Tugas Jejaring

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 38

HIV/AIDS

Dalam Kehamilan
Pendahuluan
Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang
mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh
dunia. UNAIDS, memperkirakan jumlah ODHA di seluruh
dunia pada Desember 2004 adalah 35,9-44,3 juta
orang. 1
Pada tahun 2009, diperkirakan 860.000 wanita hamil
ditemukan hidup dengan HIV di Afrika Timur dan
Selatan, lebih daripada di daerah lain di dunia. 2
Pendahuluan
di Negara Afrika, HIV/AIDS pada anak masih menempati
persentase yang tinggi, yaitu rata-rata 47% dari total
keseluruhan anak hidup dengan HIV, dimana > 90%
yang terinfeksi melalui penularan vertikal dari ibu
ke bayi selama kehamilan, persalinan atau menyusui.2
Tanpa pengobatan, sekitar 25% -50% dari ibu HIV-
positif akan menularkan virus ke bayi mereka
selama kehamilan, bersalin, atau menyusui. 3
Pendahuluan
Risiko penularan HIV dari ibu ke bayi dapat dikurangi
sampai kurang dari 5% melalui kombinasi langkah-
langkah pencegahan penularan dari ibu ke anak /
PMTCT (Prevention Mother to Child Transmission),
termasuk terapi ARV (antiretroviral) untuk ibu hamil
dan anak yang baru lahir.
Resiko Penularan Vertikal
Periode transmisi Risiko
Kehamilan 5 - 10 %
Persalinan 10 - 20 %
Menyusui 10 - 15 %

Total 25 - 45 %
Epidemiologi

Pada tahun 2011, diperkirakan 330.000 infeksi baru HIV pediatrik secara global. Skrining HIV
universal untuk ibu hamil dapat meningkatkan pencegahan penularan (PMTCT) dari ibu ke anak.
Epidemiologi

Pada tahun 2011, 57% wanita hamil dengan HIV di negara berpenghasilan rendah dan menengah
menerima obat antiretroviral yang efektif untuk mencegah penularan HIV kepada anak mereka
Epidemiologi
Tanah Papua (Provinsi Papua dan
Papua Barat), Jakarta dan Bali
menduduki tempat teratas untuk
tingkat kasus HIV baru/ 100.000
penduduk
Jakarta memiliki jumlah kasus baru
tertinggi (4.012 pada tahun 2011)
Definisi
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah
suatu penyakit retrovirus epidemik, menular yang
disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus,
yang pada kasus berat bermanifestasi sebagai depresi
berat imunitas selular.
Penularan

1. SEKSUAL 3. PERINATAL
2. PARENTERAL
Hubungan seksual yg tidak Transmisi vertikal dari ibu
Melalui darah/cairan yang terinfeksi HIV ke
aman, tubuh/semen/ organ donor
Heteroseksual/Homoseksu Janin
yang ditransplantasi
al
Penularan HIV Pada Kehamilan

Pasca
Intrauterin Intrapartum persalinan

Faktor virus : makin tinggi titer virus , makin infeksius.


Faktor Host (ibu hamil) : sistim kekebalan tubuh, nutrisi,
anemia.
Faktor Obstetrik : lama dan cara persalinan.
Faktor bayi : Menyusui
Risiko Penularan Saat Persalinan
Percampura
n darah ibu
bayi melalui
placenta

Menelan Paparan
darah lendir darah lendir
serviks saat serviks di
resusitasi jalan lahir
Faktor Yang Mempengaruhi
Transmisi HIV
1. FAKTOR VIRUS
Penularan meningkat dengan meningkatnya viral load
yaitu 12% pada mereka yang mempunyai jumlah viral
load < 1000 RNA/ ml dibandingkan dengan 29% pada
mereka dengan yang mempunyai jumlah viral load
>10.000 RNA/ml.
Faktor Yang Mempengaruhi
Transmisi HIV
2. FAKTOR IBU
Penurunan status kekebalan ibu, tercermin dari jumlah
CD4. Peningkatan risiko penularan dari ibu ke anak jika
CD4 ibu jumlahnya < 700/mm3. Transmisi meningkat
hampir linear dengan penurunan jumlah CD4.
Faktor Yang Mempengaruhi
Transmisi HIV
3. FAKTOR OBSTETRIK
Kontak kulit secara langsung, yaitu kontak antara selaput
lendir bayi dan ibu melalui sekresi cairan serviko-
vaginal . HIV-1 dalam cairan sekresi serviko-vaginal akan
meningkat 4 kali lipat selama kehamilan. Persalinan
melalui operasi sesaria elektif dapat menyebabkan
tingkat transmisi < dari 1%.
Faktor Yang Mempengaruhi
Transmisi HIV
4. FAKTOR BAYI
> 30% infeksi HIV perinatal akan terjadi melalui ASI.
Selama menyusui, risiko penularan yang diperkirakan
sekitar 30%. Risiko penularan melalui ASI juga
tergantung pada faktor-faktor lain, seperti stadium
penyakit ibu, abses payudara, mastitis, puting yang retak
.
Patofisiologi
1. Virus HIV menempel pada
permukaan sel inang.
2. RNA HIV memasuki sel inang,
terbentuklah DNA pro virus.
3. DNA provirus memasuki inti sel
dan akan berikatan dgn DNA sel
4. Sel inang m= RNA HIV dan
protein HIV
5. RNA virus baru dan protein
pindah ke permukaan sel yang
baru dan masih imatur
6. Terbentuklah virus HIV baru.
7. (Virus matang oleh enzim
protease HIV)
Tahapan Infeksi

Masa
Gejala ARS, ditandai
dengan demam, Laten 1-2 tahun
limfadenopati, faringitis,
ruam kulit, Masa laten bisa
mialgia/arthralgia, dan berkisar antara 4
gejala lainnya bulan sampai
Orang bisa lebih dari 10
menularkan tetapi
hasil tes negatif dalam tahun
masa jendela ini Infeksi HIV tanpa
Infeksi gejala
5-10 tahun
AIDS
Kriteria Diagnosis
(WHO Clinical Staging of HIV in Adults, Adolescents and
Children)

Stage 2 Stage 3 Stage 4


Stage 1
Asymptomatic Moderate (<10%) Unexplained severe HIV wasting
Persistent unexplained weight (>10%) weight loss syndrome
generalized loss Unexplained diarrhea Pneumocytis
lymphadenopathy Recurrent respiratory longer than 1 month pneumonia
tract infection Persistent oral Reccurent severe
Herpes zoster candidiasis bacterial pneumonia
Reccurent oral Pulmonary TB Chronic herpes
infection Severe bacterial simplex infection
Fungal nail infection infection Oesophageal
Seborrhoeic Unexplained anemia, candidiasis
dermatitis neutropenia, and Extrapulmonary TB
thrombocytopenia CMV infevtion
Toxoplasmosis CNS
HIV encephalopathy
Disseminated
mycosis
Lymphoma
Reccurent
septicaemia
Diagnostik
Enzyme-Linked Immunosorbent Assay/Enzyme
Immunoassay (ELISA/EIA)
Polymerase Chain Reaction (PCR)
Western Blot Confirmatory test
Penatalaksanaan Pasien Hamil
dengan HIV/AIDS

ANTEPARTU INTRAPARTU PASCA


M M PERSALINAN
KONSELING UNIVERSAL Mencegah pemberian
PEMERIKSAAN PENUNJANG PRECAUTION ASI (perdebatan di
ART negara berkembang)
Penatalaksanaan Antenatal

Pemeliharaan
Asuhan Antenatal
Kesehatan
Standar Pola hidup sehat

Vital sign, TB, BB Diet seimbang

Obsetrik: Tinggi Fundus Uteri, Letak, DJJ Olahraga

Imunisasi (TT) Jauhi faktor risiko

Lab: Hb, UL, Gula darah, HIV, HbsAg Pemeriksaan kesehatan rutin
Penatalaksanaan Antenatal

Kurangi Jumlah Deteksi dini dan


Virus Atasi Penyulit
Infeksi Menular Seksual (Sifilis,
Gonore, Kondiloma akuminata,
Hepatitis B & C dll),

Malaria
Minum ARV rutin
Tuberkulosis

Ketergantungan narkoba
Metode Persalinan
Pervagin
SC
am
Ibu minum
Tidak
ARV teratur
konsumsi ARV
> 6 bulan

Kadar virus Kadar virus


tinggi atau rendah/
tidak diketahui minimal

Indikasi Ketuban
obstetrik pecah dini
Terapi ARV
Salah satu elemen terpenting PMTCT
Prinsip: menurunkan kadar virus dalam darah ibu,
menurunkan risiko transmisi
Diberikan selama kehamilan, persalinan dan pasca
persalinan
Aman
Bayi diberikan 6 minggu pertama
Terapi ARV
Resiko
Penularan
dari Ibu ke
Janin tanpa
Intervensi
15-45%

<2-
5%

PMTC
T
ART Berdasar WHO
(Rekomendasi Umum)
Population Recommendation
Initiate ART if CD4 call count less than 500 cells/mm3
As priority, initiate ART in all individuals with
Severe/advances HIV disease (WHO clinical Stage 3-4)
or CD4 count less than 350 cells/mm3

Adults and Initiate ART regardless WHO clinical stage and CD4 cells
adolescents count if:
(10 yrs) 1. Active TB disease
2. HBV coinfection with chronic liver disease
3. Pregnant and breastfeeding
4. HIV positive in individual in a serodiscordant
partnership (reduce transmission risk) aka pasangan
pasien saja yang positif HIV
ART Berdasar WHO
(Kapan Memulai Pada Wanita Hamil & Menyusui)
Semua wanita hamil
dan menyusui dengan
HIV harus memulai
triple ART,
Yang harus
dipertahankan selama
risiko penularan dari
TDF+3TC(atau
ibu FTC)
ke anak. (PMTCT)
+EFV
ART Berdasar WHO
(Program PMTCT)
ART Berdasar WHO
(First Line ART untuk Tiap Kategori Populasi)
Golongan Obat ARV

Protease Fusion
NRTI NNRTI
Inhibitor Inhibitor
3TC (lamivudine) Atazanavir (ATV)
Delavirdine (DLV)
Darunavir (DRV)
Abacavir (ABC) Enfuvirtide (T-20)
Efavirenz (EFV) Fosamprenavir (FPV)
AZT (ZDV, zidovudine)
Indinavir (IDV)

d4T (stavudine) Etravirine (ETV) Lopinavir (LPV)

Nelfinavir (NFV)
ddI (didanosine)
Nevirapine (NVP) Ritonavir (RTV)
Emtricitabine (FTC) Maraviroc (MVC)
Saquinavir (SQV)
Tenofovir (TDF, analog Rilpivirine (RPV)
nukleotida) Tipranavir (TPV)
Algoritma
Penatalaksanaan
HIV/AIDS
Algoritma Penatalaksanaan
HIV/AIDS Pada Ibu Hamil &
Menyusui Berdasarkan WHO
Dosis ART
Pemberian ASI

Negara
Negara Maju
Berkembang
Tetap menyusui eksklusif 6 bulan, kecuali
ada pengganti (AFASS)
Rekomendasi tidak menyusui
Risiko tidak menyusui > risiko menyusui

Hindari makanan padat/non ASI


Boleh ASI ekslusif jika:
ARV tetap diberikan untuk ibu dan bayi ARV
Viral load rendah

Risiko transmisi < 1%


Risiko transmisi HIV pada ibu
menyusui eksklusif (dimana ibu dan
bayi menerima ARV)
sangat rendah (<1%)

dr. MI. Aldika Akbar SpOG, FK UNAIR Halaman 36


Monitoring Perkembangan dari HIV
ke AIDS
Pengujian dalam memonitor perkembangan HIV/AIDS:
1.Pengujian CD4 untuk mengukur jumlah dari CD4 atau
sel Thelper didalam darah.
2.Pengujian viral load adalah mengukur jumlah virus HIV
didalam darah dalam setiap ml darah. Semakin tinggi
viral load maka semakin cepat pula perkembangannya
ke AIDS.

Anda mungkin juga menyukai