Anda di halaman 1dari 28

REFERAT

PENATALAKSANAAN ASMA
EKSASERBASI AKUT

Pembimbing :
dr. Antonius Sianturi, Sp.P
dr. Widya Sri Hastuti, Sp.P,
FCCP

Elfath Rahmaweny
61111022
BAB I
PENDAHULUAN

Menurut Global Initiative for Asthma 2016, Asma


adalah penyakit heterogen, umumnya dengan
karakteristik inflamasi saluran napas kronik. Asma
ditandai dengan riwayat gejala pernapasan seperti
mengi, sesak napas, rasa tertekan di dada dan
batuk yang waktu dan intensitasnya dapat berubah-
ubah, bersamaan dengan variasi hambatan aliran
ekspirasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran


napas yang melibatkan banyak sel dan elemennya.
Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan
hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan gejala
episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada
terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan
atau dini hari. Episodik tersebut berhubungan
dengan obstruksi jalan napas yang luas, bervariasi
dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa
pengobatan.
Epidemiologi

Dua pertiga penderita asma bronkial


merupakan asma bronkial alergi (atopi) dan
50% pasien asma bronkial berat merupakan
asma bronkial atopi. Prevalensi asma
bronkial non atopi tidak melebihi angka 10%.
Data pada penelitian saudara kembar
monozigot dan dizigot, didapatkan
kemungkinan kejadian asma bronkial
diturunkan sebesar 60-70%.
Etiologi

1. Faktor bronkhokontriksi : perubahan cuaca dan


suhu, polusi udara, asap rokok, infeksi saluran
pernapasan, gangguan emosi, olahraga yang
berlebihan
2. Faktor yang menyebabkan inflamasi pada saluran
pernapasan : ingestan (makanan/minuman),
inhalan (dihirup), kontak langsung dengan kulit .
Klasifikasi
No. Karakteristik Terkontrol Terkontrol parsial Tidak Terkontrol
1. Gejala siang atau > 2 minggu 3 atau lebih
2x / minggu keadaan
2. Hamabatan ada terkontrol
aktivitas parsial*

3. Gejala malam/ ada


bangun waktu
malam
4. Perlu atau > 2 minggu
reliever/bantu 2x / minggu
an inhalasi
5. Fungsi paru Normal < 80 % prediksi
PEF atau atau hasil terbaik
FEV1)** (bila ada)
*secara definisinya, bila terjadi eksaserbasi maka disebut sebagai asma
tidak terkontrol.
**tanpa pemberian bronkodilator, pemeriksaan fungsi paru tidak dapat
digunakan pada anak usia 5 tahun.
Gejala dan Tanda Berat Serangan Akut Keadaan
Ringan Sedang Berat Mengancam jiwa
Sesak napas Berjalan Berbicara Istirahat

Posisi Duduk Duduk


Membungkuk
Cara berbicara Satu kalimat Beberapa kata Kata demi kata
Kesadaran Mungkin Gelisah Gelisah Mengantuk,
gelisah gelisah, kesadaran
menurun
Frekuensi napas <20/ menit 20-30/ menit > 30/menit
Nadi < 100 100 120 > 120 Bradikardia
Pulsus paradoksus - + / - 10 20 + -
10 mmHg mmHg > 25 mmHg Kelelahan otot

Otot Bantu Napas - + + Torakoabdominal


dan retraksi paradoksal
suprasternal
Mengi Akhir Akhir Inspirasi dan Silent Chest
ekspirasi ekspirasi ekspirasi
paksa
APE > 80% 60 80% < 60%
PaO2 > 80 mHg 80-60 mmHg < 60 mmHg
PaCO2 < 45 mmHg < 45 mmHg > 45 mmHg
SaO2 > 95% 91 95% < 90%
Patofisiolo
gi
Manifestasi
klinis
Keluhan utama penderita asma ialah sesak napas
mendadak, disertai fase inspirasi yang lebih pendek
dibandingkan dengan fase ekspirasi, dan diikuti bunyi
mengi (wheezing), batuk yang disertai serangan sesak
napas, jika ada sekret maka terdengar suara ronkhi
kasar saat inspirasi yg tumpang tindih dengan
wheezing. Pada sebagian besar penderita keluhan
utama ialah sukar bernapas disertai rasa tidak enak di
daerah retrosternal. Mengi (wheezing) terdengar
terutama waktu ekspirasi.
Dalam keadaan sesak napas hebat,
penderita lebih menyukai posisi duduk
membungkuk dengan kedua telapak tangan
memegang kedua lutut. Tanda lainnya
cuping hidung sesuai dengan irama napas,
otot bantu pernapasan ikut aktif dan
penderita gelisah. Frekuensi napas
meningkat (takipneu), selain karena sesak
napas mungkin pula karena rasa takut.
Diagnosis

Diagnosis asma didasari oleh gejala yang bersifat


episodik, gejala berupa batuk, sesak napas, mengi,
rasa berat di dada dan variabiliti yang berkaitan
dengan cuaca. Anamnesis yang baik cukup untuk
menegakkan diagnosis, ditambah dengan
pemeriksaan jasmani dan pengukuran faal paru
terutama reversibiliti kelainan faal paru, akan lebih
meningkatkan nilai diagnostik.
Faal
Paru

Untuk menilai :
obstruksi jalan napas
reversibiliti kelainan faal paru
variabiliti faal paru, sebagai penilaian
tidak langsung hiperesponsif jalan napas
Spirometri

Manfaat pemeriksaan spirometri dalam diagnosis asma :


Obstruksi jalan napas diketahui dari nilai rasio VEP1/
KVP < 75% atau VEP1 < 80% nilai prediksi.
Reversibiliti, yaitu perbaikan VEP1 15% secara
spontan, atau setelah inhalasi bronkodilator (uji
bronkodilator), atau setelah pemberian bronkodilator
oral 10-14 hari, atau setelah pemberian kortikosteroid
(inhalasi/oral) 2 minggu.
Menilai derajat berat asma
Arus Puncak Ekspirasi (APE)

Manfaat APE dalam diagnosis asma :


Reversibiliti, yaitu perbaikan nilai APE 15%
setelah (uji bronkodilator), atau bronkodilator
oral 10-14 hari, atau respons terapi kortikosteroid
(2 minggu)
Variabiliti, menilai variasi diurnal APE yang
dikenal dengan variabiliti APE harian selama 1-2
minggu. Variabiliti juga dapat digunakan menilai
derajat berat
Asma Eksaserbasi Akut
Asma eksaserbasi akut adalah episode yang
ditandai dengan serangan peningkatan progresif
gejala sesak, batuk mengi, dada berat dan
penurunan progresif fungsi paru. Eksaserbasi
dapat terjadi pada pasien dengan serangan asma
yang sudah lama, kambuh sesekali dan yang baru
terkena asma.
Faktor resiko yang meningkatkan resiko kematian karena asma :
Riwayat asma yang fatal membutuhkan intubasi dan ventilasi
mekanik
Pernah dirawat inap / masuk IGD karena asma pada tahun lalu
Pernah mengkonsumsi dan atau baru berhenti mengkonsumsi
kortikosteroid
Tidak sedang menggunakan kortikosteroid inhalasi
Penggunaan SABA berlebihan terutama salbutamol lebih dari 1
tabung/bln
Memiliki riwayat penyakit psikiatri atau masalah psikososial
Tidak patuh dengan pengobatan asma
Pasien dengan alergi makanan
Diagnosis Asma Eksaserbasi Akut

Sebagian kecil pada pasien gejala dapat memburuk dan


mengalami penurunan yang sigifikan dalam fungsi parunya
tanpa tampak perubahan pada pasien tersebut. Keadaan ini
biasanya terjadi pada pasien yang memiliki riwayat asma
yang fatal dan biasanya terjadi pada laki-laki. Eksaserbasi
berat berpotensi mengancam jiwa dan membutuhkan
pengobatan yang ketat. Perhatikan pelayanan kesehatan pada
pasien ini untuk penanganan jika terjadi eksaserbasi akut
Pada keadaan di bawah ini analisis gas darah
mutlak dilakukan yaitu :

Mengancam jiwa
Tidak respons dengan pengobatan/ memburuk
Gagal napas
Sianosis, kesadaran menurun dan gelisah
Pengobatan :

1. Oksigen target SpO2 90%


2. SABA 1-2 hari lalu pantau perbaikan
3. Inhalasi kortikosteroid minimal naikkan dosis 2
x lipat, jika sudah 4 x lipat dosis setara dengan
OCS (2000 meg/hr)
4. Kombinasi ICS dengan LABA (formoterol) efektif
untuk asma yang terkontrol, mencegah
eksaserbasi karena pemberian sangat awal pada
perburukan, dosis max 72 meg/hr, dapat diberikan
pada anak 4-11 th tapi keamanan kurang.
5. LTRA hanya dengan gejala klinis
6. OCS dewasa (40-50 mg/kgBB) anak (1-2
mg/KgBB)

7. Glukokortikosteroid oral / IV selama 10-14 hari

8. Antibiotik jika terinfeksi


Kontrol Teratur

Kontrol 1-2 minggu setelah seranagan


eksaserbasi akut untuk mengidentifikasi
faktor resiko tambahan eksaserbasi
tersebut. Pengobatan dilanjutkan selama 2-4
minggu stelah serangan eksaserbasi kecuali
pada riwayat asma eksaserbasi yang terjadi
karena asmanya tidak terkontrol, dalam
keadaan ini diberikan inhaler dan
pemeriksaan teratur.
Pola hidup sehat

Meningkatkan kebugaran fisis


Berhenti atau tidak pernah merokok
Lingkungan Kerja

Anda mungkin juga menyukai

  • Bahan Elektrolit
    Bahan Elektrolit
    Dokumen5 halaman
    Bahan Elektrolit
    Fakhriza Syahda
    Belum ada peringkat
  • Trauma Tembus Mata
    Trauma Tembus Mata
    Dokumen24 halaman
    Trauma Tembus Mata
    Yhoga Timur Laga
    Belum ada peringkat
  • Referat Ok
    Referat Ok
    Dokumen44 halaman
    Referat Ok
    Fakhriza Syahda
    Belum ada peringkat
  • Referat Ok
    Referat Ok
    Dokumen32 halaman
    Referat Ok
    Fakhriza Syahda
    Belum ada peringkat
  • PROLAPSUS UTERI
    PROLAPSUS UTERI
    Dokumen19 halaman
    PROLAPSUS UTERI
    Weqy Dwi Permata
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    Fakhriza Syahda
    Belum ada peringkat
  • BAB I Ok
    BAB I Ok
    Dokumen2 halaman
    BAB I Ok
    Fakhriza Syahda
    Belum ada peringkat
  • Bahan Elektrolit
    Bahan Elektrolit
    Dokumen5 halaman
    Bahan Elektrolit
    Fakhriza Syahda
    Belum ada peringkat
  • Cover ANAK
    Cover ANAK
    Dokumen1 halaman
    Cover ANAK
    Fakhriza Syahda
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii-2
    Bab Ii-2
    Dokumen14 halaman
    Bab Ii-2
    Fakhriza Syahda
    Belum ada peringkat
  • BAB III Ok
    BAB III Ok
    Dokumen1 halaman
    BAB III Ok
    Fakhriza Syahda
    Belum ada peringkat
  • Sejarah Indonesia Auji
    Sejarah Indonesia Auji
    Dokumen9 halaman
    Sejarah Indonesia Auji
    Fakhriza Syahda
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Ok
    Kata Pengantar Ok
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar Ok
    Fakhriza Syahda
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Ok
    Daftar Isi Ok
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi Ok
    Fakhriza Syahda
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Fakhriza Syahda
    Belum ada peringkat
  • Pembahasan
    Pembahasan
    Dokumen2 halaman
    Pembahasan
    Fakhriza Syahda
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Tiiara Pratiwii
    Belum ada peringkat
  • Makalah Islam Dan IPTEK Pentingnya Penguasaan Ilmu
    Makalah Islam Dan IPTEK Pentingnya Penguasaan Ilmu
    Dokumen5 halaman
    Makalah Islam Dan IPTEK Pentingnya Penguasaan Ilmu
    Anonymous vfHsHwzT
    50% (2)
  • Kata Pengantar 1
    Kata Pengantar 1
    Dokumen4 halaman
    Kata Pengantar 1
    Rahmi Dwi Azkiah
    Belum ada peringkat
  • Referat Ok
    Referat Ok
    Dokumen35 halaman
    Referat Ok
    Fakhriza Syahda
    Belum ada peringkat
  • Lova
    Lova
    Dokumen23 halaman
    Lova
    Fakhriza Syahda
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Dan Fisiologi Kornea
    Anatomi Dan Fisiologi Kornea
    Dokumen14 halaman
    Anatomi Dan Fisiologi Kornea
    Fakhriza Syahda
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar 1
    Kata Pengantar 1
    Dokumen4 halaman
    Kata Pengantar 1
    Rahmi Dwi Azkiah
    Belum ada peringkat
  • Minggu Ke
    Minggu Ke
    Dokumen2 halaman
    Minggu Ke
    Fakhriza Syahda
    Belum ada peringkat
  • Referat Ok
    Referat Ok
    Dokumen35 halaman
    Referat Ok
    Fakhriza Syahda
    Belum ada peringkat
  • Prematur Kontraksi
    Prematur Kontraksi
    Dokumen2 halaman
    Prematur Kontraksi
    velyvelyvely
    0% (1)
  • PREMATUR
    PREMATUR
    Dokumen44 halaman
    PREMATUR
    Anonymous GssdN5
    100% (1)
  • Anatomi Dan Fisiologi Kornea
    Anatomi Dan Fisiologi Kornea
    Dokumen1 halaman
    Anatomi Dan Fisiologi Kornea
    Fakhriza Syahda
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Dan Fisiologi Kornea
    Anatomi Dan Fisiologi Kornea
    Dokumen14 halaman
    Anatomi Dan Fisiologi Kornea
    Fakhriza Syahda
    Belum ada peringkat