Anda di halaman 1dari 20

TITRASI PENGENDAPAN

Reaksi zat yang dititrasi dengan pentiter cepat

Reaksi sempurna secara kuantitatif

Tidak ada reaksi tambahan yang mempengaruhi


stokhiometri antara zat yang dititrasi dengan
larutan baku primer

Titik akhir titrasi berdekatan dengan


titik ekivalen
Argentometri merupakan titrasi pengendapan sampel
yang dianalisis dengan menggunakan ion
perak.
perak
Biasanya, ion-ion yang ditentukan kadarnya dalam titrasi ini
adalah ion halida (Cl-, Br-, I-).
PEREAKSI: LARUTAN AgNO3
BERDASARKAN TERBENTUKNYA ENDAPAN

Cl- + Ag+ AgCl

PUTIH
Br-, PO43-, Oksalat dsb.
+
LAR. DIKET. KONS. LAR. SAMPEL/
ANALIT KONS.
AgNO3 (N)
AKAN
DITETAPKAN

PENTITER KUANTITATIF/
STOKHIOMETRI

TITIK
VOLUMENYA EKIVALEN
DIUKUR
(mL) INDIKATOR

TITIK AKHIR
TITRASI
Indikator untuk Titrasi
Pengendapan yang Melibatkan
Perak
Metode MOHR menggunakan ION KROMAT
(CrO42-), untuk mengendapkan Ag2CrO4 coklat /
merah bata.
Metode VOLHART menggunakan ion Fe3+
untuk membentuk sebuah kompleks yang
berwarna merah dengan ion, SCN-.
Dan Metoje FAJANS menggunakan indikator-
indikator adsorpsi membentuk suspensi
merah
Mohr Volhard Fajans
pH 6-10 0,2-0,9 N HNO3 7-10
Cara titrasi langsung Tidak langsung langsung
Indikator K2CrO4 Fe3+ Fluorscein
Perubahan
End. Putih End. Putih End. Putih
pada saat
end-point

End. Merah bata Larutan. Merah Intensif Suspensi Merah


Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pengendapan
Keberhasilan proses pengendapan
sangat dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor diantaranya
Temperatur
Pemilihan pelarut,
Efek ion-sekutu
Efek aktifitas
Efek pH,
Efek hidrolisis
Hidrolisis Metal
Efek pembentukan kompleks.
Temperatur
Pengaruh ini dapat kita jadikan
sebagai dasar untuk memahami
titrasi argentometri dan gravimetri.
Kelarutan semakin meningkat dengan
naiknya suhu,
jadi dengan meningkatnya suhu maka
pembentukan endapan akan
berkurang disebabkan banyak
endapan yang berada pada
larutannya
Pemilihan Pelarut
Garam anorganik mudah larut dalam air
dibandingkan dengan pelarut organik
seperti alkohol atau asam asetat.
Perbedaan kelarutan suatu zat dalam
pelarut organik dapat dipergunakan untuk
memisahkan campuran antara dua zat.
Setiap pelarut memiliki kapasitas yang
berbeda dalam melarutkan suatau zat,
begitu juga dengan zat yang berbeda
memiliki kelarutan yang berbeda pada
pelarut tertentu.
Efek Ion-sekutu
Kelarutan endapan akan berkurang jika dilarutkan dalam
larutan yang mengandung ion sejenis dibandingkan dalam
air saja.
Sebagai contoh kelarutan Fe(OH)3 akan menjadi kecil jika
kita larutkan dalam larutan NH4OH dibanding dengan kita
melarutkannya dalam air,

Fe(OH)3 Fe3+ + 3OH-

NH4OH NH4+ + OH-

hal ini disebabkan dalam larutan NH4OH sudah terdapat ion sejenis
yaitu OH-
sehingga akan mengurangi konsentrasi Fe(OH)3 yang akan terlarut.
Efek ini biasanya dipakai untuk mencuci endapan dalam metode gravimetri.
Efek Aktivitas

Kelarutan AgCl dan BaSO4 dalam larutan KNO3

Terlihat bahwa dalam 0.010 M KNO3, kelarutan dari


AgCl meningkat dari nilai dalam air sekitar 12 %, dan
di dalam BaSO4 sekitar 70 %
Efek PH
Kelarutan endapan garam yang mengandung anion
dari asam lemah dipengaruhi oleh pH,
hal ini disebabkan karena penggabungan proton dengan
anion endapannya.
Misalnya endapan AgI akan semakin larut dengan
adanya kenaikan pH disebabkan H+ akan bergabung
dengan I-
membentuk HI.
AgI Ag+ + I-
H3O+ H+ + H2O
Pengaruh hidrolisis
Jika garam dari asam lemah dilarutkan
dalam air maka akan dihasilkan
perubahan konsentrasi H+
dimana hal ini akan menyebabkan kation
garam tersebut mengalami hidrolisis dan
hal ini akan meningkatkan kelarutan
garam tersebut.
Pengaruh ion
kompleks
Kelarutan garam yang tidak mudah larut akan
semakin meningkat dengan adanya
pembentukan kompleks antara ligan dengan
kation garam tersebut.
Sebagai contoh AgCl akan naik kelarutannya
jika ditambahkan larutan NH3, hal ini
disebabkan karena terbentuknya kompleks
Ag(NH3)2Cl.
AgCl (s) + NH3 (g) Ag(NH3)2Cl (l)
AgNO
3

K2CrO4

10,0 10,0
Cl mL
mL
CNS-
(0,1000N)

Fe3+

AgNO3
Keleb.
AgNO
3
N?

NaCl + FLUOROSCEI
N
AMILUM

10,0
mL
DISEBABKAN OLEH:
PEMBUATAN LARUTAN BAKU DAN PEMBACAAN SKALA BURET
KESALAHAN PENIMBANGAN,
KESALAHAN PENGAMATAN END-POINT, KARENA:
PENGOCOKAN YANG KURANG KUAT
JUMLAH INDIKATOR TIDAK TEPAT, TITRASI TERLALU CEPAT,
ADANYA PENGARUH CAHAYA ATAU KONTAMINAN REDUKTOR
LAIN
DIATASI DENGAN:
PENGOCOKAN HARUS KUAT
MENGELIMINASI KESALAHAN SISTEMATIK
PENGGUNAAN INDIKATOR HARUS TEPAT, PADA SAAT END POINT

TITRASI HARUS DILAKUKAN CERMAT SAMBIL MENGAMATI


PERUBAHAN WARNA, MENGHINDARI PENGARUH CAHAYA,
MENGHINDARI KONTAMINAN TERUTAMA YANG BERASAL DARI
PELARUT
Kelemahan Titrasi Pengendapan

Jumlah metode titrasi pengendapan tidak sebanyak titrasi


asam-basa ataupun titrasi reduksi-oksidasi (redoks).
Komposisi endapan pada titrasi pengendapan seringkali
tidak diketahui pasti, terutama jika terdapat efek
kopresipitasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai