Anda di halaman 1dari 21

Penghidu dan pengecap

dr. DONNA NOVINA KAHANJAK, Mbiomed


donnanovinakahanjak@gmail.com
HP/ WA: 085249186300
Penghidu dan Pengecap
Penghidu dan pengecap secara
fisiologis berkaitan satu sama lain
Persamaan penghidu dan pengecap :
Indera viseral ( berkaitan fungsi saluran
cerna )
Kemoreseptor
Perbedaan :

Penghidu Pengecap
Serat saraf tidak Serat saraf relay
relay di thalamus di thalamus
Serat saraf tidak Serat saraf
proyeksi ke girus proyeksi ke girus
postsentralis postsentralis
Pengecap
Rangsangan : kemoreseptor
Organ sensorik : taste bud (putik
pengecap)
Pada manusia terdapat 2.000-10.000
buah
Lokalisasi putik pengecap :
1. Mukosa epiglotis
2. Mukosa palatum
3. Mukosa pharynx-larynx
4. Lidah
5. Uvula
Papilla Fungiformis
Lokalisasi : paling banyak di
ujung lidah
Struktur : bulat
Jumlah putik pengecap /papilla :
5
Letak putik pengecap : Ujung
papilla
Papilla Circumvallata
Lokalisasi : bagian belakang
lidah
Struktur : menonjol tersusun
seperti garis V
Jumlah putik pengecap /papilla :
100
Letak putik pengecap : Sisi
papilla
Papilla Foliata
Lokalisasi : di lipatan sepanjang
permukaan lateral lidah
Struktur : kerucut
Tidak memiliki putik pengecap
Ambang batas pengecapan
4 Rasa primer : manis, asin, pahit,
asam
Tambahan : Umami
Transduction
mechanisms for bitter,
sweet, and umami
tastants :
Tastants bind directly to
G-protein-coupled
membrane receptors and
activate phospholipase
C, which increases the
synthesis of IP3.
IP3 then triggers the
release of Ca2+ from
internal storage sites and
opens a taste-specific
ion channel, leading to
depolarization and
transmitter release.
Transduction mechanisms of (a) salt and (b) sour tastants.
Tastants can interact directly with ion channels, by either passing through
them (Na and H) or blocking them (H blocking the potassium channel). Then,
the membrane voltage influences calcium channels on the basal membrane,
which in turn influence the intracellular [Ca 2+ ] and transmitter release.
Taste receptor proteins.
(a)There are about 30
types of bitter
receptors, comprising a
family of T2R proteins.
(b)There is only one type of
sweet receptor,
formed from the
combination of a T2R1
and T1R3 protein.
(c)There is only one type of
umami receptor,
formed from the
combination of a T1R2
and T1R3 protein.
Persarafan pada taste bud :
Lidah :
2/3 depan lidah N. VII (N.Fasialis)
1/3 belakang lidah N. IX (N.Glosofaringeus)
Di luar lidah ( epigotis, palatum,dsb ) N.X
(N.Vagus)

Persarafan sensorik umum ( nyeri, suhu,


raba ) pada lidah N.V 3 (N.Trigeminus
ramus mandibularis)
Persarafan motorik pada lidah N. XII (N.
Hipoglosus)
Perjalanan saraf pengecap
:
Perjalanan saraf ini dibagi
dalam 3 tingkat neuron :
Neuron I :
- 2/3 depan lidah : ke N. VII
nukleus traktus
solitarius pada batang otak
- 1/3 belakang lidah : N IX
nukleus traktus
solitarius pada batang otak
Neuron II :
- Traktus solitarius
talamus ( nukleus medial
posterior ventral talamus )
Neuron III :
- Talamus girus
postsentralis pada korteks
parietalis
Pengecap normal : Normogeusia
Kelainan :
Ageusia : hilangnya daya pengecap
Hipogeusia : berkurangnya kepekaan
pengecap
Disgeusia : distorsi daya pengecap

Penyebab hipogeusia :
Beberapa penyakit
Obat-obatan , con : mengandung
sulfhidril
Penghidu
Rangsangan bau-bauan
kemoreseptor

Reseptor : sel-sel olfaktorius

Letak reseptor : membran


olfaktorius
Membran Olfaktori :
Terletak di bagian superior lubang hidung, di atas concha nasalis.
Luas daerah permukaan 5 cm2
Mukosa membran olfaktori mengandung 3 jenis sel :
1. Sel reseptor olfaktori
2. Sel basal
3. Sel penunjang
Sel penunjang
mengeluarkan mukus untuk
melapisi mukosa hidung
Sel basal : prekusor untuk
sel-sel olfaktorius yang baru.
( pergantian 2 bulan )
Sel-sel olfaktorius :
Sel reseptor ini merupakan sel
saraf bipolar
Diantara sel-sel olfaktori
terdapat kelenjar bowman,
akson-akson sel reseptor
membentuk saraf olfaktoruis
Ujung mukosa sel ini
membentuk kepala
mengembung dan berisi silia
olfaktori yang terproyeksi ke
dalam mukus dan melapisi
permukaan dalam hidung
Silia ini bereaksi terhadap bau
di udara , mengandung tempat
pengikatan untuk melekatnya
berbagai molekul odoriferosa
( pembentuk bau )
Pengikatan bau dengan silia akan mengaktifkan kompleks
protein G, lalu mengaktivasikan cAMP, sehingga membuka
saluran ion natrium dan kalium, terjadi perpindahan ion-ion
Perpindahan ion-ion ini menimbulkan depolarisasi potensial aksi
diserat saraf aferen.
Serat-serat aferen berjalan menembus lempeng lamina cribrosa
(pemisah rongga hidung dengan rongga atas otak) dan bersinap di
bulbus olfaktorius.
Neuron Olfaktorius
Temasuk sel bipolar
dendrit tunggal yang
berujung pada olfactory
knob keluar sekitar 20
silia panjang mengandung
membran sensorik
Mampu deteksi stimulus dan
meneruskannya
Silia silia halus tersebut
mengandung banyak partikel
globular Olfactory
Receptor Protein (ORPs)
Silia terendam dalam mukus
yang disekresi, mukus
mengandung molekul protein
kecil yang dapat
memerangkap odorant
molecule
Perjalanan saraf
penciuman :
Molekul-molekul bau-
bauan ditangkap oleh
cilia dan larut pada
mukosa, lalu terjadilah
depolarisasi potensial aksi
sel-sel olfaktori
depolarisasi saraf
olfaktori
Saraf olfaktori menembus
lamina cribrosa os
Etmoidalis dan bersinap
di bulbus olfaktoria
Dari bulbus akan
mengirimkan impuls ke
dalam sistim saraf pusat
melalui traktus
olfaktorius
Traktus olfaktorius
memasuki otak pada
sambungan antara
mesensefalon dan
cerebellum
Normosmia : kemampuan
penciuman yang normal
Kelainan Penciuman :
Anosmia : hilangnya daya penciuman
Hiposmia : hilangya kepekaan
menghidu
Disosmia : distorsi daya menghidu
Halusinasi penciuman : mempersepsi
bau-bau tapi sesungguhnya bau
tersebut tidak ada
Hiperosmia : meningkatnya
kemampuan menghidu terhadap bau-
bauan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai