Anda di halaman 1dari 70

( Syzygium aromaticum L.

)
Manfaat : bunga dan minyaknya.
Minyak cengkeh dapat dihasilkan dari
penyulingan :
a. serbuk kuntum cengkeh kering (clove oil),
b. serbuk tangkai kuntum cengkeh (clove
stem oil),
c. daun cengkeh kering (clove leaf oil).
Guna :
a. industri farmasi,
b. penyedap masakan,
c. wewangian.
Sifat kimiawi dan efek farmakologis :
hangat,
rasanya tajam,
aromatik,
berkhasiat sebagai perangsang (stimulan),
antiseptik,
anestetik lokal,
menghilangkan kolik,
obat batuk.
Kandungan kimia : karbohidrat, kalsium, fosfor,
zat besi, vitamin B1, lemak, protein, dan
eugenol.
Minyak atsiri cengkeh :
industri komestik (bahan pembuatan sabun,
pasta gigi, samphoo, lotion dan parfum)
industri makanan (penyedap atau penambah
cita rasa)
industri farmasi (obat anti nyeri, anti infeksi,
pembunuh bakteri)
industri bahan pengawet dan bahan
insektisida ( wewangian, untuk menutupi bau
tak sedap bahan-bahan lain seperti obat
pembasmi serangga)
Produksi bunga cengkeh sebagian besar (80-90%)
diserap oleh industri rokok kretek, sisanya untuk
industri rempah-rempah local dan diekspor.
Produk olahan yang bisa dihasilkan dari bunga,
daun dan tangkai bunga /gagang cengkeh
adalah :
minyak cengkeh
eugenol yang diisolasi dari minyak cengkeh
senyawa derivate dari eugenol
Pasokan minyak cengkeh Indonesia ke pasar
dunia sebesar 1.317 ton atau sekitar 60 %
kebutuhan dunia. Untuk investasi agroindustri
minyak cengkeh pada periode 2005-2010,
diperlukan 600 unit pengolahan minyak cengkeh.
Perkiraan biaya investasi setiap unit usaha
penyulingan dengan kapasitas ketel suling 5.000
liter tersebut sebesar Rp. 158.000.000,- , dengan
total kebutuhan investasi untuk 600 unit usaha
adalah Rp. 94. 800. 000.000,-.
DESKRIPSI TAN. CENGKEH
Cengkeh banyak di
Klasifikasi tanam di Indonesia,
Divisi : Spermatophyta khususnya Kepulauan
Maluku (Tidore,
Subdivisi : Angiospermae
Ternate, Mutir), dan
Klas : Dicotyledonae Jawa Timur. Adapun
Ordo : Myrtales sentra penghasil
Famili : Myrtaceae cengkeh dunia adalah
Genus : Syzygium Madagaskar,
Zanzibar, Philipina
Spesies : Syzygium dan Malaysia
aromaticum
2.1. Iklim
a) Iklim yang panas dgn curah hujan
cukup merata (tidak tahan kemarau
panjang)
b) Angin yang terlalu kencang dapat
merusak tajuk tanaman.
c) Curah hujan optimal bagi pertumbuhan
tanaman antara 1500-4500 mm/tahun.
d) Sinar matahari minimal 8 jam per hari.
e) Suhu optimal adalah 22-30 C,
kelembaban udara 60-80%.
2.2. Media Tanam
Jenis tanah yang baik : latosol, andosol
dan podsolik merah.
Tanah gembur dengan drainase yang baik.
pH yang cocok adalah 5,5 -5,6.
Kedalaman air tanah pada musim hujan
tidak lebih dangkal dari 3 m dari
permukaan tanah dan pada musim
kemarau tidak lebih dari 8 m.
Tanah dengan kemiringan sampai 20% lebih
baik dari tanah datar, karena dra inasenya
baik. Dibuat parit drainase sedalam kurang
lebih 1 m agar air luap an pada musim
hujan dapat disalurkan ke arah lain.
2.3. Ketinggian Tempat
Cocok pada ketinggian 0-900 m dpl. (opt. 300-600 m
dpl.) atau terletak pada ketingginan lebih dari 900 m
dpl. dengan hamparan lahan yang menghadap laut.
Botani :
Tinggi pohon 5-10 m, daun bulat telur atau
memanjang dengan pangkal yang runcing.
Tangkai daun sepanjang 1-2,5 cm.
Ada 3 varietas unggul cengkeh yang biasa
ditanam :
a. Cengkeh Siputih:
(1) Helai daun besar, warna kuning (hijau
muda);
(2) Cabang kurang rimbun;
(3) Bunga besar, warna kuning dan berjumlah
belasan per rumpun.
b. Cengkeh Sikotok :
(1) Helai daun kecil, warna hijau sampai hijau
tua kehitam-hitaman dan lebih mengkilap;
(2) Cabang rimbun dan rendah, semua ranting
tertutup daun;
(3) Bunga kuning kemerahan, tiap rumpun 20-
50 bunga.
c. Cengkeh Zanzibar :
(1) Bentuk daun panjang ramping dan berwarna
hijau gelap;
(2) Bunga berwarna lebih merah dengan
produksi tinggi;
(3) Merupakan jenis terbaik.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1. Pembibitan
Bibit harus sehat, memiliki
batang yang kokoh dengan
percabangan kuat, daun lebat,
tidak terserang hama dan
penyakit, permukaan batang,
mulus berwarna kecoklatan
dan berbatang tunggal.
Tinggi 25-30 cm (1 tahun),
50-75 cm (2 tahun)
Penyiapan Benih
Bibit berasal dari biji atau generatif, benih bermutu diperoleh
dr : a) Kebun cengkeh Branggah Banaran Jawa Tengah
b) Kebun percobaan tanaman industri Cibinong Jawa Barat
c) Balai Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri
Bogor
d) PTP X Lampung
e) Kebun cengkeh Lijen dan Bayu Kidul Jawa timur
f) PTP XII Jawa Timur
g) Balai Penelitian Tanaman Industri, serta Dinas
Perkebunan.

Penyimpanan benih :
1. tempat kering,
2. tidak lembab,
3. bebas dari hama.
4. Ruangan bersuhu kamar (20-300 C) dengan RH 30%.

Kebutuhan benih untuk kebun adalah benih yang disemaikan


2X jumlah bibit yang akan ditanam dilapang.
Teknik Penyemaian Benih

1. Penyemaian pendahuluan
(Perkecambahan) :
a. media pasir dan serabut
(3:1),
b. ketebalan 20-25 cm
c. tempat yang teduh.

2. Penyemaian lanjutan.
Bibit (kecambah) disemai
langsung :
a. bedengan tanah yang telah
dicangkul dan dicampur pupuk
kandang secara merata. Ukuran
bedengan 10 x 1,20 m, jarak
antar bedengan 30 cm. Tiap
bedengan diberi atap.
b. polybag, keranjang dan
plupuh dengan media tanah
dicampur pupuk kandang.
Pemeliharaan Pembibitan atau
Penyemaian
a) Penyiraman 2 kali sehari dan tidak
terlalu basah
b) Pengaturan intensitas cahaya dan
naungan yang dibuat
c) Drainase di sekitar bedengan diatur
jangan sampai tergenang air (akar
membusuk).
d) Dijaga kebersihannya, terutama pada
rumput liar dan hama bekicot.
e) Untuk percepat pertumbuhan, umur 3-4
bulan dipupuk NPK dosis 1 g / bibit .
Umur 8 bulan dosis 2 g / bibit.
Pemindahan Bibit
Umur 2 tahun bibit dipindah,bibit dari polibag/
kranjang/plupuh langsung dipindah dan
ditanam pada areal tersedia.
Bibit dari bedengan dilakukan pemutaran
tanah :
(1)bedengan disiram secukupnya;
(2)tanah sekitar bibit digali dengan diameter
15-20 cm;
(3)putaran tanah bibit diangkat dan
dibungkus pelepah pisang mengapa?
(4)bibit puteran didiamkan dulu 2 minggu
mengapa?
2. Pengolahan Media Tanam
* Persiapan *
Lahan untuk areal tanaman cengkeh disiapkan
minimal 6 bulan sebelum tanam. Tahap persiapan
lahan dimulai dengan "land clearing", yaitu
pembersihan lahan dari pepohonan dan semak-
semak.
* Pembukaan Lahan *
Tidak perlu pembajakan dan penggaruan, cukup
menggali daerah ajir yang akan ditanami saja.
Lubang dibuat 3-6 bulan sebelum tanam, ukuran
80 x 80 x 80 cm.
Tujuan memperbaiki struktur tanah,
menghilangkan senyawa yang beracun dan
membunuh bibit penyakit.
Tanah galian dibagi 2,
3-4 minggu sebelum tanam, tanah
bagian atas dimasukkan kedalam
lubang.
Tanah bag. bawah dicampur 5-10 kg
pupuk kandang atau kompos yang
masak + 150-200 gr dolomit
dimasukkan ke dalam lubang.
Lubang yang sudah ditimbun ditan dai
dengan bambu (memudahkan
mencarinya sewaktu akan menanam).
Dibuat parit-parit drainase untuk
mencegah air tergenang.
Jika kemiringan agak curam, lahan
harus dibuat teras bangku (bentuk
seperti kursi), sedang untuk
kemiringan landai dibuat teras
guludan.
Pengapuran
Tanah yang pH < 5,5 disarankan untuk diberi kapur
sebanyak 0,4-1 kg per pohon, diulangi setiap 2-3 th.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada tanah yang bahan
organiknya sedikit.
Pupuk kandang atau kompos ditambahkan pada tanah
yang digali (tanah lapisan bawah) dengan 5-10 kg dan
dolomit 150-200 gr, pada waktu 3-4 minggu sebelum
tanam.
Lain-lain
Pemberian tanaman pelindung untuk mengurangi erosi.
Tanaman pelindung umumnya adalah Flemingia sp.
dan Moghania macrophyla.
Tanaman pelindung ditanam 4-5 bulan sebelum tanam,
dan dipertahankan sampai cengkeh berumur 2-3
tahun dari barisan tanaman pelindung yang
berhadapan dengan tanaman cengkeh perlu dibuat
parit sedalam 0,2-0,25m.
3. Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanam
a) Jarak tanam pada dataran rendah 7 x 7 m, 6 x 8 m
atau 8 x 8m
b) Jarak tanam pada dataran tinggi 10 x 10 m atau 8 x 12
m.
c) Letak tanaman berurutan membentuk bujur sangkar
atau persegi panjang.
Cara Tanam :
pagi hari (jam 06:30-10:00) atau sore hari (15:00-17:00)
penguapan ditekan serendah mungkin tanaman tidak layu.
Tahapan :
1. Lubang tanam (semula ditutup), digali lagi dengan
ukuran yang lebih kecil, atau sedikit lebih besar dari
gumpalan yang membungkus akar bibit.
2. Pembungkus gumpalan tanah pada bibit
seperti polybag dan pelepah pisang dilepas
perlahan-lahan. Bila akarnya berbelut,
tanahnya sedikit dikorek-korek agar bisa lurus
kembali. Akar tunggang yang bengkok atau
terlalu panjang dipotong hingga tinggal 25-
30cm.
3. Bibit beserta gumpalan tanahnya dimasukkan
kedalam lubang sampai batas leher akar.
4. Lubang ditutup dengan tanah sampai agak
menggunung agar bibit tidak tergenang air.
Selanjutnya tanah disiram air sebanyak 5-10
liter air atau tanaman.
5. Tanaman diberi peneduh buatan setinggi 30
cm diatas tinggi tanaman, dari daun kelapa
atau alang-alang.
4. Pemeliharaan Tanaman
* Penjarangan dan Penyulaman *
Penyulaman dilakukan jika tanaman terjadi
ketidak-normalan dalam pertumbuhannya,
misalnya: sakit atau mati, maka harus
diganti dengan yang baru. Bibit yang
digunakan untuk penyulaman adalah bibit
cadangan yang sudah dipersiapkan dan
seumur dengan tanaman cengkeh lainnya.
Pemeriksaan untuk penyulaman 2 X
seminggu pada minggu pertama sesudah
tanam. Pada umur 3-4 minggu, tanaman
diperiksa 1 x seminggu dan pada umur 1-6
bulan diperiksa 1 x sebulan. Tanaman
sulaman sebaiknya dipelihara lebih intensif
agar pertumbuhannya bisa menyamai
pertumbuhan tanaman lain.
Penyiangan
Penyiangan harus sering dilakukan untuk
mencegah tumbuhnya gulma yang
nantinya akan bersaing unsur hara
dengan tanaman cengkeh. Waktu
penyiangan sebaiknya dilakukan pada
siang hari.
* Pembubunan *
Pembubunan (penggemburan) pada
tanaman cengkeh perlu dilakukan dengan
cara penggemburan tanah diluar daerah
perakaran (yang ditanami tanaman
penutup tanah) 2-3 tahun sekali, dengan
menggunakan garpu tanah atau cangkul.
* Perempalan *
Perempalan atau pemangkasan
tanaman cengkeh dilakukan :
pada cabang air, cabang atau
ranting yang mengering, dan
batang ganda.
Cabang air mempunyai ciri-ciri
pertumbuhan sangat cepat dan
lurus ke atas, berwarna lebih
muda, ruas antar daun lebih
panjang dan banyak
mengandung air (lunak). Cabang
ini tidak produktif dan bila
dibiarkan akan merusak bentuk
mahkota pohon. Cabang/ranting
yang mengering karena
patah/sakit juga harus cepat
dipangkas, agar segera tumbuh
tunas baru yang lebih baik.
Pemangkasan ranting
dengan menggunakan
gunting pangkas atau
gergaji, agar luka setelah
pemangkasan tidak
dimasuki bibit penyakit,
sebaiknya cara
memangkas miring keatas,
agar air hujan dapat
langsung mengucur ke
bawah sehingga luka cepat
kering.
Luka pangkas dilumuri bahan
pelindung seperti parafin
terutama untuk dahan atau
cabang yang berukuran
besar.
* Pemupukan *
a) Pemupukan diberikan 2 kali
setahun yaitu awal penghujan
dan awal kemarau.
b) Kompos diberikan setahun
sekali dosis 30-60 kg / pohon,
dibenamkan dalam parit
sekitar tajuk pohon.
c) Pupuk NPK dosis 100-500 g /
pohon
* Pengairan dan Penyiraman *
Irigasi (pengairan) umumnya
dilakukan pada musim
kemarau untuk tanaman yang
masih muda (kurang dari 3
tahun) atau tanaman dewasa
yang ditanam di daerah yang
curah hujan kurang dari 2500
mm/tahun
Didaerah datar, yang banyak tersedia air dan
untuk kebun yang luas, irigasi bisa dilakukan
dengan cara mengeluarkan air pada parit-parit
yang dibuat dikanan-kiri barisan tanaman. Pada
musim hujan, parit ini juga bisa berfungsi
sebagai parit drainase.
Didaerah datar yang ketersediaan airnya terbatas
atau didaerah miring, irigasinya bisa dilakukan
dengan cara penyiraman dengan menggunakan
embrat atau sprinkel. Air ini disiramkan ke
daerah perakaran (diatas mulsa) dengan jumlah
50-500 liter/pohon yang diberikan setiap 10-15
hari sekali.
Di daerah yang ketersediaan airnya sangat
terbatas, pemberian air dilakukan dengan cara
menanam gentong (jambangan) berisi 30-50
liter air di dalam tanah sekitar tanaman.
*Waktu Penyemprotan Pestisida *
Penyemprotan pestisida pada cengkeh umumnya merupakan
pengobatan penyakit dan pengusiran hama, jadi penyemprotan
dilakukan bila perlu.

5. Hama dan Penyakit


* Hama *
Rayap
Mengganggu terutama tanaman muda dan yang diserang adalah
akar-akarnya.
Pengendalian:
(1) tidak menanam tanaman-tanaman lain yang disukai kutu, seperti
jambu dan gamal;
(2) melepaskan musuh alaminya : cendawan Chepalosporium lecanii,
kumbang Coccinella melarophthalmus dan kumbang Orchus
jantinus;
(3) pada tanaman muda, seluruh ranting dan daun disemprot dengan
insektisida Diazinon 60 EC atau Agrothion. Untuk tanaman
dewasa, batang diolesi dengan insektisida Dimecron, Orthane dan
Bidrin pada ketinggian 0,5-0,75 m. Dapat juga insektisida
berbentuk butiran seperti 3G yang diberikan seperti pada
pemupukan.
Penggerek batang : yaitu Nothopeus fasciatipennis dan N.
hemipterus.

Gejala: menyerang tanaman cengkeh yang berumur lebih dari 4 tahun


dengan cara membuat liang-liang gerekan pada pangkal batang
dan hidup didalamnya.
Pengendalian:
(1) pangkal batang cengkeh harus sering diperiksa, apabila ditemukan
telur N. hemipterus maka harus segera dipungut dan dimatikan;
(2) apabila sudah ditemukan lubang-lubang gerekan, maka pada
lubang itu dimasukkan kapas yang telah dibasahi dengan
insektisida sistemik seperti Bidrin 24 WSC, Dimecron 50 SCW,
Orthane Sp dan Tamaron. Kemudian lubang-lubang itu disumbat
dengan kayu/bambu atau ditutup dengan parafin;
(3) pangkal batangnya dibersihkan dari segala kotoran yang melekat
kemudian diolesi dengan pestisida sistemik;
(4) tidak menanam tanaman yang disukai kedua jenis kumbang itu
dekat kebun cengkeh seperti jambu bol, jambu air, salam dan
bungur.

Penggerek ranting / cabang


Gejala: berupa lubang-lubang kecil yang berukuran 2 mm sebagai
tempat keluarnya kumbang dewasa. Jika serangan lebat, ranting-
ranting akan mudah patah.
Pengendalian: seperti penanggulangan pada hama penggerek batang.
Ulat siwur (Carca Spp)
Ciri: (1) punya punggung yang sangat besar dan kelihatan
seperti kepala;
(2) kepalanya berukuran kecil dan tersembunyi di bawah
punggungnya;
(3) panjang tubuhnya kira-kira 2,5 cm dan berwarna
hijau;
(4) kepompongnya berwarna kuning, sedang ngengatnya
(serangga dewasa) berwarna coklat kekuningan.
Gejala: memakan daun-daun muda dan pucuknya.
Pengendalian:
(1) memungut kepompong yang sering menempel di balik
daun agar tidak sempat menjadi ngengat;
(2) pada tanaman yang masih pendek, disemprot dengan
insektisida Diazinon 60 EC atau Basminon 600 EC.
Pada tanaman yang telah tinggi batangnya diolesi
dengan insektisida sistemik seperti pada
pengendalian kutu.
Uret
Merupakan kumbang dari famili Melolonthidae
yang berada dalam stadia larva.
Ciri: mirip ulat tetapi tidak berbulu, panjangnya 3-
5 cm, berwarna putih kekuningan sampai
kemerahan.
Gejala: menyerang akar-akar tanaman, dari kulit
dan menjalar sampai pada lapisan kayu.
Serangan uret biasanya ditandai oleh layu atau
mengeringnya sebagian ranting sesuai dengan
arah akar yang diserang. Bila serangan cukup
hebat bisa sebabkan kematian.
Pengendalian:
Seperti penanggulangan pada rayap. Disamping
itu pada bulan September-Oktober atau akhir
musim kemarau, sebaiknya mulsa dibersihkan
karena pada bulan-bulan itu biasanya telur
sedang menetas.
Kepik Helopeltis
Ciri: seperti nyamuk, bagian punggungnya terdapat
dari yang mencuat ke belakang, berwarna hitam
atau belang-belang merah, dengan panjang
tubuh 7 cm. Hama ini aktif di siang hari.
Gejala: menyerang pucuk atau daun muda dengan
mengisap cairannya. Pucuk yang diserang akan
mati dan daun-daun muda akan berguguran.
Pengendalian:
(1)menyemprotkan insektisida kontak (Diazinon 60
EC atau Agrothion 50 EC) atau mengolesi
pangkal batang dengan insektisida sistemik;
(2)ujung-ujung ranting yang mati sebaiknya segera
dipotong, agar tumbuh tunas baru yang lebih
baik.
Penyakit
Cacar daun cengkeh (CDC)-> Phylostica sp.
Gejala:
(1)mula-mula timbul bercak-bercak bening pada
daun muda. Bercak ini makin lama makin
membesar, cembung pada permukaan atas dan
cekung di bagian bawahnya sehingga
menyerupai cacar;
(2) tahap selanjutnya, penyakit juga menyerang
daun-daun tua, bunga, tangkai, daun, buah dan
ujung ranting. Gejala pada daun tua adalah
bercak-bercak bening kemudian daun mengerut
mulai dari pinggir. Bercak itu makin lama akan
berubah warna menjadi merah atau hitam.
Daun muda atau daun muda yang terserang
akhirnya tampak keriting dan mudah gugur.
Pengendalian:
(1)daun-daun yang berguguran dikumpulkan,
lalu dibakar di tempat itu juga dan dikubur
dalam-dalam;
(2)tanaman yang sakit maupun tidak, segera
disemprot dengan fungisida Baycon 300 EC,
Delsene MX 200, Cobox, Moduna 509 FW,
Trimitox 65 WP dan Velimex 80 WP.
Penyemprotan bisa diulangi sepuluh hari
sekali selama 3 bulan atau sampai tanaman
tidak menunjukkan gejala lagi;
(3)pemupukan pada periode selanjutnya harus
sedikit ditambah dosisnya, agar kondisi
tanaman yang baru sakit segera pulih
kembali. Apabila tanaman yang terserang
cukup parah, sebaiknya ditebang dan
diganti dengan tanaman cengkeh baru type
unggul.
Penyakit bercak daun cengkeh
Penyebab: Cylindrocladium quinqueseptatum dan
ganggang Cephaleuros mycoidea .
Gejala:
(1) Chephaleuros mycoidea menimbulkan bercak-bercak
berwarna merah pada daun, berbentuk lonjong dan
berukuran 0,2-10 mm dengan pinggiran yang tidak
merata. Selain menyerang daun, ganggang ini juga
menyerang ranting terutama yang masih muda
(2) Cylindrocladium quinqueseptatum menimbulkan
gejala pada daun tua berupa bercak-bercak
berbentuk bulat berukuran 1-6 mm yang tersebar
pada permukaan atas daun. Bercak ini berwarna putih
perak dan dikelilingi oleh warna coklat kemerahan.
Bila serangan berlanjut, bercak-bercak akan bersatu
dan bagian tengahnya akan mengering. Bagian yang
mengering ini selanjutnya akan terlepas dari daun,
sehingga daun kelihatan berlubang-lubang.
Pengendalian:
(1) sebelum benih disemaikan sebaiknya
dicampur dulu dengan bubuk fungisida
Benlate;
(2) tanaman yang sudah diserang bisa
disemprot dengan fungisida Dithane M
45. Penyemprotan juga dilakukan pada
pohon lain di sekitarnya yang belum
terserang agar tidak tertular.
Penyemprotan diulangi setiap 7-10 hari;
(3) potongan-potongan daun yang gugur
sebaiknya dikumpulkan, lalu dibakar
dan dikubur yang dalam.
Penyakit Sumatera
Penyakit kemunduran pada tanaman cengkeh
disebab-kan oleh bakteri Rib (Rickettsia like
bacterium) yang menyerang jaringan pembuluh
kayu pada ranting atau batang. Penyakit ini
menyerang tanaman cengkeh berumur lebih
dari 4 tahun.
Gejala:
(1) didataran tinggi : layunya daun-daun mulai dari
ujung ranting dan diikuti oleh matinya ranting-
ranting pada ujung cabang. Layu sampai
matinya tanaman memerlukan 6-18 bulan
(2) didataran rendah : gugurnya daun-daun yang
diikuti oleh kematian ranting-ranting secara
hampir bersamaan. Waktu yang diperlukan
sejak timbulnya gejala sampai kematian 3-5
tahun.
Pengendalian:
(1) tanaman belum produktif atau tanaman
produktif yang serangannya lebih dari 25 %
sebaiknya ditebang.
Penebangan dilakukan dengan cara memotong
batangnya hingga tinggal 20-25 cm dari
permukaan tanah.
Hasil tebangan dibakar sampai habis
ditempatnya, kemudian dikubur. Pangkal
batang yang tertinggal diolesi dengan ter.
Tanah bongkaran tanaman itu jangan diusik agar
bakterinya tidak menular ke tanaman lain.
Sebelum 2 tahun tempat ini belum boleh
ditanami lagi. Bila akan ditanami harus
disterilkan dengan belerang sampai pH turun
menjadi 3,5
(2) tanaman produktif yang terserang hanya 10-
25 %, dipertahan-kan sampai beberapa tahun
dengan cara pemberian pupuk kandang dan
pupuk daun, serta pemberian bakterisida
Terramycin dan Streptomycin dengan dosis
masing-masing 3,75 gram dan 1 gram
dilarutkan dalam 500 liter air.
(3) Untuk mencegah jangan sampai tanaman
sehat disekitarnya ditulari, drainase dan
pemupukannya harus diperhatikan. Alat-alat
yang sudah menyentuh tanaman yang
terserang, seperti cangkul dan parit, jangan
digunakan pada tanaman yang sehat sebelum
disucihamakan. Untuk sementara waktu
pelukaan akar tanaman yang sehat harus
dihindarkan, karena penyakit ini sangat mudah
menular.
Penyakit Mati Bujang/Mati Gadis
Penyebab: bakteri Xlb (Xylem limited bacterium)
Gejala: Ranting-ranting tanaman gundul dan mengering
mulai dari bagian ujung mahkota menjalar sampai ke
pangkal pohon. Waktu yang diperlukan sejak gejala
awal sampai kematian berkisar antara 3-5 tahun,
tergantung pada kondisi tanaman. Matinya ranting
tanaman oleh penyakit ini karena tersumbatnya
pembuluh xylem pada akar sehingga makanan yang
diserap tidak dapat didistribusikan ke bagian tajuk
tanaman.
Pengendalian:
(1) dapat dihindarkan dengan pengaturan drainase yang
baik, penggemburan tanah serta perawatan yang
memadai terutama pemupukan setelah panen besar;
(2) tanaman yang terserang, untuk sementara tidak
boleh diberikan pupuk buatan, sebagai gantinya bisa
digunakan pupuk daun dan menambah dosis pupuk
organik. Tindakan ini biasanya dapat menyembuhkan
tanaman yang belum begitu parah.
Penyakit Busuk Pangkal Ranting (Panu)
Penyebab: organisme simbiosis antara alga dengan
cendawan. Organisme ini sering menyerang
tanaman rimbun dalam lingkungan yang lembab,
terutama dekat dengan perkebunan teh.
Gejala: Layunya cabang akibat membusuknya
pangkal cabang. Pembusukan pangkal cabang ini
kelihatan seperti bercak-bercak warna putih
kekuningan atau kehijauan. Tipe sikotek dan
zanzibar toleran dengan penyakit ini sehingga
tidak sampai menyebabkan kerusakan dan
kematian cabang.
Pengendalian: Mengoleskan atau menyemprotkan
larutan kapur tembok atau bubur bordeux pada
bercak-bercak yang terdapat pada kulit cabang.
Penyakit Mati Ranting (Dieback)
Penyebab: cendawan Rosellinia, Fomes lignosus dan
Ganoderma pseudoferrum yang menyerang akar
dengan gejala pada ranting-ranting tertentu.
Gejala:
(1)daun-daun pada ranting itu berubah warna
menjadi kekuningan dan tampak layu kemudian
berguguran. Kematian daun dan ranting ini
dimulai dari bagian ujung, kemudian menjalar
sampai ke pangkal cabang sehingga seluruh
cabang menjadi kering. Gejala ini bisa menjalar
ke cabang lainnya dan menyebabkan kematian.
(2)apabila tanaman yang diserang dibongkar, di
dekat leher tampak benang-benang cendawan
berwarna hitam atau kecoklat-coklatan, kulit akar
membusuk dan pada leher akar terbentuk calus.
Pengendalian:
1. pohon yang sudah menunjukkan gejala serangan
harus segera dibongkar sampai ke akar-akarnya.
Bongkaran ini lalu disingkirkan kemudian dibakar.
Pohon yg berdampingan dengan tanaman yang sakit
juga diperiksa dengan seksama, untuk mengetahui
gejala serangannnya. Lubang bekas lingkaran diberi
tepung belerang sebanyak 200 gram dan dicampur
dengan tanah. Lubang ini baru boleh ditanami lagi
setelah 1 tahun.
2. memperbaiki drainase tanah agar air tidak
tergenang. Selain itu tanaman yang belum terserang
diberi tambahan pupuk daun, agar kondisinya lebih
kuat;
3. apabila beberapa tanaman telah terserang, maka
harus dibuat isolasi (batas). Isolasi ini dibuat dengan
cara membuat parit sedalam 1 m mengelilingi
daerah tanaman yang terserang.
Penyakit busuk akar
Penyebab: Pythium rhizoctonia dan
Phytopthora sp.
Gejala:
pada tanaman cengkeh muda di pembibitan
mula-mula daun berwarna kuning,
kemudian layu dan kering, atau mati secara
mendadak. Gejala pada tanaman dewasa
tampak dengan mengeringnya daun-daun
mulai dari ranting bagian bawah.
Pengendalian: sama seperti pengendalian
pada penyakit mati ranting karena
cendawan akar.
Penyakit mati ranting
Penyebab: cendawan Exobasidium yang yang
menyerang kulit kayu pada ranting tanaman
cengkeh yang rimbun.
Gejala: mirip dengan gejala penyakit mati ranting
karena cendawan akar, tetapi ranting-ranting
yang mati berada di bagian pucuk atau di
bawah pucuk. Pada kulit ranting yang
terserang bisa ditemukan bercak cendawan
berwarna putih seperti pada penyakit panu.
Penyakit ini mudah terkelupas karena tidak
terlalu melekat. Kadang-kadang penyakit ini
menyebabkan ranting menjadi rapuh,
sehingga banyak yang patah sebelum daun-
daunnya mengering.
Pengendalian:
(1)dengan cara mengelupas cendawan pada kulit
cabang yang terserang, kemudian diolesi
dengan belerang atau menyemprotnya
dengan Dithane M-45 80 WP.
(2)cabang-cabang yang sudah mengering
sebaiknya segera dipangkas agar segera
tumbuh tunas baru yang lebih baik. Apabila
masih ada naungan, intensitasnya perlu
dikurangi.

Penyakit Fisiologis
Maksud penyakit fisiologis adalah penyakit atau
kelainan yang bukan disebabkan oleh mikro -
organisme. Tetapi karena pengaruh suhu
terlalu panas, kekeringan, angin kencang,
angin kering, penurunan suhu malam, tanah
anaerob.
* Gulma *
Jenis gulma yang sering tumbuh pd tan
cengkeh

a) teki (Cyperus rotundus)


b) rumput grinting (Cynodon dactilon,
Salvia sp, Digitara sp.)
c) belimbing-belimbingan (Oxalis spp)
d) wedusan (Ageratum conyzoides)
e) lempuyangan (Eupatarium spp)
f) alang-alang (Imperata cylindrica)
g) Pennisetum purpureum
Penanggulangan :
Setelah pembukaan lahan
Karena tidak segera ditanami, biasanya akan segera
ditumbuhi gulma. Untuk mencegahnya, lahan segera
ditanami dengan tanaman penutup tanah. Bila alang-
alang/gulma masih juga tumbuh dalam jumlah besar,
sebaiknya disemprot dengan herbisida Dowpon M atau
Bramoxone.
Di pembibitan
Bedengan pembibitan harus selalu dibersihkan dari gulma
dengan melakukan penyiangan 2-3 minggu sekali.
Di areal tanam
Areal tanam cengkeh harus selalu bersih dari gulma,
terutama sekitar perakaran. Diluar perakaran, dapat
ditanami dengan tanaman penutup tanah. Apabila
masih membandel, bisa disiangi dengan menggunakan
cangkul. Pengendalian gulma di daerah perakaran
dengan memberikan mulsa dan disiangi bersamaan
dengan penggemburan tanah pada waktu pemupukan.
6. Panen
* Ciri dan Umur panen *
Kepala bunga kelihatan sudah penuh,
tetapi belum membuka.
Umur panen tanaman cengkeh adalah 4,5-
8,5 tahun sejak disemaikan
tergantung pada jenis lingkungan.
Waktu pemanenan ada beberapa tahap,
yang pertama jika 50-60 % jumlah bunga
yang ada di pohon telah matang petik.
Pemetikan ini bisa diulangi lagi setiap 10-
14 hari selama 3-4 bulan.
Di Jawa, panen mulai Mei dan berakhir Juli-
Agustus tergantung dari iklim
setempat. Gambar Bunga cengkeh siap
Cara Panen
Alat yang perlu disiapkan :
1) karung berukuran kecil atau keranjang bambu
dan karung besar.
2) tangga segitiga berkaki empat : apabila
tanaman sudah cukup tinggi dan bunganya
tidak terjangkau oleh tangan.
Pemetikan dengan memanjat pohon sangat tidak
dianjurkan karena dapat merusak tajuk
tanaman.

Cara petik adalah sebagai berikut:


1. Bunga cengkeh dipetik pertandan tepat diatas
buku daun terakhirnya dengan menggunakan
kuku jari atau pisau kecil yang tajam.
2. Daun terakhir / termuda yang berdekatan
dengan bunga tidak boleh ikut terpetik
agar tidak mengganggu pertumbuhan
tunas berikutnya.
Apabila daun ini ikut terpetik bisa
mengurangi jumlah tunas 1/3-1/2 bagian.
3. Bunga yang sudah dipetik dimasukkan
kedalam keranjang atau karung kecil
yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Setelah penuh, bunga dimasukkan ke
dalam karung besar untuk dibawa ke
tempat pengolahan.
Tanaman cengkeh di Indonesia punya
periode produksi yang khas jumlah
produksi yang berfluktuasi menurut siklus
tertentu.
Pada tahun tertentu tanaman
menghasilkan produksi yang banyak, dan
pada tahun-tahun tertentu produksi bisa
turun sampai 10-40 %.
Pola produksi tanaman cengkeh bisa
digolongkan menjadi pola siklus 2 tahun
dan siklus 3-4 tahun.
Pola siklus 2 tahun umumnya terdapat
daerah yang mendapat pengaruh nyata
dari iklim laut. Tanaman berproduksi
tinggi atau sedang pada tahun pertama,
kemudian pada tahun berikutnya
menjadi rendah. Pada tahun berikutnya
lagi, jumlah produksi akan kembali
seperti tahun pertama.
Siklus 3-4 tahun umumnya terdapat
daerah yang tidak dapat pengaruh iklim
laut. Pada siklus ini produksi tinggi akan
terulang setiap 3-4 tahun, dengan pola
yang bervariasi.
Prakiraan Produksi
Tanaman muda yang mulai
berproduksi, umumnya tidak
menghasilkan bunga dalam
jumlah besar.
Produksi semakin meningkat dan
mencapai puncaknya pada umur
15-20 tahun dengan produksi 12-
15 kg cengkeh per pohon per
tahun.
PENANGANAN PASCAPANEN
1. Pengumpulan
Hasil tanam dari lahan panen dikumpulkan dengan
karung besar untuk dibawa ke pengolahan.

2. Penyortiran dan Penggolongan


Sortasi basah dilakukan setelah cengkeh tiba di
tempat pengolahan.
Sortasi ini dilakukan dengan cara memisahkan
bunga dengan gagangnya, dan menempatkannya
pada tempat yang berbeda. Bunga dan gagang
dipisahkan karena mempunyai mutu dan harga
yang berbeda.
Bunga dan gagang cengkeh masing-masing
dimasukkan ke dalam karung atau peti dan
diperam selama sehari (24 jam).
3. Pengeringan
Setelah diperam 1 hari, lalu
dikeringkan untuk mendapatkan
kadar air 12-14 % (Kadar air >
14 % mudah terserang jamur
tidak tahan disimpan). Kadar
air < 12 % mudah hancur
mutu rendah.
Berat cengkeh turun hingga
tinggal 29-33 %. Cengkeh bisa
dijemur secara alami, atau
kombinasi antara cara buatan
dengan cara alami.
a. Cara alami : cengkeh dijemur
di terik matahari dengan alas
lantai beton atau tampah/sesek.

Gambar Pengeringan
dengan cahaya matahari
b. Cara buatan : pengeringan cara buatan
dilakukan dengan menggunakan mesin
pengering yang menggunakan bahan bakar
minyak atau kayu.
Mesin ini hanya boleh digunakan untuk
mengeringkan cengkeh sampai kadar air
mencapai 22-25%. Cengkeh ini bisa disimpan
selama 1 bulan, untuk menunggu matahari
terik c. cara campuran
Sortasi kering, cengkeh dipisahkan dari kotoran-
kotorannya dengan cara ditampi menggunakan
tampah.
4. Penyimpanan
Penyimpanan pada ruangan yang bersih.
Sebelum disimpan cengkeh harus
dikemas dalam karung goni kecil
berukuran 30-40 kg atau karung besar
berkapasitas 50-60 kg, lalu dijahit
zigzag.
Gudang penyimpanan tidak lembab,
banyak ventilasi dan berlantai semen.
Di atas lantai dibuat para-para terbuat
dari balok kayu yang kuat setinggi 25-
30 cm, karung berikut cengkehnya
disusun di atasnya.

5. Pengemasan dan
Pengangkutan Gambar Cengkeh kering siap olah
Pengemasan cengkeh umumnya
menggunakan karung, tapi yang terbaik
adalah dengan menggunakan bahan
dari plastik yang dapat mencegah dan
meminimalkan kerusakan akibat
gangguan jamur. Cengkeh yang telah
dikarungi, siap dipasarkan.
Gambar Jalur Pemasaran Minyak Daun Cengkeh
Kendala pemasaran :
Kendala pemasaran utama pada minyak daun cengkeh adalah
mata rantai perdagangan yang cukup panjang.
A) kesulitan untuk memasok langsung ke eksportir atau end-
user
B) ketidakseragaman mutu yang ditetapkan.
Faktor yang harus diperhatikan dalam pemasaran minyak daun
cengkeh, terutama untuk tujuan ekspor adalah :
1) kualitas,
2) harga yang kompetitif (competitiveness price)
3) keberlangsungan produksi (kontinyuitas)
Kendala pemasaran minyak daun cengkeh disebabkan :
mutu yang rendah (usaha penyulingan minyak daun cengkeh umumnya
berbentuk usaha kecil dengan berbagai keterbatasan modal dan teknologi )
pemasaran dalam negeri masih bersifat buyer market (harga ditentukan
pembeli) karena lemahnya posisi tawar pengusaha pengolah
harga yang berfluktuasi (dalam dan luar negeri) akibat tidak terkendalinya
produksi dalam negeri dan persaingan negara sesama produsen
Harga minyak daun cengkeh
Tahun 2002 harga mencapai Rp 29.500,- dan
pada tahun 2003 antara Rp 23.000,-
sampai Rp 25.000,- per kilogram. Harga
tersebut cenderung stabil hingga tahun
2004.
Pada saat krisis tahun 1997, harga mencapai
Rp 57.000,- per kilogram (data primer
US$). Harga untuk kondisi breakevent point
(BEP) atau impas adalah sekitar Rp
20.000,- per kilogram. Melihat selisih harga
pada kondisi BEP dengan harga jual di
pasar, maka usaha ini cukup menjanjikan.
STANDAR PRODUKSI :
Standar mutu cengkeh di Indonesia tercantum di
dalam Standar Nasional Indonesia SNI 01-3392-
1994.
Standar mutu cengkeh Indonesia adalah:
a) Ukuran : Sama rata
b) Warna : Coklat kehitaman
c) Bau : Tidak apek
d) Bahan asing maksimum : 0,5-1,0%
e) Gagang maksimum : 1,0-5,0%
f) Cengkeh rusak maksimum: 0 %
g) Kadar air maksimum : 14,0%
h) Cengkeh inferior maksimum : 2-5%
i) Kadar Atsiri maksimum : 16-20%
Tabel Standar mutu minyak daun cengkeh menurut SNI 1991

Minyak Daun Cengkeh Karakteristik


Berat Jenis pada 15oC 1,03 - 1,06
Putaran Optik (ad) - 1o 35
Indeks Refraksi pd 20oC (nd20) 1,52 - 1,54
Kadar eugenol (%) 78 - 93 %
Minyak pelikan Negatif
Minyak lemak Negatif
Kelarutan dalam Alkohol 70% Larut dalam dua volume
Tungku
pendingin
Uap
minyak
cengkeh

Minyak
cengkeh

Gambar Skema teknologi penyulingan daun cengkih


USAHA PENYULINGAN MINYAK
CENGKEH
Kolam pendingin air
sulingan

Tungku penyulingan daun cengkeh


Bahan baku dan hasil sulingan

Tempat penampungan Hasil


sulingan

Daun kering cengkih


Tabel Proyeksi Laba Rugi Usaha Pengolahan Minyak Daun
Cengkeh
No Uraian Tahun 1 Tahun 2 -5 Jumlah
1 Pendapatan 525.000.000 525.000.000 2.625.000.000
2 Pengeluar an
a. Biaya operasional 285.500.000 285.500.000 1.427.500.000
b. Penyusutan 6.405.086 6.405.086 32.025.429
c. Angsuran pokok 50.000.000 25.000.000 150.000.000
d. Bunga bank 4.500.000 2.250.000 13.500.000
Jumlah 346.405.086 319.155.086 1.623.025.429
Laba sebelum pajak 178.594.914 205.844.914 1.001.974.571
e. Pajak 15% 26.789.237 30.876.737 150.296.186
3 Laba rugi 151.805.677 174.968.177 851.678.386
4 Profit margin % 28.92% 33.33% 32,44%
BEP (nilai penjualan) 133.508.017 73.774.19 6 428.604.802
BEP (produksi minyak) 5.340 2.951 17.144
BEP Rp/kg berdasarkan
- Biaya operasional 13.595 13.595 67.976
- Total biaya 16.495 15.198 77.287

Anda mungkin juga menyukai