Anda di halaman 1dari 51

MANAJEMEN FARMASI,

PENGADAAN DAN
AKUTANSI FARMASI
PERENCANAAN
PRODUKSI
PHARMACY MANAGEMENT

Planning
Organizing
Actuating
Controling
OPERATIONAL AND
PRODUCT MANAGEMENT
Introduction of Operational
Management
Inventory Control : EOQ, ABC
Analyze, MRP, JIT
Product Planning and Development
Kehidupan Kerja dengan
Kualitas Tinggi
Upah yang adil dan layak bagi suatu pekerjaan
yang diselesaikan dengan baik
Kondisi kerja yang aman dan sehat
Kesempatan untuk belajar dan menggunakan
ketrampilan baru
Ruang gerak untuk meneliti dan mengembangkan
karir
Perlindungan terhadap hak-hak individual
Kebanggan terhadap pekerjaan dan oerganisasi itu
sendiri
Kemampuan menegerial
Leadership: Kemampuan mempengaruhi orang lain agar melaksanakan tugas
Self Objectiveity: Kemampuan untuk menilai diri sendiri secara realistis.
Analytic Thinking: kemampuan untuk mengiterprestasikan dan menyampaikan
segala macam bentuk informasi
Behavioral Flexibility: Kemampuan untuk menyesuaikan perilaku dalam mencapai
tujuan
Oral Communication: Kemampuan untuk mengungkapkan pendapat secara jelas
dalam berbicara
Writen Communication: Kemampuan untuk mengungkapkan pendapat dengan baik
secara tertulis
Personal Impact: Kemampuan untuk menumbuhkan kesan baik dan kepercayaan
bagi orang
Resistances to Sterss: Kemampuan untuk tetap dapat bekerja dalam keadaan
tertekan
Tolerance for uncertainty: kemampuan untuk bekerja dalam situasi yang tak
menentu
Oral Communication: Kemampuan untuk
mengungkapkan pendapat secara jelas dalam berbicara
Writen Communication: Kemampuan untuk
mengungkapkan pendapat dengan baik secara tertulis
Personal Impact: Kemampuan untuk menumbuhkan
kesan baik dan kepercayaan bagi orang
Resistances to Sterss: Kemampuan untuk tetap dapat
bekerja dalam keadaan tertekan
Tolerance for uncertainty: kemampuan untuk bekerja
dalam situasi yang tak menentu
PERENCANAAN
1. PRODUKSI
ASPEK PENYEDIAAN BAHAN BAKU
2. ASPEK PENGGUNAAN BAHAN BAKU
3. JUMLAH DANA YANG DIPERLUKAN
4. BESARNYA POTENSI PASAR TERBUKA
5. PENENTUAN HARGA DAN VOLUME
6. PRODUKSI
7. PRODUKSI SEDIAAN PRODUKSI
Keuntungan Perencanaan

Fokus dan Fleksibilitas


Pengembangan koordinasi
Pengembangan Pengendalian
Manajemen waktu
Dasar Perencanaan yang
baik
Forecasting: kualitatif dan kuantitatif
Penggunaan skenario
Benchmarking
Partisipasi dan keterlibatan
Penggunaan staf perencana
A. ASPEK PENYEDIAAN BAHAN
BAKU
P.P.I.C

Pembelian Perbekalan Logistik


I.P.C P.P.C

P.P.I.C = Production Planing & Inventory Control


P.P.C = Production Planing & Control
I.P.C = Inventory Planing & Control
Dasar-dasar Perencanaan :
1. Fore Cast ( tahunan/bulanan ) dari pemasaran
2. I.P.C. Menghitung barang-barang yang yang dibutuhkan
3. Menyusun Rekwisisi untuk bagian pembelian
a. Bahan apa dengan spesifikasi
b. Jumlah
c. Kapan diperlukan
4. Bagian pembelian bertugas
a. Menghubungi suplayer mengenai : harga,
syarat-syarat penyerahan pembayaran
b. Convirmation Order ( mengesahkan
pesanan )
c. Memonitor delivery, kapan , kualitas, jumlah
d. Kalau perlu mengadakan claim
e. Pembayaran
5. Bagian Perbekalan bertugas :
a. Menerima barang apa sudah sesuai atau belum dengan
pesanan yang dilakukan
b. Mengecek jumlah dan kualitasnya
c. Memberitahu dan meminta bagian QC untuk men-sampling
d. Menyiapkan barang untuk diproduksi bila bahan yang dibeli
sudah memenuhi syarat
e. Mengadakan claim via Bagian Pembelian bila bahan tidak
memnuhi syarat
6. Bagian I.P.C. bertugas :
a. Menghitung barang yang diperlukan
b. Mengendalikan persediaan dengan mengatur kapan harus
order lagi, berapa banyak yang boleh dipesan agar tidak
terlalu banyak tetapi juga tidak terlalu sedikit
c. Menjaga kereimbangan antara penjualan dengan stok
bahan
7. Bagian P.P.C. bertugas:
a. Berdasarkan forecast dari bagian pemasaran, persediaan bahan baku
dan obat jadi, kapasitas produksi mesin dan tenaga kerja yang ada,
menyusun rencana produksi secara tahunan. Bulan atau 10 harian
b. Rencana produksi di konsultasikan dengan bagian produksi setelah
sepakat, diserahkan untuk dlaksanakan
c. Memonitor barang di bagian logistik
8. Bagian Logistik bertugas :
a. Menerima barang sesua yang diminta dari bagian pemasaran
b. Mendistribusikan barang, sesuai yang diminta oleh bagian penjualan
setelah ada release dari Q.C
Bagian-bagian yang erat hubungannya ialah:
Pemasaran
Supplier Q.C
R&D
Produksi
Personalia/Umum
Tehnik
Penjualan
Ekspedisi
Dewan Komisaris

Direksi

Pimpinan Umum

Urusan Personalia Sekretaris

Kontrol Perencanaan Produksi


(P.P.C)

Pembelian

Pengem- Pimpinan Pimpinan Pimp pemasaran Pimpinan Pimpinan


bangan Produksi Kontrol (Marketing) Keuangan Teknik
produksi (PD) Kualitas Obat (Finance)
(=D.Q.S)

-In Process -Bag. Pen- -Tata Usaha. -Bengkel.


control jualan. -Keuangan.
-Mesin.
-Central -Bag. Detaii-ling.
Weighting -Bag. Expe-disi -Perawatan
-Analisa kendaraan
-Bangunan
Pimpinan umum bertanggung jawab pada direksi
dan direksi bertanggung jawap pada Dewan
Komisaris.
Dalam tugasnya pimpinan umum dibantu oleh
sekertaris, kontrol perencanaan produksi dan
personalia.
Penjelasan:
Bagian produksi meliputi :
a. Tablet
b. Dragee
c. Cairan, salap dan antibiotik
d. Pengemasan
Pada sub bagian C meliputi pembuatan : Sirup,
suspensi, salap, kapsul Antibiotik dan injeksi.
ASPEK PENYEDIAAN BAHAN BAKU
KARTU PERSEDIAAN BAHAN BAKU
KARTU PERSEDIAAN BAHAN PENGEMAS
KARTU PERSEDIAAN PRODUK RUAHAN
PEMBERIAN LABEL KARANTINA DILAKUKAN
OLEH PETUGAS PENGAWASAN MUTU (qc)
PENYIMPANAN BAHAN BAKU, BAHAN
PENGEMAS, BAHAN LAINNYA TERGANTUNG
KESTABILAN BAHAN. UNTUK PENYIMPANAN
TERSEDIA RUANGAN DENGAN SUHU
TERTENTU SEPERTI SUHU YANG
DIKENDALIKAN <25oC, SEJUK 8-15oC, DINGIN
2-8oC DAN BEKU < 0oC.
ALAT TIMBANG DAN ALAT PENGUKUR
LAINNYA HARUS DIKALIBRASI SECARA
BERKALA (TIAP 6 ATAU 12 BULAN)
KAPASITAS, KETELITIAN DAN KEPEKAAN
HARUS SESUAI DENGAN PROSEDUR YANG
TELAH DIBUAT
MENCEGAH KONTAMINASI SILANG
PENGAMBILAN CONTOH BAHAN DILAKUKAN DALAM
RUAGAN YANG BERSIH YANG DILENGKAPI PENGHISAP
DEBU
SEBELUM MENGAMBIL CONTOH, SEGEL DAN TUTUP
WADAH MASIH UTUH DAN BAGIAN LUAR DIBERSIHKAN
DENGAN PENGHISAP DEBU.
HANYA SATU WADAH BAHAN YANG DIBUKA PADA SAAT
PENGAMBILAN CONTOH.
PENGAMBILAN BAHAN UNTUK PRODUK STERIL
DILAKUKAN SECARA ASEPTIK DALAM RUANGAN STERIL
ALAT, WADAH DAN PERLENGKAPAN YANG DIGUNAKAN
UNTUK PENGAMBILAN CONTOH DIGUNAKAN YANG BARU
ATAU TELAH DIBERSIHKAN.
SETIAP BETS BAHAN BAKU DIUJI SESUAI SYARAT SPESIFIKASI
UNTUK INDENTITAS, KEKUATAN, KEMURNIAN DAN PARAMETER
KUALITAS LAINNYA.
SERTIFIKAT ANALISIS HARUS DISERTAKAN UNTUK BAHAN YANG
MASUK DARI PEMASOK.
KEYAKINAN TERHADAP SERTIFIKAT ANALISIS DILAKUKAN DGN
PEMERIKSAAN SPESIFIKASI OLEH QC.
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK DILAKUKAN BILA PERLU
PEMERIKSAAN CEMARAN SESUAI PROSEDUR YANG DITETAPKAN
PERLU DILAKUKAN PEMERIKSAAN BAHAN YANG PATOGEN DAN
UNTUK BAHAN BAKU STERIL DIUJI KANDUNGAN PATOGEN DAN
ENDOTOKSIN BAKTERI.
BAHAN YANG MUDAH TEROKSIDASI ATAU TERHIDROLISIS ATAU
KADARNYA MENURUN DIUJI KEMBALI 3-12 BLN
BAHAN YANG RENTAN JASAK RENIK DIPERIKSA SCR MIKROBIOLOGI
SETIAP 6-12 BLN
BAHAN PENGEMAS SEPERTI STRIP ALUMINIUM DIPERIKSA KONDISI
LAMINASINYA TIAP 6 BLN
B .ASPEK
PENGGUNAAN
I. BAHAN
PERENCANAAN BAKU
PRODUKSI
II. QUALITY CONTROL
III. PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI
IV. METODE DAN STANDAR KERJA
V. ORGANISASI MANAJEMEN PRODUKSI
VI. PLANT LAY OUT
VII. VALUE ANALYSIS
PERENCANAAN PRODUKSI
1. JADWAL PRODUKSI
Ramalan penjualan
Tingkat persedian yang optimal

2. PENILAIAN ATAS IDLE CAPACITY


Rencana produksi bulan bersangkutan
Loading = x 100%
Kapasitas produksi aktual/norlan
3. ACHEVEMENT RATE
Keluaran aktual yang dicapai perbulan
AR = X 100
Rencana produksi yang dibuat sebelum bulan berjalan
4. INVENTORY LEVEL
Unit Stok pada khir bulan
IL = (bulan)
Produksi Bulanan
5. PERENCANAAN LINE BALANCING (KESEIMBANGAN LINTAS PRODUKSI)
6. TINGKAT UTILISASI MESIN DAN TENAGA KERJA
Man/Machine hour used
TU = x 100
Man/Machine hour available
7. FOLLOW AUP PRODUKSI VS AKTUAL BIAYA PRODUKSI
8. MIS PRODUKSI
QUALITY CONTROL
1. Tingkat Kualitas Produksi Per
bulan
a. Rejection Rate
b. Service Rate
c. Badness
2. Sampling Plan
3. Penerapan Total Quality
Management
4. Peta Kontrol
PRODUKTIVITAS DAN
EFISIENSI
1. Produktivitas Tenaga Kerja
V (Volume unit produksi yang dihasilkan)
PTK =
D(Total Direct Labour) x J (Jumlah jam kerja)
2. Efisiensi dan Produktivitas Bahan
Standar pemakaian bahan per unit
Efisiensi = x 100
Aktual pemakaian bahan per unit
Jumlah keluaran yang dihasilkan
Produktivitas = x 100
Jumlah bahan yang dipakai
METODE DAN STANDAR
KERJA

1. Maintenance
2. Preventive Maintenance
3. Pedoman Maintenance
4. Prosedur Permintaan
Kerja
ORGANISASI MANAJEMEN
PRODUKSI
1. Tujuan dan Sasaran Departemen Produksi
2. Penilaian Struktur Organisasi
a. Rentang pengendalian
b. Tingkat Sentralisasi
c. Koordinasi dan jalur komunikasi
d. Tingkat formalisasi
e. Kompleksitas Vertikal
f. Ratio Administratif
g. Tingkat Spesialisasi Fungsional
3. Tingkat Absensi Pegawai
4. Turn Over Pegawai
PLANT LAY OUT
1. Fleksibilitas Lay Out
2. Efisiensi dan Efektivitas material flow pattern
3. Minimum material handing oleh direct labour
4. Minimum jarak material handling
5. Minimum frekuensi perpindahan material
6. Penggunaan ruangan yang ekonomis
7. Pengaturan tata letak gudang yang efisien
8. Penilaian metode dan alat material handling
9. High Turn Over Material
10. Keselamatan dan Keamanan Kerja
VALUE ANALYSIS
1. Program Value Analysis
atau Value Engineering
2. Efektivitas dalam
penerapan
3. Berapa besar biaya yang
dihemat
BAHAN BAKU TERDIRI DARI BAHAN AWAL, BAHAN BAKU DAN BAHAN
PENGEMAS
TAHAP PENGGUNAAN BAHAN BAKU
1. PEMBERIAN NOMOR BATCH
2. DILULUSKAN BILA STATUS BAHAN DIZINKAN UNTUK PENGOLAHAN,
PENGEMASAN DAN DISTRIBUSI
3. DITOLAK BILA STATS BAHAN TIDAK DIIZINKAN
4. KARANTINA MENUNJUKKAN STATUS BAHAN ATAU PRODUK YANG
DIPISAHKAN SCR FISIK ATAU DGN SISTEM TERTENTU MENUNGGU
KEPUTUSAN APAKAH DITERIMA ATAU D ITOLAK.
5. PEMBERIAN NO. LOT
6. PEMBUATAN
7. PENGAWASAN DALAM PROSES
8. PENGAWASAN MUTU
9. PENGOLAHAN
10.PRODUKSI
PROSES PRODUKSI
1.BAHAN AWAL
2.VALIDASI PROSES
3.PENIMBANGAN DAN PENYERAHAN
4.PENGEMBALIAN
5.PENGOLAHAN
SEMUA KEGIATAN PROSES HARUS
DIDOKUMENTASIKAN DAN DILAKUKAN
SESUAI PROSEDUR YANG SESUAI CPOB
C. JUMLAH DANA YANG
DIPERLUKAN
Analisa Finansial
Analisis Finansial digunakan
untuk :
1. Melihat keadaan perusahaan
2. Penyusunan Rencana
Pembelanjaan atau rencana lain
3. Menentukan nilai perusahaan
C. JUMLAH DANA YANG
DIPERLUKAN
PROSES PRODUKSI
1. BIAYA TETAP
BIAYA BAHAN BAKU (HARGA FREE ON BOARD, ANGKUTAN YANG
DIGUNAKAN, ASURANSI, BIAYA BANK, BIAYA MASUK, PPN IMPOR, MPO
IMPOR)
PROSES PRODUKSI
MATERIAL, MACHINE, MAONEY, MANAGEMENT
FAKTOR BIAYA PRODUKSI

2. BIAYA VARIABEL
BIAYA LISTRIK
BIAYA TELP
GAJI PEGAWAI
3. BIAYA LAIN-LAIN
Manufacturing OverHead Cost (biaya tidak langsung)
biaya sosial, penyusutan aktiva
4. BIAYA HISTORIS
5. BIAYA GANTI
6. BIAYA STANDAR
7. BIAYA AKUTANSI
C. JUMLAH DANA YANG
DIPERLUKAN
PEMASARAN
BIAYA PROMOSI
PENGEMBANGAN PRODUKSI
C. JUMLAH DANA YANG
DIPERLUKAN
Analisa Finansial
Analisis Finansial digunakan
untuk :
1. Melihat keadaan perusahaan
2. Penyusunan Rencana
Pembelanjaan atau rencana lain
3. Menentukan nilai perusahaan
Penilaian perusahaan dapat dilakukan
Dengan :
1. Ratio jangka pendek utk mengetahui tgkt likuiditas dgn
Memperbandingkan aktiva lancar yang tersedia terhdp
Hutang jangka pendek (working capital ratio) disamping itu
dihitung net working capital utk mengetahui kelebihan jml
activa
lancar di atas hutang jangka pendek
Contoh 1-1-2004 1-1-2005
Aktiva lancar 960.000,- 750.000,-
Htg jangka pdk 600.000,- 500.000,-
Modal kerja bersih 360.000,- 250.000,-
Ratio jgk pdk 1.6 : 1 1,5 : 1
Secara teoritis perbandingan < 2 dengan 1 dinilai kurang
Memuaskan
2. Perputaran barang dagangan utk perbandingan harga pokok
barang yang
terjual selama 1 thn dgn persediaan rata-rata barang
dagangan.
Cth :
Harga pokok penjualan selama 1 thn Rp. 1.500.000,-
Rata-rata persedian barang dagangan Rp. 100.000,-
Penilaian perusahaan dapat dilakukan
Dengan :
3. Perputaran activa digunakan utk mengetahui besarnya penjualan
selama 1 thn dibanding dgn activa perusahaan angka ini
efisiensi activa besar Pemanfaatan lbh baik. Apabila
penurunan menunjukkan terjadnya kelebihan modal penjualan
tdk seimbang dgn investasi activanya atau penggunaan acktivanya
kurang efisien. Bila asset berubah-ubah maka dicari rata2 dulu dan
yang dihitung adalah net operating asset
Cth : penjualan slm 1 th Rp. 60.000.000,-
Activa rat-rata Rp. 6.000.000,-
Perbdgan pejualan activa 10 : 1
4. Margin adalah perbandingan antara penghasilan bersih dgn jumlah
penjualan. Jd gambaran berapa % dari penjualan seluruhnya
merupakan penghasilan bersih cth :
Perhitungan selama periode 1 thn
Hasil penjulan Rp. 4.000.000,-
Dikurangi
Harga pokok penjualan Rp. 2.000.000,-
Gaji dan lembur Rp. 800.000,-
Biaya operasional, sewa gedung Rp. 700.000,-
Rp. 3.500.000,-
Rp. 500.000,-
Pajak Rp. 100.000,-
Pendapatan bersih Rp. 400.000,-
Margin 400.000,-/4.000.000,- x 100% = 10%
Penilaian perusahaan dapat dilakukan
Dengan :
5. Rentabilitas = Return of Investment = Earning
Power . Pendapatan bersih dgn activa bersih rata2
yang diginakan sangat penmting untuk mengetahui
kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan
Rentabilitas = Margin x Perputaran aktiva
Net Profit x Total Sales = Net Profit
Total sales Total Invesment Total
investment

NP/TS x TS/TI = NP /TI


Dengan demikian rentabilitas dpt dinaikkan dgn cara :
1. Menaikkan margin
a. Hasil penjualan (TS) dinaikkan > biaya
b. Biaya diturunkan > penjualan
2. Menaikkan perputaran
a. Menaikkan hasil penjulan (laba) dibanding activa
(modal lancar)
Cth : Suatu pabrik farmasi omset dlm neraca 2004
Rp. 15.000.000.000 dgn perincian penjulan atas
kerjasama kontrak Rp. 12.000.000.000,- dgn indeks
kalkulasi 1.3 X dan penjualan non kontrak Rp.
3.000.000.000,- dgn indeks kalkulasi 1.1 X dan
biaya Rp. 1.200.000.000. Modal Perusahaan
5.000.000.000,- Tentukan ROI
Indeks kalkulasi rata2 80% x 1.3 = 1.04
20% x 1.1 = 1.26
Laba Bruto = 0.26/1.26 = 20.6
Laba bersih (20.6% x 15.000.000.000
1.200.000.000. = 3.078.000.000
ROI = NP/TI = 3.078.000.000/5.000.000.000 =
61.56%
ROI yang baik adalah laba besar daripada pinjaman
rata-rata akan menunjukkan tingkat pengembangan
usaha
Penilaian perusahaan dapat dilakukan
Dengan :
6. Break Event Point
Teknik mengetahui kelangsungan hidup
suatu usaha dgn omset berapa yang
harus dicapai penentuan harga berapa
dengan biaya perusahaan yang ada
tidak akan menderita kerugian.
BEP akan menentukan berapa volume
produksi , volume penjualan, harga
jual, baiaya produksi, biaya variabel
serta laba rugi perusahaan
Manfaat BEP
a. Digunakan untuk perencanaan
laba (profit planning)
b. Alat pengendalian
c. Alat pertimbangan utk
menentukan harga jual
d. Alat pertimbangan utk
mengambil keputusan
Cara menghitung BEP
Utk menghitung BEP perlu diketahui :
1. Jumlah total biaya tetap
2. Biaya variabel perunit atau total
3. Hasil penjualan perunit atau total
Biaya Tetap (Fixed Cost)
BEP =
1 Variabel Cost (biaya variabel) / Total revenue
(THP)
Biaya Variabel (Variabel Cost) adalah biaya yang
naik dan turun bersamaan dgn volume kegiatan.
Bila produksi atau penjulan bertambah maka biaya
variabel bertambah. Bila turun maka biaya variabel
akan turun pula. Biasanya BEP menunjukkan
proporsional dgn volume kegiatan
Biaya Langsung (direct Cost) adalah biaya yang
Contoh : Suatu apotek : biaya total perbulan Rp. 700.000,- indeks
harga jula obat ut R/ = 1.3 X harga beli obat (beli 100, jual
130). Harga jual obat bebas tanpa R/ 1.1X harga beli (beli 100,
jual 110) . Omset penjualan atas resep 90% dan obat bebas
10% Berapa laba Bruto.
Indeks harga rata2 = 1.3 x 90% + 1.1 x 10% = 1.28%
Laba bruto = 0.28/1.28 = 21.9%
Utk mencapai BEP = 100/21.9 x Rp. 700.000,- = 3.196.347
700.000
BEP =
1-1/1.28
1.28/0.28 x 700.0000,- = 3.196.347
Direkonsiliasikan
Penjualan Rp. 3.196.347
78.1 dari penjulan minus biaya variabel Rp. 2.496.347
Pendapatan marginal Rp. 700.000,-
Minus biaya tetap Rp. 700.000,-
BEP 0
D. BESARNYA POTENSI PASAR TERBUKA
TANTANGAN PERUSAHAAN UNTUK
MENDAPAT KONSUMEN BARU
BAGAIMANA MERANCANG DAN
MEMFORMULASIKAN PRODUK SEHINGGA
DAPAT BERSAING DI PASAR DAN MEMILIKI
HARGA JUAL DAN PELANGGAN YANG
TINGGI
BAGAIMANA MENGKOMUNIKASIKAN DAN
MEMPROMOSIKAN PRODUK MELALUI IKLAN
DAN TENAGA PENJUAL UNTUK MENCAPAI
PELANGGAN
D. BESARNYA POTENSI PASAR TERBUKA
LANGKAH-LANGKAH UTAMA DALAM
IMPLEMENTASI STATEGI PEMASARAN
1. MENGIDENTIFIKASI MANAJEMEN
PELUANG PASAR
MENCARI PELUANG YANG SDH ADA
PELUANG PRODUK BARU
MENGEMBANGKAN KREATIFITAS PRODUK
UNTUK PASAR
MENYESUAIKAN DENGAN SELERA KONSUMEN
BELAJAR DARI PESAING, MEMAHAMI
PESAING, MENGKAJI KELEMAHAN DAN
KETERBATASAN
2. MENGEMBANGKAN DAN
MELAKSANAKAN STRATEGI
MEMASUKI PASAR
a. MELAKSANAKAN RISET PEMASARAN
DAN STUDI KELAYAKAN PASAR UNTUK
MEMPEROLEH PEMAHAMAN YG
MENDALAM TTG PASAR YG INGIN
DIMASUKI
b. MENGEMBANGKAN DAN
MELAKSANAKAN STRATEGI DAN TEKNIK
PEMASARAN YANG SPESIFIK DAPAT
MEMASUKI PASAR
3. MENGEMBANGKAN DAN
MELAKSANAKAN STRATEGI
PENEROBOSAN PASAR
i. STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK
MEMODIFIKASI LINI PRODUK
MEMPERLUAS LINI PRODUK
DISERVIKASI PRODUK
ii. STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR
MENCIPTAKAN PRODUK YG SESUAI DGN PASAR
YG SDG BERKEMBANG
MENGEAITKAN PENGEMBANGAN DAN
PERBAIKAN PRODUK DGN PRODUK BARU
PERBAIKAN PRODUK MENUJU PERKEMBANGAN
PSR YANG MENCIPTAK PASAR BG PRODUK BARU
PERUSAHAAN
4. MENGEMBANGKAN DAN
MELAKSANAKAN STRATEGI
MEMPERTAHANKAN PANGSA PASAR
5. MENGELOLA BAURAN PEMASARAN
DAN MARKETING MIX
F. PRODUKSI SEDIAAN
Produksi
FARMASI
beta laktam
Produksi non beta laktam
Seksi tablet, tablet salut dan
kapsul
Seksi injeksi, salep dan sirop
Seksi pengemasan
Tablet Salut Gula
Tahapan Pembuatan Tablet Salut Gula
1. Pengebonan bahan berdasarkan WHO
2. Penyiapan Catatan Pengolahan Batch (CPB)
3. Penyiapan Mesin
4. Pengecekan bahan a.l : nomor lot, kesesuaian
dengan WHO, keutuhan kemasan
5. Penimbangan bahan baku
6. Pembuatan larutan penyalut
7. Sealing utk memperkuat tablet inti dan
penetrasi lingkungan t.u kelembaban.
8. Sub Coating : utk penutupan bagian
tepi tablet utk memudahkan penyalutan
9. Smooting : utk menghaluskan
permukaan tablet.
10.Colounting : pemberian warna utk
penampilan dan lebih menarik.
11.Polishing : utk mengkilapkan tablet.
12.Ruahan tablet salut gula.
13.Printing : pencetakan logo pd
permukaan tablet salut.
14.Pengiriman ke seksi pengemasan.
Tablet Salut Selaput
Proses pembuatan tablet :
tahap I : pelapisan zat aktif dgn bahan
hidrofob utk melindungi dari bhn
pengikat.
Tahap II : penambahan bahan penyalut
utk menutupi rasa dan bau tidak enak,
meningkatlkan stabilitas obat dan
memberi penampilan menarik.
Tahapan pembuatan tablet filim :
1. Pengebonan bahan berdasarkan WO
2. Penyiapan Catatan Pengolahan
Batch (CPB)
3. Penyiapan Mesin
4. Pengecekan bahan baku a.l : nomor
lot, kesesuaian dengan WO,
keutuhan kemasan
5. Penimbangan bahan baku
6. Pembuatan larutan filim penyalut
7. Penyalutan tablet inti
Pembuatan Sediaan
Kapsul
1. Pengebonan bahan berdasarkan WO
2. Penyiapan Catatan Pengolahan Batch (CPB)
3. Penyiapan Mesin
4. Pengecekan bahan a.l : nomor lot, kesesuaian dengan
WO, keutuhan kemasan
5. Penimbangan bahan baku
6. Pencampuran (mixing) utk bahan tertentu yg
memerlukan tahap granulasi
7. Lubirasi
8. Pengisian kapsul
9. Dedusting : memberisihkan debu pada produk ruahan
kapsul .
10. Produk ruahan kapsul
11. Pengiriman ke bagian pengemasan.

Anda mungkin juga menyukai