TERAPI OBAT
(PKTO / TDM)
1
Pendahuluan
Variasi individu
dalam
farmakokinetik dan
farmakodinamik
PENILAIAN DAN I-DDR
TDM PEMANTAUAN
KLINIK YANG TEPAT SULIT
!
Apakah semua dosis obat perlu di-
individualisasi?
MTC
MEC
t
Untuk alasan ini, obat di-individualisasikan
secara hati-hati untuk menghindari fluktuasi
konsentrasi obat dalam plasma yang
disebabkan oleh variasi inter-subyek dalam
proses ADME obat.
Untuk obat-obat seperti phenytoin yang
mengikuti PK Nonlinier, pada konsentrasi
terapetik obat dalam plasma maka suatu
perubahan kecil dalam dosis dapat
menyebabkan peningkatan yang sangat besar
dalam respon terapetik yang membawa
kemungkinan terjadinya efek samping
Pemantauan konsentrasi obat dalam plasma
BERMANFAAT apabila terdapat hubungan
antara konsentrasi plasma dengan efek klinik
yang diharapkan atau antara konsentrasi
plasma dengan efek samping.
Untuk obat-obat yang mana konsentrasi obat
dalam plasma dan efek klinik tidak
berhubungan, maka pemantauan obat
dilakukan terhadap parameter
farmakodinamik lainnya.
Contoh, clotting time dapat diukur secara
langsung pada pasien terapi antikoagulan
warfarin.
Untuk pasien asma, bronchodilator- albuterol,
yang diberikan secara inhalasi diberikan
menggunakan inhaler dosis-terukur.
Dalam Khemoterapi kanker, pengaturan dosis
untuk pasien individual dapat tergantung kepada
besarnya efek samping dan kemampuan pasien
dalam mentolerir obat tersebut.
Untuk obat-obat yang mempunyai variabilias
intra dan inter subyek, penilaian klinis dan
pengalaman dengan obat tersebut diperlukan
untuk menentukan dosis yang tepat bagi pasien.
Rentang terapetik suatu obat adalah
taksiran rata-rata dari konsentrasi obat
dalam plasma yang aman dan berefek
pada kebanyakan pasien.
Klinisi harus menyadari bahwa Rentang
terapetik yang dipublikasikan pada intinya
merupakan konsep kemungkinan dan
seharunya tidak pernah dinyatakan
sebagai nilai yang absolut.
Contoh, RT yang diterima untuk
theophylline adalah 1020 g/mL.
Beberapa pasien menunjukkan tanda
intoksikasi teofilin seperti eksitasi CNS dan
insomnia pada kadar serum di bawah 20
g/mL, sedangkan pada pasien lainnya
malah menunjukkan efek terapi pada kadar
serum di bawah 10 g/mL.
Rentang terapetik dari obat-obat yang umumnya
dipantau
Amikacin 2030 g/mL
Carbamazepine 412 g/mL
Digoxin 12 ng/mL
Gentamicin 510 g/mL
Lidocaine 15 g/mL
Lithium 0.61.2 mEq/L
Phenytoin 1020 g/mL
Procainamide 410 g/mL
Quinidine 14 g/mL
Theophylline 1020 g/mL
Tobramycin 510 g/mL
Valproic acid 50100 g/mL
Vancomycin 2040 g/mL
Dalam pemberian obat-obat yang poten kepada
penderita, sudah seharusnya mempertahankan
kadar obat dalam plasma berada dalam batas
yang dekat dengan konsentrasi terapetik.
Berbagai metode farmakokinetik dapat
digunakan untuk menghitung dosis awal atau
untuk aturan dosis.
Biasanya, aturan dosis awal dihitung secara
empirik atau diperkirakan setelah
mempertimbangkan dengan hati-hati
farmakokinetika obat yang diketahui, kondisi
patofisiologik penderita dan riwayat penggunaan
obat dari penderita.
TDM : kegiatan menilai respons penderita
terhadap aturan dosis yang dianjurkan
1. Cara konvensional
Menggunakan dosis yg dianjurkan dlm buku
atau pabrik
Berlaku untuk semua individu
Tdk memperhatikan variabel f kinetik yg
sifatnya individual
Hanya tepat untuk obat yg keamanannya
lebar , & tdk utk obat dg index terapi yg
sempit
Cara penetapan dosis
2. Individualisasi dosis
= Ctarget x ClT
F
2. Jika ingin diinginkan i kadar target segera
tercapai , maka diberikan dosis muat (DL) :
Bolus iv : DL= C target x Vd
Oral : DL = C target x Vd
F
Nilai Cl, F, vd, t1/2 dan ClT dilihat dari
kepustakaan , bukan dari masing2 pasien (krn
tdk diketahui) variasi terlalu besar terutama
utk obat dg batas keamanan sempit ,
karenanya perlu diukur kadar obat dalam
serum/plasma
3. Sampel darah harus diambil setelah tercapai
keadaan mantap :
Sedikitnya 4-5 kali t1/2, jika obat diberikan
tanpa dosis awal
Untuk obat-obat yang toksik , sampel diambil
setial 2 x t1/2 dan dosis langsng disesuaikan
jika kadar yg dicapai lebih tinggi dari yg
diharapkan
Sampel darah harus diambil tepat sebelum
dosis berikutnya, yaitu waktu kadar obat
paling rendah (Css, min)
4. Penyesuaian regimen dosis obat berdasarkan
respon klinik pasien atau kadar plasmanya
Respon klinik pasien merupakan determinan
utama dalam melakukan penyesuaian dosis
Selama respon klinik dapat dijadikan
pegangan, maka kadar plasma hanya
menjadi determinan tambahan
Jika respon klinik tidak dapat dijadikan
pegangan , maka penyesuaian dosis
ditentukan sepenuhnya oleh kadar plasma
dihitung dengan cara :
Dosis baru = dosis lama x kadar plasma target
kadar plasma yg diukur
Loading dose / dosis muat
Merupakan dosis pertama dlm suatu
rangkaian pemberian obat yg
dimaksudkan agar segera tercapai
kadar target shga efek terapi segera
diperoleh
Dl = Vd x C target