Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK 3

PRAKTIKUM
KRIM TABIR SURYA SEMSOL C
KRIM YANG AKAN
DIBUAT
Bentuk Sediaan
Krim dalam Kemasan Tube

Berat per Tube


50 gram

Berat per Batch

500 gram
KOMPOSISI FORMULA
Bahan Persentase (%) Fungsi
Titanium Dioksida 7% Zat aktif
Oksil Metoksisinamat 8% Zat aktif
Asam Stearat 5% Emulsifying Agent
Lanolin 7% Fasa Minyak
Isopropil Miristat 10% Emolien
Gliseril Monostearat Emulsifying agent dan
2%
Stabilizing Agent
Propil Paraben 0,05% Pengawet
Butil Hidroksitoluen 0,05% Antioksidan
Gliserin 10% Humektan
Trietanolamin 1% Emulsifying Agent
Metil Paraben 0,05% Pengawet
Asam Sitrat 1% 1% Adjusting pH
Parfum q.s. Pengharum
Aquadest 29,85% Pelarut
TITANIUM DIOKSIDA
Nama generik Titanium dioksida
Nama kimia Dioksotitanium
BM 79,88
Organoleptis Serbuk non-higroskopik berwarna putih, amorf, tidak berbau dan
berasa
Kelarutan praktis tidak larut dalam air, tidak larut dalam asam mineral encer,
larut perlahan dalam asam sulfat pekat
Stabilitas stabil pada temperatur tinggi
Penggunaan Zat aktif
Inkompatibilitas berinteraksi dengan beberapa ZA seperti famotidin,
menginduksi fotooksidasi pada lipid yang tidak larut

Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th


Ed. Pg. 741
OKTIL
METOKSISINAMAT Kegunaan : Zat aktif
Nama Kimia : 2 Ethylhexyl 3-
(4-Methoxyfenyl)-2 Alasan pemilihan : Oktil
Propenoate metoksisinamat sangat efektif
Rumus molekul : C18H26O3 dalam menghambat UV-B. Oktil
metoksisinamat dapat melindungi
BM : 290,4 kulit dengan cara menyerap
Pemerian : Cairan minyak energi dari radiasi UV dan
berwarna kuning pucat yang mengubahnya menjadi energi
jernih. panas.
Kelarutan : Larut dalam
etanol, propoilenglikol,
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Octinoxate
isopropanol.
ASAM STEARAT
Nama Kimia : Asam Konsentrasi : 1-20%
Oktadekanoat Inkompatibilitas : Inkompatibel
dengan kebanyakan logam
Pemerian : Serbuk berwarna hidroksida dan mungkin
putih kuning atau kristal inkompatbel dengan beberapa
padat, keras, mengkilap, sedikit basa dan agen pengokidasi.
berbau, rasa seperti minyak Wadah penyimpanan : Dalam
Kelarutan : Larut dalam etanol wadah tertutup rapat, sejuk, dan
(95%) P dan propilen glikol; kering.
Kegunaan : Emulisifying Agent
praktis tidak larut dalam air
Kestabilan : Zat stabil, harus
Titik Lebur : 69 70C disimpan di tempat tertutup.
TRIETANOLAMIN
Inkompatibilitas : Bereaksi dengan
asam mineral garam kristal dan
Sinonim : TEA, trietilolamin,
trolaminum ester. Dengan asam lemak lebih tinggi
garam yang larut dalam air dan
Rumus Molekul : C6H15NO3 memiliki karakteristik sabun. Bereaksi
dengan tembaga garam kompleks.
Pemerian : Cairan kental jernih atau
kuning pucat, sedikit bau amonia Bereaksi dengan reagen seperti tionil
klorida menggantikan gugus
Kelarutan : Dapat bercampur hidroksi dengan halogen (sangat
dengan air, metanol, aseton beracun)
pH = 10.5 (0.1N solution) Kegunaan : Emulsifying Agent
Stabilitas : Trietanolamin akan berubah
Konsetrasi : 2-4% menjadi coklat jika terpapar udara dan
Titik leleh : 20-21C cahaya.
LANOLIN
Sinonim : Adeps lanae, cera lanae,
lanolin anhidrat
Pemerian : zat serupa lemak,
lengket, kuning muda atau kuning Titik leleh : 45 55oC.
pucat, agak tembus cahaya Kegunaan : Fasa Minyak
Kelarutan : mudah larut dalam Inkompatibilitas : Dengan
kloroform dan eter, akan tetapi agak senyawa pengoksidasi
sukar larut dalam etanol (95%) dan
praktis tidak larut dalam air.
ISOPROPIL MIRISTAT
Nama generik Asam tetradekanoid
rumus kimia C17H34O2
BM 270,5
Organoleptis Cairan tidak berwarna, berminyak, bening dan tidak berbau
Kelarutan Larut dalam aseton, kloroform dan etanol, namun sukat larut dalam air
dan gliserin
Penggunaan Emolient
Konsentrasi 1,0 10%
Inkompatibilitas Bereaksi dengan karet dan plastik, serta agen pengoksidasi kuat
Stabilitas Resisten terhadap oksidasi dan hidrolisis

Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Ed.


Pg. 348
GLISERIL
MONOSTEARAT
Nama kimia : Octadecanoic acid,
monoester dengan 1,2,3-
propanetriol Inkompatibilitas : Substansi Asam
Pemerian : Lemak padat mirip Wadah penyimpanan : Dalam wadah
malam (berbentuk beads, flakes, tertutup rapat, sejuk, kering, dan
atau serbuk), warna putih krem, terlindung dari sinar matahari.
memiliki bau lemak yang lemah Kegunaan : Emulgator dan
stabilisator
Kelarutan : Tidak larut dalam air, Titik lebur : 55-60C
larut dalam etanol panas, aseton
panas, dapat terdispersi dalam air
dengan penambahan sabun atau
surfaktan.
PROPIL PARABEN
Nama generik propil p-hidroksibenzoat
rumus kimia C10H12O3
BM 152,5
Organoleptis serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna atau berwarna putih, tidak
berasa
Kelarutan 1:2500 pada air dingin, 1:400 pada air mendidih,1:3,5 pada alkohol, 1:3 pada
eter, 1:140 pada gliserol; dan 1:6 pada propilen glikol
Penggunaan Pengawet Antijamur
Konsentrasi 0.01-0.6&
Inkompatibilitas aktivitas menurun dengan adanya surfaktan nonioinik, alumunium
silikat, magnesium trisilikat
pH 4-8
BHT (BUTIL

HIDROKSI TOLUEN)
Nama kimia : 2,6-Di-tert-butil-4- Fungsi : antioksidan
methylphenol Inkompatibilitas : inkompatibel
Rumus kimia : C15H24O dengan agen pengoksidasi kuat
Berat molekul : 220,35 seperti peroksida dan
Pemerian : Kristalin padat atau permanganat. Berkontak dengan
serbuk yang putih atau kuning agen pengoksidasi akan
pucat dengan karakteristik bau menyebabkan pembakaran secara
fenol yang khas. spontan. Garam besi menyebabkan
Kelarutan : Praktis tidak larut perubahan warna diikuti hilangnya
dalam air, gliserin, propilen glikol, aktivitas. Pemanasan dengan
dan larutan basa hidroksida. Larut sejumlah asam akan menyebabkan
dalam aseton, benzene, etanol dekomposisi yang cepat dengan
(95%), eter, methanol, toluen, pelepasan gas isobutene yang
minyak lemak, dan minyak mudah terbakar.
mineral. Konsentrasi : antioksidan pada
GLISEROL
Nama generik Gliserin
rumus kimia C3H8O3
BM 92,09
Organoleptis Tidak berwarna, tidak berbau, cairan higroskopis, dan manis
Kelarutan Tidak larut dalam benzen, kloroform dan minyak. Namun larut
dalam air, metanol dan etanol 95%
Penggunaan Humektan
Inkompatibilitas Warna menjadi hitam jika terkena cahaya, kontak dengan
zink oksida atau bismuth nitrat
Stabilitas Higroskopis
Konsetrasi Kadar maksimum 30%
Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th
METILPARABEN
Nama generik Metilhidroksi benzoat
rumus kimia C8H8O3
BM 152,5
Organoleptis Kristal tidak berwarna atau serbuk hablur putih dan tidak berbau
Kelarutan Sukar larut air dan mudah larut dalam etanol
Penggunaan Pengawet Antimikroba
Konsentrasi 0,02 0,3% pada sediaan topikal
Inkompatibilitas Kemampuan antimikroba berkurang jika ada surfaktan non ionik,
inkompatibel dengan sorbitol, talk dan tragacanth
Stabilitas Stabil pada pH 3-6
pH 9,5 10,5 (0,1% w/v larutan encer).
Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Ed.
CITRIC ACID
Nama kimia : 2-Hydroxy-1,2,3-
propanetricarboxylic acid
pH : 2.2 (1% w/v aqueous solution)
Rumus kimia : C6H8O7 Suhu lebur : 100C
Kelarutan : Larut 1 dalam 1.5 bagian
Pemerian : kristal tidak berwarna atau
tembus,atau sebagai bubuk kristal, etanol (95%) dan 1 dalam kurang dari 1
efflorescent putih. Tidak berbau dan bagian air. Sedikit larut dalam eter.
memiliki rasa asam kuat. Stabilitas : Asam sitrat kehilangan air
kristalisasi dalam udara kering atau.
Inkompatibilitas : Dengan tartrat Ketika dipanaskan sampai sekitar 40C.
kalium, alkali dan alkali tanah
Kegunaan : Acidifying agent
karbonat dan bikarbonat, asetat, dan
sulfida. Tidak kompatibel juga
termasuk agen oksidasi, basa, agen
reduksi, dan nitrat. Berpotensi
meledak dalam kombinasi dengan
PARFUM
Kegunaan = Pengaroma
Alasan Pemilihan Bahan = Tidak mengiritasi kulit, parfum
untuk topical yang aman digunakan dan memiliki wangi yang
cocok untuk sediaan krim tabir surya ini
ALASAN PEMILIHAN
Bahan
Titanium
BAHAN Alasan
Titanium dioksida memiliki kemampuan untuk memblok sinar uv
Dioksida agar tidak menembus kulit, nontoksik, stabil secara kimia pada suhu
tinggi, stabil dibawah paparan UV.
Oksil Oktil metoksisinamat sangat efektif dalam menghambat UV-B. Oktil
Metoksisinam metoksisinamat dapat melindungi kulit dengan cara menyerap
at energi dari radiasi UV dan mengubahnya menjadi energi panas.
BHT Digunakan antioksidan karena sifat zat aktif yang mudah
teroksidasi. BHT sudah digunakan luas dalam kosmetik, makanan,
dan obat. BHT bersifat noniritan dan nonsensitizing.
Asam Stearat Dalam pembuatan krim, asam stearat dapat berguna sebagai basis
krim bila dinetralkan dengan alkalis. Selain itu, asam stearat
memiliki jumlah atom karbon sebanyak 18 butir. asam lemak yang
memiliki jumlah atom karbon di atas 18 mampu memperkeras
sediaan.
GMS Sebagai emulgator penunjang, dan stabilisator yang mampu
mendukung sediaan sehingga sediaan lebih stabil dibandingkan jika
ALASAN PEMILIHAN
Bahan
Propil
BAHAN Alasan
Propil paraben digunakan untuk memaksimalkan efektivitas
Paraben metil paraben sebagai pengawet. Metilparaben digunakan
sebagai antibakteri, sedangkan propil paraben digunakan
sebagai antijamur.
Metil Paraben Efektif pada rentang pH yang luas dan mempunyai spektrum
antimikroba yang lebar.
Pengarum Agar sediaan krim lebih menarik, dimana parfum yang dipilih
(Parfum) tidak mengiritasi kulit, parfum untuk topical yang aman
digunakan.
Gliserol Gliserin dapat berfungsi sebagai humektan dan emolien.
Lanolin Sifat kompatibilitas yang baik juga menjadi salah satu kriteria
0
pemilihan bahan. Lanolin dapat melebur pada suhu 70C sesuai
dengan suhu yang kita pergunakan dalam pelelehan.
Isopropil Emolien (pelembab kulit) yang tidak berminyak dan mudah
Miristat diserap kulit.
ALASAN PEMILIHAN
TEA
Bahan
BAHAN Alasan
Trietanolamin digunakan sebagai Emulsifying agent karena
dengan sedikit konsentrasi yang dipergunakan dapat
membentuk sebuah emulsi pada sediaan krim tabir surya.
Kompatibilitas trietanolamin juga baik terhadap bahan bahan
yang kami gunakan. Baik pada krim oil in water emulsion
Asam Sitrat Larutan digunakan untuk meningkatkan pH basis krim yang
1% bersifat basa akibat penggunaan TEA stearat (diencerkan agar
tidak berinteraksi kuat dengan GMS)
ALASAN PEMILIHAN
Bahan
Titanium
KADAR Alasan
Menurut BPOM kadar maksimum yaitu 25%, kadar minimum
Dioksida 5%, kadar yang umum digunakan adalah 7-8% sehingga kami
memilih kadar 7%
Oksil Menurut BPOM kadar maksimum yaitu 10% dan %, kadar yang
Metoksisinam umum digunakan adalah 7-8% sehingga kami memilih kadar
at 8%
TEA Kadar dalam sediaan topikal 2-4% kami memilih 1% dalam
formulasi
Gliserol Kadar maksimum yaitu 30% maka kami memilih 10% sebagai
formulasi
Asam Stearat Kadar asam stearat dalam sediaan topikal 1-20% kami
Lanolin memilih 5%
Kami memilih kadar lanolin 7% sebagai formulasi
GMS Kami memilih kadar GMS 2% sebagai formulasi
Isopropil Kadar maksimum isopropil miristat10% kami memilih 10%
ALASAN PEMILIHAN
Bahan KADAR Alasan
Metil Paraben Kadar yang digunakan pada krim 0,02-0,3 % kami memilih
kadar 0,05%.
Propil Paraben Kadar yang digunakan pada krim 0,01-0,6 % kami memilih kadar
0,05%.
BHT Kadar yang digunakan pada krim 0,075-0,1 % kami memilih kadar
0,05%.

Asam Sitrat 1% Kami memilih kadar 20% agar mencapai pH kulit diencerkan mnjadi
larutan 1% agar tidak berinteraksi kuat dengan GMS
PERHITUNGAN
Bahan
Titanium Dioksida
Oksil Metoksisinamat
BAHAN
Persentase (%)
7%
8%
Berat 1 Tube (g)
3,5
4
Berat 1 Batch (g)
35
40
Asam Stearat 5% 2,5 25
Lanolin 7% 3,5 35
Isopropil Miristat 10% 5 50
Gliseril Monostearat 2% 1 10
Propil Paraben 0,05% 0,025 0,25
Butil Hidroksitoluen 0,05% 0,025 0,25
Gliserin 10% 5 50
Trietanolamin 1% 0,5 5
Metil Paraben 0,05% 0,025 0,25
Asam Sitrat 1% 1% 10 100
Parfum
q.s.

Aquadest 29,85% 14,925 149,25


TOTAL 50 500
PERHITUNGAN HLB

PERHITUNGAN HLB
No. BUTUH
Bahan Persentase
(%) HLB
Konsentrasi Fase
Minyak yang HLB Butuh
Digunakan (%)
1. Asam
5 15 20,83 3,12
Stearat
2. Lanolin 7 10 29,17 2,92

3. Isopropil
10 11,5 41,67 4,79
Miristat
4. GMS 2 3,8 8,33 0,32

Total 24% 100 11,15

HLB butuh 11,15 dikatakan sebagai emulgator minyak dalam air


(8-16)
METODE PEMBUATAN
Metode yang digunakan untuk pembuatan
sunscreen cream ini adalah campuran dari
metode pelelehan dan metode triturasi. Mula-
mula zat aktif berupa oktil metoksisinamat
dicampur dengan fase minyak, kemudian
dipanaskan dan dicampur dengan fase minyak
dalam pembuatan basis krim. Selanjutnya
dilakukan metode triturasi. Metode triturasi ini
digunakan untuk zat aktif yang tidak larut di
dalam fase minyak maupun fase air. Dalam
metode ini terlebih dahulu dibuat basis krim,
ALAT DAN BAHAN
a. Alat
Alat-alat yang digunakan pada proses produksi diantaranya
adalah timbangan analitik, lumpang dan alu, homogenizer, sudip,
cawan penguap, beaker glass, waterbath, kaca arloji, pipet tetes,
krustang.
b. Bahan
Bahan yang digunakan untuk pembuatan sunscreen cream
diantaranya adalah titanium dioksida dan oktil metoksisinamat
sebagai zat aktif. Bahan pembentuk basis krim diantaranya
adalah asam stearat, lanolin. Isoprropil miristat, GMS, propil
paraben dan metil paraben sebagai pengawet, BHT, gliserin, TEA,
asam sitrat 1% dan aquadest
PEMBUATAN LARUTAN ASAM
SITRAT 1%
1 gram asam sitrat dilarutkan atau diencerkan dalam
100 ml air
Lalu ditimbang sebanyak gram dalam formulasi skala
kecil dan besar dalam pembuatan krim tabir surya.
PROSEDUR PEMBUATAN
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian ditimbang semua
bahan.

Bahan bahan fase minyak yaitu asam stearat, lanolin, isopropil miristat, propil
paraben dan BHT dimasukkan ke dalam cawan penguap dan dipanaskan hingga
suhu 70C

Oktil metoksisinamat dicampurkan ke dalam fase minyak dan diaduk hingga


homogen

Aquadest dan TEA dipanaskan hingga suhu 70C

Metil paraben dilarutkan ke dalam gliserin. Lalu dimasukkan kedalam fase air
yang dipanaskan
PROSEDUR PEMBUATAN
Dihomogenkan lelehan fase minyak dan campuran fase air di dalam homogenize yang
diatur kecepatannya 2000 rpm hingga terbentuk basis krim.

Dihaluskan titanium dioksida di dalam mortir. Ditambahkan titanium dioksida sedikit


demi sedikit ke dalam homogenizer yang berisi basis krim hingga basis dan titanium
dioksida tercampur sempurna.

Dilakukan penambahan larutan asam sitrat 1% sedikit demi sedikit hingga tercampur
sempurna

Dilakukan evaluasi sediaan yang meliputi uji penampilan, uji pH, uji viskositas, uji
homogenitas, uji ukuran globul, dan uji konsistensi.

Dimasukkan krim di dalam kemasan primer berupa tube, dan diberi label, serta
dimasukkan ke dalam kemasan sekunder yang tersedia.
EVALUASI
SEDIAAN
UJI ORGANOLEPTIS
Warna : Putih,
krim sangat
putih di kulit
karena titanium
dioksida
Bau : Harum
seperti parfum
(Fragrance)
Bentuk :
Lembut, cukup
berminyak, dan
tidak lengket
UJI HOMOGENITAS
Sejumlah
krim
Tutup
dioleskan Akan
dengan
pada kaca membentuk
kaca
objek yang lapisan tipis
preparat
bersih dan
kering
Pemeriksaan : kadar atau ukuran
partikel zat aktif sama di seluruh bagian
krim. Zat aktif yang larut dalam fase
internalnya dilihat apakah ukuran
partikelnya sama diseluruh bagian
krim.
Hasil : Hasil krim tidak
menyebar merata, oleh
karena itu krim tidak
homogen yang disebabkan
oleh kecepatan pengadukan
selama pembuatan tidak
konstan dan fase minyak dan
fase air suhunya tidak sama
saat dicampurkan.
UJI PH
Kriteria : sesuai dengan pH kulit
yaitu 4,5-6,5.

Airnya
Krim Aduk Biarkan yang
diencerkan hingga mengenda diukur
dengan air homogen p dengan pH
meter
Hasil : pH
sebesar 6,02,
dimana pH
tersebut masih
masuk dalam
kisaran pH
kulit. Oleh
karena itu,
sediaan ini
lulus uji pH.
UJI VISKOSITAS
Alat : Viscometer
Brookfield

Tujuan : mengetahui kekentalan sediaan yang


dibuat, mudah atau sulit mengalir ketika
secara digunakan topikal

Kriteria : aliran tiksotropik


Pengukuran viskositas dengan
CARA Viskometer Brookfield
Beaker glass 500 ml diisi dengan krim tabir surya. Spindel
dipasang pada gantungan spindel (putar ke kiri). Digunakan
mulai dari spindel 1. Spindel diturunkan sedemikian rupa
sehingga batas pada spindel tercelup ke dalam suspensi.
Viskometer disambung dengan stop kontak, lalu motor
dinyalakan dengan menekan tombol dan biarkan spindel
berputar hingga pembacaan stabil.

Angka yang ditunjukkan oleh jarum merah dicatat pada skala


dengan bantuan menekan clutch jika dilakukan pada
kecepatan tinggi serta mematikan motor.

Data yang diambil adalah data dari spindle yang dapat


terbaca pada alat, pada percobaan kali ini data terbaca pada
spindel 1.
Pengukuran viskositas dengan
CARA Viskometer Brookfield
Untuk menghitung viskositas, angka pembacaan dikaitkan
dengan faktor koreksi yang sesuai dengan
viskometer/spindle/speed yang digunakan (dilihat dalam
tabel).
Dengan mengubah-ubah rpm akan didapat viskositas pada
berbagai rpm, mulai dari rpm 2; 4; 10; 20 kemudian dibalik
dari 20; 10; 4; 2.

Motor dimatikan setelah selesai. Spindle dilepaskan sebelum


membersihkan alat.

Viskositas dihitung dan rheogram dibuat.


Spindel Kecepatan Dial Faktor Viskositas Shearing Rate of shear

Reading koreksi stress

(RPM) (dr) (f) (= dr xf) (F/A=drx7,187) (dv/dr=F/Ax1/)

5 0,5 12,5 16000 192000 89,8375 0,000467903

1 15,5 8000 124000 111,3985 0,000898375

2 21 4000 84000 150,927 0,00179675

5 32 1600 51200 229,984 0,004491875

10 36 800 28800 258,732 0,00898375


Rheogram Spindel 5
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01

Rate of Shear (dv/dr) 0.01


0
0
0
0
0
50 100 150 200 250 300

Shearing Stress (F/A)

Hasil yang terlihat dalam rheogram spindel 5


mendekati kepada aliran tiksotropik. Pada aliran
tiksotropik kurva menurun berada disebelah kiri
kurva menaik.
UJI KONSISTENSI
Tujuan : mengetahui kekerasan semisolid

Metode Penetrometer :

Pengukuran
Alat :
Penetrasi pada suhu
Penetromete
kerucut 25C selama
r
5 detik
HASIL
Nilai yang tercantum pada alat penetrometer
saat dilakukan analisis krim ini adalah 366
mm-1.

Hal tersebut menunjukkan bahwa sediaan krim tabir


surya tersebut memenuhi kriteria uji karena memiliki
daya sebar yang baik yaitu mudah tersebar
(konsistensi soft) pada rentang 250 mm-1 500 mm-1
(konsistensi soft). Sesuai dengan kriteria sediaan krim
yang baik.
UJI PEMISAHAN FASE
Tujuan : mendapatkan informasi yang diinginkan mengenai stabilitas
produk dalam jangka waktu tertentu.

Metode :

Ukur tinggi krim Tabung sentrifus Tinggi diukur


Sejumlah krim
sebelum dimasukkan ke kembali setelah di
dimasukkan ke
dimasukkan ke sentrifugator sentrifuse.
dalam tabung
dalam tabung 5500 ppm selama Bandingkan tinggi
sentrifus
sentrifus 15 menit awal dan akhir
CONT
Kriteria : stabil jika tidak terjadi
pemisahan fase antara fase
minyak dan fase air.
HASIL
Untuk uji
pemisahan fase
tidak praktikan
lakukan karena
keterbatasan
waktu dan alat.
UJI UKURAN GLOBUL
Tujuan : sediaan stabil dan homogen

Indikator utama : ukuran globul

Ukuran Globul (m) Penampilan

0,005 Translulen (transparan)

0,005-0,1 Semi transparan, abu-abu

0,1-1 Krim putih-kebiruan

>1 Krim putih susu


CONT
Metode :
Mikrometer
Persiapkan Hitung jumlah
objek diletakkan
mikroskop skala pada
pada meja
sampai bagian
objek,
diperoleh sudut mikrometer
difokuskan pada
yang jelas okuler
bagian skala
HASIL
Pada uji ukuran globul, diameter globul yang
didapatkan adalah 1,5 m dengan krim putih
susu.

Hal tersebut memenuhi kriteria uji ukuran


globul pada krim yaitu warna krim keruh dan
diameter globul berkisar antara 0,5 10 m.
KEMASAN DAN
PENANDAANSetelah mengalami pengujian,
krim dimasukkan ke dalam
wadah tube plastik yang
berukuran 50 gram, diberi
stiker sebagai penandaan
pada tube dan dimasukkan ke
dalam kemasan sekunder.

Kemasan sekunder
sediaan krim tabir surya
KEMASAN DAN
PENANDAAN Setelah mengalami
pengujian, krim
dimasukkan ke dalam
wadah tube plastik
yang berukuran 50
gram, diberi stiker
sebagai penandaan
pada tube dan
dimasukkan ke dalam
kemasan sekunder.

Stiker pada tube


(kemasan primer)
NO. REGISTRASI
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia NomorHK.03.1.23.12.10.11983Tahun
2010 Tentang Kriteria dan Tata Cara Pengajuan Notifikasi
Kosmetika
Penomeran Notifikasi atau NA dua huruf dan 11
digit angka:
2 huruf awal kode benua NA = produk Asia
(termasuk produk lokal)
11 angka:
2 kode negara kode negara Indonesia
18
2 tahun notifikasi kode negara Indonesia
17
2 jenis produk kode kelompok produk
NO. BATCH
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia NomorHK.03.1.23.12.10.11983Tahun
2010 Tentang Kriteria dan Tata Cara Pengajuan Notifikasi
Kosmetika
Produk jadi
2-6 digit pada produk ruahan ditambah di depan
Digit 1 : Untuk tahun pengemasan 2017 H

Produksi Ruahan
Digit 1 : Untuk produk (tahun) 7
Digit 2, 3, 4 : Kode produk dari produk ruahan
003
Digit 5, 6, 7 : Urutan produk 011
KESIMPULAN
Krim tabir surya ini
dibuat secara metode
triturasi dengan
menggunakan bahan-
bahan sebagai berikut:
KESIMPULAN
Pada akhir proses
pembuatan dilakukan
beberapa evaluasi
untuk mengetahui
kualitas dari krim yang
telah dibuat. Hasil
evaluasi adalah
sebagai berikut:
SARAN
Dalam usaha pembuatan krim
tabir surya, masih diperlukan
penelitian yang lebih lanjut agar
diperoleh hasil yang optimal.

Ketepatan konten formulasi,


ketersediaan alat, dan ketelitian
praktikan perlu diperhatikan agar
diperoleh sediaan krim yang
sempurna tampilannya dan
dapat memenuhi persyaratan
sesuai kompendial.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1997. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978. Formularium Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.

Anonim. 1994. Handbook of Pharmaceutical Excipients. London: American Pharmaceutical Association.

Anonim.Martindale:The Extra Pharmacopoeia 30th Edition. London: The Pharmaceutical Press.

Ansel, Howard C., Loyd V. Allen., Jr. Nicholas G. Popovich. 1999. Pharmaceutical Dosage Forms and Drugs
Delivery System 7th Edition. Philladelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Banker, Gilbert S., Christopher T. Rhodes. 1996. Modern Pharmaceutics 3rd Edition. New York: Revised
and Expanded, Marcel Dekker, INC

Morwanti, D.A.2006. Aplikasi dimethicone (silicone oil) sebagai pelembut dalam proses pembuatan skin
lotion. Bogor: Intitut Pertanian Bogor

Liebermann, Herbert A., martin M. Rieger., Gilbert S. Banker. 1988. Pharmaceutical Dosage Form:
Disperse System, 2nd Edition. New York: Revised and Expanded, Marcel Dekker, INC
DAFTAR PUSTAKA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
HK.03.1.23.12.10.12459 TAHUN 2010 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS KOSMETIKA

Rowe, Raymond C,dkk, 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipient Sixth Edition, Washington DC:
Pharmaceutical Press and American Pharmacist Association.

Setiawan, T. (2010). Uji stabilitas fisik dan penentuan nilai SPF krim tabir surya yang mengandung ekstrak
daun the hijau (Camellia sinensis L.), oktilmetoksisinamat dan titanium dioksida. [Skripsi]. Universitas
Indonesia, Depok.

Wasiaatmadja, Syarif. M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik.UI-Press: Jakarta Yang, H., Zhu, S., Pan, N.
2004.Studying the Mechanisms of Titanium Dioxide as Ultraviolet-Blocking Additive for Films and Fabrics
by an Improved Scheme. Journal of Applied Polymer Science, 92; 32013210.
http://www.accessdata.fda.gov/scripts/cdrh/cfdocs/cfcfr/CFRSearch.cfm?fr=352.50. Diakses 22 Maret
2017.

Anda mungkin juga menyukai