Anda di halaman 1dari 43

KATARAK TRAUMATIK

ec TRAUMA OKULI NON


PERFORANS

NAMA : ARNIS FANASARI ABD. KADIR


STB : C11103129
PEMBIMBING
Dr. SRI WAHYUTI
SUPERVISOR
Dr. RAHASIAH ATUFIK, Sp.M
I. IDENTITAS PASIEN

Nama : M.F
Umur : 7 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku bangsa : Bugis
Pekerjaan : Siswa
Alamat : BTN. Paccerakang Permai
Blok A/7
No Register : 023595
Tanggal Pemeriksaan: 02 Juli 2008
Rumah Sakit : RSWS
ANAMNESIS

KU : Penglihatan kabur pada mata kiri


AT : Dialami sejak 1 tahun yang lalu sebelum datang
ke Poli Mata. Awalnya tampak ada bintik putih pada
pupil yang lama-kelamaan makin membesar
membentuk seperti benang yang membuat pasien
merasa seperti berkabut jika melihat lewat mata kiri.
Pasien juga mengeluh merasa silau pada mata
kirinya. Tidak ada mata merah, rasa mengganjal, rasa
berpasir, gatal, nyeri, airmata berlabih, dan kotoran
mata berlebih. Riwayat trauma pada mata kiri ada
sekitar 2 tahun yang lalu akibat terkena tendangan
bola saat pasien sedang bermain dan sejak saat itu
penglihatan pasien mulai terganggu. Pasien belum
pernah menggunakan obat mata sebelumnya.
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
Inspeksi

Gambar 1. Tampak mata kiri pasien yang mengalami


katarak traumatik.
PEMERIKSAAN OD OS
Palpebra Normal Normal
Silia Normal Normal
Apparatus Lakrimasi (-) Lakrimasi (-)
Lakrimalis
Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Kornea Jernih Jernih
BMD Normal Normal
Iris Coklat Coklat
Pupil Bulat, Sentral Bulat, Sentral
Lensa Jernih Agak keruh
Gerakan Bola Mata Ke Segala Arah Ke Segala Arah
palpasi
pemeriksaan OD OS

Tensi Okular Tn Tn

Nyeri Tekan (-) (-)

Massa Tumor (-) (-)

Glandula Pembesaran (-) Pembesaran (-)


Preaurikuler
Visus
VOD : 6/6
VOS : 6/24PH=6/12+1=6/12
Campus Visual
Tidak dilakukan pemeriksaan
Color Sense
Tidak dilakukan pemeriksaan
Light Sense
Tidak dilakukan pemeriksaan
Penyinaran oblique
PEMERIKSAAN OD OS
Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Kornea Jernih Jernih
BMD Normal Normal
Iris Coklat, Kripte (+) Coklat, Kripte (+)
Pupil Bulat, Sentral Bulat, Sentral
RC(+) RC(+)
Lensa Jernih Agak keruh
Diafanoskopi
Tidak dilakukan pemeriksaan
Slit Lamp
SLOD : Konjungtiva Hiperemis (-), kornea jernih, BMD
normal, iris coklat kripte (+), pupil bulat sentral RC (+),
lensa jernih.
SLOS : Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, BMD
normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, RC (+),
lensa keruh pada kapsula posterior.
Oftalmoskopi
Tidak dilakukan pemeriksaan
Eksoftalmometer Helter
Tidak dilakukan pemeriksaan
RESUME

Seorang anak laki-laki 7 tahun datang ke Poli Mata RSWS


dengan keluhan utama penglihatan kabur pada mata kiri yang
dialami sejak 1 tahun lalu setelah mata kirinya terkena
tendangan bola. Awalnya muncul bintik putih pada pupil mata
kiri yang lama-kelamaan makin membesar membentuk seperti
benang. Pasien juga merasa silau. Tidak ada mata merah, rasa
mengganjal, rasa berpasir, gatal, nyeri, airmata berlabih, dan
kotoran mata berlebih. Riwayat trauma pada mata kiri ada
sekitar 2 tahun yang lalu akibat terkena tendangan bola saat
pasien sedang bermain dan sejak saat itu penglihatan pasien
mulai terganggu.
Dari pemeriksaan oftalmologi didapatkan hasil inspeksi OD:
dalam batas normal, OS : lensa agak keruh. Palpasi : ODS :
dalam batas normal Visus : VOD : 6/6, VOS :
6/24PH=6/12+1=6/12. Pada pemeriksaan dengan slit lamp
ditemukan SLOD : dalam batas normal, SLOS : lensa keruh
pada kapsula posterior
DIAGNOSIS
OS Katarak Traumatik ec Trauma Oculi
Non Perforans
ANJURAN
USG B-Scan
TERAPI
Rencana OS ECCE + IOL
DISKUSI
Pasien ini didiagnosis Katarak Traumatik karena dari
anamnesis didapatkan keluhan penglihatan kabur yang
dialami secara perlahan-lahan 1 tahun terakhir akibat trauma
tumpul pada mata kiri yaitu terkan tendangan bola yang
dialami sejak 2 tahun yang lalu. Pasien juga mengeluh silau.
Tidak ada mata merah, rasa mengganjal, rasa berpasir, gatal,
nyeri, airmata berlabih, dan kotoran mata berlebih. Riwayat
trauma pada mata kiri ada sekitar 2 tahun yang lalu. Pasien
belum pernah menggunakan obat mata sebelumnya.
Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan hasil inspeksi OD:
dalam batas normal, OS : lensa agak keruh. Palpasi : ODS :
dalam batas normal Visus : VOD : 6/6, VOS :
6/24PH=6/12+1=6/12. Pada pemeriksaan dengan slit
lamp ditemukan SLOD : dalam batas normal, SLOS : lensa
keruh pada kapsula posterior.
Pasien ini direncanakan untuk dilakukan OS ECCE (Extra
Capsular Cataract Exraction) dan IOL (Intra Ocular Lens)
untuk membersihkan lensa yang keruh dan menggantinya
dengan lensa yang ditanam.
KATARAK TRAUMATIK
Pendahuluan
Katarak traumatik muncul akibat cedera pada mata yang
bisa diakibatkan karena trauma perforans atau non
perforans
Lensa bisa jadi keruh walaupun tanpa kerusakan
langsung pada lensa
Katarak akibat trauma tumpul menunjukkan opak yang
menetap atau progresif berupa bentuk klasiknya yaitu
berupa vissous ring, bintang (stellate) atau bunga
(rosette).
Insiden trauma okuli kurang lebih 2,5 juta terjadi di
Amerika Serikat, dan sekitar 4-5 % mengalami katarak
Patofisiologi
Mekanisme trauma coup dan countrecoup
adalah yang terjadi pada suatu trauma
tumpul.
Coup adalah mekanisme penyebab
terjadinya vossius ring yang bisa dijumpai
pada kapsul anterior lensa setelah trauma
tumpul.
Lanjutan
Pada countrecoup juga terjadi kerusakan
sepanjang garis gegaran. Apabila
permukaan anterior mata terkena sesuatu
yang tumpul, maka akan terjadi
pemendekan bagian anterior-posterior
lensa diikuti dengan pemanjangan bagian
ekuator lensa. Hal ini akan menyebabkan
kerusakan pada kapsula lensa, Zonula
Zinni atau keduanya
Gejala klinik (subjektif)
Penglihatan seperti berasap dan tajam
penglihatan yang menurun secara progresif.
Visus mundur yang derajatnya tergantung
lokalisasi dan tebal tipisnya kekeruhan. Bila
kekeruhan tipis, kemunduran visus sedikit atau
sebaliknya. Dan jika kekeruhan terletak di
ekuator, tidak ada keluhan apa-apa.
Penderita mengeluh adanya bercak-bercak
putih yang tak bergerak.
Lanjutan
Diplopia monokular yaitu penderita melihat 2
bayangan yang disebabkan oleh karena
refraksi dari lensa, sehingga benda-benda
yang dilihat penderita akan menyebabkan
silau.
Pada stadium permulaan, penderita mengeluh
miopi, hal ini terjadi karena pembentukan
katarak, sehingga lensa menjadi cembung dan
refraksi power mata meningkat, akibatnya
bayangan jatuh di muka retina. (5)
Gejala klinik (obyektif)
Pada lensa tidak aada tanda-tanda inflamasi.
Pada oblique illumination (mata disinar dari samping):
lensa tampak keruh keabuan atau keputihan dengan
backgrond hitam.
Pada fundus refleks dengan ophtalmoschope:
kekeruhan tersebut tampak hitam dengan background
orange, dan pada stadium maturestent hanya
didapatkan warna putih atau tampak kehitaman tanpa
background orange. Hal ini menunjukkan bahwa lensa
sudah keruh seluruhnya.
Kamera anterior menjadi dangkal dan iris terdorong ke
depan, sudut kamera anterior menyempit sehingga
tekanan intraokuler meningkat, akibatnya terjadi
glaukoma. (4)
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan tambahan
Terapi
Rencana pendekatan operasi adalah
penting pada katarak traumatik. Tetapi,
apabila tidak terdapat penyulit maka dapat
ditunggu samapai mata menjadi tenang.
Pembedahan dilakukan apabila tajam
penglihatan sudah menurun sedemikian
rupa dan mengganggu kehidupan sosial
Lanjutan
Terdapat dua jenis pembedahan pada katarak
yaitu Intracapsular Cataract Extraction (ICCE)
atau ekstraksi intrakapsular dan Extracapsular
Cataract Extraction (ECCE) atau ekstraksi
ekstrakapsular.
Faekoemulsifikasi dengan irigasi atau aspirasi
(atau keduanya) adalah teknik ekstrakapsular
yang menggunakan getaran-getaran ultrasonik
untuk mengangkat nukleus dan korteks melalui
insisi limbus yang kecil (2-5 mm), sehingga
mempermudah penyembuhan luka pasca
operasi.
Komplikasi
Glaukoma
Uveitis kronik pasca operasi katarak
Diagnosis banding
Katarak komplikata
Prognosis
Tergantung pada letak dan luasnya
trauma.
Kemajuan ketajaman penglihatan pasca
bedah, tergantung kondisi kesehatan
penderita, sifat kooperatif pasien pada
saat pembedahan.
Pendahuluan
Trauma mata kebutaan unilateral
pd anak & dewasa muda.
Keadaan plg sering menyebabkan
trauma mata Kecelakaan di rumah,
kekerasan, ledakan aki, cedera akibat
olah raga, & kll.
Lanjutan...
Sistem perlindungan mata rongga orbita,
kelopak, jaringan lemak retrobulbar, refleks
memejam atau mengedip
Trauma bola mata integritas dari
membran luar yg menutupi bola mata
mengalami robekan (trauma
tumpul/tembus)
Trauma mata kondisi kegawatdaruratan
utama yg memerlukan penanganan
bedah/tindakan operatif
Anatomi Mata
KLASIFIKASI
OCULAR TRAUMA

CLOSED GLOBE OPEN GLOBE

BURN RUPTURE

CONTUSION LACERATION

LACERATION
PENETRATING PERFORATING

LAMELLAR
PATOFISIOLOGI

Mekanisme
trauma okuli

coup

perubahan posisi
bola mata

ekspansi ekuatorial

countrecoup
Perdarahan di palpebra
Emfisema palpebra

Luka laserasi di
palpebra

Ptosis
Hiperemia konjungtiva dan perdarahan
subkonjungtiva
Robekan sklera
Hifema
Pupil midriasis

Iridodialise

Kelainan lensa
Perdarahan badan kaca
Kelainan retina berupa edema dan ruptur
retina
Perdarahan retina
Eksoftalmus
Enoftalmus
Glaukoma sekunder
Kelainan gerakan mata
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan
Beberapa trauma okuli yang tidak berat
dan kecil tidak memerlukan penanganan
khusus. Luka cukup dibersihkan dan
ditutup. Pada kasus begini, hanya
memerlukan terapi antibiotik sistemik
dan/atau topikal, antiemetik, analgetik
serta diobservasi.
Komplikasi
Setelah tejadi ruptur dari bola mata,
endoftalmitis dan infeksi sekunder mata lainnya
bisa terjadi dalam hitungan jam hingga minggu.
Oftalmia simptetik adalah penyakit inflamasi
yang bisa terjadi pada mata yang tidak
mengalami trauma beberapa bulan setelah
trauma. Penyakit ini diduga suatu respon imun
terhadap jaringan uvea yang terpapar dengan
trauma.
Prognosis
Prognosis utama trauma okuli sangat
dipengaruhi oleh tipe, tingkatan trauma
dan waktu kejadian sehingga sesuai
dengan penanganan yang diberikan

Anda mungkin juga menyukai