Anda di halaman 1dari 45

SKIZOFRENIA PARANOID

DEFENISI
Berdasarkan PPDGJ III skizofrenia adalah
suatu deskripsi sindrom dengan variasi
penyebab (banyak belum diketahui) dan
perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis
atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah
akibat yang tergantung pada perimbangan
pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.
EPIDEMIOLOGI
Skizofrenia dapat ditemukan pada semua
kelompok masyarakat dan diberbagai daerah.
Insiden dan tingkat prevalensi sepanjang hidup
secara kasar hampir sama diseluruh dunia.
Gangguan ini hampir mengenai 1 % populasi
dewasa dan onsetnya pada usia remaja akhir
atau awal dewasa.
ETIOLOGI
Etiologi skizofrenia belum pasti. Berdasarkan penelitian
biologik, genetik, phenomenologik dinyatakan bahwa
skizofrenia merupakan suatu gangguan atau penyakit.
Belum ditemukan etiologi yang pasti menganai skizofrenia. Ada beberapa
hasil penelitian yang dilaporkan saat ini :
1. Biologi
2. Biokimia
3. Genetika
4. faktor keluarga
Skizofrenia sering memperlihatkan berbagai campuran gejala dibawah ini :
01. Gangguan Pikiran
1.Gangguan Proses Pikir
Pasien biasanya mengalami gangguan proses pikir. Pikiran mereka sering
tidak dapat dimengerti oleh orang lain dan terlihat tidak logis.
Tanda-tandanya adalah :
A. Asosiasi Longgar:
B. Pemasukkan Berlebihan.
C. Neologisme
D. Terhambat
F. Ekolalia
G. Konkritisasi.
H. Alogia
Pasien berbicara sangat sedikit tetapi bukan disebabkan oleh resistensi yang
disengaja (miskin pembicaraan) atau dapat berbicara dalam jumlah normal
tetapi sangat sedikit ide yang disampaikan (miskin isi pembicaran).
02. Gangguan Isi Pikir
1. Waham
Adalah suatu kepercayaan palsu yang menetap yang tak sesuai dengan fakta dan
kepercayaan tersebut mungkin aneh (misalnya ; mata saya adalah komputer yang
dapat mengontrol dunia) atau bisa pula tidak aneh (hanya sangat tidak mungkin,
misalnya ; FBI mengikuti saya) dan tetap dipertahankan meskipun telah
diperlihatkan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya.
Semakin akut skizofrenia semakin sering ditemui waham disorganisasi atau waham
sistematis :
Waham Kejar
Waham Kebesaran
Waham Rujukkan
Yaitu pasien meyakini ada arti dibalik peristiwa-peristiwa dan meyakini bahwa
peristiwa-peristiwa atau perbuatan orang lain tersebut seolah-olah diarahkan kepada
mereka.
Waham Penyiaran Pikiran
Yaitu kepercayaan bahwa orang lain dapat membaca pikiran mereka.
Waham Penyisipan Pikiran
Yaitu kepercayaan bahwa pikiran orang lain dimasukkan ke dalam benak pasien.
03. Tilikan
Kebanyakkan pasien skizofrenia
mengalami pengurangan tilikan yaitu
pasien tidak menyadari penyakitnya
serta kebutuhannya terhadap
pengobatan, meskipun gangguan
yang ada pada dirinya dapat dilihat
oleh orang lain.
04.Gangguan presepsi
1. Halusinasi
Halusinasi paling sering ditemui, biasanya berbentuk pendengaran tetapi bisa juga berbentuk penglihatan, penciuman, dan
perabaan. Halusinasi pendengaran (paling sering suara atau beberapa orang) dapat pula berupa komentar tentang pasien
atau peristiwa-peristiwa sekitar pasien. Komentar-komentar tersebut dapat berbentuk ancaman atau perintah-perintah
yang langsung ditujukan kepada pasien (halusinasi komando).
Suara-suara sering (tapi tidak selalu) diterima pasien sebagai sesuatu yang berasal dari luar kepala pasien dan kadang-
kadang pasien dapat mendengarkan pikiran-pikiran mereka sendiri berbicara keras (sering memalukannya atau suara yang
memalukan). Suara-suara cukup nyata menurut pasien kecuali pada fase awal skizofrenia.

2. Ilusi dan depersonalisasi


Pasien juga dapat mengalami ilusi atau depersonalisasi. Ilusi yaitu adanya misinterpretasi panca indra tehadap objek.
Depersonalisasi yaitu adanya perasaan asing terhadap diri sendiri. Derealisasi yaitu adanya perasaan asing terhadap
lingkungan sekitarnya misalnya dunia terlihat tidak nyata.

05. Gangguan Emosi


Pasien skizofrenia dapat memperlihatkan berbagai emosi dan dapat berpindah dari satu emosi ke emosi lain jangka waktu
singkat.
Ada tiga afek dasar yang sering ( tetapi tidak patoknomonik ) :
Afek tumpul atau datar : ekpresi emosi pasien sangat sedikit bahkan ketika afek tersebut seharusnya diekspresikan, pasien
tidak menunjukan kehangatan.
Afek tak serasi : Afeknya mungkin bersemangat atau kuat tetapi tidak sesuai dengan pikiran dan pembicaraan pasien.
Afek labil : Dalam jangka pendek terjadi perubahan afek yang jelas.
06. Gangguan Prilaku
Berbagai Perilaku tak sesuai atau
aneh dapat terlihat seperti gerakan
tubuh yang aneh dan menyeringai,
perilaku ritual, sangat ketolol
tololan, agresif, dan perilaku seksual
yang tidak pantas. Skizofrenia dapat
berlangsung beberapa bulan atau
bertahun tahun ( lebih sering )
Klasifikasi Skizofrenia
Ada beberapa subtipe skizofrenia yang di identifikasi
berdasarkan variabel klinik (berpedoman pada ICD-X) :

SKIZOFRENIA PARANOID
Tipe ini paling stabil dan paling sering. Awitan subtipe ini
biasanya terjadi lebih belakangan bila dibandingkan dengan
bentuk-bentuk skizofrenia lainnya. Gejala terlihat sangat
konsisten, pasien dapat atau tidak bertindak sesuai
wahamnya. Pasien sering tak kooperatif dan sulit untuk
kerja sama, mungkin agresif, marah, atau ketakutan, tetapi
pasien jarang sekali memperlihatkan perilaku disorganisasi.
Waham dan halusinasi menonjol sedangkan afek dan
pembicaraan hampir tidak terpengaruh.
Halusinasi dan/atau waham harus menonjol :
Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau
memberi perintah, atau halusinasi yang mengancam
pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik
tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), tanpa
mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing).
Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat
seksual, atau lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual
mungkin ada tapi jarang menonjol.
Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham
dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of
influence) atau passivity (delusion of passivity), dan
keyakinan dikejar-kejar beraneka ragam, adalah yang
paling khas.
Gangguan afektif, dorongan kehendak, dan pembicaraan
serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/ tidak
menonjol.
Diagnosis Banding :
Epilepsi dan psikosis yang di induksi
oleh obat-obatan
Keadaan paranoid involusional
(F22.8)
Paranoia (F22.0)
PENATALAKSANAAN
Skizofrenia diobati dengan antipsikotika
(AP).Obat ini dibagi dalam dua kelompok
berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu
dopamine receptor antagonist (DRA) atau
antipsikotika generasi I (APG-I) serotonin-
dopamine antagonist (SRA) atau antipsikotika
generasi II (APG-II). Obat APG I disebut juga
antipsikotika konvensional atau tipikal
sedangkan APG-II disebut juga antipsikotika
baru atau atipikal.
Jenis Obat APG-I
Nama Nama Dosis Akut Dosis
Generik Dagang mg/hari Pemelihara
an
mg/hari
FENOTIAZIN Promactil 200-1000 50-400
E Melleril 200-800 50-400
Chlorpromazi Trilafon 12-64 8-24
ne Stelazine 10-60 4-30
Thioridazine
Perphenazine
Trifluoperazin
e
BUTIROFEN Haldol 5-20 1-15
ON
Haloperidol
DIFENILBUT Orap Forte 2-10 2-10
IL
PIPERIDINE
Pimozide
Long-Acting *Modecate
Injectable Inj
Jenis Obat APG-II

Golongan Nama obat Dosis anjuran


perhari
APG-II Risperidone 2-8
Olanzapine 10-20
Quetiapine 200-800
Clozapin 150-450
Paliperidone 6
Aripiprazole 10-30
Laporan Kasus
IDENTITAS PASIEN
Nama : K
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : Muaro Labuah (Pasien lupa tanggal lahirnya)
Usia : 20 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak ada
Agama : Islam
Suku Bangsa : Minang
Warga Negara : Indonesia
Status Pernikahan : Belum Menikah
Alamat Pasien : Muaro Labuah, solok selatan
Alamat Orang Tua: Muaro Labuah, solok selatan
Tanggal Masuk RSJ : Selasa, 03 Mei 2016
Perawatan : Ke 2 (Dua)
Datang Diantar : Keluarga (Ayah)
RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh dari : Autoanamnesa
tanggal 14 Mei 2016
Aloanamnesa tanggal 17 Mei 2016
Keluhan utama :
Pasien datang ke UGD RSJ Prof. HB
Saanin Padang diantar oleh keluarga
karena marah marah tidak jelas
kepada ayahnya 10 jam sebelum
masuk rumah sakit jiwa.
Riwayat Gangguan Sekarang :
Pasien datang ke UGD RSJ Prof HB Saanin Padang diantar oleh
keluarga karena marah marah tanpa sebab sejak 5 hari sebelum
masuk rumah sakit jiwa, pasien sering emosi kepada ayahnya karena
ayahnya sering berbohong kepada dirinya, pasien biasanya ngamuk
ngamuk disertai bicara kotor, pasien juga biasanya pada saat marah
suka merusak barang barang seperti memukul kaca dan menendang
pintu dan merusak tv jika keinginannya tidak dituruti, pasien juga
sering gelisah dan curiga kepada orang yang melihatnya seolah olah
orang tersebut menghina dan menjelek jelekannya, pasien juga sering
mendengar bisikan bisikan, dimana bisikannya ini menyuruh pasien
untuk melakukan sesuatu, misalnya sperti memukul kaca, bisikan ini
telah di alami pasien sejak tahun 2015 lalu.
Pasien juga sering melihat ada bayangan putih didepannya, bayangan
ini dilihat pasien sejak 3 bulan yang lalu, pasien sering keluar rumah
dan bisa pulang sendiri, pasien tidak pernah mengganggu tetangga
sekitar dan tidak ada keinginan untuk bunuh diri, pasien juga tidak
ada ketawa ketawa sendiri dan tiba tiba sedih karna sesuatu hal.
Pasien sering menganggap bahwa dirinya yang paling kuat dan paling
hebat, susah tidur sejak 5 hari ini, nafsu makan berkurang, pasien
bisa mandi sendiri, BAB dan BAK pada tempatnya.
Riwayat Gangguan Sebelumnya :
-Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien mengatakan sudah pernah dirawat 1 kali pada
tahun 2015 pada bulan april dengan keluhan melihat
bayangan bayangan, mendengar bisikan dan rasa curiga
kepada orang yang melihatnya, seolah olah orang
tersebut menghina dan ingin berbuat buruk kepadanya.
Setelah dapat izin pulang dari dokter dan dijemput oleh
keluarganya, pasien dari tahun 2015 ke tahun 2016 tidak
kontrol dengan teratur dan tidak mau minum obat secara
rutin, pasien putus obat selama 6 bulan.
Dari pasien pulang dari rawatan yang pertama sampai
masuk lagi pada rawatan ke dua ini, pasien melakukan
aktivitas seperti biasa dan membantu orang tuanya
bekerja sehari hari.
Kondisi Medik Umum
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
medis, bedah dan trauma yang
memerlukan perawatan, seperti trauma
kepala, penyakit neurologis, tumor, kejang,
gangguan kesadaran, HIV dll.
Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Riwayat Konsumsi Alkohol (+) jarang,
sudah berhenti sejak 4 bulan yang lalu
Penggunaan Zat Psikoaktif (-)
Riwayat Merokok (+) sudah berhenti sejak
2 bulan yang lalu
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
a. Riwayat Prental dan Perinatal
Kehamilan direncanakan, pasien lahir spontan ditolong bidan,
langsung menangis, berat badan normal, panjang badan lupa.
Riwayat kejang tidak ada, kuning tidak ada dan badan membiru
tidak ada.
b. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan fisik serta mental sesuai
dengan anak seusianya.
c. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (4-11 tahun)
Pasien dapat melalui masa kanak dengan normal dan baik
sesuai anak seusianya.
d. Riwayat Masa Kanak dan Remaja
Pasien tumbuh dan berkembang sehat seperti anak lainnya,
kurang banyak teman, pemarah (+).
e. Masa Dewasa
- Riwayat Pendidikan
Pasien sekolah sampai tamat SMA
Riwayat Pekerjaan
Tidak ada pekerjaan
Riwayat Perkawinan
Belum Menikah
Riwayat Agama
Pasien beragama Islam.

Aktivitas Sosial
Cukup baik, karena jika di lingkungan sekitar ada kegiatan
gotong royong pasien ikut serta dalam kegiatan tersebut.
- Situasi Kehidupan Sekarang
Saat ini pasien tinggal bersama ayah dan ibu kandung dan 2
orang adik laki laki dan perempuan, pasien tinggal dirumah
milik kedua orang tuanya, rumah sederhana, listrik ada, TV
ada, air sumur, kendaraan bermotor ada. Pendapatan keluarga
berasal dari ayah ibu pasien, penghasilan sebulan cukup untuk
memenuhi kebutuhan keluarga. Biaya pengobatan ditanggung
BPJS.
Riwayat Hukum
Riwayat pelanggaran hukum tidak
ada.

Riwayat Psikoseksual
Pasien tidak pernah mendapatkan
pendidikan seksual secara formal,
pasien menyukai lawan jenis, pasien
tidak pernah mendapatkan
pelecehan seksual atau melakukan
pelecehan seksual.
Riwayat Keluarga

pasien

Keterangan :
Pasien adalah anak pertama dari 3
bersaudara, riwayat mengalami
penyakit yang sama tidak ada dalam
keluarga.
- Persepsi Pasien Tentang Diri dan
Kehidupannya
Pasien berharap bisa pulang dan bisa
berkumpul bersama keluarganya.
-Persepsi Keluarga Tentang Diri dan
Kehidupan Pasien
Keluarga pasien berharap agar pasien
cepat sembuh dan kembali berkumpul
lagi.
-Impian, Fantasi, dan Nilai-nilai
Pasien ingin cepat pulang dan
beraktivitas seperti orang normal.
STATUS MENTAL
a. Deskripsi Umum
-Penampilan
Pasien laki-laki umur 20 tahun, penampilan cukup rapi dan cukup bersih.
-Perilaku dan aktivitas motorik
Selama wawancara pasien cukup tenang, pasien tampak normoaktif.
-Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif dan bekerja sama, pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik.
b. Mood dan Afek
Mood : Eutimia
Afek : luas
Keserasian : Serasi
c. Pembicaraan
Pasien berbicara spontan, lancar, intonasi suara biasa.

d. Gangguan Persepsi
Halusinasi Auditorik (+) : Ibu pasien mengatakan kalau pasien
sering mendengar bisikan-bisikan yang memerintah dia.
Halusinasi Somatik (-) :
Halusinasi Raba (Taktil) (-) :
e. Pikiran
Proses dan Bentuk Pikir : Koheren
Isi Pikir :
Waham Rujukan (+) : Pasien mengatakan teman 1 ruangan
yang bernama santoni sangat jahat dan sering mengganggu
dia.
Waham Kebesaran (+) : Pasien merasa kalau dirinya yang
paling kuat.
Waham Somatik (-) :
f. Sensorium dan Kognisi
Kesadaran : Kompos mentis
Orientasi :
Waktu
Baik (Saat wawancara pasien mengerti hari ini hari apa, dan tanggal berapa)
Tempat
Baik (Pasien mengerti saat ini berada dirumah sakit jiwa gaduik).
Orang
Baik (pasien mengenal nama orang sekitar).
Daya Ingat
Daya ingat jangka panjang
Baik (pasien ingat kejadian dimasa lalu, seperti ingat nama teman-teman
waktu SD).
Daya ingat jangka sedang
Baik (pasien ingat kejadian beberapa bulan sebelumnya, seperti kegiatan
pasien sebelum sakit).
Daya ingat jangka pendek
Baik (pasien ingat kejadian saat pagi tadi, seperti kegiatan pasien pagi tadi apa
aja).
Daya ingat segera
Baik (pasien ingat kejadian beberapa menit dan beberapa jam sebelumnya).
Konsentrasi dan Perhatian
Baik
Kemampuan Membaca dan Menulis
Pasien bisa membaca dan menulis.
Pikiran Abstrak
Baik ( Pasien mengerti persamaan bola dan
semangka sama-sama bulat ).
g. Daya Nilai dan Tilikan
Daya Nilai Sosial dan Uji Daya Nilai
Baik (dalam wawancara pasien diberi pertanyaan
jika kiki menemukan rokok, ketika sedang
berjalan, apa yang kiki lakukan pasein menjawab
akan dikembalikan kepada pemiliknya).
Penilaian Realita
Terganggu karena terdapat halusinasi
auditorik, halusinasi somatik, halusinasi
raba (Taktil), waham rujukan, waham
kebesaran, dan waham somatik.
Tilikan
Derajat 4 : Sadar bahwa penyakitnya
disebabkan oleh sesuatu yang tidak
diketahui dalam diri pasien.
Taraf Dapat Dipercaya :
Alloanamnesa : Dapat dipercaya
Autoanamnesa : Dapat dipercaya
Pemeriksaan Diagnostik Lebih Lanjut
Status Interna
Keadaan : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Kompos mentis cooperatif
Status gizi : Baik
Tanda Vital :
Tekanan darah : 120/80 mmhg
Frekuensi nadi : 81 kali/menit
Frekuensi nafas : 22 kali/menit
Suhu : 36,90 C
Mata : Pupil isokor (+/+)
Konjungtiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
Telinga : Telinga simetris kiri dan kanan
Hidung : Pernafasan cuping hidung (-), deviasi septum (-)

Thoraks : I : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan


P : Taktil fremitus sama kiri dan kanan
P : Sonor dikedua lapangan paru
A : Suara nafas vesikuler, Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)

Abdomen : I : Perut tampak membuncit (-)
P : Nyeri tekan (-), Nyeri lepas (-)
P : Timpani
A : Bising usus (+) normal

Status Neuroligis
Tanda rangsangan meningeal :
Kaku kuduk (-),
Tanda efek ekstrapiramidal :
Tremor : (-)
Akatisia : (-)
Bradikinesia : (-)
Cara berjalan: Normal
Keseimbanga : Baik
Pemeriksaan Penunjang :
Tidak dilakukan pemeriksaan
penunjang.
Pemeriksaan Psikiatri Tambahan :
Tidak dilakukan pemeriksaan
tambahan
Formula Diagnostik :
Berdasarkan anamnesis, riwayat
perjalanan penyakit dan pemeriksaan,
pada pasien ini ditemukan adanya
perubahan pola perilaku dan perasaan
secara klinis bermakna dan menimbulkan
hendaya dalam fungsi, pekejaan dan
sosial. Dengan demikian, berdasakan
PPDGJ-III dapat disimpulkan bahwa pasien
mengalami suatu gangguan jiwa.
Aksis I
Berdasarkan hasil pemeriksaan, tidak ditemukan
adanya tanda-tanda gangguan mental dan perilaku
akibat zat psikoaktif, maupun kejadian yang menjadi
faktor pencetus (F10-F19). Gangguan mental dan
perilaku akibat zat psikoaktif sebagai pencetus
gangguan mental saat ini (F10-F19). Pasien
mengalami gangguan berupa adanya gejala psikotik
seperti waham dan halusinasi. Waham rujukan,
waham kebesaran, dimana pasien mengatakan
terkadang pasien sering mengaku-ngaku dan merasa
dirinya paling hebat serta paling kuat. Halusinasi
Auditorik, dimana pasien mengatakan kalau pasien
sering mendengar bisikan-bisikan yang memerintah
dia. Berdasarkan kriteria PPDGJ-III dapat disimpulkan
aksis I adalah skizofrenia paranoid.
Aksis II
Pada pasien ini tidak ada didiagnosis.

Aksis III
Tidak adanya gangguan pada kondisi medik umum
yang mempengaruhi penyakit.

Aksis IV
Masalah dengan Primary Support Group (keluarga),
keluarga kurang mengawasi dan kurang
memperhatikan pasien.

Aksis V
Menggunakan GAF pada saat wawancara dengan skor
GAF 60-51 : gejala ringan, disabilitas ringan.
Formulasi Multiaksial
Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid
Aksis II : tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah dengan Primary
Support Group (Keluarga)
Aksis V : (GAF) 60 - 51 Gejala
sedang , disabilitas sedang
Daftar Masalah
a. Organobiologik
Tidak ada dalam keluarga pasien yang
mengalami penyakit yang sama dengannya.
b. Psikologik
Terdapat halusinasi auditorik, halusinasi
somatik, dan halusinasi raba (taktil).
Terdapat waham rujukan, waham kebesaran,
dan waham somatik.
c. Sosiokultural
Hubungan yang cukup harmonis dengan
teman, keluarga dan warga sekitar.
Prognosis :
Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
Quo ad Fungctionam : Dubia ad
bonam
Quo ada Sanationam : Dubia
ad bonam
Penatalaksanaan
1. Psikoterapi
Suportif, dengan memberikan kesempatan kepada pasien
untuk menceritakan masalahnya.
Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur
dan memberikan dukungan kepada pasein bahwa gejala
yang dialami akan menghilang jika obat diminum teratur.
Memberikan edukasi pada pasien bahwa obat yang
diminum tidak menimbulkan ketergantungan, justru
sebagai pengontrol agar gejala yang dialami pasien
dapat terkontrol dan pasien dapat menjalani kegiatan
sehari-hari sebelum sakit.
2. Sosioterapi
Menjelaskan kepada keluarga tentang keadaan pasien agar
mengerti keadaan pasien dan selalu memberi dukungan kepada
pasien.
Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol ke poliklinik
psikiatri dan mengambil obat secara teratur, setelah selesai
rawat inap dalam program rawat jalan.
Memberikan informasi pentingnya aktivitas untuk pasien dalam
kehidupan sehari-hari

3. Farmakoterapi
Antipsikotik : Risperidone tablet 2 x 2 mg
Benzodiazepine : Merlopam tablet 1 x 2 mg

Kesimpulan
Pengertian skizofrenia adalah berdasarkan PPDGJ III skizofrenia
adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak
belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak terlalu bersifat
kronis atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang
tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial
budaya.
Skizofrenia paranoid merupakan tipe yang paling stabil dan paling
sering, gejala terlihat sangat konsisten, pasien dapat atau tidak
bertindak sesuai wahamnya. Pasien sering tak kooperatif dan sulit
untuk kerja sama, mungkin agresif, marah, atau ketakutan, tetapi
pasien jarang sekali memperlihatkan perilaku disorganisasi.
Skizofrenia diobati dengan antipsikotika (AP).Obat ini dibagi dalam
dua kelompok berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu dopamine
receptor antagonist (DRA) atau antipsikotika generasi I (APG-I)
serotonin-dopamine antagonist (SRA) atau antipsikotika generasi II
(APG-II). Obat APG I disebut juga antipsikotika konvensional atau
tipikal sedangkan APG-II disebut juga antipsikotika baru atau
atipikal.
Obat APG-I berguna terutama untuk mengontrol gejala-gejala positif
sedangkan untuk gejala-gejala negatif hampir tidak bermanfaat. Obat
APG-II bermanfaat untuk gejala positif maupun negatif.
Standar emas baru adalah APG-II. Meskipun harganya mahal tapi
manfaatnya sangat besar. Pilihlah APG-II yang efektif dan efek
sampingnya yang lebih ringan dan dapat digunakan secara aman tanpa
memerlukan pemantauan jumlah sel darah putih setiap minggu.
skizofrenia dibedakan antara skizofrenia proses (terjadinya berangsur-
angsur, perjalanannya kronik deteriorasi) dan skizofrenia reaktif (awitan
cepat, prognosisnya lebih baik). Selain itu skizofrenia juga dibedakan
antara gejala positif (halusinasi, waham, perilaku aneh, dll) yang
biasanya berespon dengan antipsikotika konvensional, dan gejala
negatif (efek datar, miskin pembicaraan, anhedonia, penarikan diri dari
sosial, dll) yang tidak berespon dengan antipsikotika konvensional
(berespon lebih baik terhadap antipsikotika baru).

DAFTAR PUSTAKA

Kaplan H.I, Sadock B.J Greb J.A Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan
Perilaku Psikiatri Klinis, Edisi ke-7.Hal : 777-849. Bina rupa Aksara,
Jakarta 1997
Diagnostic, and Statistical Manual of Mental Disorder, 4 th edition
Washington D.C American Pschiatric Associated 1994 : 662-665
Kaplan H.I. Sadock B.J. Comprehensive Textbook of Psychiatry, Eihgt
Editio. USA. 2005, 1559-1717
Maslim, Rusdi Diagnsis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkasan PPDGJ-III
Gangguan Depresi.PT Nuh Jaya JAkarta 2001
Kusumawardhani, A.A.A.A Buku Ajar Psikiatri Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia Edisi Kedua. Badan Penerbit FK UI.Jakarta : 2001

Anda mungkin juga menyukai