Anda di halaman 1dari 40

MOLAHIDATIDOSA

OLEH :
Ni Komang Sri Selvia Ningsih
N 111 15 047

PEMBIMBING KLINIK :
dr. DJEMI, Sp.OG. MARS
PENDAHULUAN
DEFINISI
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
Gambaran Mola Komplit Mola Parsial

Kariotipe 46,XX atau 46,XY Umumnya 69,XXX atau


69,XXY (tripoid)

Patologi

Edema villus Difus Bervariasi,fokal

Proliferasitrofoblastik Bervariasi, ringan s/d berat Bervariasi, fokal, ringan s/d


sedang

Janin Tidakada Seringdijumpai

Amnion, sel darah merah janin Tidak ada Sering dijumpai

Gambaran klinis

Diagnosis Gestasi mola Missed abortion

Ukuran uterus 50% besar untuk masa kehamilan Kecil untuk masa kehamilan

Kista teka-lutein 25-30% Jarang

Penyulit medis Sering jarang

Penyakitpascamola 20% <5-10%

Kadar Hcg Tinggi Rendah tinggi

Tabel 1.2. Perbandingan bentuk mola hidatidosa9


GEJALA KLINIS
1
DIAGNOSIS
1. Gejala klasik yang paling sering pada mola
komplet adalah perdarahan vaginal. Jaringan
mola terpisah dari desidua, menyebabkan
perdarahan.
2. Penderita juga mengeluhkan mual dan muntah
yang berat. Hal ini merupakan akibat dari
peningkatan secara tajam hormon -HCG.
3. Hipertiroid. Setidaknya 7% penderita memiliki
gejala seperti takikardi, tremor dan kulit yang
hangat.
4. Didapatkan pula adanya gejala preeklamsia
yang terjadi pada 27% kasus dengan
karakteristik hipertensi ( TD > 140/90 mmHg),
protenuria (>300 mg.dl), dan edema dengan
hiperefleksia
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN FISIK LABORATORIUM
Pemeriksaan kadar -
Inspeksi Hcg
Palpasi : Beta HCG urin >
Uterus membesar tidak 100.000 mlU/ml
sesuai dengan tuanya
kehamilan, teraba lembek Beta HCG serum >
Tidak teraba bagian-bagian 40.000 IU/ml
janin dan ballotement dan Pemeriksaan kadar
gerakan janin.
T3 /T4
Auskultasi : tidak terdengar
bunyi denyut jantung janin B-hCG > 300.000
Pemeriksaan dalam : mIU/ml
Memastikan besarnya mempengaruhi
uterus reseptor thyrotropin,
Uterus terasa lembek mengakibatkan
Terdapat perdarahan dalam aktifitas hormon-
kanalis servikalis hormon tiroid (T3/T4)
meningkat.
PEMERIKSAAN IMAGING

Ultrasonografi
Gambaran seperti sarang tawon /
honey comb tanpa disertai adanya
janin
Ditemukan gambaran snow storm
atau gambaran seperti badai salju.
Plain foto abdomen-pelvis: tidak
ditemukan tulang janin
PENATALAKSANAAN
Komplikasi
1
Prognosis
Pada 10-15% kasus mola akan
berkembang menjadi mola invasif,
dimana akan masuk ke dalam
dinding uterus lebih dalam lagi dan
menimbulkan perdarahan dan
komplikasi yang lain yang mana
pada akhirnya akan memperburuk
prognosisnya.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : Ny.A
Umur : 20 tahun
Alamat : BTN SILAE
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Keluhan Utama : Perdarahan dari jalan lahir

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang ke IGD kebidanan Rumah Sakit
Anutapura Palu dengan keluhan perdarahan dari jalan
lahir, dialami sejak kurang lebih 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Pasien mengaku darah yang
keluar banyak dan sesekali bergumpal. Pasien juga
mengeluh nyeri perut terutama bagian bawah.Pasien
sudah 4 bulan tidak menstruasi kemudian pasien
periksa ke bidan dan dinyatakan positif hamil namun
gerakan janin belum dirasakan oleh pasien. Keluhan
disertai dengan adanya mual dan muntah. Pusing (+),
sakit kepala (-), BAK biasa dan BAB lancar. Pasien
sudah diperiksa dengan USG di salah satu dokter ahli
kandungan dan dinyatakan sebagai kehamilan anggur.
Riwayat Penyakit Terdahulu: Pasien
mengaku tidak pernah memiliki riwayat
keluhan yang serupa. Pasien juga menyangkal
adanya riwayat penyakit jantung, ginjal,
hipertensi, diabetes mellitus, dan asma.
Riwayat alergi : Pasien mengatakan tidak
mempunyai alergi terhadap obat-obatan dan
makanan
Riwayat Penyakit Keluarga : Menurut
pasien di keluarga pasien tidak ada yang
memiliki keluhan seperti pasien. Riwayat
penyakit jantung, ginjal, hipertensi, diabetes
mellitus, dan asma disangkal dalam keluarga
disangkal.
Riwayat Haid :
Haid pertama kali usia 13 tahun
Menstruasi teratur
Lama menstruasi 7 hari
Haid terakhir tanggal : 21/11/2016
Jumlah darah haid 3 kali mengganti pembalut
setiap hari

Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali, usia pernikahan 2 tahun
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Tahun Umur Jenis
Anak Penolo Hidup/
Persali Kehami Persali
ke ng Mati
nan lan nan
I Abortus 16 Abortus Dokter Kuret
II Hamil minggu
Sekaran 13-14
g minggu

Riwayat Kontrasepsi (Keluarga Berencana)


( -) Pil KB ( - ) Suntik KB
( - ) IUD
KU : Lemah Tek. Darah : 120/80 mmHg
Kesadaran : Kompos mentis Nadi : 87x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,6C
Pemeriksaan Fisik Umum
Pemeriksaan Kepala
Bentuk normochepal dan simetris, rambut warna hitam, tidak
mudah dicabut, tidak mudah rontok, tidak ada nyeri tekan.

Pemeriksaan Mata
Konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, edema palpebra -/-

Pemeriksaan Telinga
Deformitas (-), nyeri tekan (-), otore (-), discharge (-).

Pemeriksaan Hidung
Deformitas (-), nafas cuping hidung (-), epistasis (-), discharge
(-)

Pemeriksaan Mulut dan Faring


Sianosis (-), bibir pecah-pecah (-), stomatitis (-), hiperemis (-).
Pemeriksaan Thorak
Inspeksi : Bentuk dada simetris,pergerakan simetris
Palpasi : Pergerakan simetris,nyeri (-)
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Paru : vesikuler +/+, rhonki (-/-),wheezing(-/-)
jantung : S1/S2 tunggal

Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Abdomen tampak mengalami pembesaran, tidak ada tanda-
tanda peradangan, bekas operasi (-).
Perkusi : Redup abdomen kuadran bawah,lainnya timpani
Palpasi :Teraba tinggi fundus uteri berada setinggi umbilikus,
balotement (-), tidak teraba bagian janin, nyeri tekan (+)
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal, Aorta abdominalis (+), DJJ (-)

Pemeriksaan Ekstremitas
Superior : deformitas (-), akral dingin (-/-)
Inferior : deformitas (-), akral dingin (-/-)

Pemeriksaan Genitalia
VT : Dinding vagina normal, massa (-), portio tebal (+) Lunak (+), (-)
Laboratorium:
Pemeriksaan Darah Lengkap :
Leukosit :9,4x103/L
Eritrosit :3,72 x106/L
Hemoglobin :11,1 g/dL
Platelet :243 x103/L
HbSAg : (-)
Test kehamilan : (+)
Ultrasonografi (USG) :

Gambaran :snow storm atau badai salju


Kesan :Molahidatidosa
Resume
Pasien wanita usia 20 tahun datang ke IGD
kebidanan Rumah Sakit Anutapura Palu
dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir,
dialami sejak 2 minggu SMRS. Pasien
mengaku darah yang keluar banyak dan
sesekali bergumpal. Pasien juga mengeluh
nyeri perut terutama bagian bawah. Pasien
sudah 4 bulan tidak menstruasi kemudian
pasien periksa ke bidan dan dinyatakan positif
hamil. Gerakan janin belum dirasakan oleh
pasien. Keluhan disertai dengan adanya
nausea, vomitus, dan vertigo.
Cont
Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum baik,
compos mentis. Tanda vital; TD 120/80 mmHg, N 87
x/menit, R 19x/menit, S 36,6oC. Konjungtiva; anemis -/-.
Pada pemeriksaan abdomen , abdomen tampak
mengalami pembesaran, perkusi redup pada abdomen
kuadran bawah, teraba tinggi fundus uteri berada
setinggi umbilikus, balotement (-), tidak teraba bagian
janin, nyeri tekan (+). Pada pemeriksaan vaginal
toucher didapatkan dinding vagina normal, massa (-),
portio tebal (+) lunak (+) (-).
Pemeriksaan laboratorium; leukosit 9,4 x103/L,
eritrosit 3,72 x106/L, hemoglobin 11,1 g/dL, platelet
243 x103/L. Pemeriksaan USG menunjukkan gambaran
snow storm atau badai salju yang memberikan kesan
mola hidatidosa.
DIAGNOSIS
Mola Hidatidosa

PENATALAKSANAAN
Rencana Diagnosis
Foto Thorax
Pemeriksaan -HCG
Rencana Terapi
Infus RL 20 tpm
Inj Transamin 1 ampul/8 jam
Inj. Keorolac bila perlu
Meloxicam 7,5 mg, 2x1 tab
Pro Kuretase
Rencana Monitoring
Observasi keadaan umum dan vital sign
Observasi perdarahan
FOLLOW UP

H1 PERAWATAN
S : Nyeri perut (+), mual (-) muntah (-), pusing (-), sakit kepala (-)
perdarahan pervaginam (+) sedikit, BAK biasa, dan BAB lancar

O :Ku : sedang Konjungtiva anemis -/-


Kesadaran : komposmentis
TD: 120/70 mmHg N: 80 x/m
P: 20 x/m S : 36,5 C

A : Mola hidatidosa

P : IVFD RL 20 tpm
Inj Transamin 1 ampul/8 jam
Drips oxytocin 1 ampul dalam RL 500 cc 28 tpm
Inj. Keorolac bila perlu
Pronalgest supp
Foto thorax
Siapkan 2 kantong darah WB
Rencana kuret besok
H2 PERAWATAN
S : Nyeri perut (+), mual (+) muntah (-), pusing (+), sakit kepala (-)
perdarahan pervaginam (+) sedikit-sedikit , BAK biasa, dan BAB lancar

O :Ku : sedang Kesadaran : komposmentis


Konjungtiva anemis -/-
TD: 120/60 mmHg N: 84 x/m
P: 20 x/m S : 36,7 C
Hasil Foto Thorax : Bronchitis disertai lymphadeonopathy hiler +
Cardiomegaly + Elongatio Aorta

A : Mola hidatidosa

P : IVFD RL 20 tpm
Inj Transamin 1 ampul/8 jam
Drips oxytocin 1 ampul dalam RL 500 cc 28 tpm
Pronalgest supp
Konsul penyakit dalam
Kuret dilakukan juka sudah di acc dari penyakit dalam
H3 PERAWATAN
S : Nyeri perut (+), mual (+) muntah (+), nafsu makan
menurun, pusing (-), sakit kepala (-), batuk (+)
perdarahan pervaginam (+) , BAK biasa, dan BAB lancar
O : Ku : sedang Kesadaran : komposmentis
Konjungtiva anemis -/-
TD: 110/70 mmHg N: 80 x/m
P: 20 x/m S : 36,7 C

A : Mola hidatidosa

P : IVFD RL 20 tpm
Inj Transamin 1 ampul/8 jam
Konsul penyakit dalam Menunggu jawaban konsul
dari dokter spesialis penyakit dalam
Persiapan kuret
H4 PERAWATAN besok :
S : Nyeri perut (+), mual (-) muntah (-), Infus Ringer Laktat
nafsu makan baik, susah tidur (-) pusing Inj.
(-), sakit kepala (-) perdarahan Dexamethasone
pervaginam (-) , BAK biasa, dan BAB Inj. Keterolac 1
lancar amp/8 jam
O :Ku : sedang Kesadaran : komposmentis Inj. Ranitidin
Konjungtiva anemis -/- Drips oxytocin 1
TD: 90/60 mmHg N: 76 x/m ampul dalam RL
P: 20 x/m S : 36,5 C 500 cc
Jawaban konsul dokter spesialis penyakit Methergin
dalam : pasien boleh dikuret Pethidine
Siapkan darah wb
A : Mola hidatidosa 1 kantong
Rawat bersama
P : IVFD RL 20 tpm interna
Inj Transamine 1 ampul/8 jam Pro kuretase
Pronalgest supp (besok)
Dilakukan kuretase dan dikeluarkan jaringan seperti anggur dengan jumlah yang banyak, berat
mola 1000 gram, perdarahan bergumpal 500 cc
Dokumentasi mola :

Gambar 3.
Molahidatidosa : Terdapat jaringan bulat yang menyerupai
gelembung-gelembung putih, berisi cairan jernih dengan
ukuran bervariasi.
Laporan Operasi :

Pasien diposisikan secara litotomi dibawah pengaruh


anestesi
Desinfeksi daerah kerja menggunakan kasa steril dan
betadine
Memasang duk steril untuk batasi area kerja
Memasang speculum anterior dan posterior pada mulut
Rahim
Menjepit serviks dengan tenaculum pada arah jam 11
Melepaskan speculum anterior
Mengukur panjang uterus dengan sonde
Melakukan kuretase mola hingga dipastikan tidak ada
mola yang tersisa, dikeluarkan sisa mola sedikit
Melepas tenaculum dan speculum posterior
Membersihkan area kerja dengan kasa steril dan betadine
Memasang tampon vagina 1 buah
Membersihkan area luar vagina
Operasi selesai
Pemeriksaan post kuret

TD : 140/100 mmHg R : 25x/mnt


N : 88 x/mnt S :36,7oC
TFU :4 jari dibawah umbilikus
A : Post kuret 3 jam yang lalu atas indikasi molahidatidosa
P : Instruksi post kuretase :
IVFD RL + oksitosin 1 amp 28 tpm
Inj. Asam transamin 1 amp/8jam
Inj. Ranitidin 1amp/8jam
Inj. Ketorolac 1 amp/8 jam
Inj.Ondansentron 1 ampul/8 jam
Inj.Dexamethasone 1 ampul/8 jam
Transfusi WB 1 labu 20 tpm
Pronalgest supp
Observasi TTV dan perdarahan
Bed rest Total
H5 PERAWATAN
S : Nyeri perut post kuretase (+),perdarahan pervaginam (+) sedikit-sedikit,
mual (-) muntah (-), pusing (-), sakit kepala (-), BAK biasa, dan BAB lancar

O : Ku : sedang Kesadaran : komposmentis


Konjungtiva anemis -/-
TD: 130/70 mmHg N: 84 x/m
P: 20 x/m S : 36,5 C
TFU : 4 jari dibawah umbilikus Nyeri tekan suprapubik (+)
Lab : Hb : 10,4 g/dl HCT : 28,5 %
PLT : 141 ribu/uL WBC : 7,3 ribu/uL

A : Post Kuret hari I atas indikasi molahidatidosa

P : IVFD RL 20 tpm
Inj. Ranitidin 1 ampul/8 jam
Inj. Ketorolac 1 amp/8jam
Inj.Ondansentron 1 ampul/8 jam
Cefadroxil 500 mg 2x1
Metronidazole 500 mg 3x1
Metilergotamin 3x1
H6 PERAWATAN
S : Nyeri perut (-),perdarahan pervaginam (-) , mual (-) muntah
(-), pusing (-), sakit kepala (-), BAK biasa, dan BAB lancar

O :Ku : Baik Kesadaran : komposmentis


Konjungtiva anemis -/-
TD: 120/90 mmHg N: 80 x/m
P: 20 x/m R : 36.6 c
TFU : 4 jari dibawah umbilikus
Nyeri tekan suprapubik (-)

A : Post kuretase hari ke II a/i molahidatidosa

P : Cefadroxil 500mg 2x1


Vit C 3x1
Metilergotamin 3x1 tab
Pasien boleh pulang
Kontrol poli
PEMBAHASAN
Pada pasien ini, ciri-ciri mola yang dapat
dilihat antara lain perdarahan uterus yang
merupakan gejala utama pada kasus, gejala
ini bervariasi mulai dari spoting sampai
perdarahan yang banyak. Pasien juga
mengeluh merasa mual dan muntah, hal ini
merupakan salah satu manifestasi klinis yang
ditimbulkan mola akibat peningkatan kadar
beta HCG. Gerakan janin juga tidak pernah
dirasakan pasien selama hamil, dimana pada
kehamilan normal gerakan janin sudah mulai
bisa dirasakan pada minggu ke 18-20.
Hasil pemeriksaan didapatkan pemeriksaan
abdomen didapatkan TFU setinggi umbilikus, DJJ
tidak dinilai, balotement (-), dan tidak teraba
bagian janin, uterus membesar tidak sesuai
dengan usia kehamilan,tidak teraba bagian janin
dan ballotemen juga gerakan janin . Pada kasus
mola hidatidosa temuan klinis yang dapat
ditemukan untuk menentukan diagnosis pasti
antara lain adalah uterus yang membesar tidak
sesuai dengan usia kehamilan serta tidak teraba
bagian janin dan ballotemen juga gerakan janin .
Berdasarkan taksiran hari pertama haid terakhir
pasien usia kehamilan pasien adalah sekitar 13
minggu, sedangkan TFU pasien setara dengan
usia kehamilan 20-22 minggu.
Pada pemeriksaan USG ditemukan
adanya gambaran snow storm atau
badai salju, menurut teori diagnosis
pasti dari mola hidatidosa biasanya
dapat dibuat dengan ultrasonografi
dengan menunjukkan gambaran
yang khas berupa vesikel-vesikel
(gelembung mola) dalam kavum
uteri atau badai salju (snow flake
pattern/snow storm).
Pada pasien ini dilakukan kuretase dan
didapatkan darah keluar bersama cairan
putih dan coklat dan banyak jaringan mola.
Ada tidaknya janin tidak dapat diketahui dari
temuan intra kuretase karena sebagian
besar jaringan mola sudah sudah dikeluarkan
melalui tindakan kuretase. Tindakan curetase
pada pasien ini sudah tepat dilakukan dan
perlu tindakan kuret ke-2 (7-10 hari
berikutnya) untuk memastikan tidak ada
jaringan mola yang tersisa.
Pasien dianjurkan untuk melakukan kontrol
kembali pada hari ke 10 untuk menilai titer -
hCG, jika titer -hCG masih terlampau tinggi
maka dapat direncanakan untuk melakukan
tindakan kuretase kembali . Sebagai
penatalaksanaan lanjutan pasien sebaiknya
menunda kehamilan selama 12 bulan dengan
menggunakan kontrasepsi. Tindakan histerektomi
total bukan dapat menjadi pilihan pada pasien ini
dikarenakan pasien dalam kasus ini pasien
tergolong beresiko tinggi yang memiliki kriteria
usia 20tahun, belum pernah memiliki anak.
DAFTAR PUSTAKA
D. Penyakit Serta Kelainan Plasenta dan Selaput
Sumapraja S, Martaadisoebrata
Janin, dalam: Ilmu Kebidanan, Edisi ketiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo ; 2005.
Prawirohadjo S, Wiknjosastro H. 2009. MolaHidatidosa. IlmuKandungan. Jakarta
:YayasanBinaPustakaSarwonoPrawirohadjo ; 2009.
Manuaba I.B.G.F, Manuaba, I.D.C. Penyakit Trofoblas, dalam: Pengantar Kuliah
Obstetri. Jakarta : EGC ; 2007.
Pereira G.D.C.M. Molahidatidosa. Probolinggo : SMF obstetri dan ginekologi RSUD
dr. Muhammad Saleh Probolinggo ; 2011.
John T. 2006. Gestational Throphoblastic Disease. The American College of
Obstetricians and Gynecologists. Lippincott Williams & Wilkins. Diaksesdari
http://www.utilis.net/Morning%20Topics/Gynecology/GTN.PDF, pada 09 September
2016.
Mochtar, R. Penyakit Trofoblast, dalam Sinopsis Obstetri, Jilid I, Edisi kedua. Jakarta:
EGC ; 1998.
Silfiah. N. Tesis : Penilaian ekspresi protein p57 Kip2 dengan pengecatan
imunohistokimia valid dalam membedakan mola hidatidosa tipe komplit dan
parsial. Denpasar : Program magister Program studi ilmu biomedik Program
pascasarjana Universitas udayana Denpasar ; 2014.
Hacker, N.F., Moore, J.G. Neoplasia Trofoblast Gestasi, dalam: Esensial Obstetri dan
Ginekologi, Edisi 2. Jakarta : Hipokrates ; 2001.
Cunninngham. F.G. dkk. MolaHidatidosa Penyakit Trofoblastik GestasionalObstetri
Williams. Edisi 21. Vol 2.Jakarta : EGC ; 2006.

Anda mungkin juga menyukai