEN
Pasal 16
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu
yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan
juga setelah pasien itu meninggal dunia.
Pasal 17
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat
sebagai suatu wujud tugas peri kemanusiaan,
kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan
mampu memberikannya.
IDI. KODEKI (Kode Etik Kedokteran Indonesia) Tahun
2012.
5/16/17
Hal. 5 16
KEWAJIBAN DOKTER
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP
SEJAWAT
Pasal 18
Setiap dokter memperlakukan teman
sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin
diperlakukan.
Pasal 19
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien
dari teman sejawat, kecuali dengan persetujuan
keduanya atau berdasarkan prosedur yang etis.
IDI. KODEKI (Kode Etik Kedokteran Indonesia) Tahun
2012.
5/16/17
Hal. 5 17
KEWAJIBAN DOKTER
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP
SEJAWAT
Pasal 20
Setiap dokter wajib selalu memelihara
kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan
baik.
Pasal 21
Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran/kesehatan.
IDI. KODEKI (Kode Etik Kedokteran Indonesia) Tahun
2012.
5/16/17
Hal. 5 18
HAK PASIEN
Undang-undang No. 36 Tahun
2009
Pasal 4
Setiap orang berhak atas kesehatan
Pasal 56
Setiap orang berhak menerima atau menolak
sebagian atau seluruh tindakan pertolongan
yang akan diberikan kepadanya setelah
menerima dan memahami informasi mengenai
tindakan tersebut secara lengkap.
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
5/16/17
Hal. 4 19
HAK PASIEN
Undang-undang No. 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan
Pasal 57
Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan
pribadinya yang telah dikemukakan kepada
penyelenggara pelayanan kesehatan.
Pasal 58
Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap
seseorang, tenaga kesehatan, dan penyelenggara
kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat
kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan
yang diterimanya.
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
5/16/17
Hal. 4 20
HAK PASIEN
Undang-undang No. 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran Pasal 52
dan 53
Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang
tindakan medik sebagaimana dimaksudkan
dalam Pasal 45 ayat 3;
Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;
Mendapatkan pelayanan sesuai dengan
kebutuhan medik;
Menolak tindakan medik;
Mendapatkan isi rekam medik.
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
5/16/17
Hal. 4 21
KEWAJIBAN PASIEN
Undang-undang No. 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran Pasal 53
a. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur
tentang masalah kesehatannya;
b. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau
dokter gigi;
c. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana
pelayanan kesehatan; dan
d. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan
yang diterima.
Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.
5/16/17
Hal. 17 22
KEWAJIBAN PASIEN
Pasal 28 PERMENKES NO. 69 Tahun 2014
tentang Kewajiban Rumah Sakit dan
Kewajiban Pasien sesuai Pasal 31 UU No.
44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
a. mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
b. menggunakan fasilitas rumah sakit secara
bertanggungjawab;
c. menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung
dan hak Tenaga Kesehatan serta petugas lainnya
yang bekerja di rumah sakit ;

PERMENKES Nomor 69 Tahun 2014 tentang Kewajiban Rumah


Sakit dan Kewajiban Pasien Hal. 15-16.
5/16/17 23
KEWAJIBAN PASIEN
d. memberikan informasi yang jujur, lengkap dan
akurat sesuai kemampuan dan pengetahuannya
tentang masalah kesehatannya;
e. memberikan informasi mengenai kemampuan
finansial dan jaminan kesehatan yang dimilikinya;
f. mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan
oleh Tenaga Kesehatan di rumah sakit dan
disetujui oleh Pasien yang bersangkutan setelah
mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan
peraturan perundang- undangan;

PERMENKES Nomor 69 Tahun 2014 tentang Kewajiban Rumah


Sakit dan Kewajiban Pasien Hal. 15-16.
5/16/17 24
KEWAJIBAN PASIEN
g. menerima segala konsekuensi atas
keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh
Tenaga Kesehatan dan/atau tidak mematuhi
petunjuk yang diberikan oleh Tenaga
Kesehatan dalam rangka penyembuhan
penyakit atau masalah kesehatannya; dan
h. memberikan imbalan jasa atas pelayanan
yang diterima.

PERMENKES Nomor 69 Tahun 2014 tentang Kewajiban Rumah


Sakit dan Kewajiban Pasien Hal. 15-16.
5/16/17 25
HUBUNGAN DOKTER DAN
PASIEN
Pasien orang yang memerlukan pertolongan
dokter karena penyakitnya
Dokter orang yang dimintai pertolongan
karena kemampuan profesinya yang dianggap
mampu mengobati penyakit.
Hubungan umumnya bersifat tidak seimbang.
Dokter diharapkan bersikap bijaksana dan tidak
memanfaatkan kelemahan pasien sebagai
keuntungan bagi dirinya sendiri. Dokter juga
mempunyai kewajiban moral untuk menghormati
hak pasiennya sebagai manusia.
KKI. Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien. Jakarta:
Konsil Kedokteran Indonesia; 2006, 7
5/16/17 26
HUBUNGAN DOKTER DAN
PASIEN
Hubungan Dokter-Pasien :
Hubungan medik
Hubungan sosial
Hubungan hukum
Hubungan Hukum Dokter-Pasien :
Hubungan karena kontrak (transaksi
terapeutik)
Hubungan karena undang-undang
(zaakwarneming)
Wila CS. Hukum dan Etika. Bandung: Mandar Maju; 2001, 27
5/16/17 27
HUBUNGAN DOKTER DAN
PASIEN
Hubungan karena kontrak (transaksi
terapeutik)
Hubungan kontraktual terjadi karena para pihak
yaitu dokter dan pasien masing-masing diyakini
mempunyai kebebasan dan mempunyai
kedudukan yang setara. Kedua belah pihak lalu
mengadakan suatu perikatan atau perjanjian di
mana masing-masing pihak harus melaksanakan
peranan atau fungsinya satu terhadap yang lain.
Peranan tersebut bisa berupa hak dan kewajiban.

KKI. Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien. Jakarta:


Konsil Kedokteran Indonesia; 2006, 9
5/16/17 28
HUBUNGAN DOKTER DAN
PASIEN
Hubungan karena undang-undang
(zaakwarneming)
Pasal 1354 KUH Perdata Zaakwarneming
mengambil alih tanggung jawab dari
seseorang sampai yang bersangkutan
sanggup lagi untuk mengurus dirinya sendiri
perikatan yang timbul tidak berdasarkan
suatu persetujuan pasien, tetapi berdasarkan
suatu perbuatan menurut hukum

KKI. Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien. Jakarta:


Konsil Kedokteran Indonesia; 2006, 14
5/16/17 29
HUBUNGAN DOKTER DAN
PASIEN
Empat dasar bentuk hubungan
antara dokter dan pasien

PATERNALIST
STANDAR
IK

KONSUMTIF MUTUALISTIK

Morgan, M 'The Doctor-Patient relationship'. in G Scambler


(ed.), Sociology as applied to Medicine. Ed 5th. New York:
Saunders (W.B.) Co Ltd (Elsevier Health Sciences); 2003. Hal
53
5/16/17 30
BENTUK STANDAR
(DEFAULT)
Bentuk standar atau model patient
centred menekankan pentingnya
memahami pengalaman pasien dari
penyakit mereka, serta faktor-faktor
sosial dan psikologis yang relevan.
Berarti dokter menggunakan
keterampilan mendengarkan aktif.
Morgan, M 'The Doctor-Patient relationship'. in G Scambler
(ed.), Sociology as applied to Medicine. Ed 5th. New York:
Saunders (W.B.) Co Ltd (Elsevier Health Sciences); 2003. Hal
53
5/16/17 31
BENTUK PATERNALISTIK
(PATERNALISTIC)
Kata paternalisme berasal dari kata
sifat bahasa Latin paternalis, yang
berarti kebapaan atau sebagai
seorang bapak.
The Oxford English Dictionary
paternalisme sebagai sikap
mengabaikan keinginan atau tindakan
seseorang atas dasar prinsip kebaikan.
Felenditi D. Paternalisme dalam Tindakan Medis. Jurnal
Biomedik, Volume 2, Nomor 3, November 2010, 162-168.

5/16/17 32
BENTUK PATERNALISTIK
(PATERNALISTIC)
Dalam konteks pelayanan kesehatan
secara profesional, paternalisme
dibuat terutama berdasarkan prinsip
beneficentia, daripada prinsip otonomi.
Joel Feinberg paternalisme kuat
(strong paternalism) dan paternalisme
lemah (weak paternalism).
Felenditi D. Paternalisme dalam Tindakan Medis. Jurnal
Biomedik, Volume 2, Nomor 3, November 2010, 162-168.

5/16/17 33
BENTUK PATERNALISTIK
(PATERNALISTIC)
Paternalisme lemah setiap
tindakan yang menentang kemauan
pasien yang tidak bebas atau tidak
cukup bebas.
Paternalisme kuat setiap
tindakan yang mengalahkan
kemauan pasien yang bebas.
Felenditi D. Paternalisme dalam Tindakan Medis. Jurnal
Biomedik, Volume 2, Nomor 3, November 2010, 162-168.

5/16/17 34
BENTUK KONSUMTIF
(CONSUMERIST)
Pasien mengambil peran aktif dan
dokter menerapkan peran yang cukup
pasif, mengaksesi permintaan pasien
untuk pendapat kedua, rujukan ke
rumah sakit, catatan sakit, dan
sebagainya.

Morgan, M 'The Doctor-Patient relationship'. in G Scambler


(ed.), Sociology as applied to Medicine. Ed 5th. New York:
Saunders (W.B.) Co Ltd (Elsevier Health Sciences); 2003. Hal
55
5/16/17 35
BENTUK MUTUALISTIK
(MUTUALISTIC)
Kedua belah pihak berpartisipasi sebagai kerjasama dan
terlibat dalam pertukaran ide.
Dokter membawa keterampilan klinis dan
pengetahuan untuk konsultasi dalam hal teknik
diagnostik, pengetahuan tentang penyebab penyakit,
prognosis, pilihan pengobatan dan strategi pencegahan.
Pasien membawa keahlian mereka sendiri dalam hal
pengalaman dan penjelasan dari penyakit mereka
mereka, dan pengetahuan tentang situasi sosial tertentu,
sikap mengambil risiko, nilai-nilai dan preferensi.

Morgan, M 'The Doctor-Patient relationship'. in G Scambler


(ed.), Sociology as applied to Medicine. Ed 5th. New York:
Saunders (W.B.) Co Ltd (Elsevier Health Sciences); 2003. Hal
55
5/16/17 36
HUBUNGAN DOKTER DAN
PASIEN

Morgan, M 'The Doctor-Patient relationship'. in G Scambler


(ed.), Sociology as applied to Medicine. Ed 5th. New York:
Saunders (W.B.) Co Ltd (Elsevier Health Sciences); 2003. Hal
53
5/16/17 37
TERIMA KASIH

5/16/17 38

Anda mungkin juga menyukai

  • Journal Reading Statin
    Journal Reading Statin
    Dokumen28 halaman
    Journal Reading Statin
    Anonymous OwnUlal
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Neurologi
    Lapkas Neurologi
    Dokumen5 halaman
    Lapkas Neurologi
    Anonymous OwnUlal
    Belum ada peringkat
  • Tugas THT
    Tugas THT
    Dokumen5 halaman
    Tugas THT
    Anonymous OwnUlal
    Belum ada peringkat
  • Mallampati
    Mallampati
    Dokumen2 halaman
    Mallampati
    Anonymous OwnUlal
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Terapi Cairan
    Manajemen Terapi Cairan
    Dokumen27 halaman
    Manajemen Terapi Cairan
    Anonymous OwnUlal
    Belum ada peringkat
  • Pancreatitis
    Pancreatitis
    Dokumen8 halaman
    Pancreatitis
    Anonymous OwnUlal
    Belum ada peringkat
  • Laporan p2 Repro
    Laporan p2 Repro
    Dokumen74 halaman
    Laporan p2 Repro
    Anonymous OwnUlal
    Belum ada peringkat
  • Faktor Risiko Filariasis
    Faktor Risiko Filariasis
    Dokumen8 halaman
    Faktor Risiko Filariasis
    Anonymous OwnUlal
    Belum ada peringkat
  • Artikel
    Artikel
    Dokumen8 halaman
    Artikel
    Reyna Alshira
    Belum ada peringkat
  • Tes Bisik
    Tes Bisik
    Dokumen2 halaman
    Tes Bisik
    Anonymous OwnUlal
    Belum ada peringkat
  • Konjungtivitis Pseudo
    Konjungtivitis Pseudo
    Dokumen24 halaman
    Konjungtivitis Pseudo
    Nurmadella Karobiyyun W
    Belum ada peringkat
  • Vasodilator
    Vasodilator
    Dokumen2 halaman
    Vasodilator
    Anonymous OwnUlal
    Belum ada peringkat
  • Tes Bisik
    Tes Bisik
    Dokumen2 halaman
    Tes Bisik
    Anonymous OwnUlal
    Belum ada peringkat