Anda di halaman 1dari 3

Pada kesempatan yang sama, Staf Ahli Kimia Farmasi BNN Mufti

Djusnir mengatakan, efek samping menggunakancathinonelebih


berbahaya dari sabu-sabu maupun ekstasi sehingga perlu diwaspadai
peredarannya. "Efek samping menggunakancathinonelebih dahsyat
dari sabu-sabu maupun ekstasi yang struktur dasarnya adalah MDMA,
yakni 3,4methylene dioxy metacathinone," kata Mufti.

Bahaya dari zat tersebut, jika mengkonsumsi akan mengalami


psikoaktif, dan siapa pun yang menggunakan tanpa takaran jelas
mengakibatkan overdosis sehingga kejang, keram, dan berakhir
dengan kematian, katanya.

Sebelumnya, BNN menemukan narkoba jeniscathinonedalam kasus


narkoba Raffi Ahmad cs, yakni
3,4methylenedioxymethcathinoneatau biasa disebutmethylone
Nama ganja di dunia narkotika mungkin sudah tidak asing lagi. Bagaimana dengan MDMA? MDMA (3,4-
methylenedioxy-shabu) juga dikenal sebagai salah satu jenis ekstasi. Obat sintetik psikoaktif ini memiliki
kesamaan dengan amfetamin baik stimulan danhalusinogen mescaline.

Umumnya, MDMA dikemas dalam bentuk kapsul atau tablet. Zat adiktif ini akan bekerja dalam waktu 3 hingga
6 jam. Bagi orang yang mengkonsumsinya, ia akan merasakan peningkatan energi, euforia, kehangatan
emosional, serta empati pada orang lain, seperti yang dijelaskanNational Institute on Drug Abuse.

Dampak negatif MDMA


MDMA memiliki efek fisik yang sama dengan obat stimulan lainnya, seperti kokain dan amfetamin. Artinya, di
saat orang mulai kecanduan, ia akan mengalami peningkatan denyut jantung dan aliran darah. Pengguna
MDMA juga akan mengalami gejala lainnya, seperti ketegangan otot, mual, penglihatan kabur, pingsan, dan
berkeringat.

Dalam kadar yang tinggi, MDMA dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatur suhu. Dalam hal ini,
orang yang mengkonsumsinya akan mengalamihipetemia, yang dapat memicu rusaknya liver, ginjal, dan
gagal jantung. Yang paling parah adalah kematian.

Sebenarnya, kombinasi MDMA dengan satu atau lebih obat-obatan justru akan lebih berbahaya. Pengguna
yang sengaja mencampurnya dengan ganja dan alkohol akan menempatkan pada risiko masalah kesehatan
yang serius.

Zat baru dalam kasus Raf


Namacathinonedisebut-sebut sebagai zat baru narkotika yang belum dicatat dalam hukum di Indonesia.
Menurut Kepala Humas BNN, Sumirat Dwiyanto, zat baru tersebut turunan daricathinoneyang tidak terdaftar
dalam UU Narkotika Nomor 35 tahun 2009.

Jika ditelusuri,cathionesebenarnya banyak digunakan sebagai bahan psikoaktif dalam 'garam mandi'. Bahan
ini juga banyak dijual sebagai salah satu jenis ekstasi

Anda mungkin juga menyukai