Anda di halaman 1dari 47

SEDIAAN TOPIKAL

RADHIA RISKI
TOPIKAL???
Kata topikal berasal dari bahasa Yunani
topikos yang artinya berkaitan dengan
daerah permukaan tertentu. Dalam
literatur lain disebutkan kata topikal
berasal dari kata topos yang berarti
lokasi atau tempat. Secara luas obat
topikal didefinisikan sebagai obat yang
dipakai di tempat lesi.
SEDIAAN TOPIKAL
Sediaan topikal adalah sediaan yang
penggunaannya pada kulit dengan tujuan
untuk menghasilkan efek lokal, contoh :
lotio, salep, dan krim
PENETRASI SEDIAAN
TOPIKAL
Saat sediaan topikal diaplikasikan pada kulit,
terjadi 3 interaksi:
1. Solute vehicle interaction: interaksi bahan
aktif terlarut dalam vehikulum. Idealnya zat
aktif terlarut dalam vehikulum tetap stabil
dan mudah dilepaskan. Interaksi ini telah ada
dalam sediaan.
2. Vehicle skin interaction: merupakan interaksi
vehikulum dengan kulit. Saat awal aplikasi
fungsi reservoir kulit terhadap vehikulum.
3. Solute Skin interaction: interaksi bahan aktif
terlarut dengan kulit (lag phase, rising phase,
falling phase)
PENETRASI SEDIAAN
TOPIKAL
Penetrasi secara
transepidermal
Interseluler
Intraseluler
Interseluler
Merupakan jalur yang dominan
Obat akan menembus stratum korneum
melalui ruang antar sel pada lapisan lipid
yang mengelilingi sel korneosit.
Difusi dapat berlangsung pada matriks
lipid protein dari stratum korneum.
Setelah berhasil menembus stratum
korneum obat akan menembus lapisan
epidermis sehat di bawahnya, hingga
akhirnya berdifusi ke pembuluh kapiler.
Intraseluler
Penetrasi secara intraseluler terjadi
melalui difusi obat menembus dinding
stratum korneum sel korneosit yang mati
dan juga melintasi matriks lipid protein
stratum korneum, kemudian melewatinya
menuju sel yang berada di lapisan bawah
sampai pada kapiler di bawah stratum
basal epidermis dan berdifusi ke kapiler.
Penetrasi secara transfolikular
Analisis penetrasi secara folikular muncul
setelah percobaan in vivo.
Percobaan tersebut memperlihatkan
bahwa molekul kecil seperti kafein dapat
berpenetrasi tidak hanya melewati sel-sel
korneum, tetapi juga melalui rute
folikular.
Obat berdifusi melalui celah folikel
rambut dan juga kelenjar sebasea untuk
kemudian berdifusi ke kapiler
ABSORBSI SEDIAAN
TOPIKAL
Saat suatu sediaan dioleskan ke kulit,
absorpsinya akan melalui beberapa fase:
Lag phase

Rising phase

Falling phase
LAG PHASE
Periode ini merupakan saat sediaan
dioleskan dan belum melewati stratum
korneum, sehingga pada saat ini belum
ditemukan bahan aktif obat dalam
pembuluh darah
RISING PHASE
Fase ini dimulai saat sebagian sediaan
menembus stratum korneum, kemudian
memasuki kapiler dermis, sehingga dapat
ditemukan dalam pembuluh darah
FALLING PHASE
Fase ini merupakan fase pelepasan bahan
aktif obat dari permukaan kulit dan dapat
dibawa ke kapiler dermis
Penyerapan sediaan topikal secara umum
dipengaruhi oleh berbagai faktor:
1. Bahan aktif yang dicampurkan dalam pembawa
tertentu harus menyatu pada permukaan kulit
dalam konsentrasi yang cukup.
2. Konsentrasi bahan aktif merupakan faktor
penting, jumlah obat yang diabsorpsi secara
perkutan perunit luas permukaan setiap
periode waktu, bertambah sebanding dengan
bertambahnya konsentrasi obat dalam suatu
pembawa.
3. Penggunaan bahan obat pada permukaan yang
lebih luas akan menambah jumlah obat yang
diabsorpsi
4. Absorpsi bahan aktif akan meningkat jika
pembawa mudah menyebar ke permukaan
kulit.
5. Ada tidaknya pembungkus dan sejenisnya saat
sediaan diaplikasikan.
6. Pada umumnya, menggosokkan sediaan akan
meningkatkan jumlah bahan aktif yang
diabsorpsi.
7. Absorpsi perkutan akan lebih besar bila
sediaan topikal dipakai pada kulit yang lapisan
tanduknya tipis.
8. Pada umumnya, makin lama sediaan
menempel pada kulit, makin banyak
kemungkinan diabsorpsi.
Pada kulit utuh, cara utama penetrasi
sediaan melalui lapisan epidermis, lebih
baik daripada melalui folikel rambut atau
kelenjar keringat, karena luas permukaan
folikel dan kelenjar keringat lebih kecil
dibandingkan dengan daerah kulit yang
tidak mengandung elemen anatomi ini.
Stratum korneum sebagai jaringan
keratin akan berlaku sebagai membran
semi permeabel, dan molekul obat
berpenetrasi dengan cara difusi pasif
SALEP
Sediaan setengah padat yang mudah
dioleskan dan digunakan sebagai obat
luar. Bahan obat harus larut atau
terdispersi homogen dalam dasar salep
yang cocok.
Macam-macam basis salep
1. Basis hidrokarbon (bersifat lemak)
Memberikan efek emolien, dapat melekat

dikulit dalam waktu yang lama


sukar dicuci

Dapat mengurangi penguapan

kelembapan pada kulit


mudah menyebar saat digunakan di kulit,

lunak
Contoh:
1) Petrolatum USP, adalah campuran
hidrokarbon setengah padat diperoleh
dari minyak bumi, berwarna kuning,
melebur antara suhu 38 dan 60 derajat C.
Dapat digunakan tunggal atau kombinasi
dengan zat lain
Sinonim:petrolatum kuning, petrolatum
jelly, dalam perdagangan dikenal sebagai
vaselin kuning (cheesebrought)
2) petrolatum putih,USP, berasal dari
vaselin kuning yg dihilangkan warnanya
sinonim: white petrolatum jelly, vaselin
putih
3) salep kuning (yellow ointment)
Tiap 100 g yellow ointment mengandung
5 gram lilin kuning (berasal dari sarang
tawon (apis melifera) dan 95 g
petrolatum
Sinonim: salep sederhana (simple
ointment).
4) salep putih (white ointment)
Mengandung 5% lilin putih (lilin lebah
murni yg diputihkan) dan 95% petrolatum
putih
5) parafin
Merupakan campuran hidrokarbon padat
yg dimurnikan yg diperoleh dari minyak
bumi, tidak berwarna, dapat membuat
dasar salep berlemak menjadi keras atau
kaku
6) Minyak mineral adalah campuran dari
hidrokarbon cair yg dihasilkan dari
minyak bumi. Berguna dalam menggerus
bahan yg tidak larut pd salep dengan
basis lemak
sinonim: petrolatum cair (liquid
petrolatum)
2. basis serap
Berperan sebagai emolien meski daya

penutupan terhadap kulit tidak seperti


pada basis berlemak
Basis ini tidak mudah hilang dengan

pencucian dengan air


Basis salep ini dapat digunakan untuk

mencampurkan larutan berair dan


berlemak
dibentuk dari kombinasi hidrokarbon dengan
senyawa yang bersifat hidrofil (misal senyawa
yang mempunyai gugus polar, seperti sulfat,
karboksil, hidroksil, sterol, sorbitan
monostearat)
Jika disentuh sebenarnya tidak menyerap air,
tapi dengan pengadukan, dapat menyerap
Contoh:
1) petrolatum hidrofilik
Berasal dari kolesterol, alkohol stearat, lilin

putih, dan petrolatum putih


Mempunyai kemampuan mengabsorbsi air

dengan membentuk emulsi air dalam


minyak
2) Lanolin anhidrida
Mengandung tidak lebih dari 0,25% air

Tidak larut dalam air, tapi dapat bercampur

dengan air, pencampurannya dengan air


menghasilkan emulsi air dalam minyak
Sinonim: Refined wool fat
3)Lanolin
Bahan semipadat yg berasal dari bulu domba (Ovis
aries), merupakan emulsi air dalam minyak, dengan
kandungan air antara 25-30%
Sinonim: Hydrous whole fat
4) Cold cream (krim pendingin), merupakan emulsi air dalam
minyak, semipadat, putih, dibuat dengan lilin setil ester,
lilin putih, minyak mineral, natrium borat, dan air murni
Na borat dicampur dengan asam lemak bebas yg ada dlm
lilin-lilin membentuk sabun Na yg bekerja sebagai zat
pengemulsi
Krim pendingin digunakan sebagai emolien dan basis
salep
3. Basis yang dapat dicuci dengan air
Adalah emulsi minyak dalam air (krim),
vanishing krim
Dapat digunakan pada luka yang basah,
dengan sistem emulsi minyak dalam air
mempunyai kemampuan menyerap cairan
yang dikeluarkan oleh luka
Jika digunakan dapat membentuk lapisan tipis
semipermeabel (setelah air menguap pada
tempat yang digunakan), tapi kalau emulsi air
dalam minyak dari sediaan semipadat akan
membentuk lapisan hidrofobik pada kulit.
Contoh: salep hidrofilik, yg mengandung
Na lauril sulfat sebagai bahan
pengemulsi, dengan alkohol stearat dan
petrolatum putih sebagai fase lemaknya,
propilenglikol dan air sebagai fase air
Sebagai pengawet digunakan metil dan
propil paraben
4. Basis yang larut dalam air (tidak mengandung
lemak)/ greaseless
Basis ini sangat mudah melunak dengan
penambahan air, sehingga larutan ini tidak efektif
jika dicampur dengan larutan berair. (lebih baik jika
dicampur dengan bahan yg tidak berair atau bahan
padat)
Basis terdiri dari kombinasi polietilenglikol (PEG)dengan
BM tinggi (padat)dan PEG dengan BM rendah (cair)
Sifat dapat larut dalam air karena ada gugus polar dan
ikatan eter
Rumus umum:
HOCH2[CH2OCH2]nCH2OH
Pembuatan salep
1. metode pencampuran
Caranya semua komponen salep dicampur
bersama sampai sediaan homogen
Alat yang digunakan dapat berupa lumpang alu
dari porselen
a) pencampuran bahan padat
Biasanya digunakan spatula logam tahan karat,
atau bisa juga digunakan spatula dari karet yang
keras
Bahan obat atau bahan tambahan lain yang berupa
serbuk digerus terlebih dahulu, kemudian
ditambahkan basisnya dan diaduk sampai homogen
b) pencampuran cairan
Penambahan bahan cairan atau larutan obat
akan mengalami kesulitan untuk basis yang
berlemak, perlu diperhatikan pemilihan
basisnya

Alat lain yang dapat digunakan adalh penggiling


salep mekanik (roller mill, colloid mill), dengan
menggunakan pengaduk logam tahan karat,
hasilnya lebih halus dan rata
2. Metode kedua: peleburan
Semua atau beberapa komponen dari salep

dicampurkan dengan melebur bersama dan


didinginkan dengan pengadukan yang
konstan sampai mengental. Komponen yang
tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada
campuran yang sedang mengental setelah
didinginkan dan diaduk
Bahn-bahan yang mudah menguap

ditambahkan terakhir, bila temperatur


sudah turun
Alat-alat yang digunakan dalam
pembuatan salep dengan peleburan
Untuk skala kecil dapat digunakan cawan
porselen atau gelas beker untuk
mencampurnya, dan setelah membeku
dapat digosok-gosokkan dengan spatula
atau lumpang
Pada skala besar digunakan ketel uap
berjaket
dan setelah membeku, salep dimasukkan
dalam gilingan salep untuk memastikan
homogenitasnya
Pada metode peleburan, karena titik lebur
masing-masing bahan berbeda, maka akan
mempengaruhi bagaimana proses
pembuatannya, karena suhu untuk melebur
beda-beda.
Bahan dengan titik lebur paling tinggi
dileburkan terlebih dahulu, baru komponen lain
ditambahkan pada cairan yang panas, maka
semua komponen akan terkena temperatur ini,
sehingga pemilihan titik lebur berdasarkan
titik lebur tertinggi dari bahan salep
Pengawetan salep
Contoh bahan pengawet:
Hidroksibenzoat, fenol, asam benzoat,

asam sorbat, garam amonium kuartener


Jika perlu dapat juga ditambahkan
antioksidan, BHA, BHT
Pengemasan dan penyimpanan
salep
Dapat disimpan dalam botol (gelas , plastik atau
porselen) atau tube (kaleng atau plastik), tube untuk
salep mata dikemas dalam tube kaleng atau plastik kecil
dan dapat dilipat dapt menampung sekitar 3,5 g salep.
Tube salep untuk topikal digunakan ukuran 5-30 g. Untuk
botol salep digunakan ukuran antara ounce sampai 1
pound atau lebih.
wadah gelas dapat berwarna gelap, dengan tujuan
melindungi obat terhadap cahaya
Keuntungan tube dibandingkan botol; pemakaian lebih
mudah, mengurangi kontaminasi selama penggunaan.
Penyimpanan salep pada suhu di bawah 30 der C, utk
mencegah melembek (terutama untuk basis salep yg
mudah mencair)
Untuk pengisian salep pada wadahnya.
Pada skala kecil,salep yg sudah ditimbang
dimasukkan ke dalam botol dengan
memakai spatula yg fleksibel dan
menekannya ke bawah sejajar melalui tepi
botol untuk mencegah terjebaknya udara
dlm botol.
Salep yg dibuat dengan cara peleburan,
pengisian dapat dilakukan langsung setelah
dilelehkan langsung dimasukkan dalam
botol, pembekuan terjadi di dalam botol
Pada skala besar, tube umunya diisi
dengan alat bertekanan dari bagian ujung
belakang yang terbuka (ujung yg
berlawanan dari ujung tutup) dari tube, yg
kemudian ditutup dan disegel.
salep yg dibuat dengan cara peleburan
dapat langsung dimasukkan ke dalam tube
Di industri, pengisian, penglipatan,
penutupan, dan pelabelan tube dilakukan
dengan mesin otomatis
Yang perlu diperhatikan dalam
formulasi sediaan topikal
:
1. Karakteristik fisikokimia bahan aktif yang
meliputi:
- kelarutan
- koefisien partisi zat aktif, perbandingan
kelarutan obat dalam lipid dibandingkan
kelarutannya dalam air , untuk sediaan topikal,
bahan-bahan dalam sediaan harus dapat
berpenetrasi ke dalam kulit, perlu diperhatikan
sifat (lipofilisitas kulit)
- titik leleh, sebaiknya kurang dari 200 derajat C,
2. Karakterisrik fisik bahan aktif
- warna, bau, rasa
- ukuran molekul (bobot molekul, < 500 Dalton),
dan distribusi ukuran partikel
-densitas
-viskositas
3. Stabilitas kimia, fisika, dan mikrobiologi
4. Toksisitas zat aktif
5. data biofarmasi (disolusi, absorbsi, metabolisme,
bioavailability, waktu paruh eliminasi)
6. Sifat bahan tambahan
Perlu diperhatikan :
1. jumlah zat aktif yang ada dalam formula,
semakin banyak akan semakin banyak pula
yang dapat mencapai stratum korneum,
sampai diperoleh konsentrasi jenuh
2. Polaritas formulasi relatif terhadap
stratum korneum, yang diharapkan yaitu
zat aktif dalam salep lebih mudah larut
dalam stratum korneum dibandingkan di
dalam formulanya
SEDIAAN TOPIKAL STERIL
Salah satu sediaan topikal steril untuk
sediaan semipadat adalah salep mata
Salep mata merupakan salep steril yang
digunakan pada mata.
Pembuatan sediaan ini memerlukan
perhatian khusus (terbuat dari bahan
yang disterilkan dengan perlakuan
aseptik yang ketat)
Salep mata mengandung bahan atau
campuran bahan atau campuran bahan
yang sesuai untuk mencegah
pertumbuhan atau memusnahkan
mikroba yang mungkin masuk secara
tidak sengaja bila wadah dibuka
Bahan tambahan yang ditambahkan ke
dalam dasar salep mata berbentuk
larutan atau serbuk halus.
Dasar salep mata tidak boleh mengiritasi
mata, memungkinkan difusi obat dalam
cairan air mata, dan tetap
memperhatikan aktivitas obat dalam
jangka waktu tertentu.
Vaselin merupakan unsur dasar salep
mata yang banyak digunakan.
Beberapa bahan dasar salep yang dapat
menyerap air , bahan dasar yang mudah
dicuci dengan air, dan dasar salep larut
air dapat digunakan untuk obat yang
larut dalam air
KOMPOSISI BEBERAPA DASAR SALEP
DALAM FARMAKOPE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Parafin 10 20 42 72 25 22 30 10 35 35 10 30 45 40
liuidum 5 5
Vaselin 70 60 80 65 65 80 60 51 60
album 56 63
Vaselin 80 80 5 7 2 5
flavum
Parafin 16
solidum 8
Adeps 10 5 7 10 10 10 7 6
lanae 45
Alkohol
lanae
Kolester
ol 42
Alkohol 1 3 28 25
setikum
Aqua
destilat 10
a
KETERANGAN
1 = BP
2 = Ph Nordik 1963
3 = AB DDR 1975
4 = Oe AB 1960
5 = Ph Hung 1969
6 = Ph Hung 1969
dst
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai