1
Klasifikasi SN :
1. Klinis : a. 1. SN Bawaan (kongenital).
2. SN Primer/Idiopatik.
3. SN Sekunder.
b. Respon steroid : sensisitif steroid
dan resisten steroid.
2. Histopatologi :
a. Kelainan minimal
b. Kelainan non minimal
c. Endapan Ig G, Ig A, Ig M, C3,
fibrinogen
2
S.N. BAWAAN :
Jarang
Autosomal
Edema pada masa neonatus
Resisten terhadap pengobatan
Prognosis kurang baik
- contoh : sklerosis mesangial difus SN tipe finlandia
3
S N SEKUNDER
2. Penyakit Infeksi :
Hepatitis B, Malaria, Schistosoma, Lepra,
Sifilis, Post. Streptokok.
4
3. Akibat toksin dan alergi :
Logam berat (Au,Hg), probenecide, serangga
dan bisa ular.
5. Penyakit Neoplasma :
Penyakit Hodskin.
5
Insidensi SNP:
20-30 /1 juta anak setiap tahun (Salcedo
et.al 1993).
1-2 /100.000 pada anak umur < 16 th dari
Asia dan AfrikaAmerika (Schlesinger
et.al. 1968, Hodson et.al 2000, Mc Kinney
2001).
610 anak /tahun pada anak umur kurang
dari 16 tahun (Damanik, 1997).
6
Kriteria Diagnostik SN :
1. Edema
2. Proteinuria masif (++ atau dengan pemeriksaan
protein kuantitatif 40 mg/m2/jam atau 1 gr/L
dalam 24 jam dg Esbach).
3. Hipoalbuminemia(< 2,5 mg/dl).
4. Dapat disertai hiperkolesterolemia (> 250 mg/dl).
5. C3 normal.
7
PATOFISIOLOGI :
1. Akibat proteinuria
2. Gangguan permeabilitas
8
Bagan Proteinuria
PROTEINURIA
- Tranasferin Ig G
- Glob. Tiroksin Ig E
- Glob. Vit D Ig A
- Faktor pembekuan Ig M
VII, IX, XII Fibrinogen
HIPOALBUMINEMIA
B. lipoprot Hiperlipidemia
TEKANAN OSMOTIK
Lipiduria
EDEMA
HIPOVOLEMIA
Kolaps sirkulasi
perifer
Hb Kematian
Adolsteron
Perfusi Ginjal
Retensi Na
H20
Vol .Packed
cell
Viskositas Plasma Ureum
Renin +
Trombosis vena K
Hiponatremia
9
Jenis protein yang bocor Akibat
a. Albumin Hipoalbuminnemia dan edema.
b. Lecithin-cholsterol acytiltras- Gangguan metabolisme cholesterol dan
ferase dan HDL (High Density trigliseride sehingga terjadi
Lipoprotein). hiperlipidemia.
c. Antitrombin III, Plasminogen Gangguan fibrinolisis dan peningkatan
dan antiplasmin kemungkinan trombosis.
d. Imunoglobulin dan Faktor B Hipogama globulinemia dan perubahan
opsonisasi dengan peningkatan resiko
terinfeksi.
e. Transferin Anemia mikrositik hipokromik yang
resisten besi.
f. Metal- Binding Protein (Zn dan Disgenesis dan luka sulit sembuh.
Cu)
g. Vitamin D-Binding protein Gangguan metabolisme vitamin D,
dengan risiko penyakit gangguan
metabolisme tulang.
h. Thyroxin-Binding Globulin Perubahan tes fungsi tiroid dengan
peningkatan
kadar T3 dan T4.
10
Pembagian morfologik kelainan glomerulus
(Churg, Habib dan White, 1970)
1. Kelainan minimal
2. Glomerulosklerosis Fokal
3. Glomerulonefritis Proliferatif
4. Difus Eksudatif
5. Mesangial
6. Dengan Crescent
7. Fokal
8. Membrano-Proliferatif
9. Nefropati Membranosa
10.Glomerulonefritis Kronik Lanjut
11
Gambaran histopatologi hasil biopsi pada 96 anak SNP
(Damanik,Yoshikowa,1998)
No Gambaran Mikroskop Cahaya Jumlah %
1. Kelainan Minimal (KM) 65 67,71
12
Gambaran klinik
13
Pemeriksaan penunjang
Darah : L.E.D /N
albumin .
kolesterol.
ureum .
C3 N
15
Penata laksanaan
Dietetik
Diuretik
Antibiotika
Pengobatan dengan steroid atau imunosupresan
Imunisasi
16
SN pertama kali dirawat dg tujuan :
mempercepat pemeriksaan dan evaluasi
pengaturan diit,
penanggulangan edema,
memulai pengobatan steroid,
edukasi orang tua
17
Sebelum pengobatan steroid : mencari fokal infeksi.
Pemeriksaan mantoux : positif profilaksis dg INH disertai
pemberian steroid
Perawatan SN relaps : hanya bila disertai edema anasarka
yang berat
Tirah baring disesuaikan
Dietetik
19
Diuretik
Restriksi cairan dianjurkan selama ada edema
berat
Furosemid 1-2 mg/kgBB/hr, bila perlu dikombinasi
dengan spironolakton (antagonis aldosteron, hemat
kalium) 2-3 mg/kgBB/hr
Pemakaian diuretik lebih 1-2 minggu
pemantauan elektrolit
Bila diuretik tidak berhasil mengurangi edema
diberikan infus albumin 1gr/kgBB/x untuk
menarik cairan interstisial
20
Antibiotika
21
Imunisasi
22
DOSIS OBAT YANG DIANJURKAN PADA PENGOBATAN
SINDROM NEFROTIK (Standar Nasional/ISKDC)
Prednison :
Tiap harinya : 60 mg/m2/hari dibagi dalam 3 dosis atau 2 mg/kgBB/hr
Intermiten : 40 mg/m2/hari atau 1,5 mg/kgBB/hr tiga hari
berturut-turut dalam 7 hari atau dengan dosis
alternate (selang sehari) dosis terbagi.
23
Definisi/ batasan
24
Relaps sering (frequent relaps): relaps terjadi 2
kali dalam 6 bulan pertama setelah respon awal
atau 4 kali dalam periode 1 tahun.
Dependen steroid: relaps terjadi pada saat dosis
steroid diturunkan atau dalam 14 hari setelah
pengobatan dihentikan dan hal ini terjadi 2 kali
berturut turut
Resisten steroid: tidak terjadi remisi pada
pengobatan prednison dosis penuh (full dose)
2mg/kgBB/hr selama 4 minggu
25
Terapi Steroid (ISKDC)
Prednison
60 mg/m2/hari 4 minggu
40 mg/m2/hari intermiten
R1 R2
R = remisi
Bila Remisi pd 4 mg I pengobatan selama 8 mg
Bila Remisi pd 4 minggu II pengobatan selama 12 mg
26
Respons Penderita SNKM diobati
dengan Predison (ISKDC)
Kelainan minimal
100 %
Respons Non respons awal
93 % 7%
Non respons
Seterusnya Kidney Int. 13-43, 1974
5%
27
Efek Pengobatan Steroid Jangka Panjang
Muka Oftalmologi
Moon Face Katarak
Akne
Triae Psikologis
Euforia
Resistensi Cairan Iritabilitas
Edema Insomnia
Hipokalemia
Sirkulasi
Kelainan Endokrin Hipertensi
Supresi Pertumbuhan Edema Otak
Supresi Fungsi Adrenal
Tulang
Kel. Hematologi Fraktur Osteoporosis
Leukopenia G.I.
Ekimosis Tungkak lambung
Pankreatitis akut
Sistem Otot
Kelemahan Immunologi
Atropi Infeksi Jamur
Aktivasi TBC
28
Faktor-Faktor Penyulit dan
Penanganan
Infeksi
Tromboembolik Hipovolemia
Komplikasi Pengobatan
30
Tromboembolik :
1,8- 4% Pembuluh darah vena: kaki, ginjal,
otak
Faktor I,II,V,VII, VIII, IX, dan XIII
32
Hiperlipidemia dan resiko penyakit
kardio vaskuler :
Resisten steroid: - kolesterol, trigeliserida,
VLDL, LDL, meningkat.
- HDL sering menurun.
(faktor risiko penyakit kardiovaskuler)
Pengobatan: diet pembatasan lipid pada SN
obat penurun kadar kolesterol
33
Malnutrisi kalori / protein:
Disebabkan: - Proteinuria persisten.
- Asupan makanan yang
buruk.
- Malabsorbsi akibat edema
saluran pencernaan
Tanda-tandanya : BB , hilang masa otot,
penipisan kulit,
osteoporosis, kegagalan
pertumbuhan.
Pengobatan : nutrisi enteral dan
perenteral. 34
Efek Samping : Siklofosfamid:
Toksisitas gonade (Azoospermia, ovarian
fibrosis, dan
kemandulan) terjadi bila dosis kumulatif > 250
mg/kg BB.
Supresi sumsum tulang, alopecia, haemorarrgis
cystitis,
Efek Samping
infeksi, : Klorambusil:
gangguan gastrointestinal.
Meningkatkan keganasan, toksisitas gonade
(apabila dosis kumulatif > 10 mg/kg BB.
Efek samping siklosporin : nefrotoksis
35
PATOGENESIS SN
Faktor glomerulus: imunologi dan genetik
Kelainan fungsi Sel T menyebabkan produksi
sitokin meningkat
Proteinuria
Hipoalbuminemia
Volume plasmal
Edema
Retensi Na
Volume plasmal
ADH / N ANP
Aldosteron
Tubulus Resisten
Terhadap ANP
EDEMA
41
Prosedur Pelaksanaan
42
Kontra indikasi biopsi
a. Indikasi relatif : hipertensi, ascites berat, usia
kurang 4 tahun (kurang kooperatif), uremia,
dugaan stenosis arteria renalis, dugaan
trombosis vena renalis.
b. Indikasi absolud : dialisis hemoragik, ginjal
polikistik, ginjal soliter.
43