Anda di halaman 1dari 26

CRS TRAUMA

KEPALA
Oleh :
Fitri Septiani
Yanuar Yudha Sudrajat
Identifikasi Kasus
Nama : Tn. A.W
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 68 tahun
Pada tanggal 21 April 2014
Pasien datang ke IGD karena keluhan
penurunan kesadaran, sebelumnya pasien
mengalami kecelakaan kendaraan
bermotor, saat di bawa ke IGD pasien di
indikasikan untuk dilakukan foto thorax dan
juga CT-SCAN Kepala
Persyaratan foto ekspertise
Identitas
Lengkap (di sisi kiri film)
Marker
Terdapat penanda R (yang berarti Right atau sisi kanan)
Kualitas film baik dengan
Kv : baik (normal : smp T3-T4)
mAs : baik (normal : bayangan tangan tdk tampak )
Lapang pandang
Mencakup seluruh lapang paru, simetris, tidak berbayang
Tidak terdapat artefak yg menghalangi pembacaan
Foto dalam keadaan inspirasi maksimal : Ribs tampak hingga
ribs posterior ke 10

Kesimpulan FOTO LAYAK BACA


Hasil foto
Foto PA :
Cor : cor membesar, aorta elongasio, sinuses
costophrenicus dan kedua diafragma tidak
tampak
Pulmo : Hili normal, tidak tampak infiltrat maupun
lesi konsolidatif intrapulmonal.
Kesan : Cardiomegali dengan elongasio dan
atherosclerosis aorta tanpa bendungan paru.
CT-SCAN Kepala
CT-SCAN :
Jaringan lunak ekstrakalvarial daerah temporooksipitalis kanan
membengkak. Fraktur os temporooksipitalis kanan
Lesi hiperdens di epidural temporooksipitalis kanan ukuran
3,3x8,8 cm.
Fisura Sylvii kiri kanan, sisterna ambient dan sisterna basalis
menyempit
Ventrikel lateralis kiri kanan, ventrikel III terkompresi dan IV
tidak tampak kelainan. Tampak pergeseran struktur garis
tengah ke kiri
Kesimpulan :
Subgaleal hematoma dengan fraktur os kranium disertai
perdarahan epidural (3,3x8,8 cm) di daerah temporooksipitalis
kanan menyebabkan mid line shift ke kiri.
PEMBAHASAN
FRAKTUR TENGKORAK
Fraktur Tengkorak
Karakteristik :
Disebabkan oleh benturan langsung terhadap tengkoran
Diklasifikasikan sebagai :
o Linear
o Depresi
o Basal

Tipe tergantung pada besarnya kekuatan yang megenai dan


rasio antara kekuatan dengan area benturan.
Secara klinis, sulit untuk di deteksi. Jika terdeteksi,
kemungkinan disertai cedera otak.
Berdampak signifika jika terjadi fraktur terbuka, fraktur yang
berhubungan dengan sinus udara, fraktur depresi atau fraktur
yang memotong arteri atau sinus dura mayor
Waspada akan cedera yang bukan diakibatkan kecelakaan,
terutama pada bayi
Gambaran Klinis
Linear
Seringkali tanpa disertai cedera otak, maka relatif
asimptomatis.
Jika garis fraktur melewati sinus, sutura atau lekuk dura
atau vaskular, terdapat peningkatan risiko komplikasi
seperti perdarahan atau infeksi.
Depresi
Depresi tulang dapat dipalpasi. Hal ini sulit ditemukan
jika terdaat hematoma di atasnya. Pada fraktur terbuka,
fragmen depresi dapat terlewati karena mobilitas dari
kulit kepala
Risiko cedera otak meningkat dengan kedalaman dari
depresi. Sekitar 25% pasien akan datang dengan
penurunan kesadaran. Defisit neurologis tergantung
pada cedera otak yang didapat.
Basis
Tanda klinis mencakup hematimpanum (darah di
dalam kanalis akustikus), rhinorrhoea, otorrhoea,
Batlles sign (hematoma retro-aurikula), racoon
eyes (ekimosis periorbita) dan defsit saraf kranial
(III, IV, dan V)
Kertas saring berguna pada pasien dengan
epitaksis untuk mendiagnosis rhinorrhea. Jika
ditarus di atas kertas saring, cairan serebrospinal
akan meluas dan tampak seperti cincin lusen
disekitar darah
Gambaran radiologi
Foto polos tengkorak merupakan pemeriksaan awal dan
beberapa dilanjutkan ke pemeriksaan CT.
Fraktur linear akan tampak sebagai garis hitam berbatas tegas.
Dapat disalahartikan sebagai garis sutura atau alur vaskular. Alur
vaskular biasanya bercabang, memiliki batas sklerotik dan
lokasinya tertentu.
Fraktur depresi seringkali sulit dilihat. Cari adanya peningkatan
atau densitas ganda yang berhubungan dengan tulang yang
tumpang tindih, jika fraktur terproyeksi secara tangensial.
Fraktur basis tengkorak tidak terlihat dengan baik pada foto
polos. Cari adanya fluid level di dalam sinus sfenoid. Jika
terdapat kecurigaan, pasien harus diperiksa dengan CT.
CT akan memperlihatkan fraktur tengkorak jika menggunakan
bone window dan CT juga berguna untuk menggambarkan
komplikasi sekunder.
PERDARAHAN
EPIDURAL
Karakteristik
Kebanyakan kasus berasal dari arteri (a.meningea
media) dan sebagian kecil berasal dari vena
Biasanya unilateral dan pada orang dewasa,
berhubungan dengan fraktur. Seringkali tidak terdapat
fraktur tengkorak pada anak-anak, oleh karena
elastisitas dari tengkorak
Perdarahan terbentuk anatara tabula interna dari
tengkorak dan selaput dura
Dapat disertai lesi seperti perdarahan subdural atau
kontusio
Perdarahan arteri biasanya berkembang dan timbul
secara cepat dalam 1 jam setelah cedera, sementara
perdarahan vena dapat timbul setelah beberapa hari
Gambaran Klinis
Secara klasik muncul setelah cedera kepala
dengan kehilangan kesadaran pada fase awal
yang diikuti oleh fase sadar (lucid interval)
sebelum kembali terjadi penurunan kesadaran
Hati-hati karena hanya 30% pasien yang datang
seperti ini
Gejala tergantung pada seberapa cepat
perdarahan berkembang. Rasa mengantuk yang
progresif, sakit kepala, mual dan muntah
merupakan gejala yang patut diwaspadai
Gambaran Radiologi
Area hiperdens elips bikonveks dengan batas
yang tegas. Densitas yang beragam menandakan
perdarahan aktif
Perdarahan tidak melewati garit sutura
Dapat memisahkan sinus venosa atau falks dari
tengkorak
Efek massa tergantung pada ukuran perdarahan
dan edema yang menyertai
Perdarahan vena lebih bervariasi dalam bentuk
Garis fraktur yang berhubungan mungkin dapat
terlihat
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai