i tahun 1582, Sultan Hadiwijaya atau Jaka tingkir Raja Pajang meninggal dunia. Arya
anggiri yang saat itu menjadi adipati di Demak merebut Pajang. Putra Sultan Hadiwijaya
ang bernama Pangeran Benawa dapat ia singkirkan. Kemudian Arya Panggiri naik takhta
enjadi Raja Pajang untuk melanjutkan darah dari keturunan Demak. Dalam masa
epemimpinannya Arya Panggiri kurang disukai oleh rakyat Pajang. Melihat hal tersebut,
angeran Benawa berniat untuk merebut kembali kekuasaannya. Dengan bantuan dari bupati
ataram yaitu Sutawijaya, Arya Panggiri bisa dikalahkan. Kemudian di tahun 1586 M, Pajang
ambil alih oleh Sutawijaya karena tidak ada putra mahkota yang menggantikan
Kejayaan Kerajaan Mataram Islam
Mataram mencapai masa kejayaannya pada saat di pimpin oleh Mas Rangsang yang bergelar
Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo tetapi ia lebih di kenal dengan Sultan Agung. Sultan agung
di kenal mempunyai pribadi yang ulet, kuat dan berani, ia mempunyai cita-cita menyatukan pulau
jawa di bawah kekuasaan mataram. Pada tahun 1615 M sultan agung memulai ekspedisinya
dengan menyerang para bupati didaerah pesisir utara yang tidak mau tunduk pada mataram.
Seperti Bupati Pati, Bupati Lasem, Bupati Tuban, Bupati Madura. Kemudian ia juga berhasil
menguasai wilayah surabaya, madiun, ponorogo, blora dan bojonegoro.
Pada tahun 1625 hampir seluruh wilayah pulau jawa berada di bawah kekuasaan mataram kecuali
banten, cirebon, blambangan, dan batavia. Sultan agung juga pernah berusaha merebjut banten
dan batavia, karena saat itu banten dan batavia masih dalam kekuasaan VOC maka ia harus
terlebih dahulu mengalahkan pasukan VOC. Serangan tersebut terjadi pada tahun 1628 dan 1629.
Tetapi kedua serangan Sultan Agung tersebut mengalami kekalahan karena kapal-kapal
pengangkut beras perbekalan ditenggelamkan oleh VOC dan gudang-gudang beras pasukan
Mataram dibakar, selain itu pasukan mataram juga mengalami kelelahan karena melakukan
perjalanan yang cukup jauh.
Sultan Agung wafat pada tahun 1645, ia kemudian digantikan oleh putranya Amangkurat 1. Pada
masa pemerintahan sultan agung ia juga menciptakan sistem penanggalan jawa menggunakan
sistem perhitungan yang sama dengan tahun hijriyah.
Terpecahnya Kerajaan Mataram Islam
lah sepeninggal sultan agung Mataram tidak mempunyai pemimpin secakap beliau sehingga terjadi berbaga
acauan. Pengganti Sultan agung secara berturut-tururt adalah
angkurat I
angkurat II
angkurat III (1703-1708)
ubuwana I (1704-1719)
angkurat IV (1719-1726)
ubuwana II (1726-1749)
C tidak menyukai Amangkurat III karena menentang VOC sehingga VOC mengangkat Pakubuwana I (Puge
agai raja. Akibatnya Mataram memiliki dua raja dan ini menyebabkan perpecahan internal. Amangkurat III
mberontak hingga tertangkap di Batavia lalu dibuang ke Ceylon ( sri lanka ).
acauan politik baru dapat diselesaikan pada masa Pakubuwana III, setelah wilayah mataram di bagi menjadi
Pada tahun 1755 tanggal 13 februari wilayah mataram di bagi menjadi dua yaitu Kesultanan Ngayogyakarta
Kasuhunan Surakarta, pembagian wilayah ini tertuang dalam perjanjian Giyanti. Kemudian pada tahun 1757
gan intervensi belanda dan berdasarkan perjanjian salatiga, kesultanan mataram dipecah lagi menjadi tiga
an yaitu Kesultanan yogyakarta, Kasuhunan Surakarta dan Mangkunegaran. Dan di tahun 1813 Kesultanan
yakarta di pecah lagi menjadi dua yaitu Kesultanan yogyakarta dan Pakualaman.
mikian informasi tentang Sejarah Kerajaan( Kesultanan ) Mataram Islam yang saya rangkum dari berbagai