Anda di halaman 1dari 23

ASMA

Oleh : Sri Novita Lubis, SKM, M.Kes


PENGERTIAN ASMA

Gangguan inflamasi kronik saluran napas


yang melibatkan banyak sel dan
elemennya.
Inflamasi kronik menyebabkan
peningkatan hiperesponsif jalan napas
yang menimbulkan gejala episodik
berulang berupa mengi, sesak napas,
dada terasa berat dan batuk-batuk
terutama malam dan atau dini hari.
Episodik tersebut berhubungan dengan
obstruksi jalan napas yang luas, bervariasi
dan seringkali bersifat reversibel dengan
atau tanpa pengobatan.
Sekitar 300 juta manusia di dunia menderita asma dan
diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 400
juta pada tahun 2025.

Satu dari 250 orang yang meninggal adalah penderita asma.

Asma menyebabkan kehilangan hari sekolah anak di Asia


(16%), Eropa (34 %) serta Amerika Serikat (40%).

Di Amerika, National Health Survey tahun 2001 hingga 2009


mendapatkan Prevalens asma meningkat dari 7,3% (20,3
juta orang) di tahun 2001 menjadi 8,2% (24,6 juta orang) di
tahun 2009.
Di Indonesia, Asma merupakan sepuluh besar penyebab
kesakitan dan kematian.

Survei kesehatan rumah tangga (SKRT) 1986 menunjukkan


asma menduduki urutan ke-5 dari 10 penyebab kesakitan
(morbiditi) bersama-sama dengan bronkitis kronik dan
emfisema.

Pada SKRT 1992, asma, bronkitis kronik dan emfisema sebagai


penyebab kematian (mortaliti) ke-4 di Indonesia atau sebesar
5,6 %.

Prevalensi nasional untuk penyakit asma sebesar 4%. 9 provinsi


dengan angka prevalensi di atas angka nasional : NAD, Jabar,
NTB, NTT, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Tenggara, Gorontalo, dan Papua Barat
(RISKESDAS, 2007).
Tabel angka kejadian di
INDONESIA
Peneliti Kriteria Populasi Daerah Prevalensi
Asma (Jumlah) (%)
Sundaru H Klinis Masyarakat Utan Kayu 6,91
(1990) > 14 thn Jakarta
(473)
Siregar dkk Klinis Masyarakat Utan Kayu 6,99
(1990) > 14 thn jakarta
(243)
Soemantri & Klinis Mahasiswa Bandung 6,6
Dahlan Perawat
(1998) (381)
Datau Klinis Mahasiswa Manado 6,53
dkk(1990)
Konten PG Klinis Anak Singaraja 4,3
(1983) sekolah Bali
(370)
PENYAKIT INFLAMASI
KRONIK

SEMUA
UMUR
ASMA
ASMA DI SELURUH
DUNIA

GANGGUAN KUALITAS
AKTIVITAS HIDUP
SEHARI-HARI MENURUN
Faktor Risiko
Gejala
Gejala asma bersifat episodik, seringkali reversibel dengan/atau tanpa
pengobatan.
Gejala awal berupa :
batuk terutama pada malam atau dini hari
sesak napas
napas berbunyi (mengi) yang terdengar jika pasien menghembuskan napasnya
rasa berat di dada
dahak sulit keluar.

Gejala yang berat adalah keadaan gawat darurat yang mengancam jiwa. Yang
termasuk gejala yang berat adalah:
Serangan batuk yang hebat
Sesak napas yang berat dan tersengal-sengal
Sianosis (kulit kebiruan, yang dimulai dari sekitar mulut)
Sulit tidur dan posisi tidur yang nyaman adalah dalam keadaan duduk
Kesadaran menurun
Klasifikas derajat berat asma berdasarkan ga
Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal Paru

1. Intermiten BULANAN APE > 80 %


Gejala < 1 x/minggu 2 kali sebulan VEP1 > 80% nilai Prediksi.
Tanpa gejala di luar serangan APE > 80% nilai terbaik
Serangan singkat Variabilitas APE < 20%

2. Persisten ringan MINGGUAN APE>80%


Gejala > 1x/minggu, tetapi <1x/hari. > 2 kali sebulan VEP1 > 80% nilai prediksi.
Serangan dapat mengganggu aktiftas APE > 80% nilai terbaik
tidur Variabilitas APE 20-30%

3. Persisten sedang HARIAN APE 60-80%


Gejala setiap hari. > 1 x seminggu VEP1 60-80% nilai
Serangan mengganggu aktifitas dan Prediksi.
tidur. APE 60-80% nilai terbaik
Membutuhkan bronkodilator setiap Variabilitas APE > 20%
hari

4. Persisten berat KONTINYU APE < 60%


Gejala terus menerus Sering VEP1 < 60% nilai Prediksi.
Sering kambuh. APE < 60% nilai terbaik
Aktifitas fisik terbatas Variabilitas APE > 30%
PENATALAKSANAAN ASMA

BERHASIL TUJUAN SUPAYA


DITENTUKAN 3 FAKTOR ASMA TERKONTROL

KEADAAN OPTIMAL
enanganan medis SEPERTI ORANG SEHAT
Obat
(Dokter)

AKTIVITAS

penderita
KUALITAS HIDUP
MENINGKAT
MENGHILANGK
AN
OBAT-OBAT ASMA GEJALA/PELEGA

- AGONIS 2 KERJA
PENCEGAH/ PENDEK
PENGONTROL
- METILSANTIN
- ANTI KOLINERGIK
-ANTI INFLAMASI - KORTIKOSTEROID
a.Steroid hirup SISTEMIK
b. Steroid oral
- Na.CROMOLIN
- TEOFILIN LEPAS LAMBAT
- AGONIS 2 JANGKA PANJANG HIRUP
- ANTI LEUKOTRIEN
Penatalaksanaan asma dilakukan
melalui berbagai pendekatan
yang dapat dilaksanakan,
mempunyai manfaat, aman,
harga terjangkau, disintegrasi
pendekatan tersebut dikenal
dengan Program
Penatalaksanaan Asma
Program
Penatalaksanaan
Asma
.
1. EDUKASI Penderita, keluar

Diberikan pengetahuan dan keterampilan sehing


mampu melakukan pemeriksaan sendiri

Baru dapat terjadi bila memahami penyakit asm


tujuan pengobatan, obat-oobat dan efek sampi

Berhasil bila terjadi alih informasi dan keterampil


serta perubahan perilaku penderita

menerima kenyataan bahwa asma adalah penyakit kro


erlukan kesabaran, ketelitian, dan konsultasi teratur
berkesinambungan
FAKTOR KETIDAKPATUHAN
Faktor yang menyebabkan ketidakpatuhan berobat
(Noncompliance) Kesulitan menggunakan obat inhalasi/ alat bantu
Faktor Obat
Paduan pengobatan yang tidak menyenangkan (banyak obat,
4x/hari,dll)
Harga obat mahal
Tidak menyukai obat
Apotik jauh/ sulit terjangkau

Faktor di luar Salah pengertian/ kurang informasi


Takut efek samping
obat
Tidak puas dengan layanan dokter/ perawat
Tidak terdiskusikan dan terpecahkan masalah yang dirasakan
penderita
Harapan yang tidak sesuai
Supervisi, latihan dan tindak lanjut yang buruk
Takut terhadap kondisi yang diderita dan pengobatannya
Kurangnya penilaian berat penyakit
Isu-isu yang beredar di masyarakat
Stigmatisasi
Lupa
Sikap terhadap sakit dan sehat
2. MENILAI DAN MEMONITOR BERAT ASMA
SECARA BERKALA
Melalui pengukuran :
- Gejala
- Uji faal paru
- Hasil pengobatan
3. MENGIDENTIFIKASI DAN MENGHINDARI
FAKTOR PENCETUS

Tahap pertama
penatalaksanaan asma
Dapat mengurangi gejala dan
dalam jangka panjang
menekan proses inflamasi
4. Merencanakan dan memberikan
pengobatan
jangka panjang
5. Menetapkan pengobatan pada serangan
akut
6. Kontrol secara teratur
7. Pola hidup sehat
Tujuan penatalaksanaan
asma
Mencapai kondisi sebaik mungkin

Gejala seminimal mungkin


Membutuhkan bronkodilator seminimal
mungkin
Keterbatasan aktifitas fisik minimal
Efek samping obat sedikit
Faal paru terbaik
Variasi diurnal APE minimal
APE sebaik mungkin
Asma terkontrol

Menghilangkan atau meminimalkan gejala


kronik, termasuk gejala malam
Menghilangkan/meminimalkna serangan
Meniadakan kunjungan ke gawat darurat
Meminimalkan penggunaan bronkodilator
Aktifitas sehari-hari normal, termasuk olahraga
Meminimalkan/menghilangkan efek samping
obat
Variasi diurnal APE<20%
APE (mendekati) normal
Pencegahan
Asma
1. Kontrol Teratur
2. Pola Hidup Sehat
Meningkatkan kebugaran fisik
Berhenti atau tidak pernah merokok
Lingkungan kerja

Anda mungkin juga menyukai