Nama : Tn. Y
Umur : 73 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Lingsar Timur
Agama : Hindu
Status : Menikah
Suku : Sasak
Pendidikan : SD
Pekerjaan :-
RM : 57 56 28
MRS tanggal : 21 Maret 2016
Tanggal Pemeriksaan : 28 Maret 2016
Anamnesis
KU : Sesak
RPS : Pasien datang ke IGD RSUP NTB dengan keluhan sesak napas.
Sesak dirasakan terus-menerus sejak 1 tahun yang lalu dan memberat
sejak 3 hari sebelum MRS di RSUP NTB. Sesak dirasakan pasien sepanjang
hari, terutama setelah beraktivitas. Pasien juga mengeluhkan sesak setelah
berjalan 10 meter.
Anamnesis (2)
Selain itu, pasien juga mengeluhkan adanya batuk yang sering, dengan
dahak berwarna putih kehijauan. Pasien mengatakan bahwa ia juga
mengalami demam yang tidak terlalu tinggi sebelumnya, tetapi membaik
dengan pemberian obat penurun panas. Menurut keluarga pasien, berat
badan pasien semakin menurun. Keluhan nyeri perut, mual dan muntah
disangkal oleh pasien.
Anamnesis (3)
Pasien juga mengeluhkan sesak setelah berjalan 10 meter. Selain itu, pasien
juga mengeluhkan adanya batuk yang sering dan berlangsung sepanjang hari,
dengan dahak berwarna putih kehijauan. Batuk dirasakan memberat sejak 1
minggu sebelum MRS. Pasien mengatakan bahwa ia juga mengalami demam
yang tidak terlalu tinggi sebelumnya, tetapi membaik dengan pemberian obat
penurun panas. Menurut keluarga pasien, berat badan pasien semakin menurun.
Keluhan nyeri perut, mual dan muntah disangkal oleh pasien.
Anamnesis (4)
Buang air kecil normal dengan frekuensi 3-4x/hari, warna kuning jernih,
nyeri saat BAK (-), dan darah (-). Buang air besar normal dengan
frekuensi 1x/hari, konsistensi lunak, berwarna coklat, darah (-),dan nyeri
saat BAB (-).
Anamnesis (5)
RPD :
Riwayat TB paru (+), telah mendapat pengobatan 6 bulan dan dinyatakan
sembuh pada tahun 2006.
Riwayat hipertensi (+)
Riwayat asma (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat sakit jantung (-)
Riwayat trauma (-)
Anamnesis (6)
RPK :
Riwayat penyakit serupa (-)
Riwayat TB paru (-)
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat asma (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat sakit jantung (-)
Riwayat Pengobatan:
Pasien sebelumnya pernah dirawat 2 kali di RSUP NTB dengan keluhan sesak sejak
Desember 2015.
Anamnesis (7)
Riwayat Alergi :
Pasien memiliki riwayat alergi makanan yaitu makanan laut, riwayat alergi minuman, dan
obat-obatan disangkal oleh pasien.
Status Generalis
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : Compos Mentis/ E4V5M6
Tanda Vital
Tekanan Darah : 160/90 mmHg
Nadi : 88 x/menit, reguler, kuat angkat
Frekuensi Nafas : 24 x/menit, regular
Suhu : 36,9 oC, suhu aksiler
Status Gizi
Berat badan : 45 kg
Tinggi badan : 170 cm
BMI : 15,5 (underweight)
Status Lokalis
Kepala :
Ekspresi wajah : normal
Bentuk dan ukuran : normal
Rambut : berwarna putih
Edema : (-)
Malar rash : (-)
Parese N VII : (-)
Hiperpigmentasi : (-)
Nyeri tekan kepala : (-)
Mata
Telinga Hidung
Bentuk : normal, Simetris
simetris Deviasi septum : (-/-)
Lubang telinga : Perdarahan : (-/-)
normal, sekret (-/-)
Sekret : (-/-)
Nyeri tekan tragus (-/-)
Penciuman : kesan
Pendengaran : kesan normal
normal
Mulut dan Leher
Mulut Leher
Simetris Trakea : ditengah
Kaku kuduk (-)
Bibir : sianosis (-), stomatitis
angularis (-), pursed lips Pembesaran KGB (-)
Inspeksi :
Bentuk & ukuran: dada kanan dan dada kiri simetris
Pergerakan dinding dada: simetris antara dada kanan dan kiri
Permukaan dada: ikterik (-), papula (-), petechiae (-), purpura (-), ekimosis (-), spider naevi
(-), vena kolateral (-), massa (-)
Penggunaan otot bantu nafas: SCM aktif, hipertrofi (+), otot abdomen aktif,
hipertrofi (-)
Iga dan sela iga: simetris, pelebaran ICS (+)
Fossa supraclavicularis, fossa infraclavicularis: fossa supraclavicularis dan infraclavicularis
kanan dan kiri cekung dan simetris
Fossa jugularis: tidak tampak deviasi trakea
Tipe pernapasan: torakoabdominal
Thoraks (2)
Palpasi
Posisi mediastinum: trakea ditengah
Nyeri tekan (-), benjolan (-), krepitasi (-).
Ictus cordis teraba di ICS V di midklavikula sinistra, thrill (-).
Pergerakan dinding dada: simetris.
Vocal fremitus
Depan Belakang
N N
N N
N N
Thoraks (3)
Perkusi
Densitas : depan belakang
Batas paru-jantung :
Dextra ICS IV linea parasternalis dekstra
Sinistra ICS VI di linea midclavikularis sinistra
Batas paru-hepar :
Inspirasi ICS VI
Ekspirasi ICS IV
Ekskursi : 2 ICS
Thoraks (4)
Auskultasi
Cor : S1 S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo:
Suara napas :
Vesikuler
Depan Belakang
Suara napas tambahan:
Rhonki Basah - -
- -
- -
Rhonki Kering - -
- -
- -
Abdomen
Inspeksi:
Distensi (-)
Umbilikus: masuk merata
Permukaan kulit: ikterik (-), vena collateral (-), massa (-), caput medusae (-), spider naevi (-), scar
(-), striae (-), ruam (-)
Auskultasi:
Bising usus (+) normal, frekuensi 9 x/menit
Metallic sound (-)
Bising aorta (-)
Abdomen (2)
Perkusi:
Orientasi : normal
Organomegali : (-)
Nyeri ketok : (-)
Shifting dullness : (-)
Chestboard phenomenon : (-)
Palpasi:
Nyeri tekan ringan (-) di semua regio, massa (-), defans muskular (-)
Hepar, ren, dan lien: normal, tidak terdapat pembesaran.
Nyeri kontralateral (-), nyeri tekan lepas (-)
Ekstremitas
Ekstremitas Bawah
Ekstremitas Atas
Akral hangat : +/+
Akral hangat : +/+ Deformitas : -/-
Sianosis : -/-
Edema : -/- Petekie : -/-
Sendi : dbn
Petekie : -/-
Ulkus : -/-
Clubbing finger : -/- Atrophy disuse : +/+
Koilonikia : -/-
Sendi : dbn
CRT : < 2 dtk
Resume
Pasien datang ke IGD RSUP NTB dengan keluhan sesak napas. Sesak sejak 1 tahun yang lalu
dan memberat sejak 3 hari sebelum MRS di RSUP NTB. Sesak dirasakan terus menerus, dan
semakin memberat. Sesak dirasakan pasien sepanjang hari, terutama setelah beraktivitas.
Pasien juga mengeluhkan sesak setelah berjalan 10 meter. Selain itu, pasien juga
mengeluhkan adanya batuk yang sering, dengan dahak berwarna putih kehijauan. Pasien
mengatakan bahwa ia juga mengalami demam yang tidak terlalu tinggi sebelumnya, tetapi
membaik dengan pemberian obat penurun panas. Menurut keluarga pasien, berat badan
pasien semakin menurun.
Pemeriksaan status generalis didapatkan keadaan umum baik, kesadaran compos mentis,
tekanan darah 160/90 mmHg, nadi 88 kali/menit, pernapasan 24 kali/menit, suhu 36,9C. Pada
pemeriksaan status lokalis didapatkan pursed lip breathing, otot SCM yang aktif dan
mengalami hipertrofi. Didapatkan juga otot diafragma yang aktif namun tidak mengalami
hipertrofi. Pada paru didapatkan suara vesikuler menurun pada seluruh lapang paru dan tidak
didapatkan rhonki basah maupun kering. Pada ekstremitas ditemukan adanya atrophy disuse.
Penunjang
Pemeriksaan Hasil
Sputum BTA I -
Sputum BTA II -
ACOS
Asma
Suspect CPCD
Hipertensi grade II
Planning Diagnostik
Spirometri
EKG
Planning Terapi
Non farmakologi
Rawat Jalan
Observasi keluhan, keadaan umum dan vital sign
Salbutamol 2 mg tab (3x1)
Latihan untuk imobilisasi
Metilprednisolon 4 mg tab (3x1)
Farmakologi
Levofoxacin 500 mg tab (1x1)
Rumah Sakit
Aminofilin 200 mg tab (3x )
O2 kanul nasal 2-3 lpm
IVFD RL + 2 ampul Aminofilin 10 tpm
Nebulizer combivent 1 vial/ 8 jam, mengandung:
Salbutamol 2 mg
Ipratropium bromide 0,5 mg
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah suatu penyakit yang dapat dicegah
dan diobati, yang ditandai oleh adanya hambatan aliran udara di saluran nafas
persisten yang progresif dan berhubungan dengan respon infamasi kronik dalam
saluran nafas dan paru terhadap partikel berbahaya atau gas beracun.
Diperkirakan 65 juta penduduk dunia menderita PPOK sedang sampai berat. Pada tahun
2005 lebih dari 3 juta orang meninggal karena PPOK, menyumbang 5% dari seluruh
penyebab kematian.
Pada tahun 2002, PPOK merupakan penyebab kematian ke-5, diperkirakan akan
meningkat menjadi ke-3 pada tahun 2030 dengan total peningkatan kematian 30%
dalam 10 tahun
Berdasarkan penelitian di poliklinik paru RS Persahabatan Jakarta diperoleh data
prevalensi PPOK sebanyak 26 %, kedua terbanyak setelah tuberkulosis paru (65 %). Di
Indonesia belum ada data mengenai emfisema paru
PENEGAKAN DIAGNOSIS
PENILAIAN TERHADAP GEJALA
PENILAIAN TERHADAP FAAL PARU DENGAN SPIROMETRI
TATALAKSANA PPOK STABIL
PPOK Eksaserbasi Akut
Sesak
Batuk
Produksi Sputum
Tatalaksana
Oksigen : oksigen sebaiknya diberikan untuk meningkatkan saturasi oksigen pasien dengan target saturasi
88 92%.
Bronkodilator : short acting beta2 agonist inhalasi dengan atau tanpa short acting anticholinergic
merupakan bronkodilator yang direkomendasikan untuk tatalaksana pada kondisi eksaserbasi.
Kostikosteroid sistemik : dapat mempercepat waktu pemulihan, meningkatkan fungsi paru (FEV 1) dan
hipoksemia arterial (PaO2), dan menurunkan risiko kambuh, tatalaksana kegagalan, dan menurunkan durasi
opname. Dosis yang direkomendasikan adalah prednisone 40 mg/hari selama 5 hari.
Antibiotik : sebaiknya diberikan pada pasien:
- Dengan 3 simptom cardinal: sesak yang memburuk, produksi sputum meningkat, dan
peningkatan purulensi sputum;
Gagal Nafas
Infeksi Berulang
Cor pulmonale
Terima kasih