Anda di halaman 1dari 29

Senam

Ergonomis
pada lansia
Latar belakang
.
Jumlah Kunjungan 10 Besar Penyakit
Tahun 2012
NO. NAMA JUMLAH
1 Ispa, Infeksi saluran pernapasan atas 6793
2 Hipertensi Primer 6764
3 Type 2: Non insulin dependen DM 2880
4 Myalgia 2777
5 Dyspepsia 1783
6 Pengawasan kehamilan normal 1768
7 Pharingitis 1675
8 Nasopharingitis Akut (common cold) 1413
9 Diare dan Gastroenteritis non spesifik 1087
10 Osteoarthritis / OA 1041
Permasalahan
Di Kecamatan Tegalrejo jumlah warga pra
usila (44 59 tahun) sejumlah 7.525
orang, usila (60 tahun) sejumlah 3.939
orang dengan total warga pra usila dan
usia lanjut sejumlah 11.464 orang.
Dengan perubahan pada lansia perlu
diimbangi dengan kegiatan yang dapat
menguatkan fisik dan mental para lansia.
Tujuan
Memberikan kegiatan positif bagi para
lansia untuk mengisi masa tua serta
memperbaiki kualitas hidup dengan
mengurangi masalah-masalah yang biasa
dialami pada masa lanjut usia.
Manfaat
Memberikan tambahan ilmu pengetahuam
dan kegiatan yang dapat dilakukan untuk
memperbaiki kualitas hidup dan
mengurangi masalah-masalah yang biasa
terjadi pada masa lanjut usia.
Tinjauan Pustaka
Perubahan pada lansia
Masalah pada lansia
SENAM ERGONOMIS
Senam ergonomis adalah senam
fundamental yang gerakannya sesuai
dengan susunan dan fungsi fisiologi tubuh
Tubuh terpelihara dengan sendirinya dan
mampu mengendalikan beberapa
penyakit. Gerakan senam ergonomis
sangat unik dan menyesuaikan kondisi
tubuh masing-masing orang.
Gerakan ke-1 Lapang Dada:

Berdiri Tegak, dua lengan diputar ke belakang


semaksimal mungkin, rasakan keluar dan masuk
napas dengan rileks. Saat dua lengan di atas
kepala jari kaki jinjit.
Manfaat

- Putaran lengan pada bahu menyebabkan stimulus


regangan/tarikan pada cabang besar saraf di bahu
(pleksus brakialis), mengoptimalkan fungsinya dalam
menyarafi organ paru, jantung, liver, ginjal, lambung, dan
usus; sehingga metabolisme optimal.

- Dua kaki dijinjit menyebabkan stimulus sensor-sensor


saraf yang merupakan refleksi fungsi organ dalam.
Gerakan ke-2
Tunduk Syukur

Dari posisi berdiri tegak dengan menarik napas dalam secara


rileks lalu tahan napas sambil membungkukkan badan ke
depan (napas dada) semampunya. Tangan berpegangan pada
pergelangan kaki sampai punggung terasa tertarik/teregang.
Wajah menengadah sampai terasa tegang/panas. Saat
melepaskan napas, lakukan secara rileks dan perlahan.
Manfaat
- Menarik napas dalam dengan menahannya di dada merupakan
tehnik menghimpun oksigen dalam jumlah maksimal, sebagai
bahan bakar metabolisme tubuh.
- Membungkukkan badan ke depan dengan dua tangan
berpegangan pada pergelangan kaki, akan menyebabkan posisi
tulang belakang (tempat juluran saraf tulang belakang berada)
relatif dalam posisi segmental anatomis-fungsional (segmen dada-
punggung) yang lurus;menyebabkan relaksasi dan membantu
mengoptimalkan fungsi serabut saraf segmen tersebut. Di samping
itu, dapat menguatkan struktur anatomis-fungsional otot, ligamen,
dan tulang belakang.
- Dalam posisi Tunduk Syukur (membungkuk) ini, segmen ekor-
pungung membentuk sudut sedemikian rupa yang menyebabkan
tarikan pada serabut saraf yang menuju ke tungkai, meyebabkan
stimulus yang meningkatkan (eksitasi) fungsi dan membantu
menghindari risiko jepitan saraf.
- Menengadahkan wajah menyebabkan tulang belakang (termasuk
saraf tulang belakang di dalamnya) membentuk sudut yang lebih
tajam dari posisi normal, menyebabkan peningkatan kerja (eksitasi)
serabut saraf segmen ini, berperan dalam meningkatkan,
mempertahankan suplai darah, dan oksigenasi otak secara optimal.
Gerakan ke-3
Duduk Perkasa

Menarik napas dalam (napas dada) lalu tahan sambil


membungkukkan badan ke depan dan dua tangan bertumpu
pada paha, wajah menengadah sampai terasa tegang/panas.
Saat membungkuk, pantat jangan sampai menungging.
Manfaat:

- Duduk Perkasa dengan lima jari kaki ditekuk-menekan alas/


lantai merupakan stimulator bagi fungsi vital sistem organ
tubuh: ibu jari terkait dengan fungsi energi tubuh; jari telunjuk
terkait dengan fungsi pikiran, jari tengah terkait dengan
fungsi pernapasan, jari manis terkait dengan fungsi
metabolisme dan detoksifikasi material dalam tubuh, serta
jari kelingking terkait dengan fungsi liver (hati) dan sistem
kekebalan tubuh.
- Menarik napas dalam lalu ditahan sambil membungkukkan
badan ke depan dengan dua tangan bertumpu pada paha,
memberikan efek peningkatan tekanan dalam rongga dada
yang diteruskan ke saluran saraf tulang belakang, dilanjutkan
ke atas (otak), meningkatkan sirkulasi dan oksigenasi otak;
yang pada akhirnya mengoptimalkan fungsi otak sebagai
'pusat komando' kerja sistem anatomisfungsional tubuh.
- Punggung tangan yang bertumpu pada paha akan menekan
dinding perut sejajar dengan organ ginjal yang ada di
dalamnya, membantu mengoptimal-kan fungsi ginjal.
Gerakan ke-4
Sujud Syukur

Posisi Duduk Perkasa dengan dua tangan menggenggam pergelangan


kaki, menarik napas dalam (napas dada), badan membungkuk ke depan
sampai punggung terasa tertarik/ teregang, wajah menengadah sampai
terasa tegang/panas. Saat membungkuk, pantat jangan sampai
menungging. Saat melepaskan napas, lakukan secara rileks dan
perlahan.
Manfaat:

- Dengan menampung udara pernapasan seoptimal mungkin


kemudian menahannya, akan meningkatkan tekanan di
dalam saluran saraf tulang belakang tempat saraf tulang
belakang berada, dan akan berdampak pada meningkatnya
suplai darah dan oksigenasi otak.
- Dengan menengadahkan kepala, terjadi fleksi pada ruas
tulang leher termasuk serabut saraf simpatis yang berada
di sana.
- Dua tangan menggenggam pergelangan kaki adalah untuk
membantu kita dalam memosisikan ruas tulang leher dalam
keadaan fleksi dan melebarkan ruang antar ruas tulang
tersebut, di mana terdapat jaringan ikat lunak sebagai
absorber (shock breaker). Posisi ini memberikan efek
relaksasi pada serabut saraf simpatis tersebut, yang di
antaranya memberikan persarafan pada pembuluh darah
ke otak hingga terjadi pula relaksasi dinding pembuluh
darah ini.
Gerakan ke-5
Berbaring Pasrah

Posisi kaki Duduk Pembakaran dilanjutkan Berbaring


Pasrah. Punggung menyentuh lantai/alas, dua lengan lurus
di atas kepala, napas rileks dan dirasakan (napas dada),
perut mengecil.
Manfaat:

- Relaksasi saraf tulang belakang, karena struktur tulang


belakang 'relatif' mendekati posisi melurus di mana
lekukan-lekukan anatomis segmental tulang belakang
(diikuti saraf tulang belakang) menyebabkan regangan/
tarikan pada serabut saraf tulang belakang berkurang,
sehingga memberikan kesempatan rileks dan bisa
mengatur kembali fungsi optimal organ dalam yang
dipersarafi.
- Efek relaksasi saraf tulang belakang ini juga
diteruskan ke pusat (otak) sebagai sinyal tentang
kondisi anatomisfungsional saat itu, kemudian pusat
memberikan respon dalam bentuk 'pengaturan kembali'
kerja sistem dalam tubuh, dan terjadilah proses Self
Healing (penyembuhan diri sendiri).
- Efek optimalisasi fungsi sistem tubuh juga
berlangsung akibat stimulasi tombol-tombol kesehatan
saat tungkai dalam posisi Duduk Pembakaran, lengan
Lapang Dada, dan napas rileks (lingkaran).
Metode Penelitian
Pelatihan senam Ergonomis yang kami
lakukan diawali dengan melakukan pretest
tentang senam ergonomis. Kemudian
dilanjutkan dengan pengenalan mengenai
senam ergonomis. Setelah itu dilakukan
praktek untuk melakukan senam
ergonomis yang diikuti oleh semua
peserta.
Prevalensi masalah kesehatan
sebelum intervensi
Sebelum mengikuti pelatihan senam
ergonomis, para peserta yaitu anggota
BKKP Tegalrejo belum begitu paham
mengenai senam ergonomis. Hal ini
terbukti dengan hasil pre test yang masih
kurang baik.
Prevalensi Masalah Kesehatan
Setelah Intervensi
Setelah mengikuti pelatihan, hampir
semua peserta dapat menjawab soal post
test dengan tepat dan dapat
mempraktekkan gerakan senam
ergonomis ini di rumah dan menjadi
agenda pada setiap pertemuan BKKP.
pretest
postest
KESIMPULAN & SARAN
Berdasarkan dari hasil pretest dan postes yang
dilakukan saat pelatihan senam ergonomis para
peserta terdapat peningkatan hasil yang dapat
berarti pelatihan tersebut berhasil berjalan
sesuai dengan apa yang diharapkan. Para
peserta diharapkan untuk melakukan senam
tersebut secara rutin dirumah dan dapat
digalakkan secara rutin saat perkumpulan BKKP
berlangsung.

Perlu dilakukan pelatihan senam


ergonomis secara berkala agar
masyarakat semakin hafal melakukan
gerakan-gerakan senam sehingga dapat
dipraktekan secara mandiri di rumah
tanpa harus bersama-sama
(berkelompok).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai