Anda di halaman 1dari 34

OBESITAS

SJAMSU UMAR
Subdevisi Geriatri Bagian/
SMF FK Unsyiah/ RSUZA
PENDAHULUAN
Obesitas merupakan penyakit multifaktorial
yang terjadi akibat jaringan lemak berlebihan
sehingga dapat mengganggu kesehatan.

Obesitas terjadi bila besar dan jumlah lemak sel


bertambah pada tubuh seseorang. Bila seseorang
bertambah berat badannya maka ukuran sel
lemak akan bertambah besar dan kemudian
jumlahnya bertambah banyak.
Suavages dan Cullen pertama kali
mencoba melakukan klasifikasi
obesitas. Istilah yang dipakai pada
saat itu adalah polysarcie. Pada abad
ke 19 kata obesitas mulai
menggantikan nama-nama
sebelumnya seperti polysarcie,
embonpoint, dan corpulence.
Saat ini kita hidup pada masa dimana
berat badan lebih (indeks massa
tubuh (IMT) 23-24,9 kg/m2) dan
obesitas (IMT 25-30 kg/M2) sudah
menjadi suatu epidemic, dengan
dugaan bahwa peningkatan
prevalensi obesitas akan mencapai
50% pada tahun 2025 bagi Negara-
negara maju.
SEL LEMAK DAN JARINGAN LEMAK
Jaringan lemak merupakan depot penyimpanan
energy yang paling besar bagi mamalia. Tugas
utamanya adalah untuk menyimpan energy
dalam bentuk trigliserida melalui proses
lipogenesis yang terjadi sebagai respons
terhadap kelebihan energy dan memobilisasi
energy melalui proses lipolisis sebagai respons
terhadap kekurangan energy. Pada keadaan
normal, kedua proses ini diregulasi dengan
ketat.
Jaringan lemak merupakan jaringan ikat yang
mempunyai fungsi sebagai tempat penyimpanan
lemak dalam bentuk trigliserida.

Pada mamalia, jaringan lemak terdapat dalam 2


bentuk : jaringan lemak putih dan jaringan
lemak coklat. Keberadaannya, jumlah dan
distribusi tergantung pada spesies.

Jaringan lemak putih mempunyai 3 fungsi yaitu:


isolasi panas, bantalan mekanik, dan sebagai
sumber energy.
Jaringan lemak coklat berfungsi untuk
mempertahankan panas tubuh
(termogenesis).

Fungsi utama jaringan lemak adalah untuk


tempat peyimpanan energy dalam bentuk
trigliserida dan melepaskannya sebagai asam
bebas dan gliserol yang merupakan sumber
energy dari lemak.
DEFINISI OBESITAS
Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks
pengaturan nafsu makan dan metabolisme
energy yang dikendalikan oleh beberapa faktor
biologic spesifik. Faktor genetic diketahui sangat
berpengaruh bagi perkembangan penyakit ini.

Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai


suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang
tidak normal atau berlebihan di jaringan
adipose sehingga dapat mengganggu kesehatan.
Keadaan obesitas ini terutama obesitas
sentral, meningkatkan resiko penyakit
kardiovaskular karena keterkaitannya
dengan sindrom metabolic atau sindrom
resistensi insulin yang terdiri dari:
resistensi insulin/hiperinsulinemia,
intoleransi glukosa/diabetes mellitus,
dislipidemia, hiperuresemia,
gangguan fibrinolisis,
hiper-fibrinogemia
hipertensi.
IMT (index massa tubuh) merupakan
indikator yang paling sering digunakan dan
praktis untuk mengukur tingkat populasi berat
badan dan obes pada orang dewasa. Untuk
penelitian epidemiologi digunakan IMT atau
index Quetelet yaitu berat badan dalam
kilogram (kg) dibagi tinggi dalam meter
kuadrat (m2). Saat ini IMT merupakan
indikator yang paling bermanfaat untuk
menentukan berat badan lebih atau obes. Orang
yang lebih besar-tinggi dan gemuk, akan lebih
berat dari orang yang kecil.
Karena IMT menggunakan ukuran tinggi
badan, maka pengkurannya harus
dilakukan dengan teliti. IMT dapat
memperkirakan jumlah lemak tubuh yang
dapat dinilai dengan menimbang di bawah
air (r2 = 79%) dengan kemudian
melakukan koreksi terhadap umur dan
jenis kelamin. Bila melakukan penilaian
IMT,perlu diperhatikan akan adanya
perbedaan individu dan etnik.
Hubungan antara IMT dan lemak tubuh
ditentukan oleh bentuk tubuh dan proporsi
tubuh, sehingga dengan demikian IMT belum
tentu memberikan kegemukan yang sama bagi
semua populasi.

IMT dapat memberikan kesan yang umum


mengenai derajat kegemukan (kelebihan jumlah
lemak) pada populasi, terutama pada kelompok
usia lanjut dan pada atlit dengan banyak otot.
IMT dapat memberikan gambaran yang tidak
sesuai mengenai keadaan obesitas karena variasi
lean body mass.
EPIDEMIOLOGI OBESITAS
Saat ini diperkirakan jumlah orang di seluruh dunia
dengan IMT3 30kg/m2 melebihi 250 juta orang,
yaitu sekitar 7% dari populasi orang dewasa di
dunia. Bila kita mempertimbangkan masing-masing
Negara, kisaran prevelensi obesitas meliputi hampir
semua spectrum, dari <5% di China, Jepang, dan
negear-negara Afrika tertentu sampai lebih dari 75%
di daerah urban Samoa. Angka obesitas tertinggi di
dunia berada di Kepulauan Pasifik pada populasi
Melanesia, Polinesia, dan Micronesia. Misalnya
pada tahun 1991, di daerah urban Samoa
diperkirakan 75% perempuan dan 60% laki-laki
diklasikfikasikan sebagai obes.
OBESITAS SENTRAL
Pada obesitas yang moderat, distribusi
lemak regional tampaknya dapat
merupakan indikator yang cukup penting
terhadap terjadinya perubahan metabolic
dan kelainan kardiovaskular, walaupun
hubungan antara IMT dan komplikasi-
komplikasi tersebut belum terlalu
meyakinkan.
Lemak daerah abdomen terdiri dari lemak
subkutan dan lemak intra-abdominal yang
dapat dinilai dengan cara CT dan MRI.

Jaringan lemak intra abdominal terdiri


dari lemak visceral atau intraperitoneal
yang terutama terdiri dari lemak omental
dan mesenterial serta massa lemak
retroperitoneal (sepanjang perbatasan
dorsal usus dan bagian pembukaan
ventral ginjal).
Pada laki-laki, massa retroperitoneal
hanya merupakan sebagian kecil dari
lemak intra abdominal. Kira-kira
seperempatnya terdiri dari lemak visceral.
Lemak subkutan daerah abdomen sebagai
komponen obesitas sentral mempunyai
korelasi yang kuat dengan resistensi
insulin seperti lemak visceral. Keadaan ini
tetap berbeda bermakna setelah
disesuaikan lemak viseralnya.
Vena porta merupakan saluran pembuluh
darah tunggal bagi jaringan adipose dan
berhubungan langsung dengan hati.

Mobilisasi asam lemak bebas akan lebih


cepat pada visceral dibandingkan lemak
pada subkutan. Aktivitas lipolitik yang
lebih besar , baik pada obes maupun non-
obes merupakan contributor terbesar
asam lemak bebas dalam sirkulasi.
Lingkar Perut pada Obesitas Sentral
Lingkar perut menggambarkan lemak tubuh dan di
antaranya tidak termasuk sebagian besar berat
tulang (kecuali tulang belakang) atau massa otot
yang besar yang mungkin akan bervariasi dan
mempengaruhi hasil pengukuran.
Ukuran lingkar perut ini berkolerasi dengan rasio
lingkar perut dan panggul (WHR) baik pada laki-
laki maupun perempuan serta mendekati
deposisi lemak abdominal bagian visceral.
Lingkar perut juga berkorelasi baik dengan IMT
( laki-laki dan perempuan : r = 0,89, P<0,001).
Pada tahun 1995 penelitian di Belanda
mendapatkan bahwa lingkar perut > 102 cm
pada laki-laki dan >88cm pada
perempuan,berhubungan dengan peningkatan
subtansial risiko obesitas sentral perlu
diperhatikan, terutama bila IMT diantara 22-29
kg/m2. Lingkar perut dikatakan mempunyai
korelasi yang tinggi dengan jumlah lemak intra
abdominal dan lemak total dan telah digunakan
dengan baik secara mandiri atau bersama-sama
tebal kulit subkutan untuk mengembangkan
suatu kolerasi regresi untuk mengoreksi massa
lemak intra abdominal.
Hubungan Obesitas Sentral dengan
Resistensi Insulin dan Dislipidemia
Resistensi insulin pada obesitas sentral
diduga merupakan penyebab sindrom
metabolik. Insulin mempunyai peran
penting karena berpengaruh baik pada
penyimpanan lemak maupun resistensi
lemak dalam jaringan adiposa. Resistensi
insulin dapat menyebabkan terganggunya
proses penyimpanan lemak maupun
resistensi lemak.
Hubungan sebab-akibat (kausatif) antara
resistensi insulin dan penyakit jantung koroner
dan stroke dapat diterangkan dengan adanya rial
dan jaringan adiposa melalui peningkatan
produksi acetyl-CoA, meningkatkan asupan
trigleserida dan glukosa. Dislipedemia yang
ditandai dengan peningkatan konsentrasi
trigleserida dan penurunan kolesterol HDL
merupakan akibat dari pengaruh insulin terhadap
Cholesterol Ester Tranfer Protein (CETP) yang
memperlancar tranfer cholesterol ester dari HDL
ke VLDL dan mengakibatkan terjadinya
katabolisme dari apoA, komponen protein HDL.
Resistensi insulin dapat disebabkan
oleh faktor genetik dan lingkungan.
Jenis kelamin mempengaruhi
sensivitas insulin dan otot rangka
laki-laki lebih resisten dibandingkan
perempuan.
MANAJEMEN BERAT BADAN PADA PASIEN
OVERWEIGHT DAN OBESITAS
Tujuan Penurunan Berat Badan

Penurunan berat badan harus SMART :


Specific, Measurable, Achievable,
Realistic, and Time limited. Tujuan awal
dari terapi penurunan berat badan adalah untuk
mengurangi berat badan sebesar sekitar 10%
dari berat awal.
Batas waktu yang masuk akal untuk penurunan
berat badan sebesar 10% adalah 6 bulan terapi.
Untuk pasien yang overweight dengan rentan
BMI sebesar 27 sampai 35, penurunan kalori
sebesar 300 hingga 500 kcal/hari akan
menyebabkan penurunan berat badan
sebesar1/2 sampai 1 kg/minggu dan penurunan
sebesar 10% dalam 6 bulan.
kecepatan penurunan berat badan lazimnya akan
melambat dan seiring dengan berat badan yang
berkurang terjadi penurunan energy
ekspenditure.

Oleh karena itu, setelah terapi penurunan berat


badan selama 6 bulan, suatu program
penurunan berat badan harus dilakukan. Jika
dibutuhkan penurunan berat badan lebih
banyak, dapat dilakukan penyesuaian lebh lanjut
terhadap anjuran diet dan aktivitas fisik.
Untuk pasien yang tidak mampu
mencapai penurunan berat badan
yang signifikan, pencegahan kenaikan
berat badan lebih lanjut merupakan
tujuan yang paling penting. Pasien
seperti ini tetap diikutsertakan dalam
menejemen berat badan.
Strategi Penurunan dan Pemeliharaan
Berat Badan
Terapi Diet.
Pada program menejemen berat badan, terapi
diet direncanakan berdasarkan individu. Terapi
diet ini harus dimasukkan ke dalam status
pasien overweight. Hal ini bertujuan untuk
membuat defisit 500 hingga 1000 kcal/hari
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
program penurunan berat badan apapun.
Sebelum menganjurkan defisit kalori sebesar
500 hingga 1000 kcal/hari sebaiknya diukur
kebutuhan energi basal pasien terlebih
dahulu. Pengkuran kebutuhan energi basal dapat
menggunakan rumus dari Harris-Benedict :

Laki-laki
B.E.E = 66,5 + (13.75 x kg) + (5.003 x cm)
(6775 x age)
Wanita
B.E.E = 655.1 + (9.563 x kg) + (1.850 x cm)
(4.676 x age)
Kebutuhan kalori total sama dengan BEE dikali
dengan jumlah faktor stress dan aktivitas. Faktor
sress ditambah aktivitas berkisar dari 1,2 sampai
lebih dari 2.

Disamping pengurangan lemak jenuh, total lemak


seharusnya kurang dan sama dengan 30% dari total
kalori. Pengurangan persentase lemak dalam menu
sehari-hari saja tidak dapat menyebabkan
penurunan berat badan, kecuali total kalori juga
berkurang ketika asupan lemak dikurangi, prioritas
harus diberikan untuk mengurangi lemak jenuh.
Hal tersebut bermaksud untuk menurunkan kadar
kolesterol LDL.
Terapi Perilaku.

Untuk mencapai penurunan berat badan dan


mempertahankannya, diperlukan suatu strategi
untuk mengatasi hambatan yang muncul pada
saat terapi diet dan aktivitas fisik. Strategi yang
spesifik meliputi pengawasan mandiri terhadap
kebiasaan makan dan aktivitas fisik, menejemen
stress, stimulus control, pemecahan masalah,
contingency management, cognitive
restructuring dan dukungan sosial.
Farmakoterapi.
Farmakoterapi merupakan salah satu
komponen penting dalam program
manajemen berat badan. Sibutramine
dan Orlistat merupakan obat-obatan
penurunan berat badan yang telah
disetujui oleh FDA di Amerika Serikat,
untuk penggunaan jangka panjang. Pada
pasien dengan indikasi obesitas,
sibutramine dan orslistat sangat berguna.
Sibutramine ditambah diet rendah kalori
dan aktivitas fisik terbukti efektif
menurunkan berat badan dan
mempertahankannya. Dengan pemberian
sibutramine dapat muncul peningkatan
tekanan darah dan denyut jantung.
Sibutramine sebaiknya tidak diberikan
pada pasien dengan riwayat hipertensi,
penyakit jantung koroner, gagal jantung
kongestif, aritmia atau riwayat strok.
Terapi Bedah.
Terapi bedah merupakan salah satu pilihan
untuk menurunkan berat badan. Terapi ini hanya
diberikan kepada pasien obesitas berat secara
klinis dengan BMI 40 atau 35 dengan
kondisi komorbid. Terapi bedah ini harus
dilakukan sebagai alternative terakhir pasien
yang gagal dengan farmakoterapi dan menderita
komplikasi obesitas yang ekstrem.
Bedah Gastrointestinal (restrksi gastric atau
bypass gastric adalah suatu interval penurunan
berat badan pada subyek yang bermotivasi
dengan resiko operasi yang rendah.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai