Anda di halaman 1dari 47

SISTEM PENGAPIAN

AVANZA
BY: GHUFRON NADHORI
SISTIM PENGAPIAN ( Ignition System )

Pada motor bensin, campuran


udara dan bahan bakar yang
dikompresikan didalam silinder
harus dibakar untuk
menghasilkan tenaga

Sistem pengapian berfungsi


untuk membakar campuran
udara dan bensin didalam ruang
bakar pada akhir langkah
kompresi.

Sistem pengapian yang


digunakan adalah pengapian
listrik, dimana untuk
mengahsilkan percikan api
digunakan tenaga listrik sebagai
pemercik api
Macam Macam Sistem
Pengapian
Sistem Pengapian Konvensional
Sistem Pengapian Transistor dengan kontak
pemutus / Transistorized Control Ignition
Contact (TCI-C)
Sistem Pengapian Transistor dengan sinyal
Induktif
Sistem Pengapian Transistor dengan sinyal
Hall
Sistem Pengapian komputer
Sistem Pengapian
Konvensional
Sistem pengapian konvensional pada motor
bensin ada 2 macam :
1. Sistem pengapian baterai
2. Sistem pengapian magnet
Cara Menaikkan Tegangan

Tegangan baterai ( 12 V ) dinaikkan menjadi tegangan tinggi


5000 25000 Volt dengan menggunakan transformator
( Koil ).
KOMPONEN SISTIM PENGAPIAN

Baterai :
Sebagai sumber tenaga listrik Ignition Switch :
Untuk memutuskan dan menghubungkan
aliran listrik dari baterai ke koil

Fuse :
Sebagai pengaman arus listrik
IGNITION COIL / Koil Pengapian

Ignition Coil :
Untuk mempertinggi tegangan listrik dari 12 volt
menjadi ( 20.000 30.000 Volt )
Agar dapat mempertinggi tegangan listrik, pada ignition
coil terdapat 2 kumparan

Kumparan Primer .
- Menciptakan medan magnet
- Penampang kawatnya besar
- Jumlah gulungan sedikit ( +/- 400 gulungan )

Kumparan Sekunder.
- Merubah induksi menjadi tegangan tinggi
- Penampang kawat kecil
- Jumlah gulungan banyak ( +/- 30.000 gulungan )
Kontak pemutus

Kegunaan :
Menguhungkan dan memutuskan
arus primer agar terjadi induksi
tegangan tinggi pada sirkuit
sekunder sistem pengapian
Kondensator
Kegunaan :
Mencegah loncatan bunga api
diantara celah kontak pemutus pada
saat kontak mulai membuka

Mempercepat pemutusan arus


primer sehingga tegangan induksi
yang timbul pada sirkuit sekunder
tinggi
Distributor
Kegunaan :
Membagi dan menyalurkan arus tegangan tinggi ke
setiap busi sesuai dengan urutan pengapian
Busi
Kegunaan :

Meloncatkan bunga api listrik


diantara kedua elektroda busi di
dalam ruang bakar, sehingga
pembakaran dapat dimulai
+ -
Bat Rup
Celah KP 0,3 0,5 mm Tegangan sekunder
5 25 KV
Tahanan Kabel Busi
( R ) 0 20 K

34 6 10 k
0,1 0,3 F

Celah elektroda
0,6 1 mm
IGNITION COIL WITH RESISTOR
FUNGSI RESISTOR :

Untuk mengurangi penurunan tegangan pada


Secundary Coil pada saat putaran mesin tinggi
Untuk menstabilkan arus yang masuk ke kumparan
primer

ADA 2 TYPE RESISTOR :

1. External resistor
2. Internal resistor
IGNITION COIL WITH RESISTOR
EXTERNAL RESISTOR TYPE
IGNITION COIL WITH RESISTOR
INTEGRATED RESISTOR TYPE
RESISTOR

Fungsi resistor :
Koil tanpa rersistor, nilai tahanan gulungan primer besar, sehingga membutuhkan waktu
lama agar arus yang masuk ke gulungan primer mencukupi untuk pembentukan medan
magnet.
Koil yang dilengkapi dengan resistor, nilai tahanan pada gulungan primer menjadi lebih
kecil akibatnya arus yang masuk ke gulungan primer dapat segera mencukupi untuk
pembentukan medan magnet.
OPENED MAGNETIC PATH COIL

Ada 2 cara untuk menaikkan


tegangan pada gulungan
sekunder

1. Dengan menambah jumlah


gulungan, akibatnya koil menjadi
lebih besar dan berat
2. Dengan menaikkan tegangan
maupun arus input akan
menyebabkan koil menjadi cepat
panas.
CLOSED MAGNETIC PATH COIL

Coil jenis ini biasanya dipergunakan pada mobil yang dilengkapi dengan igniter
( pointless ignition )
Coil jenis clossed magnetic path dengan inti besi model tertutup, dapat
meningkatkan medan magnet pada inti besinya. Sehingga walaupun jumlah
gulungan kawat tembaganya sama ( opened magnetic path ) tetapi outputnya
menjadi jauh lebih besar
Akibatnya berat dan besarnya koil dapat dikurangi
CLOSED MAGNETIC PATH COIL PADA DAIHATSU

Pemeriksaan :
A = Positif baterai ( dari kunci kontak ON )
B = Negatif koil ( ke platina )
C = Dari kunci kontak posisi starter melaui diode.
DIODE

Pada saat di starter, arus dari baterai lebih banyak mengalir ke motor
starter, sehingga tegangan baterai akan drop dan mengurangi arus yang
mengalir ke kumparan primer. Akibatnya tegangan tingi secondary coil
rendah, bunga api pada busi lemah dan menjadikan mesin sulit hidup.
Guna mencegah kejadian seperti itu, pada saat posisi start arus yang
mengalir ke kumparan primer di by pass tanpa melewati resistan, sehingga
arus yang mengalir ke kumparan primer mencukupi
DISTRIBUTOR
KONTAK PEMUTUS ( PLATINA / BREAKER POINT )

Fungsi :
Untuk memutuskan
dan menghubungkan
arus yang mengalir ke
kumparan pimer, agar
terjadi tegangan
induksi pada
kumparan sekunder.

KONTAK PEMUTUS
KONTAK PEMUTUS ( PLATINA / BREAKER POINT )

Sudut pengapian :
Sudut putar cam distributor dan saat platina mulai membuka ( B )
sampai mulai membuka pada tonjolan berikutnya ( C )

SUDUT PENGAPIAN
SUDUT DWEEL ( DWEEL ANGLE )

Sudut dwell :
Sudut cam distributor pada saat platina mulai
menutup ( A ) sampai platina mulai membuka ( C )

Pengaruh sudut dwell :


Sudut dwell besar
Celah platina kecil
Arus yang mengalir ke primer koil terlalu lama
Kemagnetan jenuh
Platina panas

Sudut dwell kecil


Celah platina lebar
Arus yang mengalir ke primer koil terlalu singkat
Kemagnetan tidak tercapai maksimum
Tegangan induksi kumparan sekunder kurang
CONDENSER

FUNGSI CONDENSER :
Mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada platina, dengan cara
menyerap arus induksi
CONDENSER
FUNGSI CONDENSER :
Mencegah terjadinya
loncatan bunga api listrik
pada platina, dengan cara
menyerap arus induksi

KAPASITAS CONDENSER
Kapasitas dari kondenser dapat di
identifikasi dengan warna
kabelnya
Hijau 0,18 Micro Farad
Kuning 0,22 Micro Farad
Biru 0,25 Micro Farad
Putih 0,27 Micro Farad
PEMAJU SAAT PENGAPIAN
GOVERNOR ADVANCER
Fungsi :
Untuk memajukan saat pengapian
berdasarkan putaran mesin
PEMAJU SAAT PENGAPIAN
GOVERNOR ADVANCER

CARA KERJA :

Pada saat mesin berputar pada


putaran tinggi. Maka fly weight
akan mengembang berdasarkan
gaya centrifugal akibat dari
kecepatan berputarnya as
distributor.
Pada saat fly weight
mengembang akan mendorong
cam plate untuk bergeser
beberapa derajat mendahului as
distributor. Akibatnya Camlobe
akan terbawa bergeser dan
menyebabkan timing pembukaan
platina menjadi maju
PEMAJU SAAT PENGAPIAN
VACUUM ADVANCER

Fungsi :
Untuk memajukan saat pengapian
sesuai dengan besarnya beban mesin

Cara kerja vacuum advancer :


Pada saat beban rendah atau menengah,
kecepatan pembakaran rendah karena
campuran udara dan bahan bakar kurus.
Akibatnya pembakaran campuran udara
dan bahan bakar menjadi lambat.
Agar tekanan pembakaran maksimum
didapat pada 10o sesudah TMA maka
timing pengapian harus dimajukan
PEMAJU SAAT PENGAPIAN
VACUUM ADVANCER
BUSI / SPRAK PLUG

Nilai panas Busi :


Suatu index ( harga ) yang menunjukkan
jumlah panas yang dapat Dipindahkan
oleh busi

Busi panas :
Busi yang relatif sulit untuk membuang
panas yang diterima

Busi dingin :
Busi yang dengan cepat sekali
membuang panas
SPARK PLUG
A. Busi dengan Resistor
Loncatan bunga api listrik busi,
Menghasilkan electromagnetis. Dan Center
Electrode
dapat menyebabkan gangguan pada Resistor
peralatan electronic. Sehingga peralatan
electronic tersebut menjadi tidak dapat
berfungsi.
Busi jenis ini mempunyai tahanan dari
ceramic yang dapat mencegah terjadinya
penyebab gangguan. Center
Electrode
B. Busi platinum
Busi jenis ini menggunakan platinum pada Ground
elektrode tengah dan massa Electrode
Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama
& pengapiannya lebih baik
C. Busi Iridium

Busi jenis ini menggunakan Iridium pada elektrode tengah dan Platinum electrode
massa
Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama & performancenya lebih baik
BUSI / SPRAK PLUG
KONDISISI BUSI

Kondisi Normal :
Isolator berwarna kuning atau coklat muda
Puncak isolator bersih, ( berwarna coklat muda atau
abu abu )

Kondisi Terbakar :
Electrode terbakar. Pada permukaan kaki isolator ada
partikel partikel kecil mengkilap yang menempel
Isolator berwarna putih atau kuning

Penyebab :
Nilai oktan terlalu rendah
Campuran terlalu kurus
Knocking
Saat pengapian terlalu awal
Type busi terlalu panas
BUSI / SPRAK PLUG
KONDISISI BUSI

Berkerak karena oli :


Kaki isolator elektroda sangat kotor, warna coklat
oli mesin

Penyebab :
Ring piston aus
Bush penghantar katup / katup aus
Ada penghisapan oli melalui sistim ventilasi
karter ( blow by gass )

Berkerak karbon :
Kaki isolator elektroda rumah busi berkerak jelaga

Penyebab :
Campuran terlalu kaya ( karburator banjir )
Type busi terlalu dingin
SAAT PENGAPIAN

Saat pengapian adalah saat


busi mengeluarkan bunga
api untuk memulai
pembakaran, diukur dalam
derajat poros engkol.

Syarat pembakaran :
Mulai dari saat pengapian
sampai proses pembakaran
berakhir dibutuhkan waktu
tertentu ( +/- 2 milli detik )
GRAFIK PEMBAKARAN PADA MOTOR BENSIN

1. Saat pengapian
2. Mulai pembakaran bahan bakar
3. Tekanan maksimum pembakaran
4. Akhir pembakaran
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

Kekurangan pada sistim


pengapian konvensional
dibandingkan pengapian
elektronik :
Berkurangnya tegangan
tinggi ignition coil pada
saat putaran tinggi,
Memerlukan perawatan
secara periodik karena
platina akan menjadi habis
karena terbakar oleh
adanya loncatan bunga
api
SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK

Sistim pengapian elektronik :


Pada sistim pengapian elektronik bekerja tanpa menggunakan sistim mekanis
Sebagai pengganti platina digunakan satu rangkaian transistor ( Igniter )
KOMPONEN SYSTEM PENGAPIAN FULL TRANSISTOR
DIDALAM DISTRIBUTOR
Pada sistim pengapian full transistor didalam distributor
terdapat :

1. SIGNAL ROTOR
Berupa rotor yang terpasang pada poros
distributor dan berputar sesuai dengan
putaran poros distributor, dan memiliki
tonjolan sesuai dengan jumlah silinder
mesin
2. SIGNAL GENERATOR
Berupa gulungan yang disebut pick-up coil,
yang menghasilkan tegangan induksi karena
adanya perubahan flux magnet pada saat
signal rotor berputar
KOMPONEN SYSTEM PENGAPIAN FULL TRANSISTOR
3. IGNITOR

Rangkaian elektronik yang berfungsi untuk


meutus dan menghubungkan arus lisktrik
pada primary koil

4. PICK UP COIL

Generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus maupun tegangan


untuk mengaktifkan ignitor.

5. MAGNET PERMANEN

Sebagai sumber induksi


CARA KERJA SIGNAL GENERATOR

Gambar B. Kaki rotor mendekati mendekati inti pick-up coil : kemagnetan membesar ke arah
positif ( + )
Gambar C. Kaki rotor lurus dengan inti pick-up coil : kemagnetan pada inti maximum tegangan = 0
Gambar D. Kaki rotor menjauhi inti pick-up coil : kemagnetan membesar ke arah negatif ( - )
KESIMPULAN GERAKAN ROTOR
IGNITER

Igniter terdiri dari 3 bagian utama :


Switching circuit , medeteksi signal pengapian dari pick-up coil
Driving circuit, memperkuat signal, memutus dan menghubungkan arus primer
Over voltage circuit atau protective circuit, pengaman kelebihan tegangan
PRINSIP KERJA RANGKAIAN

KUNCI KONTAK ON MESIN MATI :


Pada titik P diset pada tegangan dibawah operasi transistor dengan menggunakan R1 & R2
sehingga transistor akan tetap OFF arus dari primari koil tidak dapat mengalir
PRIPSIP KERJA RANGKAIAN

MESIN HIDUP ( PERIODE POSITIF ) :


Jika mesin berputar, signal rotor pada distributor berputar, akibatnya pada pick-up coil
dibangkitkan tegangan. Pada saat dibangkitkan tegangan positif pada pick-up koil, tegangan
tersebut akan ditambahkan pada tegangan yang sudah ada pada titik P sehingga tegangan
pada titik Q menjadi lebih besar dari tegangan operasi transistor. Akibatnya transistor menjadi
ON arus dari primari koil dapat mengalir melalui colector ke emitor.
PRINSIP KERJA RANGKAIAN

MESIN HIDUP ( PERIODE NEGATIF ) :


Pada saat dibangkitkan tegangan negatif pada pick-up koil, tegangan tersebut akan
ditambahkan pada tegangan yang sudah ada pada titik P sehingga tegangan pada titik Q
turun drastis dibawah dari tegangan operasi transistor. Akibatnya transistor menjadi OFF arus
dari primari koil tidak dapat mengalir melalui colector ke emitor.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai