Anda di halaman 1dari 22

Presentation Title

Pendahuluan
Identitas Pasien

Nama : Tn S.W
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Tidak bekerja
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Selokambang 34 Batak, Tamantirto,
Kasihan Bantul
No RM : 011590
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 29 oktober 2013
Keluhan Utama : tidak mau minum obat
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien masuk ke RS Grhasia karena selama 4 hari bicara sendiri,
bicara ngelantur. Pasien tidak mau minum obat oleh karena merasa
tidak sakit 1 minggu terakhir. Pasien tidak mau mandi, makannya
kurang, merokok bertambah banyak. Pasien sering melamun dan
bermain dengan keponakannya. Kegiatan pasien di rumah
mengantar orang tua kerja, tidur siang dan momong keponakan.
Pasien pernah kerja sebagai loper koran.
- mendadak / perlahan- lahan : mendadak
- resiko mencederai diri sendiri : dulu pasien senang berkelahi
Hal - hal yang Mendahului Penyakit
a. Faktor Organik
kejang (-), trauma (+) oleh karena kecelakaan lalu lintas, pingsan (+) 10
tahun yang lalu.
b. Stressor Psikososial
Tidak jelas
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat mondok di Grhasia 1x = melarikan diri
Riwayat mondok di Grhasia 2x = melarikan diri
Riwayat Penyakit Keluarga
Adik pihak ibu gangguan jiwa
Riwayat Kehidupan Pribadi
Pasien minum alkohol (+) saat SMA, mabuk (+)
Riwayat Pendidikan
SLTA tamat
Riwayat Perkawinan
Belum menikah
Riwayat Keluarga
Pasien anak bungsu dari 4 bersaudara
Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88x/ menit
Respirasi : 20x/ menit
Suhu : 36,8 C
Pemeriksaan Psikiatri
Kesadaran : compos mentis
Orientasi o/w/t/s : baik/baik/baik/baik
Sikap/ tingkah laku : kooperatif/ normoaktif
Roman muka : saat bicara kadang - kadang tersenyum
Afek : tumpul
Bentuk Pikir : non realistik
Isi Pikir : waham curiga (+)
Progresi Pikir
- kualitatif : asosiasi longgar
- kuantitatif : cukup bicara
Halusinasi : (-)
Ilusi : (-)
Hubungan Jiwa : Mudah
Perhatian : Mudah ditarik mudah dicantum
Insight : Jelek
E. Diagnosis Banding
F20.0
F06.8
F. Diagnosis
Axis I: F20.1 (skizofrenia Hebefrenik)
Axis II : tidak ada diagnosis
Axis III : tidak ada diagnosis
Axis IV : masalah berkaitan dengan lingkungan sosial
Axis V : GAF 40 - 31
G. Terapi
Haloperidol 5 mg, - 0 -
Injeksi lodomer 1 amp
Clorilex 25mg, 0 - 0 -
Tinjauan Pustaka

.
A Skizofrenia
Suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak
belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis
atau "deteriorating") yang luas, serta sejumlah akibat yang
tergantung pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial
budaya. Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang
fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh
afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted).
Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan
intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran
kognitif tertentu dapat berkembang kemudian (Maslim, 2001)
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang bersifat kronis atau
kambuh ditandai dengan terdapatnya perpecahan (schism) antara
pikiran, emosi dan perilaku pasien yang terkena. Perpecahan pada
pasien digambarkan dengan adanya gejala fundamental (atau
primer) spesifik, yaitu gangguan pikiran yang ditandai dengan
gangguan asosiasi, khususnya kelonggaran asosiasi. Gejala
fundamental lainnya adalah gangguan afektif, autisme, dan
ambivalensi. Sedangkan gejala sekundernya adalah waham dan
halusinasi (Kaplan & Sadock, 2004).
Diagnosis Skizofrenia

1. Harus ada sedikitnya 1 gejala berikut ini bila gejala jelas (dan
biasanya dua gejala atau lebih bila gejala - gejala kurang jelas) :
l "thought echo"
l "thought insertion or withdrawal
l "thought broadcasting
l "delusion of control
l "delusion of influence
l "delusion of passivity
l "delusional perception
halusinasi auditorik : komentar, diskusi, berasal dari salah satu
anggota tubuhnya
Waham menetap jenis lainnya (keyakinan agama / politik,
kemampuan diatas manusia biasa.
2. Bila gejala 1 tidak ada, paling sedikit gejala berikut :
- halusinasi yang menetap dari panca indra apa saja (selain
auditorik)
- arus pikir yang terputus / yang mengalami sisipan
- perilaku katatonik (gaduh gelisah / posisi tubuh tertentu)
- gejala gejala negatif ( apatis, jarang bicara, sosial withdrawl)
3. Berlangsung minimal 1 bulan
4. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam
mutu keseluruhan , seperti :
- fungsi peran
- rawat diri
- fungsi sosial
- penggunaan waktu kurang
Klasifikasi Skizofrenia

F 20.0 Skizpfrenia Paranoid


F 20.1 Skizofrenia Hebefrenik
F 20.2 Skizofrenia Katatonik
F 20.3 Skizofrenia tak terinci
F 20.4 Depresi Pasca Skizifrenia
F 20.5 Skizofrenia Residual
F 20.6 Skizofrenia Simpleks
F 20.8 Skizofrenia Lainnya
F 20.9
Epidemiologi

Di Amerika Serikat, prevalensi seumur hidup skizofrenia sekitar 1%,


yang berarti bahwa kurang lebih 1 dari 100 orang akan mengalami
skizofrenia selama masa hidupnya. Studi Epidemiologic Catchment
Area (ECA) yang disponsori National Institute of Mental Health
(NIMH) melaporkan prevalensi seumur hidup sebesar 0,6 ampai 1,9
persen. Menurut DSM IV TR, insidensi tahunan skizofrenia berkisar
antara 0,5 sampai 5,0 per 10000 dengan beberapa variasi geografik
(insidensi lebih tinggi pada orang yang lahir di daerah perkotaan di
negara maju). Di Amerika Serikat, kurang lebih 0,05 persen populasi
total menjalani pengobatan untuk skizofrenia setiap tahun dan
hanya sekitar setengah dari semua pasien skizofrenia mendapatkan
pengobatan, mekipun penyakit ini termasuk berat.
Skizofrenia Hebefrenik

Skizofrenia Hebrefrenik adalah perilaku yang khas, regresi,


primitive, afek tidak sesuai denan karakteristik umumnya wajah
dungu, tertawa aneh-aneh, menangis dan menarik diri secara
ekstrim (Mary C. Towsend dalam Novy Helena C, 1998 : 143).
Skizofrenia Hebrefrenik adalah Percakapan dan perilaku yang
kacau, serta afek yang datar atau tidak tepat, gangguan asosiasi
juga banyak terjadi. (Ann Isaac, 2004 : 153).
Skizofrenia Hebrefrenik permulaanya subakut dan sering timbul
pada masa remaja antara 15-25 tahun. Gejala yang mencolok ialah
gangguan proses fikir, gangguan kemauan dan adanya
depersonalisasi atau double personalitty. Gangguan psikomotor
seperti mannerism, neologisem atau perilaku kekanak-kanakan
sering terdapat pada herbefrenia, waham dan halusinasi banyak
sekali. (Maramis, 1998 : 223)
Tanda dan Gejala Skizofrenia Herbefrenik
1) Inkoherensi yaitu jalan pikiran yang kacau, tidak dapat dimengerti
apa maksudnya.
2) Alam perasaan yang datar tanpa ekspresi serta tidakserasi
3) Perilaku dan tertawa kekenak-kanakan, senyum yang
menunjukkan rasa puas diri atau senyum yang hanya dihayati sendiri.
4) Waham yang tidak jelas dan tidak sistematik tidak terorganisasi
sebagai suatu kesatuan
5) Halusinasi yang terpecah-pecah yang isi temanya tidak
terorganisasi sebagai satu kesatuan.
6) Perilaku aneh, misalnya menyeringai sendiri, menunjukkan
gerakan-gerakan aneh, berkelakar, pengucapan kalimat yang
diulang-ulang dan cenderung untuk menarik diri secara akstrim dari
hubungan sosial (Dadang Hawari, 2001 :640.)
Perjalanan Gangguan dan Prognosis Skizofrenia

Ada 3 fase :
1.Fase Prodormal
2. Fase Aktif Gejala
3. Fase Residual
Penegakan prognosis dapat menghasilkan dua kemungkinan, yaitu
prognosis positif apabila didukung oleh beberapa aspek berikut,
seperti : onset terjadi pada usia yang lebih lanjut, faktor
pencetusnya jelas, adanya kehidupan yang relatif baik sebelum
terjadinya gangguan dalam bidang sosial, pekerjaan, dan seksual,
fase prodormal terjadi secara singkat, munculnya gejala gangguan
mood, adanya gejala positif, sudah menikah, dan adanya sistem
pendukung yang baik (Kaplan & Sadock, 2004)
Sedangkan prognosis negatif, dapat ditegakkan apabila muncul
beberapa keadaan seperti berikut: onset gangguan lebih awal,
faktor pencetus tidak jelas, riwayat kehidupan sebelum terjadinya
gangguan kurang baik. Fase prodormal terjadi cukup lama, adanya
perilaku yang autistik, melakukan penarikan diri, statusnya lajang,
bercerai, atau pasangannya telah meninggal, adanya riwayat
keluarga yang mengidap skizofrenia, munculnya gejala negatif ,
sering kambuh secara berulang, dan tiak adanya sistem pendukung
yang baik (Kaplan & Sadock, 2004).
Pembahasan
Pedoman diagnostik skizofrenia hebefrenik harus
memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
Diagnosis hebefrenik untuk pertama kali hanya
ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda (onset
biasanya mulai 15 - 25 tahun). Kepribadian premorbid
menunjukkan ciri khas : pemalu dan senang menyendiri,
namun tidak harus demikian untuk menentukan
diagnosis. Untuk diagnosis hebefrenik yang meyakinkan
umumnya diperlukan pengamatan kontinu selama 2 atau
3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran
yang khas berikut ini memang benar bertahan :
- perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat
diramalkan, serta mannerisme, ada kecendrungan untuk
selalu menyendiri, dan perilaku menunjukkan hampa
tujuan dan hampa perasaan.
- afek pasien dangkal dan tidak wajar (inappropiate), sering
disertai cekikikan atau perasaan puas diri, senyum
sendiri atau oleh sikap tinggi hati, tertawa menyeringai,
mannerisme, mengibuli secara bersenda gurau, keluhan
hipokondriakal, dan ungkapan kata yang diulang - ulang.
- proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan
tak menentu serta inkoheren.
Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta
gangguan proses pikir umumnya menonjol. Halusinasi
dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol.
Dorongan kehendak dan yang bertujuan hilang serta
sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku penderita
memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan dan
tanpa maksud. Adanya suatu preokupsi yang dangkal
dan bersifat dibuat - buat terhadap agama, filsafat dan
tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang
memahami jalan pikiran pasien.
Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai