Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Imunisasi :
Lengkap
Anemia (-)
Sianosis (-)
Ikterik (-)
Dispnue (-)
Tanda Vital
Suhu : 39,1 oC
TD : tidak dilakukan
Nadi : 120x/menit.
RR : 34x/menit.
Kepala
Kulit : ikterik (-)
Ubun-ubun: UUB datar.
Mata : Konjungtiva : anemis (-)/(-)
Sklera : ikterik (-)/(-)
Hidung : NCH (-/-)
Mulut : Bibir kering (-), perioral sianosis (-)
Leher : Retraksi suprasternal (-), Pembesaran KGB (-)
Thorax
Bentuk dan gerak simetris, retraksi ICS (-)
C/ictus cordis tak tampak dan teraba di ICS V LMCS. BJ
reguler
P/ Sonor, Vesikuler ki=ka
Abdomen
Datar lembut
Retraksi epigastrium (-)
Hepar : tidak teraba membesar
Lien : tidak teraba membesar
Bising usus : (+) normal
Genitalia
Laki-laki, Testis (+)
Anus(+)
Ekstremitas
Akral hangat (+/+)
Refleks fisiologis (+/+)
Refleks patologis (-/-)
Sianosis(-/-)
Plantar creases > 1/3 anterior
Perhitungan Status Gizi (secara antropometris)
BB : 6,3 kg
TB : 67,5 cm
Status gizi :
BB/U : 6,3-9,2/9,2-8,2 = -2,9 SD (-3 SD <BB/U < -2
SD)
Monitoring
KU dan VS per 4 jam
Balance cairan per 8 jam
Awasi timbulnya kejang
PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad sanam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Kejang demam adalah kejang yang
terjadi pada suhu badan yang tinggi.
Suhu badan yang tinggi ini disebabkan
oleh kelainan ekstrakranial
Kejang demam pertama kali pada anak
biasanya dihubungkan dengan suhu
yang lebih dari 38C, usia anak kurang
dari 6 tahun, tidak ada bukti infeksi
SSP maupun ganguan metabolic
sistemik akut.
Epidemiologi
2-4 % populasi anak berusia 6 bulan-5 tahun
1/3 dari populasi ini akan mengalami kejang
berulang.
Kejang demam dua kali lebih sering terjadi pada
anak laki-laki dibandingkan dengan anak
perempuan
Etiologi
Etiologi dan patogenesis kejang
demam sampai saat ini belum diketahui
Faktor hereditas 8-22 %
Kejang demam biasanya diawali
dengan infeksi virus atau bakteri.
infeksi yang paling sering
menyebabkan demam yang akhirnya
memicu serangan kejang demam
adalah tonsillitis/faringitis yaitu 34 %.
Selanjutnya adalah otitis media akut
(31 %) dan gastroenteritis (27%)
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Dimulai dengan kontraksi yang tiba-tiba pada otot kedua sisi
tubuh anak.
Kontraksi pada umumnya terjadi pada otot wajah, badan,
tangan dan kaki.
Anak dapat menangis atau merintih akibat kekuatan kontraksi
otot.
Kontraksi dapat berlangsung selama beberapa detik atau
beberapa menit.
Anak akan jatuh apabila sedang dalam keadaan berdiri, dan
dapat mengeluarkan urin tanpa dikehendakinya.
Anak dapat muntah atau menggigit lidahnya. Sebagian anak
tidak bernapas dan dapat menunjukkan gejala sianosis.
Pada akhirnya kontraksi berhenti dan digantikan oleh
relaksasi yang singkat. Kemudian tubuh anak mulai
menghentak-hentak secara ritmis (pada kejang klonik),
maupun kaku (pada kejang tonik). Pada saat ini anak
kehilangan kesadarannya dan tidak dapat merespon terhadap
lingkungan sekitarnya
Klasifikasi
Kejang demam sederhana
Kejang berlangsung singkat < 15 menit
Kejang umum tonik dan atau klonik
Akan berhenti sendiri
Tanpa gangguan fokal atau berulang dalam waktu 24 jam
KEJANG (+)
Diazepam IV dosis 0.3-0.5 mg/kgBB
(kecepatan 0.5-1 mg/menit)
Kejang
Berikan terapi
(-) Kejang(+)
rumatan bila Fenitoin bolus IV 10-
penyebab kejang 20 mg/kgBB (dengan
diperkirakan infeksi kecepatan 0.5-1
intrakranial. Berikan mg/menit)
fenobarbital 8-10
mg/kgBB/hari,
dibagi 2 dosis.
Selama 2 hari
selanjutnya 4-5 KEJANG (-)
mg/kgBB/hari KEJANG
Rumatan
sampai resiko (+)
fenitoin IV 5-7
kejang tidak ada. Transfer mg/kgBB/hari
ke ICU 12 jam
kemudian
Koreksi Hipokalemia
Kadar K Koreksi
3-3,5 mEq/L KCL per oral 75 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis (1-3mEq.kg.hari) atau
0,25 mEq/kg IV KCL dalam 1 jam
2,5-3 mEq/L 0,5 mEq/kg IV KCL dalam 2 jam (rogers: dalam 1 jam)