SAYYIDANI MUHAMMAD DZAKY (25. ZIA ULHAQ TAURUTUBUN (25. YUSRIANTO (25. A. Ideologi Ideologi adalah sistem pedoman hidup yang menjadi cita-cita untuk dicapai oleh sebagian besar individu dalam masyarakat yang bersifat khusus, disusun secara sadar oleh para tokoh pemikir negara serta kemudian menyebar- luaskannya secara resmi sebagai dasar negara. Ada tiga kutub paradigma yaitu Paradigma Sosialisme Komunis, Paradigma Liberalisme Kapitalis, dan Paradigma Islam 1. Paradigma Sosialisme Komunis Paradigma ini muncul untuk mengantisipasi perbedaan kelas dan jurang pemisah antara si kaya dan si miskin, caranya adalah dengan menyamaratakan penghasilan perekonomian. Unsur sosialis komunis adalah: 1. Negara terlibat dalam berbagai aspek kehidupan (bold State) 2. Kolektifitas berlaku pada berbagai aktivitas 3. Kooperatif diberlakukan oleh pemerintah dengan berbagai instansi tanpa memperbolehkan keberadaan swastanisasi 4. Sama rata sama rasa (egalitarianisme) karena komune berarti sama 5. Proteksi konprehensif 6. Modernisasi linear yang sosialis 7. Ekologi rendah dalam arti perhatian pada lingkungan kurang 2. Paradigma Liberalisme Kapitalis Berangkat dari keinginan manusia untuk hidup bebas, maka pengawasan manusia atas manusia dikurangi, sehingga berbagai protes untuk menyuarakan hidup dan kehidupan dilontarkan, misalnya kebebasan berpendapat, kebebasan bergaul, kebebasan beragama, kebebasan berfikir, kebebasan menulis, kebebasan mencari nafkah, kebebasan berkumpul, dan kebebasan meuwjudkan keberadaan. Syarat-syarat untuk Pemerintahan yang Liberalisme Kapitalis: 1. Negara lepas tangan dalam mengatur kehidupan masyarakat dalam banyak hal (No State) 2. Terdapat fundamentalisme pasar yang dikuasai swasta berduit 3. Otoritarianisme 4. Terdapat penerimaan yang sangat jauh berbeda (feodalistik) 5. Welfare 6. Modernisasi linear yang liberalis 7. Kepedulian pada ekologi yang rendah 3. Paradigma Islam Nabi Muhammad SAW antara lain menyebutkan bahwa orang kaya (kapitalis) harus membayarkan zakatnya kepada kaum miskin, mustadafin, dhuafa (sosialis) sebelum kaum miskin menolak zakat orang kaya dengan mengatakan bahwa yang mereka perlukan adalah darah orang kaya (sebelum terjadi revolusi sosial komunis). Paradigma Islam melahirkan beberapa kriteria antara lain sebagai berikut: 1. Pemerintah negara hanya melindungi para fakir miskin, orang tua jompo, anak yatim piatu yang baik dan benar disebut dengan amar makruf 2. Pemerintah dan masyarakat dituntut untuk transparan dan jujur serta adil dalam perdagangan 3. Dalam penggajian dan penghonoran harus dihitung sesuai dengan tingkat kelelahan disebut dengan keringat 4. Dalam politik dan hukum Islam pemerintah harus menyeimbangkan antara kekuasaan dan pelayanan, antara hukum dan hak azasi manusia, antara effectivness dan responsiveness. B. SOSIAL POLITIK Situasi Politik sangat mempengaruhi pemerintahan dalam ekologi pemerintahan, misalnya kita lihat selama lebih dari setengah abad Negara Kesatuan Republik Indonesia merdeka, bangsa Indonesia melakukan kepala daerah secara perwakilan, artinya para wakil rakyat yang dipilih dalam setiap pemilihan umum mengadakan pemilihan kepala daerah setempat. Untung dan ruginya pemilihan langsung kepala daerah di seluruh Indonesia ini: 1. Menarik hati masyarakat adalah orang terpandang dalam pemilihan langsung ini, baik karena bekas pejabat ataupun pejabat yang masih berkuasa 2. Karena banyaknya masyarakat yang tingkat pendidikannya relatif rendah maka kadar ikut-ikutan akan tinggi apalagi pada suatu bangsa yang tingkat dekadensi moral sedang terjadi 3. Pihak yang berpikir optimis kita musti menyadari bahwa dalam agama apapun kita mempercayai hati nurani, sehingga lahirlah dari dulu istilah Vox Populey Vox Dey yaitu suara rakyat adalah suara Tuhan C. SOSIAL EKONOMI Jadi membicarakan perekonomian Indonesia tidak dapat lagi bermuluk-muluk membicarakan hasil tambang dan hasil bumi yang kaya, karena tidak lagi dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk miskin bertambah, semua ini dari ketidak adilan para pemimpin, sementara itu rekrutmen tenaga kerja tidak lagi pernah transparan. Ini dimulai dari penerimaan pegawai negeri yang buruk (nepotisme) sampai pada munculnya korupsi dan kolusi KORUPSI Korupsi adalah setiap perbuatan yang dilakukan siapapun juga untuk kepentingan diri sendiri, untuk kepentingan orang lain, atau untuk kepentingan suatu badan yang langsung menyebabkan kerugian bagi keuangan dan perekonomian negara. KOLUSI Kolusi adalah kerja sama seorang atau sekelompok orang yang memangku jabatan atau memiliki kewenangan tertentu dalam pemerintahan dengan masyarakat atau pejabat yang memerlukan bantuan saling memberikan (jasa, komisi, uang atau materi lainnya) yang menimbulkan ketidak adilan dalam percaturan sumber daya manusia. NEPOTISME Nepotisme adalah pendang bulu dalam memilih orang, baik karena hubungan saudara, agama, suku, almamater kendati yang ditolong (ditunjuk) relatif lebih buruk dari pihak kandidat lainnya.