Anda di halaman 1dari 42

Kejang Demam

dr. M. Dienda Ade Nugraha


Pembimbing : Dr. Samsu Rijal
Sp.A
Latar Belakang

Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada suhu badan


yang tinggi. (>38C)
Tanpa bukti infeksi SSP
Usia 6 bulan 5 tahun
Kejang demam terjadi pada 2-4% anak
sekitar 70-75% hanya mengalami KDS dan sekitar 20-25%
mengalami KDK
Di Indonesia, kejadian kejang demam pada anak usia 6 bulan
sampai 5 tahun hampir 2-5%
Kejang yang lama -> apneu, hipoksemia, hiperkapnia, asidosis
laktat, hipotensi dan kerusakan neuron otak.
Identitas Pasien
Nama : An. K.R
Umur : 11 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Tanggal Lahir : 22 April 2016
Nama Ayah : Tn. A
Pekerjaan Ayah : Buruh
Nama Ibu : Ny. S
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Lr. Kedukan II RT 12 No.603Kel 35 Ilir
Palembang
Tanggal masuk : 7 Maret 2017
No. RM : 361540
Anamnesis
Kurang lebih 1 hari sebelum masuk rumah sakit pasien
panas, panas mendadak tinggi.c Panas disertai batuk,
pilek, tidak disertai muntah dan sesak napas.

Kurang lebih 1 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien


kejang, kejang terjadi seluruh tubuh. Tangan dan kaki pasien
kaku, mata mendelik ke atas. Kejang berlangsung 1 kali
selama 5 menit. Setelah kejang berhenti, pasien menangis.
Kemudian oleh keluarga, pasien dibawa ke rumah sakit Tk II
Dr. AK Gani Palembang
Di IGD pasien tidak kejang tetapi masih panas. Buang air
c
besar 1 kali/hari, lembek, berwarna kuning. Buang air
kecil warna kuning jernih terakhir 4 jam SMRS.
Riwayat Penyakit Dahulu
Disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Disangkal

Pemeliharaan Kehamilan dan Prenatal


Pemeriksaan dilakukan di bidan sebanyak 1 kali pada trimester
1, 2 kali pada trimester 2 dan 2X/minggu pada trimester 3.
Keluhan selama kehamilan: tidak ada
Obat-obatan yang diminum selama kehamilan : vitamin dan
tablet penambah darah.

Riwayat Kelahiran :
BBL 3100 gram dan panjang 48 cm, lahir spontan, langsung
menangis kuat segera setelah lahir, usia kehamilan 36 minggu.

Riwayat Postnatal
Rutin ke puskesmas setiap bulan untuk menimbang badan
dan mendapat imunisasi.

Imunisasi :
Lengkap

Riwayat Petumbuhan dan Perkembangan :


sesuai dengan usia

Riwayat Makan Minum Anak :


Baik

Riwayat Keluarga Berencana :


Ibu tidak mengikuti program KB
Pemeriksaan Fisik
Kesan : tampak sakit Antropometri.
sedang BB : 6300gr
Aktivitas : aktif PB : 67,5 cm
R/ isap : kuat LK : 45,4cm
Menangis : kuat

Anemia (-)
Sianosis (-)
Ikterik (-)
Dispnue (-)

Tanda Vital
Suhu : 39,1 oC
TD : tidak dilakukan
Nadi : 120x/menit.
RR : 34x/menit.
Kepala
Kulit : ikterik (-)
Ubun-ubun: UUB datar.
Mata : Konjungtiva : anemis (-)/(-)
Sklera : ikterik (-)/(-)
Hidung : NCH (-/-)
Mulut : Bibir kering (-), perioral sianosis (-)
Leher : Retraksi suprasternal (-), Pembesaran KGB (-)

Thorax
Bentuk dan gerak simetris, retraksi ICS (-)
C/ictus cordis tak tampak dan teraba di ICS V LMCS. BJ
reguler
P/ Sonor, Vesikuler ki=ka
Abdomen
Datar lembut
Retraksi epigastrium (-)
Hepar : tidak teraba membesar
Lien : tidak teraba membesar
Bising usus : (+) normal

Genitalia
Laki-laki, Testis (+)
Anus(+)

Ekstremitas
Akral hangat (+/+)
Refleks fisiologis (+/+)
Refleks patologis (-/-)
Sianosis(-/-)
Plantar creases > 1/3 anterior
Perhitungan Status Gizi (secara antropometris)
BB : 6,3 kg
TB : 67,5 cm
Status gizi :
BB/U : 6,3-9,2/9,2-8,2 = -2,9 SD (-3 SD <BB/U < -2
SD)

TB/U : 67,5-73,3/73,3-71,0 = -2,5 (-3 SD <TB/U < -2


SD)

BB/TB : 6,3-7,9/7,9-7,2 = -2,2 (-3 SD <BB/TB < -2 SD)

Kesan : Gizi kurang secara antropometri (WHO,


2010)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Hemoglobin 8,5 gr% 14-18 gr%

Leukosit 15.7000/ml 5-10 ribu/ml

Trombosit 376.000 150-450rbu

Hematokrit 24% 24%


DIAGNOSIS KERJA
Kejang Demam Sederhana
PENATALAKSANAAN
Terapi
O2 nasal 2 lpm
Planning
Pemeriksaan urine
IVFD RL 15 x/m feses rutin
Inj. Dexamethasone 3X1/2 amp Pemeriksaan
Inj. Cefotaxime 3X200 mg Elektrolit, Gula darah
Lumbal Pungsi
Valproic Acid syr 3X0,8cc
Pemeriksaan LCS
Paracetamol syr 3X0,8 cc
Diet ML

Monitoring
KU dan VS per 4 jam
Balance cairan per 8 jam
Awasi timbulnya kejang

PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad sanam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Kejang demam adalah kejang yang
terjadi pada suhu badan yang tinggi.
Suhu badan yang tinggi ini disebabkan
oleh kelainan ekstrakranial
Kejang demam pertama kali pada anak
biasanya dihubungkan dengan suhu
yang lebih dari 38C, usia anak kurang
dari 6 tahun, tidak ada bukti infeksi
SSP maupun ganguan metabolic
sistemik akut.
Epidemiologi
2-4 % populasi anak berusia 6 bulan-5 tahun
1/3 dari populasi ini akan mengalami kejang
berulang.
Kejang demam dua kali lebih sering terjadi pada
anak laki-laki dibandingkan dengan anak
perempuan
Etiologi
Etiologi dan patogenesis kejang
demam sampai saat ini belum diketahui
Faktor hereditas 8-22 %
Kejang demam biasanya diawali
dengan infeksi virus atau bakteri.
infeksi yang paling sering
menyebabkan demam yang akhirnya
memicu serangan kejang demam
adalah tonsillitis/faringitis yaitu 34 %.
Selanjutnya adalah otitis media akut
(31 %) dan gastroenteritis (27%)
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Dimulai dengan kontraksi yang tiba-tiba pada otot kedua sisi
tubuh anak.
Kontraksi pada umumnya terjadi pada otot wajah, badan,
tangan dan kaki.
Anak dapat menangis atau merintih akibat kekuatan kontraksi
otot.
Kontraksi dapat berlangsung selama beberapa detik atau
beberapa menit.
Anak akan jatuh apabila sedang dalam keadaan berdiri, dan
dapat mengeluarkan urin tanpa dikehendakinya.
Anak dapat muntah atau menggigit lidahnya. Sebagian anak
tidak bernapas dan dapat menunjukkan gejala sianosis.
Pada akhirnya kontraksi berhenti dan digantikan oleh
relaksasi yang singkat. Kemudian tubuh anak mulai
menghentak-hentak secara ritmis (pada kejang klonik),
maupun kaku (pada kejang tonik). Pada saat ini anak
kehilangan kesadarannya dan tidak dapat merespon terhadap
lingkungan sekitarnya
Klasifikasi
Kejang demam sederhana
Kejang berlangsung singkat < 15 menit
Kejang umum tonik dan atau klonik
Akan berhenti sendiri
Tanpa gangguan fokal atau berulang dalam waktu 24 jam

Kejang demam kompleks


Kejang lama > 15 menit
Kejang fokal atau parsial 1 sisi (kejang umum didahului
kejang parsial)
Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
Diagnosis
Anamnesis
Kesadaran sebelum dan sesudah kejang
Riwayat gangguan neurologis
Riwayat demam
Menentukan penyakit yang mendasari terjadinya
demam
Waktu terjadinya kejang, durasi, frekuensi, interval
antara 2 serangan kejang
Sifat kejang
Bentuk kejang
Riwayat kejang sebelumnya
Riwayat keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan
Trauma
Pemeriksaan Fisik
Temperature tubuh
Pemeriksaan untuk menentukan
penyakit yang mendasari terjadinya
demam
Pemeriksaan reflex patologis
Pemeriksaan tanda rangsang
meningeal
Pemeriksaan Tambahan
Pemeriksaan elektrolit, pemeriksaan
fungsi hati dan ginjal
Pemeriksaan Cerebro Spinal Fluid
(CSF)
CT Scan cranium
EEG
Penatalaksanaan
Antipiretik dan Antibiotik
Paracetamol dengan dosis untuk
anak yang dianjurkan 10-15
mg/kgBB/hari tiap 4-6 jam atau
ibuprofen 5-10 mg/kgBB/hari tiap 4-6
jam.
Antibiotik untuk mengatasi infeksi
yang menjadi etiologi dasar demam
yang terjadi.
KEJANG
5 menit Diazepam rectal 0.5 mg/kgBB atau:
Berat badan 10 kg: 5 mg
Berat badan > 10 kg: 10 mg
KEJANG (+)
Ulangi diazepam rektal seperti sebelumnya.
DI RS
Cari akses vena
Periksa laboratorium (darah tepi, Na, Ca, Mg, Ureum,
Kreatinin)

KEJANG (+)
Diazepam IV dosis 0.3-0.5 mg/kgBB
(kecepatan 0.5-1 mg/menit)
Kejang
Berikan terapi
(-) Kejang(+)
rumatan bila Fenitoin bolus IV 10-
penyebab kejang 20 mg/kgBB (dengan
diperkirakan infeksi kecepatan 0.5-1
intrakranial. Berikan mg/menit)
fenobarbital 8-10
mg/kgBB/hari,
dibagi 2 dosis.
Selama 2 hari
selanjutnya 4-5 KEJANG (-)
mg/kgBB/hari KEJANG
Rumatan
sampai resiko (+)
fenitoin IV 5-7
kejang tidak ada. Transfer mg/kgBB/hari
ke ICU 12 jam
kemudian
Koreksi Hipokalemia
Kadar K Koreksi

3-3,5 mEq/L KCL per oral 75 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis (1-3mEq.kg.hari) atau
0,25 mEq/kg IV KCL dalam 1 jam

2,5-3 mEq/L 0,5 mEq/kg IV KCL dalam 2 jam (rogers: dalam 1 jam)

<2,5 mEq/L 0,75 mg/kg IV KCL dalam 3 jam


Prognosis
sekitar 1/3 penderita kejang demam akan
mengalami kekambuhan 1 kali atau lebih.
Kemungkinan kambuh lebih besar bila kejang
demam pertama pada usia kurang dari 1
tahun.
3/4 dari kekambuhan ini terjadi dalam kurun
waktu 1 tahun setelah kejang demam
pertama, dan 90 % dalam kurun waktu 2 tahun
setelah kejang demam pertama.
Anak yang mengalami kejang demam pertama
pada usia sebelum 1 tahun kemungkinan
kekambuhan ialah 50 %, dan bila berusia lebih
dari 1 tahun kemungkinan kekambuhannya 28
%
Pembahasan
Pasien masuk tanggal 7 Maret 2017 via IGD, jam
20.15. Pasien di bawa keluarga dengan keluhan
kejang-kejang kurang lebih 1 jam SMRS.
Kurang lebih 1 hari sebelum masuk rumah sakit,
pasien panas, panas mendadak tinggi. Panas
disertai batuk, ada pilek, dan tidak disertai muntah
Kurang lebih 1 jam sebelum masuk rumah sakit,
pasien kejang, kejang terjadi seluruh tubuh.
Tangan dan kaki pasien kaku, mata mendelik ke
atas. Kejang berlangsung 1 kali selama 5 menit.
Setelah kejang berhenti, pasien menangis.
Kemudian, oleh keluarga, pasien dibawa ke rumah
sakit Dr. AK Gani Palembang. Pasien belum pernah
mengalami keluhan yang sama.
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 0C ) yang
disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6
bulan- 5 tahun. Anak yang pernah mengalami kejang tanpa
demam, kemudian mengalami kejang demam kembali tidak
termasuk dalam kejang demam. Kejang yang disertai
demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan bukan
temasuk dalam kejang demam.
Kejang demam sederhana adalah kejang demam yang
berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, dan umumnya
berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau
klonik, tanpa gerakan fokal. Tidak berulang dalam waktu 24
jam.
Kejang demam kompleks adalah kejang demam dengan ciri :
Kejang lama >15 menit
Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum
didahului kejang parsial.
Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
Pada anamnesis didapatkan kesamaan dengan teori untuk
kejang demam sederhana.
Riwayat imunisasi dasar lengkap sesuai umur dan
sesuai Depkes. Riwayat perkembangan dan pertumbuhan
baik. Riwayat pemeliharaan prenatal baik. Riwayat
kelahiran, lahir spontan dengan usia kehamilan 36 minggu,
pemeliharaan postnatal baik.
Pada pemeriksaan fisik diperoleh keadaan umum sedang,
komposmentis. Pada pemeriksaan status antropometri
kesan gizi kurang. Tanda vital: N: 120x/menit, RR:
24x/menit, t= 39,1 oC, pemeriksaan neurologi dalam batas
normal. Pemeriksaan laboratorium tanggal 7 Maret 2017
HB 8,5 g%, Leukosit 15.700/ml, 376.000, dan Hematorit
24%. Tidak didapatkan reflex patologis maupun rangsang
meningeal.
Pada pemeriksaan fisik di dapat suhu tubuh pasien 39,1 oC,
suhu tubuh yang meningkat di atas 38 oC ini dapat memicu
untuk terjadi nya kejang demam. Pemeriksaan
laboratorium tidak dikerjakan secara rutin pada kejang
demam, tetapi dapat dikerjakan untuk mengevaluasi
sumber infeksi penyebab demam. Pemeriksaan
laboratorium yang dapat dikerjakan misalnya darah perifer,
elektrolit dan gula darah.Untuk pemeriksaan pennjang
lainnya di sarankan untuk melakukan pemeriksaan cairan
serebro spinal, mengingat usia pasien di bawah 12 bulan
sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan tersebut.
Untuk tatalaksana pada pasien ini diberikan IVFD
RL 15x/m dexamethasone secara injeksi,
cefotaxime, valproic acid syrup, dan paracetamol
syrup. Kebutuhan cairan pada berat badan anak
dengan berat badan 6,3 kg adalah 6,3x100ml =
6300 ml, ditambah dengan kebutuhan cairan pada
kenaikan setiap 1C adalah 12%, karena suhu
tubuh pasien 39,1C, maka kebutuhan cairan
pasien adalah (6300x24%)+6300 =7812 ml/hari.
Pemberian antibiotik cefotaximeuntuk mengatasi
infeksi ekstrakranial, parasetamol dosis 10-
15mg/kgbb/hari untuk bb 6,3kg berarti
pemberiannya 94,5 mg dan diberikan 3 kali/hari.
Pemberian dexamethasone dan valproic acid tidak
terdapat dalam teori, valproic acid digunakan
sebagai obat rumatan. Untuk anti konvulsan dalam
teori diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam.
Secara umum dapat dikatakan bahwa sekitar
1/3 penderita kejang demam akan
mengalami kekakmbuhan 1 kali atau lebih.
Kemungkinan kambuh lebih besar bila kejang
demam pertama pada usia kurang dari 1
tahun. 3/4 dari kekambuhan ini terjadi dalam
kurun waktu 1 tahun setelah kejang demam
pertama, dan 90 % dalam kurun waktu 2
tahun setelah kejang demam pertama. 1/2
dari penderita yang mengalami kekambuhan
akan mengalami kekambuhan lagi. Pada
sebagian terbesar penderita kambuh
terbatas pada 2-3 kali. Hanya sekitar 10 %
kejang demam yang akan mengalami lebih
dari 3 kali kekambuhan.
Anak yang mengalami kejang demam pertama pada
usia sebelum 1 tahun kemungkinan kekambuhan ialah
50 %, dan bila berusia lebih dari 1 tahun kemungkinan
kekambuhannya 28 %.
Kejang demam sederhana pada umumnya tidak
menyebabkan kerusakan otak yang permanen dan
tidak menyebabkan terjadinya penyakit epilepsi pada
kehidupan dewasa anak tersebut. Sedangkan pada
anak-anak yang memiliki riwayat kejang demam
kompleks, riwayat penyakit keluarga dengan kejang
yang tidak didahului dengan demam, dan memiliki
riwayat gangguan neurologis maupun keterlambatan
pertumbuhan, memiliki resiko tinggi untuk menderita
epilepsi pada kehidupan dewasa mereka. Sehingga
dapat simpulkan kemungkinan kejang demam dapat
timbul kembali pada pasien mengingat kejang demam
terjadi saat pasien berusia 10 bulan atau dibawah 1
tahun. Prognosis pasien bonam.
Edukasi yang diberikan kepada keluarga
mengenai penyakit ini adalah bahwa kejang
dapat timbul kembali jika pasien panas. Oleh
karena itu, keluarga pasien harus sedia obat
penurun panas, termometer, dan kompres hangat
jika pasien panas. Kemudian juga dijelaskan
kepada keluarga pasien untuk tidak memasukkan
sesuatu atau benda apa pun kedalam mulut
pasien apabila kejang timbul kembali meskipun
beresiko lidah pasien dapat tergigit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai