Anda di halaman 1dari 55

RINITIS ALERGI

Definisi

Penyakit inflamasi akibat reaksi alergi pada pasien atopi yang


sebelumnya sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama
serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan
ulangan dengan alergen spesifik tersebut
Patofisiologi

Reaksi alergi fase cepat (RAFC)


sejak kontak 1 jam
Reaksi alergi fase lambat (RAFL)
2-4 jam / 6-8 jam setelah pemaparan berlangsung 24-48 jam
Patogenesis

Saraf
vidianu
s, Sel
Fagosi Sel
Alerge Thelper Histami goblet
tosis limfosit Basofil
n n vasodil
(APC) B
atasi
sinusoi
d
Gejala Kinis

Bersin berulang
Rinore
Gatal hidung
Hidung tersumbat
Cara masuk alergen

Alegen inhalan : tungau, debu rumah, jamur,


serpihan epitel kulit binatang
Alergen ingestan : susu sapi, telur, coklat, ikan
laut, udang, dsb
Alergen injektan : sengatan leba, penisilin
Alergen kontaktan : kontak dengan kulit
bahan kosmetik, perhiasan
Klasifikasi
Pada negara dan 4
Musim musim
an Serbuk (pollen) dan
spora jamur
Pollinosis
Indonesia timbul
Sepan terus menerus tanpa
jang variasi musim
tahun
Alergen inhalan
dewasa >>
WHO
< 4 hari/minggu
Intermitt atau < 4 minggu
en

> 4 hari/minggu
Persist atau > 4 minggu
en
Derajat
Tidak menganggu
Ringan aktifitas

Menganggu aktivitas
Sedan
g
Berat
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan
Fisik

Gejala Klinis Rinoskopi anterior :


mukosa udem, disertai
sekret serosa yang
banyak

Alergic shiner, alergic


crease, alergic sallute,
facies adenoid,
cobblestone
appearance, geographic
tongue
Pemeriksaan penunjang

Hitung eosinofil : N/
IgE total : Normal
IgE spesifik : ELISA
Sitologi sekret hidung
Eosinofil >> : alergi inhalan
Basofil (> 5 sel/lap) : alergi makanan
PMN >> : Infeksi bakteri
Tes Pemaparan

Alergic inhalan : Tes cukit kulit, uji intrakutan/intradermal


tunggal/berseri (Skin End Poin Titration Test )
- Alergen penyebab
- Dosis inisial
- Derajat alergi
Alergen makanan : Challenge test Tes eliminasi dan provokasi
Terapi

Antihistamin
Kortikosteroid topikal
Dekongestan
Benda Asing
Definisi
Benda asing (corpus alienum) di hidung adalah benda
asing yang berasal dari luar tubuh atau dalam tubuh, dimana
pada keadaan normal tidak terdapat pada hidung tersebut.
Benda asing di Kompetensi
hidung dokter umum

Kegawatdarurat
an telinga
hidung dan
tenggorok
Faktor Predisposisi

Personal
usia, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial, tempat
tinggal
Kegagalan mekanisme proteksi normal
Keadaan tidur, penurunan kesadaran, alkoholisme, epilepsi
Benda asing
ukuran, bentuk, sifat
Kecerobohan
Epidemiologi

manik-manik,
kancing, karet
penghapus,
Sosioekonomi kelereng,
laki-laki usia2-5tahun
yang rendah kacangpolong,
kacangbuncis,
batu dan
kacang tanah
Patogenesis

Benda asing mati


(inanimate foreign
body)

Edema dan
inflamasi
mukosa hidung

Ulserasi,
epistaksis,
granulasi,
sinusitis
Patogenesis

Benda asing hidup


(animate foreign
bodies)

Inflamasi,
infeksi lokal

Destruksi tulang
rawan masif,
supurasi yang bau
pasien usia anak-anak,
Hidung terasa tersumbat
unilateral,
Kecurigaan
sekret unilateral kental dan
benda asing
berbau
di dalam
nyeri di hidung tanpa
hidung
penyebab yang jelas
dapat
Gejala yang menyertai
muncul
seperti bersin-bersin,
apabila: mendengkur, dan bernapas
melalui mulut, demam.
Epistaksis
Pemeriksaan fisik

Visualisasi Rinoskopi anterior benda asing di


cavum nasi
maksimal Nasoendoskopi (bila tidak jelas dengan
rongga hidung rinoskopi)

Di semua area di bawah konka inferior atau di anterior


rongga hidung konka

Buktitraumaloka dengan eritema, edema, perdarahan, atau


l keduanya
Sudah lama di rongga hidung

Discharge hidung dan bau busuk.


tampak edema dengan inflamasi mukosa hidung
unilateral
ulserasi.
Tatalaksana

Ekstrak
si

Antibiot
ik
Komplikasi

Perdarahan ringan
Sinusitis
Otitis media akut
Perforasi septum nasi
Anafilaksis merupakan reaksi
alergi sistemik yang berat,
dapat menyebabkan kematian,
terjadi secara tiba-tiba
sesudah terpapar oleh alergen
atau pencetus lainnya
What is anaphylaxis?
Anaphylaxis is a severe, life-threatening, generalized or systemic
hypersensitivity reaction

Anaphylaxis

Allergic anaphylaxis Non-allergic anaphylaxis

IgE-mediated anaphylaxis Non-IgE-mediated allergic anaphylaxis

Johansson SGO, et al. Allergy 2001;56:813-824


Mechanisms underlying human
anaphylaxis

Human anaphylaxis

Immunologic Non-Immunologic
Idiopathic

IgE, FcRI Other Physical Other


foods, venoms, blood products, exercise, cold drugs
latex, drugs immune aggregates,
drugs

Simon FER. J Allergy Clin Immunol 2006;117:367-77


Pengertian

Reaksi anafilaksis
Syok anafilaktik
Anafilaktoid
Reaksi Anafilaktik
Respons klinis terhadap reaksi imunologik tipe I
yang terjadi antara antigen dengan antibodi (IgE)

Reaksi Anafilaktoid
Bila terjadi reaksi serupa tetapi tidak melalui
jalur interaksi antigen antibodi
Contoh : reaksi akibat radiografi kontras
Mekanisme & Pencetus Anafilaksis

Anafilaksis (melalui IgE)

Antibiotik (penisilin, sefalosporin)


Ekstrak alergen (bisa tawon, polen)
Obat (analgetik, anestesi, thiopental, suksinilkolin)
Enzim (kemopapain, tripsin)
Serum heterolog (antitoksin tetanus,
globulin antilimfosit)
Protein manusia (insulin, vasopresin, serum)
Immune-mediated
tissue damage.

TYPE I
Penyebab

Antibiotik Hormon
Analgetik Zat kontras
NSAID Venom & saliva
Zat warna Enzim
Zat pengawet Produk darah
Serum Anestesi lokal
Antibodi monoklonal Makanan
Sitokin Produk lateks
Reaksi Anafilaktik

1. Reaksi lokal
- Urtikaria & angioedema.
- Jarang menimbulkan kematian

2. Reaksi sistemik
- Melibatkan berbagai organ.
- Biasanya terjadi dalam 30 menit setelah paparan.
- Dapat fatal
Gejala Klinis Anafilaksis (1)

1. Reaksi sistemik ringan

Rasa gatal, hangat sering disertai rasa


penuh di mulut dan tenggorokan
Hidung tersumbat, bersin-bersin
Edema di sekitar mata serta berair
Kulit gatal
Onset biasanya terjadi 2 jam setelah
paparan antigen
Gejala Klinis Anafilaksis (2)

2. Reaksi sistemik sedang

Serupa reaksi sistemik ringan disertai


spasme bronkus &/atau edema saluran
napas
Sesak, batuk, dan mengi
Angioedema, urtikaria menyeluruh, mual,
dan muntah
Gatal, badan terasa hangat, serta gelisah
Gejala Klinis Anafilaksis (3)

3. Reaksi sistemik berat

Spasme bronkus, edema laring, serak,


stridor, sesak, sianosis, henti napas
Sakit menelan, kejang perut, diare, muntah
Hipotensi, aritmia, syok, koma
Kejang
Terjadi mendadak

Syok anafilaktik bagian dari reaksi sistemik berat


Gejala & Tanda Anafilaksis Berdasarkan
Organ Sasaran

Sistem Gejala dan Tanda


Umum Lesu, lemah, rasa tak enak yang sukar dilukiskan,
Prodromal rasa tak enak di dada & perut, rasa gatal di hidung
& palatum
Pernapasan
- Hidung Hidung gatal, bersin, & tersumbat
- Larings Rasa tercekik, suara serak, sesak napas, stridor,
edema, spasme
- Lidah Edema
- Bronkus Batuk, sesak, mengi, spasme
Kardiovaskular Pingsan, sinkop, palpitasi, takikardia, hipotensi
sampai syok, aritmia. Kelainan EKG : gelombang T
datar, terbalik, atau tanda infark miokard
Gastrointestinal Disfagia, mual, muntah, kolik, diare yang kadang
disertai darah, peristaltik usus meninggi
Kulit Urtika, angioedema di bibir, muka atau ekstremitas
Mata Gatal, lakrimasi
Susunan saraf pusat Gelisah, kejang
Anafilaksis : studi populasi dalam 5
tahun
Insiden : 21 per 100.000 orang per tahun
133 pasien kasus anafilaksis :
- 116 pasien : 1 kejadian
- 13 pasien : 2 kejadian
- 4 pasien 3 kejadian
53% riwayat atopi

68% allergen teridentifikasi: makanan, obat & gigitan


serangga.
52% dilakukan pemeriksaan alergi
7% pasien di rawat
1 pasien meninggal
Yocum, et al. JACI 1999;104:452-6
Anafilaksis bisa jadi fatal

Penting mengenal gejalanyaa


Kenali dan hindarkan pencetusnya
Tahu tindakan emergensi yang harus dilakukan
Penatalaksanaan cepat dan tepat
GAMBARAN KLINIK
Gejala anafilaksis

Mulut : gatal, bengkak pada bibir dan atau lidah


Tenggorokan : gatal, tercekik, hoarseness
Kulit : gatal, kemerahan, bengkak
Sal cerna : muntah, diare, cramps
Paru : sesak nafas, batuk, wheezing
Jantung : nadi halus, pusing, TD turun
Saraf : sakit kepala, penglihatan kabur,
penurunan kesadaran, gelisah
Grading of anaphylactic reactions according to severity of clinical symptoms
Symptoms
Grade Dermal Abdominal Respiratory Cardiovascular
I Pruritus
Flush
Urticaria
Angiodema
II Pruritus Nausea Rhinorrhoea Tachycardia (> 20 bpm)
Flush Cramping Hoarseness Blood pressure change (>
Urticaria Dyspnoea 20 mmHg systolic)
Angiodema (not Arrhytmia
mandatory)
III Pruritus Vomiting Laryngeal oedema Shock
Flush Defecation Bronchospasm
Urticaria Diarroea Cyanosis
Angiodema (not
mandatory)
IV Pruritus Vomiting Respiratory arrest Cardiac arrest
Flush Defecation
Urticaria Diarrhoea
Angiodema (not
mandatory)
Bpm = beats perminute
Ring J, Brockow K & Behrendt. History and classification of anaphylaxis. In Anaphylaxis. Novartis Foundation 2004:12
Derajat berat reaksi hipersensitivitas yang
luas
Derajat Gambaran klinik
Ringan (hanya kulit dan jaringan Eritema luas,edema periorbita,atau
submukosa)* angioedema
Sedang (keterlibatan Sesak, stridor, mengi, mual, muntah,
pernapasan, kardiovaskuler,atau pusing, presinkop diaforesis, rasa
gastrointestinal tertekan di dada atau tenggorok atau
sakit perut
Berat (hipoksia,hipotensi,atau Sianosis, atau SpO2 < 92% pada tiap
defisit neurologik) tingkat, hipotensi (tek sistolik < 90 mm
Hg pd dewasa), bingung kolaps, hilang
kesadaran atau inkontinens

* Reaksi ringan dapat dibagi lagi, disertai atau tidak ada angiodema
DIAGNOSIS
Kriteria klinik diagnosis anafilaksis

1. Terjadinya gejala penyakit segera (beberapa menit


sampai jam), yang melibatkan kulit, jaringan mukosa,
atau keduanya (urtikaria yang merata, pruritus,atau
kemerahan, edema bibir-lidah-uvula), paling sedikit
satu dari gejala berikut :
a. Gangguan pernapasan (sesak, mengi,
bronkospasme, stridor, penurunan arus puncak
ekspirasi (APE), hipoksemia.
b. Penurunan tekanan darah atau berhubungan
dengan disfungsi organ (hipotonia atau kolaps,
pingsan, inkontinens)
Kriteria klinik diagnosis anafilaksis
2. Dua atau lebih dari petanda berikut ini yang terjadi
segera setelah terpapar serupa alergen pada penderita
(beberapa menit sampai jam):
a.Keterlibatan kulit-jaringan mukosa (urtikaria yang
merata, pruritus-kemerahan, edema pada bibir-
lidah-uvula)
b.Gangguan pernapasan (sesak, mengi,
bronkospasme, stidor, penurunan APE, hipoksemia)
c.Penurunan tekanan darah atau gejala yang
berhubungan (hipotonia-kolaps, pingsan,
inkontinens)
d.Gejala gastrointestinal yang menetap (kram perut,
sakit, muntah)
Kriteria klinik diagnosis anafilaksis

1. Penurunan tekanan darah segera setelah terpapar


alergen (beberapa menit sampai jam)
1. Bayi dan anak : tekanan darah sistolik rendah
(tgt umur), atau penurunan lebih dari 30%
tekanan darah sistolik.
2. Dewasa : tekanan darah sistolik kurang dari 90
mm Hg atau penurunan lebih dari 30% nilai basal
pasi
* Tekanan darah sistolik rendah untuk anak didifinisikan bila < 70 mm
Hg antara 1 bulan sampai 1 tahun, kurang dari (70 mm Hg [2x
umur]) untuk 1 sampai 10 tahun, dan kurang dari 90 mm Hg dari 11
sampai 17 tahun.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan anafilaksis
1. Hentikan pencetus, nilai beratnya dan berikan terapi yang sesuai

Minta bantuan

Adrenalin i.m 0.01mg/kg boleh sampai 0.5mg

Pasang infus

Berbaring rata/ tinggikan posisi kaki bila bias

Berikan oksigen aliran tinggi,alat bantu napas/ventilasi bila diperlukan

BILA HIPOTENSI

Akses i.v.tambahan (jarum 14G atau 16G pada orang dewasa) utk infus NaCl fisiologis.
NaCl fisiologis bolus atau infus 20 mL/kg diberikan secepatnya bila perlu dengan
tekanan
Penatalaksanaan anafilaksis
2. Bila respons tidak adekuat, keadaan mengancam kehidupan, atau memburuk:

Mulai dengan adrenalin sesuai dengan panduan/protocol rumah sakit


ATAU
Ulang adrenalin i.m setiap 3-5 menit

Pertimbangkan hal-hal berikut


Hipotensi
o Ulangi infuse NaCl fisiologis 10-20 ml/kg dapat mencapai 50 ml/kg dalam 30 menit.
o i.v. atropine 0.02 mg/kg bila bradikardi berat dosis minimum 0.1 mg
o i.v vasopresor untuk mengatasi vasodilatasi. Pada henti jantung adrenalin dapat
ditingkatkan menjadi 3-5 mg setiap 2-3 menit mungkin efektif.
o i.v. glucagons pada pasien yang memakai obat penyekat beta. Dosis orang dewasa
1-5 mg diikuti 5-15 ug/mnt
Bronkospasme
o Inhalasi salbutamol secara kontinyu
o i.v. hidrokortison 5mg/kg diikuti prednisone 1mg/kg maksimal (50 mg) selama 4 hari
Obstruksi saluran napas bagian atas
o Adrenalin inhalasi (5 mg atau 5 ml sediaan adrenalin 1;1000) mungkin membantu.
o Persiapkan tindakan bedah.
Penatalaksanaan anafilaksis

3 . Lama observasi dan tindak lanjut


1 Observasi paling tidak 4 jam setelah semua gejala dan tanda menghilang.
Bila memungkinkan periksa kadar triptase serum saat datang, 1 jam
setelahnya, dan sebelum dipulangkan.
Pada kasus yang berat pasien dirawat semalam, terutama pasien yang
mempunyai riwayat reaksi yang berat atau asma yang tidak terkontrol dan
pasien yang datang pada malam hari.
2 Sebelum dipulangkan pasien diberikan penjelasan mengenai alergen
tersangka dan upaya penghindarannya
Setelah dipulangkan pasien dirujuk ke ahli alergi terutama pada kasus yang
sedang berat, dan yang ringan karena alergi makanan yang disertai asma.
3 Di negara maju setelah dibekali penjelasan dan pelatihan sebagian pasien di
berikan EpiPen yaitu adrenalin 0.3 atau 0.15 mg yang siap pakai
PENCEGAHAN
Kenapa pemantauan perlu ?

Anafilaksis dapat berulang


Pemicu perlu di ketahui
Pencegahan jangka panjang harus dilakukan
Sebelum Memberikan Obat

1. Adakah indikasi memberikan obat


2. Adakah riwayat alergi obat sebelumnya
3. Apakah pasien mempunyai risiko alergi obat
4. Apakah obat tsb perlu diuji kulit dulu
5. Adakah pengobatan pencegahan untuk mengurangi
reaksi alergi

Anda mungkin juga menyukai