Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

STROKE NON HEMORAGIK + DIABETES


MELITUS TIPE II + SHOULDER IMPINGEMENT
SYNDROME
Oleh :
Reza Indri Saraswati, S.Ked
NIM. FAB 115 002

Pembimbing:
dr. Tagor Sibarani
BAGIAN/SMF REHABILITASI MEDIK DAN EMERGENCY MEDICINE
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA/RSUD DORIS SYLVANUS
2016
PENDAHULUAN
Stroke adalah gangguan fungsi saraf akut yang
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.
Manifestasi klinis stroke dapat berupa
hemiparesis, hemiplegi, kebutaan mendadak pada
satu mata, afasia atau gejala lain sesuai daerah
otak yang terganggu
Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai
dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
yang dihubungkan dengan kekurangan secara
absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi
insulin
pendahuluan
International Diabetes Federation (IDF)
menyebutkan bahwa prevalensi Diabetes Melitus
di dunia adalah 1,9%
DM penyebab kematian urutan ke tujuh di dunia
Tahun 2012 angka kejadian diabetes melitus di
dunia adalah sebanyak 371 juta jiwa dimana
proporsi kejadian diabetes melitus tipe 2 adalah
95% dari populasi dunia yang menderita diabetes
mellitus. Hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun
2008, menunjukan prevalensi DM di Indonesia
membesar sampai 57%.
pendahuluan
Shoulder impingement syndrome merupakan
suatu kumpulan gejala nyeri bahu yang timbul
akibat adanya jepitan atau penekanan pada
tendon (ujung otot) atau bursa (bantalan sendi) di
sendi bahu bagian atas
Laporan Kasus
PRIMARY SURVEY
Tn. L, 60 tahun
Vital Sign :
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit, reguler, kuat angkat
Suhu : 36,7 0C
Pernapasan : 24 x/menit, torako-abdominal
Airway : bebas, tidak ada sumbatan jalan nafas
Breathing : spontan, 24x/menit, pernapasan torako-abdominal,
pergerakan thoraks simetris kanan & kiri
Circulation : tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 82 x/menit
reguler,kuat angkat.
Disability : GCS (Eye 4,Verbal 5, Motorik 6) pupil isokor +/+
Evaluasi masalah : pasien datang dengan keluhan nyeri bahu
sebelah kiri. Penanganan pertama kasus ini adalah menempatkan
pasien ke ruang non bedah dan diberi label hijau.
Tatalaksana awal : pasien ditempatkan di ruang non bedah dan
pemberian obat antinyeri.
Anamnesa
Keluhan Utama : nyeri bahu sebelah kiri
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri bahu sebelah
kiri yang hilang timbul sejak 9 bulan yang lalu
dan semakin memberat sejak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit. Nyeri hanya dirasakan di
bahu sebelah kiri, tidak menjalar sampai ke
lengan atau ke punggung. Riwayat trauma (-).
Pasien tidak ada nyeri dada, mual (-), muntah (+),
pusing (-), sakit kepala (-)
anamnesa
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mempunyai riwayat stroke 1 tahun yang
lalu. Riwayat stroke perdarahan atau tidak
perdarahan tidak diketahui, disertai dengan
kelemahan pada lengan dan tungkai kiri.
Pasien mempunyai riwayat DM sejak 5 tahun yang
lalu, riwayat pengobatan untuk DM tidak jelas.
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien tidak mengetahui apakah ada anggota
keluarga yang pernah mengalami seperti ini
sebelumnya
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis (E4V5M6)
Vital sign:
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 82x/menit, reguler, kuat angkat
Suhu : 36,7 0C
Pernapasan : 24 x/menit, torako-abdominal
Kepala dan Leher
Konjungtiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
Refleks pupil (+/+), pupil isokor 3mm/3mm
Mata cekung (-), bibir kering (-)
Sianosis (-)
Parese (-), plegi (-)
Peningkatan JVP (-).
pemeriksaan fisik
Thoraks
Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan
Palpasi : Vokal fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi: Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler +/+, wheezing (-/-), rhonki (-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba
Auskultasi : Bunyi jantung 1 (S1) dan 2 (S2) normal, mumur
(-), gallop (-).
Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi: supel, nyeri tekan (-).
Perkusi: timpani. Asites (-)
pemeriksaan fisik
Ekstremitas
Akral hangat
CRT < 2 detik
Edema (-/-)
Sensorik : baik
Kekuatan motorik (5/5/3/3)
Status Lokalis:
shoulder joint sinistra : deformitas (-), krepitasi (-), nyeri
tekan (+), pergerakan : adduksi/abduksi (-/-), rotation of
movement (-)
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Leukosit : 8.110 /uL
Hb : 15,2 g/dL
Ht : 44 %
Trombosit : 241.000/uL
GDS :147mg/dL
Creatinin : 1,82 mg/dl
Diagnosis
Stroke Non Hemoragik + hemiparesis sinistra +
Diabetes melitus tipe II + impairment shoulder joint
sinistra.
Penatalaksanaan IGD
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm.
Inj. Ketorolac 3x30 mg/IV
Inj. Mecobalamin 2x1 A/IV
Inj. Sohobion 2x1 A/IV
Inj. Ranitidine 2x1 Ampul
Pakai armsling
Konsul ke saraf, penyakit dalam dan ortopedi
Prognosis
Quo ad vitam : Ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam: dubia ad malam
Stroke Non Hemoragik
Stroke adalah gangguan fungsi saraf akut yang
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.
Gangguan fungsi saraf tersebut timbul secara
mendadak (dalam beberapa detik) atau secara
cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala dan
tanda yang sesuai daerah fokal otak yang
terganggu.
Diagnosis melalui anamnesis, pemeriksaan fisik
dan penunjang seperti CT Scan, MRI.
SNH
Berdasarkan anamnesis, didapatkan pasien
mengeluh nyeri bahu sebelah kiri yang hilang
timbul sejak 9 bulan yang lalu dan semakin
memberat sejak 2 hari. nyeri tidak menjalar, dan
tidak ada riwayat trauma seperti terjatuh atau
terbentur sesuatu. Diketahui pasien mempunyai
riwayat stroke 1 tahun yang lalu disertai dengan
kelemahan pada lengan dan tungkai kiri.
Pada pasien tidak didapatkan sakit kepala, plegia
atau parese sehingga kemungkinan stroke
recurrent atau stroke berulang dapat disingkirkan.
Penatalaksanaan
Terapi Medikamentosa
Anti agregasi platelet : aspirin, clopidogrel,
ticlopidine
Trombolitik : alteplase (recombinant tissue
plasminogen activator (rt-PA))
Terapi Non Medikamentosa
Operatif
Plebotomi
Rehabilitasi medic
Edukasi
Diabetes Melitus
Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan
terjadinya hiperglikemia dan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan
kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau
sekresi insulin.
Gejala meliputi polidipsia, poliuria, polifagia, penurunan
berat badan, rasa kesemutan di ekstremitas
Tujuan Penatalaksanaan DM adalah meningkatkan kualitas
hidup pasien. J
Jangka pendek : hilangnya keluhan dan tanda DM,
mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya target
pengendalian glukosa darah
Jangka panjang: tercegah dan terhambatnya progresivitas
penyulit mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati.
Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan
mortalitas DM
SHOULDER
IMPINGEMENT
SYNDROME
Merupakan suatu kumpulan gejala nyeri bahu
yang timbul akibat adanya jepitan atau
penekanan pada tendon (ujung otot) atau bursa
(bantalan sendi) di sendi bahu bagian atas.
Gejala khas adalah nyeri yang timbul saat lengan
diangkat maupun ketika lengan diturunkan dari
posisi tinggi, adanya kesulitan menggerakkan
lengan mencapai belakang punggung, disertai
kelemahan otot bahu
Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat
keluhan nyeri dan riwayat aktifitas fisik yang
dijalani penderita sebelumnya. Pemeriksaan
penunjang seperti Foto Rontgen, MRI (Magnetic
Resonance Imaging) atau ultrasonografi kadang
diperlukan untuk memastikan diagnosis ataupun
untuk mengesampingkan penyebab lain dari
keluhan yang timbul
Kesimpulan
TN. L. 60 tahun datang dengan keluhan nyeri
bahu sebelah kiri. Berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan penunjang, didapatkan
diagnosis Stroke Non Hemoragik + hemiparesis
sinistra + Diabetes melitus tipe II + impairment
shoulder joint sinistra.
Penatalaksanaan awal yang diberikan kepada
pasien adalah obat antinyeri, lalu diberikan
neuroprotektor, vitamin B komplek dan pasien
memakai armsling untuk mengurangi gerakan.
Pasien dikonsulkan ke bagian saraf, penyakit
dalam dan bedah ortopedi.
Daftar Pustaka
1. Setyopranoto I. Stroke: gejala dan
penatalaksanaan. Yogyakarta: FKUGM. 2011
2. Zahtamal, Chandra F, Suyanto, Restuastuti.
Faktor resiko pasien diabetes mellitus. Berita
Kedokteran Masyarakat Vol. 23 No. 3. 2010.
3. Medscape. Treatment of Impingement Shoulder
Syndrome.E-medicine Medscape. 2015.
4. Eliana F. Penatalaksanaan DM sesuai consensus
perkeni 2015. PDUI. 2015.
5. Kenneth., et.al. risk factors nonhemorrhagic
stroke. AHA Journal. 2009.

Anda mungkin juga menyukai