Anda di halaman 1dari 25

OMD = OESAFAGUS MAAG

DUODENUM

MILANITA NURINSANI

NISA NURLIAN
ANATOMI
HERNIA HIATUS
a. Pengertian
Hernia hiatus : hernia hiatus terjadi saat dimana sebagian
lambung ( biasanya pada fundus ) tertarik ke atas diafragma .
Hiatus hernia biasanya sering jga terjadi refluks gastroesofagus .

b. Penyebab
Bagaimana membentuk hernia hiatus
diafragma adalah otot berbentuk kubah besar yang memisahkan
rongga dada dari perut. Biasanya, kerongkongan masuk ke dalam
perut melalui sebuah lubang yang disebut hiatus diafragma.
Hernia hiatus terjadi ketika otot di sekitar pembukaan ini menjadi
lemah
c. Tanda dan gejala

Hernia hiatus Kecil


Hernia hiatus yang paling kecil tidak menyebabkan tanda-tanda atau
gejala.
Hernia hiatus Besar
hernia hiatus yang lebih besar dapat menyebabkan tanda dan gejala
seperti:
Membakar

Bersendawa

Nyeri dada

Mual

d. Diagnosa:

Biasanya, pemeriksaan rontgen bisa menunjukkan adanya hernia hiatal


dengan menggunakan barium sulfat sehingga memberikan gambaran
lebih jelas dari esofagus,lambung dan bagian atas dari duodenum
Definisi pemeriksaan OMD

Teknik radiografi OMD adalah Adalah pemeriksaan


secara radiografi dengan menggunakan media kontras
( positif dan negative ) untuk menampakkan kelainan
pada lambung.
Biasanya merupakan pemeriksaan satu paket dengan
Oesophagus dan Duodenum (OMD=Oesophagus Maag
Duodenum)
d.Teknik pemeriksaan OMD

kita mempersiapkan media kontras yang akan


dipakai yaitu membuat campuran antara
barium dan air. Pemeriksaan oesofagus dapat
menggunakan 2 perbandingan yaitu dengan
perbandingan 1 : 1 posisi pasien dalam keadaan
berdiri (Clark K.C, 1973) Pada pemeriksaan
maag duodenum perbandingan campuran yang
digunakan adalah 1 : 4 (Bontrager, 1999)
PERSIAPAN PASIEN SEBELUM
PEMERIKSAAN:
1. Pasien diberi penjelasan tentang pemeriksaan
yang akan di lakukan
2. Pertanyakan adakah alergi terhadap barium
atau iodium
3. Lambung harus dalam kondisi kosong , dengan
puasa 6 jam
4. Melepaskan benda-benda logam yang
mengganggu pemeriksaan
5. Pasien tidak diperbolehkan mengkonsumsi
obat-obatan yang mengandung substansi
radioopaque seperti steroid, pil kontrasepsi
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

Pesawat X-Ray + Fluoroscopy


Baju Pasien
Gonad Shield
Sarung tangan Pb
Kaset + film ukuran 30 x 40 cm, 30x40 cm.
Grid
X-Ray marker
Tissue / Kertas pembersih
Bahan kontras barium sulfat
Barium encer dengan air hangat ( BaSO4 : air = 1 :4 )
PROSEDUR PEMERIKSAAN
Single Kontras
1. Penjelasan pada pasien tentang prosedur Foto Polos Abdomen
2. Dilakukan persiapan pemeriksaan.
3. Jika memungkinkan pasien dalam posisi berdiri, jika pasien recumbent
pasien minum dengan sedotan
4. Pasien diinstruksikan minum 2 3 teguk media contrast, dilakukan
manipulasi agar seluruh mukosa terlapisi diikuti fluoroskopi atau dibuat
foto yang diperlukan
5. Setelah melihat rugae pasien minum sisa barium untuk melihat
pengisian penuh dari duodenum.
6. Dengan teknik fluoroskopi pasien dirotasi dan meja dapat disudutkan
sehingga seluruh aspek oesophagus, lambung dan duodenum terlihat
Double Kontras
1. minum media kontras positif
2. Pasien diposisikan recumbent dan diinstruksikan untuk
berguling guling 4 5 putaran sehingga seluruh mukosa
terlapisi.
3. Dapat diberikan glucagon atau obat lain untuk
mengurangi kontraksi lambung ( lambung tidak relax )
4. Dilakukan pengambilan foto dengan proyeksi sesuai yang
diinginkan sama pada teknik single kontras.
5. Bila menggunakan fluoroskopi diambil spot foto pada
daerah daerah yang diinginkan.
PROYEKSI AP SUPINE
Pemeriksaan OMD sebelumnya dilakukan plain foto terlebih dahulu untuk
mengetahui persiapan dari pasien, proyeksi yang digunakan adalah AP
supine.

Kaset ukuran : 35 x 35 cm
Posisi pasien : pasien dalam posisi supine di atas meja
pemeriksaan dengan kedua tangan di samping tubuh.
Posisi objek : MSP tubuh pada pertengahan meja pemeriksaan, usahakan
tidak terjadi rotasi pada tubuh
CR : tegak lurus kaset

CP : V. Lumbal ke-3

FFD 100 cm

Menggunakan grid

Eksposi : ekspirasi dan tahan napas

Kriteria evaluasi : tampak abdomen bila bersih maka pemeriksaan


dilanjutkan (Bontrager, 2001).
TEKNIK PEMOTRETAN OMD
PROYEKSI AP ATAU PA
Proyeksi ini dapat memperlihatkan kelainan yaitu striktur, benda asing, anomaly
anatmi dan neoplasma oesofagus.
Posisi pasien : pasien prone kepala rileks
Posisi objek : MSP tubuh pada pertengahan meja pemeriksaan.

Usahakan tidak terjadi rotasi pada shoulder dan hip. Batas


atas kaset 5 cm di atas shoulder sebagai pusat sinar pada kaset.
CR: tegak lurus kaset

CP : thorakal 5-6 yatiu 1 inchi inferior dari sternal angle atau kira-kira 3 inchi
inferior dari jugular notch
FFD : 100 cm

Eksposi pada saat pasien tahan napas setelah ekspirasi penuh.

Kriteria evaluasi :
1. Tidak adanya rotasi tubuh.
2. Diafragma harus tampak untuk memperlihatkan barium sulfat
didalam oesofagus bagian distal
3. Tampak oesofagus dalam radiograf
4. Tampak oesofagus superposisi dengan vertebra thorakal (Bontrager,
2001).
b. Proyeksi RAO

Posisi Pasien : recumbent, prone


Posisi Objek : Abdomen diatur sehingga abdomen membentuk
sudut 40 70 derajat dengan tepi depan MSP, lengan tangan
sebelah kiri flexi ke depan, knee joint flexi.
Central Ray : vertical tegak lurus
Central Point : daerah bulbus duodeni
FFD : 100 cm
Eksposi : ekspirasi dan tahan nafas
Kriteri radiograf :
Struktur ditampakkan : daerah lambung dan lengkung duodenum
membentuk huruf C
Tampak bagian bagian dari lambung bebas superposisi

Dapat menampakkan daerah yang mempunyai indikasi / kelainan

Tidak tampak kekaburan dan pergerakan.


LATERAL
Proyeksi ini dapat memperlihatkan kelainan yaitu struktur, benda
asing, anomaly anatomi dan neoplasma oesofagus, memperlihatkan
proses pada daerah retrogastric seperti divertikel, tumor, ulkus
gastric, trauma pada perut dan batas belakang lambung.
Posisi pasien : pasien miring pada sisi kanan
Posisi objek : tempatkan kedua lengan di dekat kepala, elbow
ditekuk dan saling superposisi. Mid coronal plane pada pertengahan
meja pemeriksaan. Tempatkan shoulder dan hip pada posisi true
lateral. Batas atas kaset 5 cm di atas shoulder sebagai pusat sinar
pada kaset
CR : tegak lurus kaset
CP : thorakal 5-6 yaitu 2-3 inchi inferior dari jugular notch

FFD : 100 cm
Menggunakan grid

Kaset ukuran : 35 x 35 cm

Eksposi : ekspirasi dan tahan napas


Kriteria evaluasi :
1. Tampak oesofagus diantara kolumna
vertebra dan jantung
2. Tampak kosta posterior saling superposisi
3. Tampak kedua lengan tidak superposisi
dengan oesofagus
4. oesofagus terisi barium (Bontrager, 2001)
5. Proyeksi radiografi pemeriksaan lambung
duodenum
Posisi AP

Proyeksi ini digunakan untuk mengetahui kemungkinan adanya hiatal


hernia ditunjukan dengan posisi trendelenburg.
Posisi pasien : pasien pada posisi supine, kedua tangan di samping tubuh,
ganjal kepala pasien dengan bantal untuk kenyamanan pasien
Posisi objek : MSP tubuh pada pertengahan meja pemeriksaan.
Usahakan tidak terjadi rotasi pada tubuh. Kaset harus ditempatkan kira-
kira pada iliac crest
CR : tegak lurus kaset
CP : diantara xipoid tip dan batas bawah costae setinggi lumbal 1
FFD : 100cm
Menggunakan grid

Kaset ukuran : 30 x 40 cm

Eksposi : ekspirasi dan tahan napas

Kriteria evaluasi :

1. Tampak lambung dan duodenum

2. Diafragma dan daerah paru-paru bawah menunjukkan kemungkinan

adanya hiatal hernia


3. Fundus pada lambung terisi oleh barium

4. Tampak bulbus duodenal (Bontrager, 2001)


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai