Anda di halaman 1dari 18

DAMPAK KELEBIHAN MUATAN PADA

KENDARAAN TERHADAP KERUSAKAN JALAN


RAYA LINTAS TIMUR
( Lokasi Jalan Lintas Timur Unit II,Tulang Bawang,Lampung )

Disusun oleh :
Nama : Evan Dwi Anggadita
No Mahasiswa :110013050
JURUSAN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Fungsi utama dari jalan adalah melayani pergerakan pejalan kaki


dan kendaraan secara aman,nyaman dan efisien.Untuk mewujudkan maka
di buatlah suatu konstruksi jalan rya yang tepat untuk mencapai tujuan
tersebut. Jalan yang di buat harus mempunyai kapasitas struktur yang
cukup agar dapat memikul beban lalulintas yang di rencanakan dan
pengaruh lingkungan yang bekerja. Kurangnya perhatian terhadap
pergerakan barang dengan moda laut dan kereta api,terutama di sebabkan
karena kurangnya kesediaan prasarana,maka pergerakan barang melalui
jalan masih merupakan pilihan yang di anggap lebih efisien. Pilihan ini
tentu berpengaruh terhadap beban lalulintas di jalan raya dan
mempercepat tingkat kerusakan jalan,apalagi dengan masih di berikannya
toleransi terhadap muatan truk untuk melebihi tonase yang di izinkan.
Padatnya lalulintas angkutan barang dengan truk membuat proses
terjadinya kerusakan jalan menjadi lebih cepat.
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari penulisan latar belakang di atas,dapat dirumuskan


masalah ; Bagaimana menganalisa dampak dari kelebihan beban kendaraan yang
merupakan salah satu factor kerusakan jalan

1.3. Batasan Masalah

Dengan melihat dari rumusan masalah yang ada maka penulis member
batasan masalah sebagai berikut:
a).Lokasi study kasus adalah jalan Lintas Timur Unit II,Tulang Bawang,Lampung
b).Dampak dari kelebihan beban kendaraan
c).Kerusakan konstruksi jalan

1.4.Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:


a).Untuk menganalisis dampak kerusakan jalan yang terjadi
b).Mengetahui solusi atau penyelesaian dari dampak kerusakan yang terjadi

1.5. Manfaat Penelitian

Diharapkan dengan adanya penulisan ini dapat memberikan informasi yang


bermanfaat tentang kerusakan konstruksi jalan yang di akibatkan oleh beban
kendaraan yang berlebihan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
Penelitian tentang kelebihan beban lalulintas serta syarat-syarat kekakuan
struktural dan angka ekivalen beban sumbu kendaraan (sukirman, 1999)
Penelitian tentang pengaruh kendaran beban berlebih terhadap umur rencana
jalan. Setiap jenis kendaraan mempunyai roda sumbu yang berbeda,sedangkan nilai daya
rusak suatu beban sumbu kendaraan adalah jumlah lintasan sumbu tunggal seberat 8,16
ton menghasilkan kerusakan perkerasan yang sama apabila sumbu kendaraan yang di
maksud melintasi suatu ruas jalan dalam satu kali lintasa (Sandhyavitri,Ari,2008)
Penelitian kemajuan teknologi dan paradigma operator jenis angkutan
truk,yang berpendapat bahwa efisiensi transportasi diartikan dapat membawa barang
sebanyak-banyaknya dalam satu kali perjalanan,dapat merubah karakteristik teknis
kendaraan. Perubahan terjadi pada bentuk dimesi dan kemampuan dalam meningkatkan
kecepatan serta daya angkut/beban. Perubahan unsure parameter teknis kendaraan yang
beroperasi akan mempengaruhi besaran parameter perancangan jalan yang sudah di
tetapkan,rancangan teknis jalan yang dihasilkan tidak dapat optimat sesuai dengan
kebutuhan gerak dan beban kendaraan,karena bias terjadi over design atau under
design,yang pada ahirnya berdampak pada kecepatan kendaraan dan tidak menutup
terjadinya kecelakan. Hasil study ini mengindikasikan adanya perbedaan
signifikan,terutama yang terjadi pada kendaraan jenis truk tiga sumbu ( Kusnandar, Erwi,
2003 )
2.2. Syarat-syarat kekuatan struktural

Konstruksi perkerasan jalan dipandang dari segi kemampuan memikul dan


menyebarkan beban,harus memenuhi syarat-syarat :
- Ketebalan yang cukup sehingga mampu menyebarkan beban atau muatan dan lintas ke
tanah dasar.
- Kedap terhadap air,sehingga air tidak mudah meresap kelapisan bawah.
- Kekakuan untuk memikul beban yang bekerja tanpa menimbulkan deformasi yang berarti.
Untuk dapat memenuhi hal-hal tersebut di atas,perencanaan dan pelaksanaan
Konstruksi perkerasan lentur jalan harus mencakup :

a).Daya dukung tanah dasar


Dengan memperhatikan daya dukung tanah dasar,beban lalulintas yang akan di
pikulnya,keadaan lingkungan,jenis lapisan yang dipilih,dapat di tentukan tebal masing-masing
lapisan.

b).Analisis campuran bahan


Dengan memperhatikan mutu dan jumlah bahan setempat yang tersedia,direncanakan suatu
susunan campuran tertentu sehingga terpenuhi spesifikasi dari jenis lapisan yang dipilih.

c).Pengawasan pelaksanaan pekerjaan


Perencanaan tebal perkerasan yang baik,susunan campuran yang memenuhi syarat,belum
dapat menjamin dihasilkannya lapisan perkerasan yang memenuhi apa yang diinginkan jika
tidak dilakukan pengawasan pelaksanaan yang cermat mulai dari tahap penyiapan lokasi dan
material sampai tahap pencampuran atau penghamparan dan ahirnya pada tahap pemadatan
dan pemeliharaan.
2.3.1.Perkerasan lentur
Terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan di atas tanah dasar yang telah di
padatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalulintas dan
menyebarkan ke lapisan di bawahnya. Perkerasan lentur adalah perkerasan yang
menggunakan aspal sebagai bahan pengikat.
Lapisan lentur dapat terdiri dari :
-Lapisan permukaan
-Lapisan pondasi atas
-Lapisan pondasi bawah
-Lapisan tanah dasar

2.3.1.1. Lapis permukaan (Surface Course)


Lapisan permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas. Lapisan ini
berfungsi sebagai berikut :
-Lapisan perkerasan yang menahan beban roda,yang mempunyasi stabilitas tinggi
untuk menahan beban roda selama masa pelayanan.
-Lapisan kedap air yang menahan air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap
kelapisan bawahnya yang dapat melemahkan lapisan-lapisan tersebut.
-Lapisan aus (wearing couse) yang langsung mengalami gesekan roda-roda
kendaraan.
Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan-lapisan di bawahnya sehingga dapat
dipikul oleh lapisan lain dengan daya dukung yang lebih jelek.
Bahan-bahan lapisan permukaan terdiri dari batu pecah ,kerikil,aspal,dan
stabilitas tanah dengan semen atau kapur. Aspal digunakan sebagai bahan
pengikat,yang memberikan daya kedap air dan memberikan daya dukung terhadap
tegangan tarik,sehingga meningkatkan daya dukung lapisan terhadap beban roda
lalu-lintas.
2.3.1.2. Lapisan pondasi atas
Lapisan pondasi atas adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis
permukaan dan lapis pondasi bawah,atau tanah dasar jika tidak mengguanakan lapis
pondasi bawah,lapis pondasi atas berfungsi untuk :
- Lapisan perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan
beban ke lapisan berikutnya.
- Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah.
- Bantalan penahan terhadap lapisan permukaan.
Bahan-bahan yang digunakan umumnya harus cukup kuat dan awet sehingga
dapat menahan beban-beban roda. Bahan-bahan yang digunakan untuk lapisan
pondasi atas adalah batu pecah,kerikil,dan stabilitas tanah dengan semen atau kapur.

2.3.1.3. Lapisan pondasi bawah


Lapisan pondasi bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara pondasi
atas dan tanah dasar,lapis pondasi bawah berfungsi sebagai berikut :
- Bagian dari konstruksi perkerasan yang menyebarkan beban roda ke tanah dasar.
- Efisiensi penggunaan material pondasi bawah lebih murah dari lapisan atasnya.
- Lapisan perkerasan untuk mencegah agar air tanah tidak masuk dan berkumpul
kedalam lapis pondasi.
- Mengurangi tebal lapisan di atasnya yang lebih mahal.
- Lapisan untuk mencegah agar partikel-partikel halus dari tanah dasar tidak naik
kelapis pondasi atas.
Bahan yang digankan untuk lapis pondasi bawah adalah dari bermacam-macam
campuran tanah setempat yang lebih baik dari tanah dasar yang dapat di gunakan
sebagai lapis pondasi bawah. Campuran tanah tersebut di perkuat dengan campuran
semen atau kapur untuk meningkatkan kestabilan konstruksi perkerasan.
2.3.1.4. Tanah dasar
Tanah dasar adalah permukaan tanah semula atau permukaan tanah galian atau
tanah timbunan yang di dapatkan dan menjadi dasar perletakan lapisan-lapisan lainnya.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan tergantung dari sifat-sifat daya
dukung tanah dasar,persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut :
- Perubahan bentuk tetap dari macam tanah tertentu akibat beban lalulintas.
- Sifat kembang susut pada tanah akibat perubahan pada air.
- Daya dukung tanah yang tidak merata,sukar ditentukan secara pasti ragam tanah
yang sangat berbeda sifat dan kelembabannya.

2.3.2. Perkerasan Kaku


Yaitu jenis perkerasan jalan menggunakan Portland coment sebagai bahan
pengikat dan mempunyai sifat kaku dimana setelah pembebanan berlangsung
perkerasan tidak mengalami perubahan bentuk sehingga tegangan yang terjadi pada
dasar perkerasan sangat kecil.

2.3.3. Perkerasan Komposit


Yaitu perkerasan kaku yang dikombinasikan dengan perkerasan lentur.

2.3.4. Parameter Perhitungan Tebal perkerasan jalan


Tebal lapisan perkerasan jalan ditentukan dari beban yang akan dipukul yaitu
berasal dari arus lalulintas yang akan memakai jalan tersebut. Untuk perhitungan tebal
perkerasan jalan dibutuhkan data-data lalulintas dari jalan yang akan direncanakan
yaitu :

- Konfigurasi beban sumbu dan berat tonase kendaraan


- Angka ekivalen
- Lintas ekivalen
- Faktor pertumbuhan lalulintas

4.3.5. Kerusakan jalan


Seperti tercantum dalam peraturan pemerintah, NO. 34, Tahun 2006, Tentang
jalan, dalam salah satu pasal nya menyatakan bahwa jalan umum bias dioperasikan
setelah ditetapkan memenuhi persyaratan layak struktur,geometric,pemanfatan
bagian jalan,perlengkapan jalan,menejemen,dan rekayasa lalulintas. Tidak jarang
setelah jalan beroperasi banyak ruas-ruas jalan yang rusak sebelum mencapai umur
rencananya (kerusakan dini). Penyebab kerusakan merupakan hal yang sangat
komplek karena kerusakan tersebut sebagai hasil dari suatu proses dari banyak
variable yang terlibat dan terakumulasi lalu muncul kepermukaan dalam
wujud,lubang,retak, dan lainnya. Penyebab kerusakan tersebut pada dasarnya bias
terjadi pada saat perancangan,pelaksanaan,dan pengoperasian,seperti :

a). Saat perancangan,terjadi salah metode analisis atau salah menetapkan nilai
parameter perancangan.
b). Saat pelaksanaan,terjadi ketidak sesuaian dalam mengaplikasikan dimensi atau
mutu bahan atau pas- pasan,yeng sering ditemui mutu produksi konstruksi yang
belum optimal.
c). Saat operasional,bias terjadi akibat beban berlebih atau LER terpenuhi lebih awal.
Saat operasional,terjadi kerena Pembina jalan tidak melaksanakan kewajiban-
kewajiban seperti missalnya program pemeliharaan jalan yang tertunda dan akan
lebih parah lagi penundaan tersebut terjadi di musim hujan dan jalan tetap
dioperasikan meskipun dalam keadaan rusak .
Salah satu penyebab kerusakan jalan secara dini,ditinjau dari aspek analisis
desain perkerasan jalan lentur secara metode komponen,apabila besaran LER dalam
operasionalnya sudah terlampaui sebelum mencapai umur rencana.

4.3.5. Jenis-jenis kerusakan pada jalan


Menurut manual pemeliharaan jalanyang dikeluarkan oleh Direktorat jendral
Bina Marga,kerusakan jalan terdiri dari :

1.Retak pada lapis permukaan jalan dapat dibedakan menjadi sebagai


berikut:
a). Retak halus,lebar celah lebih kecil atau sama dengan 3mm yang disebabkan oleh
penggunaan bahan perkerasan yang kurang baik.
b). Retak kulit buaya, lebar celah lebih besar dari 3mm yang saling berantai
membentuk rangkaian kotak-kotak kecil menyerupai kulit buaya.
c). Retak pinggir, retak memanjang jalan atau dengan cabang yang mengarah ke
bahu jalan dan terletak dekat bahu.
d). Retak sambungan pelebaran jalan,retak memanjang yang terjadi pada
sambungan antara perkerasan lama dan perkerasan pelebaran yang disebabkan oleh
adanya perbedaan daya dukung dibawah bagian pelebaran dan dibagian jalan lama.
e). Retak susut,retak yang saling bersambungan membentuk kotak-kotak besar dan
membentuk sudut tajam.
f). Retak selip,retak yang bentuknya melengkung menyerupai bulan sabit.
2. Perubahan bentuk
Perubahan bentuk dapat terjadi akibat lemahnya tanah dasar,pemadatan yang
kurang baik pada lapis pondasi,sehingga terjadi tambahan pemadatan akibat adanya
bebean lalulintas. Distorsi ini dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,yaitu:

a). Alur (ruts),terjadi pada lintasan roda sejajar dengan as jalan. Alur dapat
merupakan menggenangnya air hujan yang dapat menimbulkan retak-retak sehingga
mengurangi tingkat keamanan dan kenyamanan.

b). Keriting (corrugation),air yang terjadi melintang jalan. Penyebab kerusakan ini
adalah rendahnya stabilitas campuran yang berasal dari terlalu tingginya kadar
aspal,banyak menggunakan agregat halus dan bulat serta berpermukaan licin.

c). Sungkur (shungkur),deformasi plastis yang terjadi setempat,di tempat kendaraan


sering berhenti,kelandaian guram dan tikungan tajam.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Metode penelitian


Adapun data yang dilakukan untuk penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari penelitian dilapangan dan data sekunder di dapat
dari Bina Marga. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah menghitung jumlah
kendaraan yang melintasi dari tiap jalan yang di survey,serta mengambil gambar tiap
kerusakan-kerusakan jalan.

3.2. Alat-alat penelitian


Alat-alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:
- Alat tulis
- Kamera digital
- Papan atau pengenal ruas jalan

3.3. Langkah-langkah penelitian


Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a). Membagi jalan arteri menjadi beberapa ruas jalan.
b). Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk pengamatan dilapangan.
c). Pengamatan langsung meliputi :
- Perhitungan volume lalulintas pada masing-masing ruas jalan.
- Pengambilan gambar atau foto tipe-tipe kerusakan jalan.
3.4. Metode pengumpulan data
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan ada dua yaitu:

1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh setelah mengadakan pengamatan langsung
dilapangan. Yang termasuk data primer :
- Data jumlah lalulintas untuk masing-masing ruas jalan.
- Gambar atau foto tipe-tipe kerusakan jalan

2. Data sekunder
Data sekunder adalah data pendukung yang di dapat dari Bina Marga,
Adapun data-data tersebut antara lain:
- Data jumlah lalu-lintas jalan Lintas Timur Unit II Tulang Bawang
- Formulasi standar umum penilaian jalan

3.5. Analisis data


Analisis data dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
- Menetukan volume lalu-lintas dari masing-masing ruas jalan yang disurvey.
- Menghitung komposisi lalu-lintas.
- Menghitung angka ekivalen kendaraan.
- Menghitung jumlah ekivalen pada komposisi lalu-lintas normal.
- Menghitung jumlah ekivalen pada komposisi lalu-lintas beban berlebih.
- Menentukan penurunan umur pelayanan jalan.
- Menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan.
Time Schedule
DAFTAR PUSTAKA
Sudarsono, Djoko Untung,2001, Konstruksi Jalan Raya,Jakarta.

Hermedi Maizar ,Maret 2000, Analisis Dampak Negatif Beban Lebih (over load)
Terhadap Perkerasan Jalan, Pekanbaru.

Sukirman Silvia,2002, Perkerasan Lentur Jalan. Nova, Bandung.

Sandhyavitri,Ari,2008, Penelitian Tentang Pengaruh Kendaraan Beban berlebih


terhadap umur rencana. Riau.

Shirley L. Hendarsih,2000, Perencanaan Teknik Jalan Raya. Politeknik Negri


Bandung.
SEKIAN
&
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai