Anda di halaman 1dari 29

KONSERVASI LAHAN TAMBANG

PERTAMBANGAN ???
Pertambangan ialah kegiatan untuk
menghasilkan bahan galian yang dilakukan baik
secara manual maupun mekanis yang meliputi
serangkaian kegiatan dalam rangka pencarian,
penambangan (penggalian), pengolahan,
pemanfaatan dan penjualan bahan galian
(mineral, batu bara, panas bumi, migas).
Dari sekian jenis bahan tambang yang ada dapat di bagi
menjadi tiga golongan, yaitu:

Galian
Galian golongan A (Strategis)
Golongan bahan galian ini penting untuk
mempertahankan/keamanan negara atau
untuk menjamin perekonomian negara
Contoh: batu bara, minyak bumi, tembaga,
alumunium, timah putih

Batu bara Minyak Tembaga


bumi
Galian golongan B (Vital)
Bahan galian yang penting untuk memebuhi
keinginan hidup orang banyak.
Contoh: Emas, Perak, magnesium, permata,
seng

Emas & Perak Batu Permata


Galian golongan C (tidak A atau B)
Bahan galian yang tidak termasuk ke dalam A dan B. Contoh:
Semen, Kapur, Gips, Pasir Bahan ini merupakan bahan tambang
yang tersebar di berbagai daerah yang ada di Indonesia.

Kapur Semen

Pasir
Berdasarkan proses pengambilan bahan tambang, jenis
tambang pada umumnya dibagi dua:
1. Penambangan terbuka (surface mining)
Dimana semua kegiatan penambangan dilakukan di
permukaan tanah. Pada kegiatan penambangan ini
khususnya untuk bahan galian industri dinamakan
Quarry Mining.

Tambang timah di pulau bangka Tambang emas di papua


2. Penambangan bawah tanah (underground
mining)
Dapat diterapkan untuk endapan bahan galian
industri atau urat bijih dengan bentuk dan
ukuran tidak teratur serta tersebar tidak merata.
Arah penambangannya mengikuti arah bentuk
endapan atau urat bijih yang ditambang.
MANFAAT PERTAMBANGAN
Sisi Ekonomi dan Sumber Daya Manusia
Peningkatan pendapatan perbulan masyarakat disekitar
perusahaan pertambangan tersebut. Peningkatan pendapatan ini
disebabkan oleh adanya penerimaan tenaga kerja yang dilakukan
oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional.Meliputi
tenaga managerial, teknis tambang, teknis operasional dan tenaga
kerja pendukung.
o Memasok Kebutuhan Energi.
Kegiatan penambangan oleh perusahaan pertambangan
khususnya penambangan bahan-bahan tambang yang pengunaan
akhirnya sebagai sumber energi secara langsung akan berdampak
pada peningkatan dan pemenuhan permintaan pasokan energi
khususnya didaerah tersebut dan pada daerah lain secara luas.
o Memacu Pembangunan.
kegiatan penambangan akan memicu peningkatan pembangunan
didaerah tersebut guna mendukung kebutuhan perusahaan dan
kegiatan penambangan itu sendiri mulai dari segi sosial, kesehatan,
perekonomian dan lain-lain.
Seperti diterangkan sebelumnya kegitan penambangan itu
sendiri akan merangsang pembangunan perusahaan pengguna dari
bahan tambang itu sendiri yang akan berimbas secara berkelanjutan
akan kebutuhan insfrastruktur sosial seperti tempat ibadah,
ekonomi berupa perbankan dan pasar, serta sarana pendidikan.
o industri pertambangan merupakan salah satu pandapatan terbesar
dari sebuah Negara,
o industri pertambangan memproduksi sebagian besar kebutuhan
manusia di DUNIA.
o industri pertambangan menyiapkan lapangan kerja bagi
masyarakat dan mengurangi pengangguran.
o mengangkat nama Negara di kalangan internasional.
2) Dampak Negatif

Dampak secara umum :


1. Kegiatan penambangan yang terjadi di kawasan hutan dapat
merusak ekosistem hutan, sehingga dapat mengakibatkan
kerusakan lingkungan dalam bentuk pencemaran air, tanah,
dan udara yang disebabkan oleh benda-benda asing sebagai
akibat perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan
lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti semula.
2. Usaha pertambangan dalam waktu yang relatif singkat dapat
mengubah bentuk topografi dan keadaan muka tanah (land
impact), sehingga dapat mengubah keseimbangan sistem
ekologi bagi daerah sekitarnya.
3. Pencemaran akibat debu dan asap yang mengotori udara
dan air, limbah air, tailing (ampas buangan) serta buangan
tambang yang mengandung zat-zat beracun.
4. Suara bising dari berbagai alat berat.
pertambangan yang dilakukan tanpa mengindahkan
keselamatan kerja dan kondisi geologi lapangan, dapat
menimbulkan tanah longsor, ledakan tambang,
keruntuhan tambang dan gempa
5. Kebisisngan
6. Polusi udara
7. Menurunnya permukaan bumi
8. Kerusakan lingkungan dan masalah kesehatan yang
ditimbulkan oleh proses penambangan dan
penggunaannya.
Berikut ini berberapa dampak aktivitas tambang
terhadap lingkungan :
1.Terhamburnya debu /gas-gas berbahayadariakibat proses
pengolahanbahan tambangataupun debuakibat kenderaan
pengangkut hasil tambangyang menyebabkan terjdainya
pencemaran udara.
2.Terbentuknya banyak kubangan air di daerah bekas
pertambangan, dimanaanyaknya kubangan air itu akan
berakibat pada perubahan iklim mikro yangdapat menganggu
kenyamanan lingkungan , udara menjadi panas,
dengankelembaban tinggi.
3.Terjadinya tanah longsor secara besar-besaran didaerah
pertambangan terbukadapat menimbulkan penyakit demam
lembah.
4.Kerusakan pada permukaan tanah karena tanah pada lapisan atas (top
soil) yang subur telah dikupas
menyebabkan pertumbuhan vegetasi sekitar tambang sangatlah buruk.

5.Ketiadaan tanaman penutup pada permukaan tanah akibat rusaknya


lapisan top soil akan mempercepat erosi permukaan oleh air hujan

6.Tanah-tanah yang tergerus air akan terbawa bahkan zat-zat berbahaya


sisa hasil pertambangan akan mengalir dan bermuara disungai
induk, sehingga air sungai tampak berwarna coklat , terjadi
pendangkalan pada sungai dan sangat meungkinkan untuk terjadi
pencemaran apada air sungai.

7.Aliran air disekitar tambang yang membawa unsur atau zat-zat


berbahaya dapat merusak baik fisik ataupun unsur kimiawi dari tanah
sekitar tambang.
Upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh penambang
batu bara dapat ditempuh dengan beberapa pendekatan, untuk dilakukan tindakan-tindakan
tertentu sebagai berikut :

1. Pendekatan teknologi, dengan orientasi teknologi preventif (control/protective) yaitu


pengembangan sarana jalan/jalur khusus untuk pengangkutan batu bara sehingga akan
mengurangi keruwetan masalah transportasi. Pejalan kaki (pedestrian) akan terhindar dari
ruang udara yang kotor. Menggunakan masker debu (dust masker) agar meminimalkan risiko
terpapar/terekspose oleh debu batu bara (coal dust).

2. Pendekatan lingkungan yang ditujukan bagi penataan lingkungan sehingga akan terhindar dari
kerugian yang ditimbulkan akibat kerusakan lingkungan. Upaya reklamasi dan penghijauan
kembali bekas penambangan batu bara dapat mencegah perkembangbiakan nyamuk malaria.
Dikhawatirkan bekas lubang/kawah batu bara dapat menjadi tempat perindukan nyamuk
(breeding place).

3. Pendekatan administratif yang mengikat semua pihak dalam kegiatan pengusahaan


penambangan batu bara tersebut untuk mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku (law
enforcement)

4. Pendekatan edukatif, kepada masyarakat yang dilakukan serta dikembangkan untuk membina
dan memberikan penyuluhan/penerangan terus menerus memotivasi perubahan perilaku dan
membangkitkan kesadaran untuk ikut memelihara kelestarian lingkungan.
Reklamasi Lahan Bekas Tambang
Reklamasi adalah usaha memperbaiki atau memulihkan kembali lahan dan
vegetasi dalam kawasan hutan yang rusak sebagai akibat kegiatan usaha
pertambangan dan energi agar dapat berfungsi secara optional sesuai dengan
peruntukannya.

Langkah-langkah reklamasi lahan bekas tambang adalah sebagai berikut :

a. Mempersiapkan rencana reklamasi sebelum pelaksanaan penambangan.


b. Luas areal yang direklamasi sama dengan luas areal penambangan.
c. Memindahkan dan menempatkan tanah pucuk pada tempat tertentu dan mengatur
sedemikian rupa untuk keperluan vegetasi.
d. Mengembalikan/memperbaiki kandungan (kadar) bahan beracun sampai tingkat
yang aman sebelum dapat dibuang ke suatu tempat pembuangan.
e. Mengembalikan lahan seperti keadaan semula dan/atau sesuai
dengan tujuan penggunaannya.
f. Memperkecil erosi selama dan setelah proses reklamasi.
g. Memindahkan semua peralatan yang tidak digunakan lagi dalam
aktivitas penambangan.
h.Permukaan yang padat harus digemburkan namun bila tidak
memungkinkan untuk agar ditanami dengan tanaman pionir yang
akarnya mampu menembus tanah yang keras.
i.Setelah penambangan maka pada lahan bekas tambang yang
diperuntukan bagi vegetasi, segera dilakukan penanaman kembali
dengan jenis tanaman yang sesuai dengan rencana rehabilitasi.
j. Mencegah masuknya hama dan gulma berbahaya, dan
k.Memeantau dan mengelola areal reklamasi sesuai dengan kondisi
yang diharapkan.
PELAKSANAAN REKLAMASI

a) Persiapan lahan yang berupa pengamanan lahan bekas


tambang, pengaturan bentuk tambang (landscaping),
pengaturan/penempatan bahan tambang kadar rendah (low
Grade) yang belum dimanfaatkan.
b) Pengendalian erosi dan sedimentasi.
c) Pengelolaan tanah pucuk (top soil)
d) Revegatasi (penanaman kembali) dan/atau pemanfaatan lahan
bekas tambang untuk tujuan lainnya.
PERSIAPAN LAHAN

1. Pengamatan Lahan Bekas Tambang

Kegiatan ini meliputi :


a. Pemindahan/pembersihan seluruh peralatan dan prasarana yang tidak
digunakan dilahan yang akan direklamasi,
b.Perencanaan secara tepat lokasi pembuangan sampah/limbah beracun dan
berbahaya dengan perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan,
c. Pembuangan atau penguburan potongan beton dan scrap pada tempat
khusus,
d.Penutupan lubang bukaan tambang secara aman dan permanen.
e. Melarang atau menutup jalan masuk ke lahan bekas tambang yang akan
direklamasi.
2. Pengaturan Bentuk Lahan

Pengaturan bentuk lahan disesuaikan dengan kondisi topografi dan hidrologi


setempat.
Kegiatan ini meliputi :

a. Pengaturan bentuk lereng

1) Pengaturan bentuk lereng dimaksud untuk mengurangi kecepatan air limpasan


(run off), erosi dan sedimentasi serta longsor.
2) Lereng jangan terlalu tinggi atau terjal dan dibentuk berters-teras

b. Pengaturan saluran pembuangan air

1) Pengaturan saluran pembuangan air (SPA) dimaksudkan untuk mengatur air agar
mengalir pada tempat tertentu dan dapat mengurangi kerusakan lahan akibat erosi.
2) Jumlah/kerapatan dan bentuk SPA tergantung dari bentuk lahan (topografi) dan
luas areal yang direklamasi.
Pengaturan/Penempatan Low Grade

Maksud pengaturan dan penempatan low garde (bahan


tambang yang mempunyai nilai ekonomis rendah) adalah agar
bahan tambang tersebut tidak tererosi/hilang apabila ditimbun
dalam waktu yang lama karena dapat dimanfaatkan.
REKLAMASI PADA INFRASTRUKTUR DAN BEKAS
BUKAAN TAMBANG
REVEGETASI
1. Pengadaan bibit/benih
a. Jenis, asli setempat atau sesuai dengan kondisi atau fungsi lahan
b. Jumlah (batang/kg), sesuai dengan rencana.
2. Penanaman
a. Jumlah areal yang ditanami (ha), > 90 % dari areal yang telah diatur kembali.
b. Jumlah yang ditanam (batang), sesuai dengan rencana.
c. Jarak tanam (m x m), sesuai dengan rencana.
3. Pemeliharaan
a. Jumlah dan jenis tanaman sulaman, sesuai dengan jumlah yang mati.
b. Pemupukan, jenis dan dosis pupuk serta frekuensi pemupukan sesuai dengan
rencana.
c. > 90 % tanaman bebas dari gulma, hama dan penyakit.
4. Tingkat pertumbuhan tanaman
a. Tanaman tumbuh subur (sehat dan tidak merana)
b. Jumlah tanaman yang ditanam prosentase jadinya > 80 %.
BIOREMEDIASI DALAM REKLAMASI LAHAN
TAMBANG

Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme


untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi
terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme
memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur
kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut
biotransformasi.

Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada


biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi,
strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi
metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun
Jenis Bioremediasi
1. Biostimulasi
Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam air atau tanah
yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan aktivitas bakteri remediasi yang
telah ada di dalam air atau tanah tersebut.

2. Bioaugmentasi
Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan
ke dalam air atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam
menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Namun ada beberapa hambatan yang
ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang
tercemar agar mikroorganisme dapat berkembang dengan optimal. Para ilmuwan belum
sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan
mikroorganisme yang dilepaskan ke lingkungan yang asing kemungkinan sulit untuk
beradaptasi.

3. Bioremediasi Intrinsik
Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang tercemar.Di
masa yang akan datang, mikroorganisme rekombinan dapat menyediakan cara yang
efektif untuk mengurangi senyawa-senyawa kimiawi yang berbahaya di lingkungan kita.
Bagaimanapun, pendekatan itu membutuhkan penelitian yang hati-hati berkaitan dengan
mikroorganisme rekombinan tersebut, apakah efektif dalam mengurangi polutan, dan
apakah aman saat mikroorganisme itu dilepaskan ke lingkungan.
Beberapa metode penanganan pencemaran
tambang batubara, yaitu :

a. Penanggulangan Acid Mine Drainage/AMD


b. Pemanfaatan Bakteri Pereduksi Sulfat dalam
Penanganan Air Asam Tambang
c. Pemanfaatan Sludge Untuk Memacu Revegetasi Lahan
Pasca Tambang Batubara
d. Bioremediasi Tanah Tercemar
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai