Anda di halaman 1dari 14

PERTUSIS

Dr.ERY ANANADA.Sp.THT-
KL
Penyakit Batuk rejan, atau batuk seratus hari
atau pertusis (Whooping Cough)

Penyakit ini biasanya diakibatkan oleh bakteri


Bordetella pertussis, namun tidak jarang
diakibatkan oleh B. parapertussis.

Penyakit ini biasanya terjadi pada anak berusia di


bawah 1 tahun, dan 90 persen kasus ini terjadi di
negara berkembang

adalah satu penyakit menular.

Di dunia terjadi sekitar 30 sampai 50 juta kasus


per tahun, dan menyebabkan kematian pada
300.000 kasus (data dari WHO).
Pertusis merupakan penyakit yang toxin
mediated, toksin yang dihasilkan kuman
(melekat pada bulu getar saluran napas
atas) akan melumpuhkan bulu getar
tersebut sehingga gangguan aliran
sekret saluran pernapasan, dan
berpotensi menyebabkan pneumonia.
Masa Inkubasi
Waktu terekspos sampai nampak
tanda penyakit 3 sampai 12 hari.
Gejala
Biasanya dimulai dengan gejala ISPA ringan seperti batuk, bersin
dan cairan hidung keluar terus menerus (pada stadium catarrhal)
kemudian sesudah 1 minggu sampai 2 minggu dilanjutkan
dengan batuk yg terus menerus namun diikuti masa dimana ada
jeda batuk (stadium paroxysmal).

Batuk ini mungkin dapat diikuti dengan adanya muntah, hal ini
disebabkan rasa mual yg diderita, dan pada anak kecil dimana
reflek fisiologis yg belum terbentuk secara sempurna maka akan
menimbulkan muntah, hal ini tidak jarang membawa ke arah
malnutrisi.

Batuk ini dapat di picu oleh menguap, tertawa atau berteriak,


dan akan berkurang sesudah 1 sampai 2 bulan.

Komplikasi yg dapat mengikuti keadaan ini adalah pneumonia,


encephalitis, hipertensi pada paru, dan infeksi bakterial yg
mengikuti.
Penularan
Pertusis menular melalui droplet batuk dari pasien yg
terkena penyakit ini dan kemudian terhirup oleh orang
sehat yg tidak mempunyai kekebalan tubuh

antibiotik dapat diberikan untuk mengurangi


terjadinya infeksi bakterial yg mengikuti dan
mengurangi kemungkinan memberatnya penyakit ini
(sampai pada stadium catarrhal)

sesudah stadium catarrhal antibiotik tetap diberikan


untuk mengurangi penyebaran penyakit ini, antibiotik
juga diberikan pada orang yg kontak dengan penderita

diharapkan dengan pemberian seperti ini akan


mengurangi terjadinya penularan pada orang sehat
tersebut.
Pengobatan
Jika penyakitnya berat, penderita biasanya dirawat di
rumah sakit.

Mereka ditempatkan di dalam kamar yang tenang dan


tidak terlalu terang. Keributan bisa merangsang serangan
batuk. Bisa dilakukan pengisapan lendir dari tenggorokan.

Pada kasus yang berat, oksigen diberikan langsung ke


paru-paru melalui selang yang dimasukkan ke trakea.
Untuk menggantikan cairan yang hilang karena muntah
dan karena bayi biasanya tidak dapat makan akibat batuk,
maka diberikan cairan melalui infus.

Gizi yang baik sangat penting, dan sebaiknya makanan


diberikan dalam porsi kecil tetapi sering. Untuk
membasmi bakteri, biasanya diberikan antibiotik
eritromycin.
Prognosis
Sebagian besar penderita mengalami pemulihan
total, meskipun berlangsung lambat. Sekitar 1-
2% anak yang berusia dibawah 1 tahun
meninggal. Kematian terjadi karena
berkurangnya oksigen ke otak (ensefalopati
anoksia) dan bronkopneumonia.

Pencegahan
Imunisasi pada usia 2, 4, 6, dan 18 bulan dan 4-6
tahun. Diharapkan kemungkinan terkenanya
pertusis akan makin rendah dengan diberikan
nya imunisasi, dan gejala penyakit pun tidak
akan seberat kalau tanpa diberikannya imunisasi.
PERTUSIS

Anda mungkin juga menyukai