Anda di halaman 1dari 35

Iskandar, S.

ked
RSUD ULIN/FK UNLAM
Banjarmasin
Anestesia regional :
Blok sentral (blok neuroaksial) :
blok
spinal, epidural, kaudal
Blok perifer (blok saraf) : blok
pleksus
brakialis, aksiler
Anastesi Epidural ialah blokade saraf dengan
menempatkan obat diruang epidural (peridural,
ekstradural).
Antara ligamentum flavum dan durameter
Tabel 2
Perbandingan anatomi kolumna
vertebralis
Regio Lumbal Thorak Cervical
al
Proc Horizon Angula Horizontal
Spinalis tal si
curam
Pergeraka Fleksi- Axial Intermedia
n ekst rotasi te
Tebal 5 6 36 1,5 - 3
lig.Flavu
m
(mm)
VERTEBRA LUMBAL
ANESTESI EPIDURAL
Obat anestetik lokal langsung bekerja pada
saraf spinal yang terletak di bagian lateral
Awal kerja anestesi epidural lebih lambat
dibandingkan spinal
Kualitas blokade sensorik-motorik lebih lemah
diabndingkan spinal.
Keuntungan
Murah
Tingkat kepuasan pasien tinggi
Baik untuk penderita penyakit paru
Airway lebih mudah dijaga
Menurunkan perdarahan
Kerugian
Suli dilakukan, harus tenaga ahli
Menyebabkan hipotensi
Pasien bisa berbicara
Pasien sadar
Terjadi toksisitas anestetik lokal
Terjadi total blok
Konduksi impuls di jaringan syaraf
disebabkan perubahan derajat elektrik di
membran syaraf karena pergerakan ion
Na+ dan K+

Depolarisasi satu segmen dari jaringan


saraf tdk bermielin ke segmen yang lain
karena perbedaan potensial listrik
antara depolarisasi dan repolarisasi.
FISIOLOGI
Na+ masuk dari ekstraselular melalui

sodium channel ke intrasel K+


intrasel ke ekstrasel depolarisasi
potensial aksi terjadi
keseimbangan ion melalui pompa Na+
dan K + proses terulang seperti
semula
FISIOLOGI
Obat anestesi lokal
mencegah
DEPOLARISASI dengan
blokade ion Na+ ke
channel Na ( blokade
konduksi) mencegah
permeabilitas
membran saraf
terhadap ion Na+
Obat Anestetik lokal
Lidokain
Mepivakain
Prilokain
Bupivakain
Ropivacain
Onset 5-15 min (Lido/Mepi/Prilo) to 20-30
min (Bupi/Ropi)
A. Persiapan

B. Posisi pasien

C. Identifikasi tempat penyuntikan

D. Insersi jarum spinal


Persiapan
1. Alat dan obat u/ anestesi spinal
dan
anestesi umum: obat induksi, mesin
anestesi, laringoskopi, ETT serta
pelumpuh otot sebagai fasilitas
intubasi
2. IV line dan loading cairan kristaloid
10-20 cc/kgbb.
3. Premedikasi bisa diberikan atau tidak.
ALAT EPIDURAL ANESTESI
Jarum
Jarum Ujung tajam
(crawford)
Jarum ujung khusus
(Tuohy)
Posisi pasien
Salah satu faktor
yang menentukan
keberhasilan blok
Posisi lateral (lateral
decubitus)
pasien yang
telah tersedasi.
Punggung pada
tepi meja, fleksi
paha & leher,
dagu mendekati
lutut.
Posisi pasien
Posisi duduk
Keuntungan: lebih nyata, prosesus spinosum
lebih terlihat dan dipalpasi, garis tengah lebih
teridentifikasi (gemuk) dan pasien PPOK lebih
enak.
Posisi pasien
Posisi duduk
Pasien duduk pada
meja operasi, kaki pada
atas kursi dan
disanggah oleh seorang
pembantu, kedua
tangan menyilang dada
merangkul bantal.
Kepala menunduk,
dagu menempel dada
sehingga scapula
bergeser ke lateral.
Identifikasi
tempat penusukan
1.Lumbar: garis
krista iliaka kanan
& kiri
(Tuffiers line):L4
atau interspinosus
L4-5
Teknik mengenal Ruang
Epidural
Hilangnya Resistensi (loss of resistance)
Teknik tetes tergantung (hanging drop)
Uji Dosis (Test Dose)
Memasukkan Anestetik lokal ke dalam ruang
epidural. Biasanya dengan memasukkan 3 ml
yang sudah bercampur adrenalin 1:200.000
Catatan :
1.Tak ada efek setelah beberapa menit
kemungkinan besar letak jarum atau kateter
benar
2.Terjadi blokade spinal, berarti obat masuk ruang
subarakhnoid
3.Terjadi peningkatan laju nadi 20-30 %,
kemungkinan obat masuk vena epidural
Penyuntikan
Stetelah posisi jarum atau kateter benar,
suntikkan anestetik lokal secara bertahap
setip 3-5 menit sebanyak 3-5 ml sampai
tercapai dosis total.
Uji Keberhasilan Epidural
Alcohol swab
Menguji blok simpatis yang diketahui dari
perubahan suhu
Uji Tusuk jarum
Untuk blok sensorik

Blok motorik dengan skala Bromage


Melipat lutut Melipat Jari
Blok tak ada ++ ++
Blok parsial + ++
Blok hampir - +
lengkap
Blok lengkap - =-
ABSOLUT
1. Kelainan pembekuan darah (koagulopati)
2. Infeksi pada daerah insersi
3. Hypovolemia berat
4. Penyakit neurologis aktif
5. Pasien menolak
RELATIF
1. R. pembedahan utama tulang
belakang

2. Nyeri punggung

3. Aspirin sebelum operasi

4. Heparin preop.

5. Pasien tak kooperatif a emosi tak

syabil
1. Pembedahan dan penanggulangan
nyeri pasca bedah
2. Bedah urologi
3. Bedah anggota gerak bawah
4. Bedah obstetri ginekologi
5. Bedah anorectal dan perianal
6. Tatalaksana nyeri saat persalinan
7. Penurun tekanan darah saat
pembedahan supaya tidak banyak
perdarahan
8. Tambahan pada anestesia umum ringan
karena penyakit tertentu pasien
Akut
1. Hipotensi
2. Bradikardi
3. Hipoventilasi
4. Mual muntah
5. Total spinal.
Pasca tindakan
1. Nyeri tempat suntikan
2. Nyeri punggung
3. Nyeri kepala
4. Retensi urin
Efek Epidural Anestesi
Main effects:
Anesthesia and analgesia
Cardiovascular system:
Hypotension (related to: extent of sympathetic block,
volemia)
Bradycardia (blocked sympathetic cardioaccelerator
fibers; Young males: more frequent) Both effects more
pronounced with spinal than with epidural anesth.
Respiratory system:
Reduced active exhalation with high block level:
- Caution in patients with severe COPD
Gastrointestinal and urogenital:
Unopposed parasympathetic activity:
Nausea (associated with high block level)
Increased secretions, relaxed sphincters, bowel constriction
Long lasting block of sacral parasympathetic nerves:
Postoperative urinary retention possible
Endocrine-metabolic:
Less perioperative stress-response:
Reduction of: protein catabolism, hyperglycemia, sodium and water
retention, fever, tachycardia, increased minute ventilation
Coagulation:
Reduced hypercoagulability, reduced thromboembolic
events

Anda mungkin juga menyukai