Anda di halaman 1dari 23

PERAN INSTALASI FARMASI

DALAM PROGRAM PENGENDALIAN


RESISTENSI ANTIMIKROBA (PPRA)

Lya Widhayunita, S.Farm., Apt.


RESISTENSI ANTIMIKROBA
Resistensi antimikroba terus meningkat
Bakteri nosokomial Multi-Drug Resistant (MDR) yang banyak
dijumpai :
- Enterococcus faecium (VRE)
- Staphylococcus aureus (MRSA)
- Klebsiella dan E. coli (memproduksi enzim ESBL dan
carbapenemase
- Acinetobacter baumanii
- Pseudomonas aeruginosa
- Enterobacter sp
Peningkatan morbiditas dan mortalitas
Penurunan jumlah penelitian dan pengembangan

agen antimikroba baru


RESISTENSI BAKTERI TERHADAP
ANTIBIOTIKA
Bakteri dapat melawan antibiotika dengan cara :
Mencegah antibiotika mencapai target
Merubah target
Merusak antibiotika

Bakteri bisa mendapat gen resistensi antibiotika


melalui :
Transfer horisontal dari bakteria lain
Transfer vertikal karena seleksi alami
CONTRIBUTING FACTORS
Overuse of antibiotics
Misuse of antibiotics

Lack of hospital infection control

Deterioration of public health surveillance

Pressure doctors for antibiotics


WHO
Merumuskan 67 rekomendasi sebagai upaya
koordinasi global guna mengendalikan peningkatan
resistensi antimikroba, yang terhimpun dalam
buku
WHO Global Strategy for Containment of
Antimicrobial Resistance.

Upaya penanggulangan masalah resistensi


antimikroba harus diselenggarakan melalui
berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan tidak hanya
melalui tindakan pengobatan (kuratif) tetapi juga
pencegahan (preventif) & pengendalian infeksi.
DI INDONESIA (1)
Angka kematian karena penyakit infeksi tinggi.

Berbagai jenis antibiotik generasi baru sudah


banyak digunakan secara luas.

Resistensi antimikroba : faktor penyebab


kegagalan dalam penanganan kasus infeksi, t.u.
kasus infeksi berat dengan bakteri MDR.
DI INDONESIA (2)
Penelitian AMRIN Study Group (Antimicrobial
Resistance in Indonesia, prevalance and
prevention) pada tahun 2001-2005 di Surabaya
dan Semarang, membuktikan sudah terdapat
bakteri multi-resisten, yang merupakan
ancaman bagi masyarakat luas di dunia.

AMRIN Study Group menerbitkan sebuah buku :


Antimicrobial resistance, Antibiotic Usage
and Infection Control: A Self Assessment
Program for Indonesia Hospitals
PPRA
Strategy to Combat the Emergence and Spread
of Antimicrobial Resistant Bacteria in
Indonesia

Lokakarya Nasional ke-1 PPRA (Bandung, 29-31


Mei 2005)
Lokakarya Nasional ke-2 PPRA (Jakarta, 6-7

Desember 2006
Lokakarya Nasional ke 3 PPRA (Bandung, 19- 21

April 2010)
4 PILAR PPRA
Instalasi Farmasi
Mikrobiologi Klinik

Komite Farmasi dan Terapi (KFT)

Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


(DALIN)
PERAN INSTALASI FARMASI

A. Pengelolaan Antimikroba
B. Penggunaan Antimikroba
C. Evaluasi
A. PENGELOLAAAN
ANTIMIKROBA (1)
1. Pemilihan Antimikroba
a. Sesuai dengan kebijakan yang berlaku yaitu:
- Formularium Rumah Sakit
- Pedoman Penggunaan Antibiotik (PPAB) / Antibiotic
Policy
- Pedoman Diagnosis dan Terapi, atau Protokol
Terapi (algoritma, clinical pathway) yang disepakati
bersama dalam Komite Farmasi & Terapi, dan
disahkan oleh Direktur RS.
- Jenis pasien yang dilayani : Umum, Askes,
InHealth, Jamkesmas, Jamsostek, IKS, dll.
A. PENGELOLAAAN
ANTIMIKROBA (2)
2. Perencanaan Pengadaan Antimikroba
Sesuai pola penyakit infeksi
Sesuai jumlah angka kejadian
Atau sesuai data pemakaian sebelumnya
Dengan mempertimbangkan stok yang ada

3. Pengadaan Antimikroba
Pengadaan dapat melalui :
1. Pembelian
2. Pembuatan / rekonstitusi / pengemasan ulang
3. Program
4. Dropping / sumbangan
A. PENGELOLAAAN
ANTIMIKROBA (3)
4. Penyaluran Antibiotik
Pasien Rawat jalan : secara individual
prescription, dan antibiotika diserahkan oleh
Apoteker kepada pasien/keluarganya,disertai
dengan pemberian informasi/konseling.

Pasien Rawat Inap : secara Unit Dose Dispensing


(UDD), antibiotika disiapkan dalam bentuk dosis
terbagi untuk kebutuhan sehari
B. PENGGUNAAN ANTIMIKROBA
1. Peresepan Antibiotik
Oleh dokter dengan mengacu pada:

- Kebijakan yang ada


- Hasil Lab mikrobiologi klinik
Tujuan: profilaksis, empiris, definitif

2. Peracikan
3. Pemberian
4. Penggunaan
5. Pemantauan manfaat& keamanan
C. EVALUASI (1)
1. Pemenuhan kebutuhan:
- Tepat jenis
- Tepat jumlah
- Tepat waktu
2. Jaminan mutu
3. Pengkajian penggunaan (antibiotic use study) :
-Kesesuaian terhadap pedoman/kebijakan
yang berlaku
C. EVALUASI (2)
Audit ( dilakukan bersama dokter) :
Kuantitatif
1. Prosentase penggunaan antibiotik di RS
2. DDD/ 100 patient days
Kualitatif (Metode Gyssens)
1. Prosentase dari penulisan antibiotik tanpa indikasi yang jelas
2. Prosentase penulisan antibiotik dengan pilihan yang tidak tepat
3. Prosentase penulisan antibiotik dengan lama penggunaan yang
tidak tepat
4. Prosentase penulisan antibiotik dengan dosis yang tidak tepat
5. Prosentase penulisan antibiotik yang tepat
PERAN INSTALASI FARMASI BERSAMA
3 PILAR LAIN PPRA (1)
1. Komite Farmasi dan Terapi
Bersama Tim KFT menyusun:
- Formularium RS
- Pedoman Diagnosa dan Terapi / protokol terapi
- PPAB / Antibiotic policy

2. Mikrobiologi Klinik
Bersama dokter mikrobiologi klinik memilih dan
merencanakan antimikroba serta disk yang akan
digunakan
PERAN INSTALASI FARMASI BERSAMA
3 PILAR LAIN PPRA (2)
3. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
- Menyediakan antiseptik dan desinfektan yang
sesuai
- Pencegahan kontaminasi antiseptik
- Membuat jadwal untuk membuat larutan
antiseptik dan desinfektan baru
- Pembuatan pedoman antiseptik dan desinfektan
dan peninjauan ulang secara periodik
- Memberikan pelatihan tentang tehnik septik
dispensing
RINGKASAN
Peran Instalasi Farmasi dalam mendukung
pengendalian resistensi antimikroba
1. Pengelolaan
Menjamin ketersediaan serta mutu
antimikroba, antiseptik dan desinfektan yang
dibutuhkan dengan tepat jenis, jumlah dan
waktu
2. Penggunaan/ Farmasi Klinik
Mengkaji penggunaan antimikroba,
antiseptik dan desinfektan guna tercapainya
penggunaan yang rasional
RINGKASAN
3. Evaluasi
- Ketersediaan dan mutu
- Kesesuaian terhadap pedoman/kebijakan yang

berlaku
- Audit (dilakukan bersama dokter) :
~ Kuantitas antibiotik yang digunakan
~ Kualitas penggunaan antibiotik
RINGKASAN
Penggunaan antibiotik yang terkendali :
~ mencegah munculnya resistensi antimikroba
~ menghemat penggunaan antibiotik
~ mengurangi beban biaya perawatan penderita
~ penghematan bagi rumah sakit
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai