Anda di halaman 1dari 13

Hukum pengangkutan

Dan Asuransi
UU No 1/2009 tentang
penerbangan
Pasal 141 (1):
Pengangkut bertanggung jawab atas
kerugian penumpang yang meninggal
dunia, cacat tetap, atau luka-luka
yang diakibatkan kejadian angkutan
udara di dalam pesawat dan/atau naik
turun pesawat udara.
Pasal 143 :
Pengangkut tidak bertanggung jawab untuk
kerugian karena hilang atau rusaknya
bagasi kabin, kecuali apabila penumpang
dapat membuktikan bahwa kerugian
tersebut disebabkan oleh tindakan
pengangkut atau orang yang
dipekerjakannnya.
Pasal 144 :
Pengangkut bertanggung jawab atas
kerugian yang diderita oleh
penumpang karena bagasi tercatat
hilang, musnah, atau rusak yang
diakibatkan oleh kegiatan angkutan
udara selama bagasi tercatat berada
dalam pengawasan pengangkut.
Pasal 145 :
Pengangkut bertanggung jawab atas
kerugian yang diderita oleh pengirim
kargo karena kargo yang dikirim
hilang, musnah atau rusak yang
diakibatkan oleh kegiatan angkutan
udara selama kargo berada dalam
pengawasan pengangkut.
Pasal 146 :
Pengangkut bertanggung jawab atas
kerugian yang diderita karena
keterlambatan pada angkutan
penumpang, bagasi, atau kargo kecuali
apabila pengangkut dapat
membuktikan bahwa keterlambatan
tersebut disebabkan oleh faktor
cuaca dan teknis operasional.
Pasal 165 :
Jumlah ganti kerugian yang diberikan
adalah ganti kerugian yang diberikan
oleh badan usaha angkutan udara
niaga diluar ganti kerugian yang
diberikan oleh lembaga asuransi yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Pasal 179 :
Pengangkut wajib mengasuransikan
tanggung jawabnya terhadap
penumpang dan kargo yang diangkut
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
141,143,144,145,146.
UU No 17 tahun 2008
tentang Pelayaran :
Pasal 40 (1)
Perusahaan angkutan diperairan
bertanggung jawab terhadap
keselamatan dan keamanan
penumpang dan/atau barang yang
diangkutnya.
Pasal 41 (1)
Tanggung jawab sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 40 dapat ditimbulkan sebagai
akibat pengoperasian kapal,berupa :
a. kematian, atau lukanya penumpang yang
diangkut; b. musnah, hilang atau rusaknya
barang yang diangkut; c. keterlambatan
angkutan penumpang dan/atau barang yang
diangkut; d.kerugian pihak ketiga.
Pasal 41 (2)
Jika dapat membuktikan bahwa
kerugian sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1 huruf b,c dan huruf d bukan
disebabkan oleh kesalahannya,
perusahaan angkutan di perairan
dapat dibebaskan sebagian atau
seluruh tanggung jawabnya.
Pasal 41 (3) :
Perusahaan angkutan diperairan wajib
mengasuransikan tanggung jawabnya
sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dan melaksanakan asuransi
perlindungan dasar penumpang umum
sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan .
Ekspeditur :
- Seorang perantara yang bersedia untuk
mencarikan pengangkut yang baik bagi
pengirim.
- Orang, yang pekerjaannya menyuruh orang
lain untuk menyelenggarakan pengangkutan
barang-barang dagangan dan barang-
barang lainnya melalui daratan dan
perairan.

Anda mungkin juga menyukai