)
Manfaat : bunga dan minyaknya.
Minyak cengkeh dapat dihasilkan dari
penyulingan :
a. serbuk kuntum cengkeh kering (clove oil),
b. serbuk tangkai kuntum cengkeh (clove
stem oil),
c. daun cengkeh kering (clove leaf oil).
Guna :
a. industri farmasi,
b. penyedap masakan,
c. wewangian.
Sifat kimiawi dan efek farmakologis :
hangat,
rasanya tajam,
aromatik,
berkhasiat sebagai perangsang (stimulan),
antiseptik,
anestetik lokal,
menghilangkan kolik,
obat batuk.
Kandungan kimia : karbohidrat, kalsium, fosfor,
zat besi, vitamin B1, lemak, protein, dan
eugenol.
Minyak atsiri cengkeh :
industri komestik (bahan pembuatan sabun,
pasta gigi, samphoo, lotion dan parfum)
industri makanan (penyedap atau penambah
cita rasa)
industri farmasi (obat anti nyeri, anti infeksi,
pembunuh bakteri)
industri bahan pengawet dan bahan
insektisida ( wewangian, untuk menutupi bau
tak sedap bahan-bahan lain seperti obat
pembasmi serangga)
Produksi bunga cengkeh sebagian besar (80-90%)
diserap oleh industri rokok kretek, sisanya untuk
industri rempah-rempah local dan diekspor.
Produk olahan yang bisa dihasilkan dari bunga,
daun dan tangkai bunga /gagang cengkeh
adalah :
minyak cengkeh
eugenol yang diisolasi dari minyak cengkeh
senyawa derivate dari eugenol
Pasokan minyak cengkeh Indonesia ke pasar
dunia sebesar 1.317 ton atau sekitar 60 %
kebutuhan dunia. Untuk investasi agroindustri
minyak cengkeh pada periode 2005-2010,
diperlukan 600 unit pengolahan minyak cengkeh.
Perkiraan biaya investasi setiap unit usaha
penyulingan dengan kapasitas ketel suling 5.000
liter tersebut sebesar Rp. 158.000.000,- , dengan
total kebutuhan investasi untuk 600 unit usaha
adalah Rp. 94. 800. 000.000,-.
DESKRIPSI TAN. CENGKEH
Cengkeh banyak di
Klasifikasi tanam di Indonesia,
Divisi : Spermatophyta khususnya Kepulauan
Maluku (Tidore,
Subdivisi : Angiospermae
Ternate, Mutir), dan
Klas : Dicotyledonae Jawa Timur. Adapun
Ordo : Myrtales sentra penghasil
Famili : Myrtaceae cengkeh dunia adalah
Genus : Syzygium Madagaskar,
Zanzibar, Philipina
Spesies : Syzygium dan Malaysia
aromaticum
2.1. Iklim
a) Iklim yang panas dgn curah hujan
cukup merata (tidak tahan kemarau
panjang)
b) Angin yang terlalu kencang dapat
merusak tajuk tanaman.
c) Curah hujan optimal bagi pertumbuhan
tanaman antara 1500-4500 mm/tahun.
d) Sinar matahari minimal 8 jam per hari.
e) Suhu optimal adalah 22-30 C,
kelembaban udara 60-80%.
2.2. Media Tanam
Jenis tanah yang baik : latosol, andosol
dan podsolik merah.
Tanah gembur dengan drainase yang baik.
pH yang cocok adalah 5,5 -5,6.
Kedalaman air tanah pada musim hujan
tidak lebih dangkal dari 3 m dari
permukaan tanah dan pada musim
kemarau tidak lebih dari 8 m.
Tanah dengan kemiringan sampai 20% lebih
baik dari tanah datar, karena dra inasenya
baik. Dibuat parit drainase sedalam kurang
lebih 1 m agar air luap an pada musim
hujan dapat disalurkan ke arah lain.
2.3. Ketinggian Tempat
Cocok pada ketinggian 0-900 m dpl. (opt. 300-600 m
dpl.) atau terletak pada ketingginan lebih dari 900 m
dpl. dengan hamparan lahan yang menghadap laut.
Botani :
Tinggi pohon 5-10 m, daun bulat telur atau
memanjang dengan pangkal yang runcing.
Tangkai daun sepanjang 1-2,5 cm.
Ada 3 varietas unggul cengkeh yang biasa
ditanam :
a. Cengkeh Siputih:
(1) Helai daun besar, warna kuning (hijau
muda);
(2) Cabang kurang rimbun;
(3) Bunga besar, warna kuning dan berjumlah
belasan per rumpun.
b. Cengkeh Sikotok :
(1) Helai daun kecil, warna hijau sampai hijau
tua kehitam-hitaman dan lebih mengkilap;
(2) Cabang rimbun dan rendah, semua ranting
tertutup daun;
(3) Bunga kuning kemerahan, tiap rumpun 20-
50 bunga.
c. Cengkeh Zanzibar :
(1) Bentuk daun panjang ramping dan berwarna
hijau gelap;
(2) Bunga berwarna lebih merah dengan
produksi tinggi;
(3) Merupakan jenis terbaik.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1. Pembibitan
Bibit harus sehat, memiliki
batang yang kokoh dengan
percabangan kuat, daun lebat,
tidak terserang hama dan
penyakit, permukaan batang,
mulus berwarna kecoklatan
dan berbatang tunggal.
Tinggi 25-30 cm (1 tahun),
50-75 cm (2 tahun)
Penyiapan Benih
Bibit berasal dari biji atau generatif, benih bermutu diperoleh
dr : a) Kebun cengkeh Branggah Banaran Jawa Tengah
b) Kebun percobaan tanaman industri Cibinong Jawa Barat
c) Balai Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri
Bogor
d) PTP X Lampung
e) Kebun cengkeh Lijen dan Bayu Kidul Jawa timur
f) PTP XII Jawa Timur
g) Balai Penelitian Tanaman Industri, serta Dinas
Perkebunan.
Penyimpanan benih :
1. tempat kering,
2. tidak lembab,
3. bebas dari hama.
4. Ruangan bersuhu kamar (20-300 C) dengan RH 30%.
1. Penyemaian pendahuluan
(Perkecambahan) :
a. media pasir dan serabut
(3:1),
b. ketebalan 20-25 cm
c. tempat yang teduh.
2. Penyemaian lanjutan.
Bibit (kecambah) disemai
langsung :
a. bedengan tanah yang telah
dicangkul dan dicampur pupuk
kandang secara merata. Ukuran
bedengan 10 x 1,20 m, jarak
antar bedengan 30 cm. Tiap
bedengan diberi atap.
b. polybag, keranjang dan
plupuh dengan media tanah
dicampur pupuk kandang.
Pemeliharaan Pembibitan atau
Penyemaian
a) Penyiraman 2 kali sehari dan tidak
terlalu basah
b) Pengaturan intensitas cahaya dan
naungan yang dibuat
c) Drainase di sekitar bedengan diatur
jangan sampai tergenang air (akar
membusuk).
d) Dijaga kebersihannya, terutama pada
rumput liar dan hama bekicot.
e) Untuk percepat pertumbuhan, umur 3-4
bulan dipupuk NPK dosis 1 g / bibit .
Umur 8 bulan dosis 2 g / bibit.
Pemindahan Bibit
Umur 2 tahun bibit dipindah,bibit dari polibag/
kranjang/plupuh langsung dipindah dan
ditanam pada areal tersedia.
Bibit dari bedengan dilakukan pemutaran
tanah :
(1)bedengan disiram secukupnya;
(2)tanah sekitar bibit digali dengan diameter
15-20 cm;
(3)putaran tanah bibit diangkat dan
dibungkus pelepah pisang mengapa?
(4)bibit puteran didiamkan dulu 2 minggu
mengapa?
2. Pengolahan Media Tanam
* Persiapan *
Lahan untuk areal tanaman cengkeh disiapkan
minimal 6 bulan sebelum tanam. Tahap persiapan
lahan dimulai dengan "land clearing", yaitu
pembersihan lahan dari pepohonan dan semak-
semak.
* Pembukaan Lahan *
Tidak perlu pembajakan dan penggaruan, cukup
menggali daerah ajir yang akan ditanami saja.
Lubang dibuat 3-6 bulan sebelum tanam, ukuran
80 x 80 x 80 cm.
Tujuan memperbaiki struktur tanah,
menghilangkan senyawa yang beracun dan
membunuh bibit penyakit.
Tanah galian dibagi 2,
3-4 minggu sebelum tanam, tanah
bagian atas dimasukkan kedalam
lubang.
Tanah bag. bawah dicampur 5-10 kg
pupuk kandang atau kompos yang
masak + 150-200 gr dolomit
dimasukkan ke dalam lubang.
Lubang yang sudah ditimbun ditan dai
dengan bambu (memudahkan
mencarinya sewaktu akan menanam).
Dibuat parit-parit drainase untuk
mencegah air tergenang.
Jika kemiringan agak curam, lahan
harus dibuat teras bangku (bentuk
seperti kursi), sedang untuk
kemiringan landai dibuat teras
guludan.
Pengapuran
Tanah yang pH < 5,5 disarankan untuk diberi kapur
sebanyak 0,4-1 kg per pohon, diulangi setiap 2-3 th.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada tanah yang bahan
organiknya sedikit.
Pupuk kandang atau kompos ditambahkan pada tanah
yang digali (tanah lapisan bawah) dengan 5-10 kg dan
dolomit 150-200 gr, pada waktu 3-4 minggu sebelum
tanam.
Lain-lain
Pemberian tanaman pelindung untuk mengurangi erosi.
Tanaman pelindung umumnya adalah Flemingia sp.
dan Moghania macrophyla.
Tanaman pelindung ditanam 4-5 bulan sebelum tanam,
dan dipertahankan sampai cengkeh berumur 2-3
tahun dari barisan tanaman pelindung yang
berhadapan dengan tanaman cengkeh perlu dibuat
parit sedalam 0,2-0,25m.
3. Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanam
a) Jarak tanam pada dataran rendah 7 x 7 m, 6 x 8 m
atau 8 x 8m
b) Jarak tanam pada dataran tinggi 10 x 10 m atau 8 x 12
m.
c) Letak tanaman berurutan membentuk bujur sangkar
atau persegi panjang.
Cara Tanam :
pagi hari (jam 06:30-10:00) atau sore hari (15:00-17:00)
penguapan ditekan serendah mungkin tanaman tidak layu.
Tahapan :
1. Lubang tanam (semula ditutup), digali lagi dengan
ukuran yang lebih kecil, atau sedikit lebih besar dari
gumpalan yang membungkus akar bibit.
2. Pembungkus gumpalan tanah pada bibit
seperti polybag dan pelepah pisang dilepas
perlahan-lahan. Bila akarnya berbelut,
tanahnya sedikit dikorek-korek agar bisa lurus
kembali. Akar tunggang yang bengkok atau
terlalu panjang dipotong hingga tinggal 25-
30cm.
3. Bibit beserta gumpalan tanahnya dimasukkan
kedalam lubang sampai batas leher akar.
4. Lubang ditutup dengan tanah sampai agak
menggunung agar bibit tidak tergenang air.
Selanjutnya tanah disiram air sebanyak 5-10
liter air atau tanaman.
5. Tanaman diberi peneduh buatan setinggi 30
cm diatas tinggi tanaman, dari daun kelapa
atau alang-alang.
4. Pemeliharaan Tanaman
* Penjarangan dan Penyulaman *
Penyulaman dilakukan jika tanaman terjadi
ketidak-normalan dalam pertumbuhannya,
misalnya: sakit atau mati, maka harus
diganti dengan yang baru. Bibit yang
digunakan untuk penyulaman adalah bibit
cadangan yang sudah dipersiapkan dan
seumur dengan tanaman cengkeh lainnya.
Pemeriksaan untuk penyulaman 2 X
seminggu pada minggu pertama sesudah
tanam. Pada umur 3-4 minggu, tanaman
diperiksa 1 x seminggu dan pada umur 1-6
bulan diperiksa 1 x sebulan. Tanaman
sulaman sebaiknya dipelihara lebih intensif
agar pertumbuhannya bisa menyamai
pertumbuhan tanaman lain.
Penyiangan
Penyiangan harus sering dilakukan untuk
mencegah tumbuhnya gulma yang
nantinya akan bersaing unsur hara
dengan tanaman cengkeh. Waktu
penyiangan sebaiknya dilakukan pada
siang hari.
* Pembubunan *
Pembubunan (penggemburan) pada
tanaman cengkeh perlu dilakukan dengan
cara penggemburan tanah diluar daerah
perakaran (yang ditanami tanaman
penutup tanah) 2-3 tahun sekali, dengan
menggunakan garpu tanah atau cangkul.
* Perempalan *
Perempalan atau pemangkasan
tanaman cengkeh dilakukan :
pada cabang air, cabang atau
ranting yang mengering, dan
batang ganda.
Cabang air mempunyai ciri-ciri
pertumbuhan sangat cepat dan
lurus ke atas, berwarna lebih
muda, ruas antar daun lebih
panjang dan banyak
mengandung air (lunak). Cabang
ini tidak produktif dan bila
dibiarkan akan merusak bentuk
mahkota pohon. Cabang/ranting
yang mengering karena
patah/sakit juga harus cepat
dipangkas, agar segera tumbuh
tunas baru yang lebih baik.
Pemangkasan ranting
dengan menggunakan
gunting pangkas atau
gergaji, agar luka setelah
pemangkasan tidak
dimasuki bibit penyakit,
sebaiknya cara
memangkas miring keatas,
agar air hujan dapat
langsung mengucur ke
bawah sehingga luka cepat
kering.
Luka pangkas dilumuri bahan
pelindung seperti parafin
terutama untuk dahan atau
cabang yang berukuran
besar.
* Pemupukan *
a) Pemupukan diberikan 2 kali
setahun yaitu awal penghujan
dan awal kemarau.
b) Kompos diberikan setahun
sekali dosis 30-60 kg / pohon,
dibenamkan dalam parit
sekitar tajuk pohon.
c) Pupuk NPK dosis 100-500 g /
pohon
* Pengairan dan Penyiraman *
Irigasi (pengairan) umumnya
dilakukan pada musim
kemarau untuk tanaman yang
masih muda (kurang dari 3
tahun) atau tanaman dewasa
yang ditanam di daerah yang
curah hujan kurang dari 2500
mm/tahun
Didaerah datar, yang banyak tersedia air dan
untuk kebun yang luas, irigasi bisa dilakukan
dengan cara mengeluarkan air pada parit-parit
yang dibuat dikanan-kiri barisan tanaman. Pada
musim hujan, parit ini juga bisa berfungsi
sebagai parit drainase.
Didaerah datar yang ketersediaan airnya terbatas
atau didaerah miring, irigasinya bisa dilakukan
dengan cara penyiraman dengan menggunakan
embrat atau sprinkel. Air ini disiramkan ke
daerah perakaran (diatas mulsa) dengan jumlah
50-500 liter/pohon yang diberikan setiap 10-15
hari sekali.
Di daerah yang ketersediaan airnya sangat
terbatas, pemberian air dilakukan dengan cara
menanam gentong (jambangan) berisi 30-50
liter air di dalam tanah sekitar tanaman.
*Waktu Penyemprotan Pestisida *
Penyemprotan pestisida pada cengkeh umumnya merupakan
pengobatan penyakit dan pengusiran hama, jadi penyemprotan
dilakukan bila perlu.
Penyakit Fisiologis
Maksud penyakit fisiologis adalah penyakit atau
kelainan yang bukan disebabkan oleh mikro -
organisme. Tetapi karena pengaruh suhu
terlalu panas, kekeringan, angin kencang,
angin kering, penurunan suhu malam, tanah
anaerob.
* Gulma *
Jenis gulma yang sering tumbuh pd tan
cengkeh
Gambar Pengeringan
dengan cahaya matahari
b. Cara buatan : pengeringan cara buatan
dilakukan dengan menggunakan mesin
pengering yang menggunakan bahan bakar
minyak atau kayu.
Mesin ini hanya boleh digunakan untuk
mengeringkan cengkeh sampai kadar air
mencapai 22-25%. Cengkeh ini bisa disimpan
selama 1 bulan, untuk menunggu matahari
terik c. cara campuran
Sortasi kering, cengkeh dipisahkan dari kotoran-
kotorannya dengan cara ditampi menggunakan
tampah.
4. Penyimpanan
Penyimpanan pada ruangan yang bersih.
Sebelum disimpan cengkeh harus
dikemas dalam karung goni kecil
berukuran 30-40 kg atau karung besar
berkapasitas 50-60 kg, lalu dijahit
zigzag.
Gudang penyimpanan tidak lembab,
banyak ventilasi dan berlantai semen.
Di atas lantai dibuat para-para terbuat
dari balok kayu yang kuat setinggi 25-
30 cm, karung berikut cengkehnya
disusun di atasnya.
5. Pengemasan dan
Pengangkutan Gambar Cengkeh kering siap olah
Pengemasan cengkeh umumnya
menggunakan karung, tapi yang terbaik
adalah dengan menggunakan bahan
dari plastik yang dapat mencegah dan
meminimalkan kerusakan akibat
gangguan jamur. Cengkeh yang telah
dikarungi, siap dipasarkan.
Gambar Jalur Pemasaran Minyak Daun Cengkeh
Kendala pemasaran :
Kendala pemasaran utama pada minyak daun cengkeh adalah
mata rantai perdagangan yang cukup panjang.
A) kesulitan untuk memasok langsung ke eksportir atau end-
user
B) ketidakseragaman mutu yang ditetapkan.
Faktor yang harus diperhatikan dalam pemasaran minyak daun
cengkeh, terutama untuk tujuan ekspor adalah :
1) kualitas,
2) harga yang kompetitif (competitiveness price)
3) keberlangsungan produksi (kontinyuitas)
Kendala pemasaran minyak daun cengkeh disebabkan :
mutu yang rendah (usaha penyulingan minyak daun cengkeh umumnya
berbentuk usaha kecil dengan berbagai keterbatasan modal dan teknologi )
pemasaran dalam negeri masih bersifat buyer market (harga ditentukan
pembeli) karena lemahnya posisi tawar pengusaha pengolah
harga yang berfluktuasi (dalam dan luar negeri) akibat tidak terkendalinya
produksi dalam negeri dan persaingan negara sesama produsen
Harga minyak daun cengkeh
Tahun 2002 harga mencapai Rp 29.500,- dan
pada tahun 2003 antara Rp 23.000,-
sampai Rp 25.000,- per kilogram. Harga
tersebut cenderung stabil hingga tahun
2004.
Pada saat krisis tahun 1997, harga mencapai
Rp 57.000,- per kilogram (data primer
US$). Harga untuk kondisi breakevent point
(BEP) atau impas adalah sekitar Rp
20.000,- per kilogram. Melihat selisih harga
pada kondisi BEP dengan harga jual di
pasar, maka usaha ini cukup menjanjikan.
STANDAR PRODUKSI :
Standar mutu cengkeh di Indonesia tercantum di
dalam Standar Nasional Indonesia SNI 01-3392-
1994.
Standar mutu cengkeh Indonesia adalah:
a) Ukuran : Sama rata
b) Warna : Coklat kehitaman
c) Bau : Tidak apek
d) Bahan asing maksimum : 0,5-1,0%
e) Gagang maksimum : 1,0-5,0%
f) Cengkeh rusak maksimum: 0 %
g) Kadar air maksimum : 14,0%
h) Cengkeh inferior maksimum : 2-5%
i) Kadar Atsiri maksimum : 16-20%
Tabel Standar mutu minyak daun cengkeh menurut SNI 1991
Minyak
cengkeh