Penelitian non eksperimental : Penelitian non eksperimental disebut juga penelitian observasional Peneliti tidak memanipulasi (mengintervensi) subyek penelitian. Subyek berproses secara alamiah dan peneliti hanya mengamati atau mengobservasi saja
05/17/17 rosmawaty lubis-metode riset 2
Penelitian non eksperimental : Di bidang epidemiologi, sering digunakan penelitian non eksperimental Dikenal 3 bentuk rancangan penelitian observasional epidemiologi, yaitu : 1. Penelitian cross-sectional (penelitian transversal) 2. Penelitian case-control (kasus kontrol = kasus kelola) 3. Penelitian cohort (kohort)
05/17/17 rosmawaty lubis-metode riset 3
Rancangan penelitian cross- sectional : Cross-sectional (CS) adalah penelitian non eksperimental dalam rangka mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko (FR) dan efek (EF) yang berupa penyakit atau kondisi kesehatan tertentu, dengan model pendekatan point time (satu waktu). Semua variabel hanya diobservasi satu kali Faktor resiko dan efek (penyakit) diukur menurut keadaan atau status waktu itu. 05/17/17 rosmawaty lubis-metode riset 4 Skema rancangan penelitian cross-sectional :
05/17/17 rosmawaty lubis-metode riset 5
Langkah-langkah rancangan penelitian CS : 1. Mengidentifikasi variabel penelitian 2. Menetapkan subyek penelitian 3. Melakukan observasi atau pengukuran variabel mencakup FR dan EF 4. Melakukan analisis korelasi atau perbedaan proporsi antar kelompok.
05/17/17 rosmawaty lubis-metode riset 6
Contoh : Penelitian CS tentang hubungan antara tingkat pendidikan, status ekonomi orang tua dan sanitasi lingkungan dengan status gizi anak balita. Tingkat pendidikan
Status ekonomi Status gizi
Sanitasi lingkungan balita
05/17/17 rosmawaty lubis-metode riset 7
Angka resiko pada rancangan penelitian cross-sectional : Angka resiko adalah kemungkinan timbul atau berkembangnya suatu efek atau penyakit dihubungkan dengan faktor resiko tertentu. Ada 2 macam resiko : 1. Resiko absolut (RA) 2. Resiko relatif (RR) RA = Jumlah kasus baru Jumlah seluruh subyek Nilai RA antara 0 sampai 1 RA = 0 berarti tidak ada kasus RA = 1 berarti semua subyek menjadi kasus
05/17/17 rosmawaty lubis-metode riset 8
Resiko relatif (RR) : Resiko relatif dikaitkan dengan exposure (terpapar) faktor resiko tertentu mis. merokok, minum alkohol dsb., sekaligus dibandingkan dengan kelompok non exposure RR< 1 FR merupakan faktor yang menguntungkan karena menghambat perkembangan penyakit RR = 1 FR tidak ada pengaruhnya atau netral RR > 1 FR benar-benar merupakan faktor resiko terhadap timbulnya penyakit 05/17/17 rosmawaty lubis-metode riset 9 Resiko relatif (RR) : RR pada rancangan penelitian cross-sectional disebut rasio prevalensi (RP) A C RP = : A + B C + D A = subyek dengan FR (+) dan EF (+) B = subyek dengan FR (+) dan EF (-) C = subyek dengan FR (-) dan EF (+) D = subyek dengan FR (-) dan EF (-) 05/17/17 rosmawaty lubis-metode riset 10 Keunggulan dan keterbatasan rancangan cross-sectional : Keunggulan : 1. Mudah dilaksanakan 2. Ekonomis dari segi waktu 3. Banyak variabel sekaligus dapat dieksplorasi dan dipelajari korelasi atau pengaruhnya
05/17/17 rosmawaty lubis-metode riset 11
Keterbatasan cross-sectional : 1. Dibutuhkan subyek penelitian (sampel) yang besar 2. Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara lebih akurat 3. FR kada-kadang sulit diukur dengan akurat 4. Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan 5. Kesimpulan korelasi FR dengan EF paling lemah dibanding dua rancangan epidemiologik yang lain.