Nama : Ny. E
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 72 tahun
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan Terakhir : SD
Status Pernikahan : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Sumanding Kulon RT
04/RW 21 Desa Mekarsari, Kec.
Banjar
Tanggal Datang ke RS : 10 Mei 2017
Riwayat Perawatan
Rawat Jalan : Sudah satu kali berobat jalan ke
Poli Psikiatri RSU Kota Banjar
Rawat Inap : Belum pernah
Riwayat Psikiatri
ALLOANAMNESA
Tanggal : 10 Mei 2017
Nama : Ny. E
Hubungan dengan pasien : anak pasien, akrab, dapat dipercaya
Keluhan Utama
Sulit tidur
Riwayat Penyakit Sekarang
3 tahun SMRS. Pasien diketahui sering emosi dan sulit tidur sejak
suami pasien meninggal, sejak saat itu pasien juga terlihat murung,
keras kepala, dan sering menyendiri.
3 bulan SMRS. Anak pasien mengeluh bahwa pasien sering sekali
ingin masuk ke dalam urusan/masalah orang lain, terutama urusan
rumah tangga orang lain, disaat anak pasien menegur untuk tidak
ikut campur masalah orang lain pasien sering marah dan memukul
orang yang memberi tahu pasien untuk tidak ikut campur masalah
orang lain.
1 bulan SMRS. Pasien memikirkan masalah untuk naik haji, pasien
sering memikirkan masalah ekonomi terutama pembayaran untuk
naik haji pasien yang dibayarkan anak dari pasien, menurut anak
pasien disaat pasien diajak untuk melakukan manasik haji pasien
selalu menolak dengan alasan pusing dan jantung berdebar-debar,
saat dipaksakan oleh anak nya untuk ikut manasik pasien selalu
marah dan kadang memukul anak nya.
Pasien juga sudah disuruh untuk berhenti bekerja karena mau naik
haji tetapi selalu tidak mau dan selalu marah-marah terhadap orang
yang menasehati. Sejak saat itu pasien sering terlihat gelisah, sulit
untuk tidur, pasien juga terlihat sering murung, khawatir, letih-lesu,
pasien mengeluh terasa nyeri pada ulu hati, sering sakit kepala, dan
jantung terasa berdebar-debar, menurut keluarga anaknya pasien
mudah tersinggung, sejak kemarin malas beraktivitas. Pasien pernah
dirawat di PMC karena badan terasa lemas. Pulang dari perawatan
membaik.
1 minggu SMRS. Menurut anak pasien, saat diingatkan anak pasien
mengenai manasik haji dan naik haji sebentar lagi emosi pasien
semakin meningkat dan bahkan pasien terlihat sangat marah hingga
mata melotot, sering memikirkan bagaimana uang untuk naik haji.
Pasien juga sulit untuk tidur dan sering terbangun dari tidur dan
seperti orang gelisah, pasien mengatakan jantung sering berdebar-
debar, free floating feeling, menjadi sering letih dan lesu,
merasa badan pasien sakit-sakitan seperti pusing, dan nyeri pada
ulu hati semakin parah. Namun karena sering sulit tidur pasien
dikonsultasi kan ke psikiater.
Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit Psikiatrik
Pasien tidak mempunyai riwayat psikiatri sebelumnya
Penyakit Medik
Pasien pernah dirawat di PMC 1 bulan karena merasa badan
pasien lemas.
Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol, tidak merokok dan
dan tidak meminum kopi.
Riwayat Kehidupan Pribadi
RIWAYAT KELUARGA
Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Adik perempuan pasien sudah meninggal
saat usia 66 tahun, ayah pasien bekerja sebagai petani. Ibu pasien bekerja sebagai Ibu rumah tangga.
Kehidupan ekonomi pasien tergolong sederhana. Kehidupan rumah tangga orang tua pasien biasa saja.
Gangguan Persepsi
Halusinasi
Auditorik : Tidak ada EMOSI
Visual : Tidak ada Mood : sedih, khawatir
Taktil : Tidak ada Afek : cemas, depresif
Gustatorik : Tidak ada Kesesuaian: Sesuai
Ilusi : Tidak ada
Bicara
Cara berbicara : Spontan
Volume berbicara : Kecil
Kecepatan berbicara : normal
Gangguan berbicara : Tidak ada afasia, tidak ada disartria.
Mutism : Tidak ada
Logorhea : Tidak ada
Tingkah Laku
Agitation : Tidak ada
Agression : Tidak ada
Waxy flexibility : Tidak ada
Stereotypic : Tidak ada
Mannerism : Tidak ada
Hyperactivity : Tidak ada
Orientasi
Orientasi : Baik
Waktu (pasien mampu menyatakan sekarang ini siang/sore/malam)
Tempat (pasien dapat menyebutkan bahwa saat ini sedang berada di RS)
Orang (pasien tahu bahwa ia sedang diwawancarai oleh Dokter (Dokter Muda)
Formulasi Diagnostik
Daftar Masalah
R/ Amitriptilin 25 mg
Clobazam 7,5 mg
Mf. Pulvus. da. in. Caps. dtd. VII
(0 0 1 kap) mulai tanggal 10 mei 2017 s/d 16 Mei 2017
Farmakoterapi II
R/ Amitriptilin 12,5 mg
Aprazolam 0,5 mg
Mf. Pulvus. da. in. Caps. dtd. X
(1 Kap 0 0) mulai tanggal 16 mei 2017 s/d 26 Mei 2017
R/ Amitriptilin 25 mg
Clobazam 7,5 mg
Mf. Pulvus. da. in. Caps. dtd. X
(0 0 1 kap) mulai tanggal 16 mei 2017 s/d 26 Mei 2017
Terapi Psikoterapi
Memotivasi pasien agar minum obat teratur dan kontrol rutin setelah dari
pemeriksaan. Dengan cara memberi tahu akibat yang terjadi apabila tidak rutin
minum obat
Memberi dukungan dan perhatian kepada pasien dalam menghadapi masalah serta
memberikan dorongan agar lebih terbuka bila mempunyai masalah dan jangan
memperberat pikiran dalam menghadapi suatu masalah.
Memberikan edukasi kepada pasien bahwa obat yang diminum tidak menimbulkan
ketergantungan justru sebagai pengontrol zat kimia di otak agar gejala yang
dialami pasien bisa terkontrol dan pasien bisa menjalani kehidupan sehari-hari
seperti sebelum sakit. Hal ini sangat penting, karena banyak pasien merasa seperti
berbeda dari orang lain. Sehingga pasien merasa tidak pantas untuk berbaur
ataupun bekerja. Hal ini harus dicegah, karena sesungguhnya dengan melakukan
aktivitas rutin, seperti bekerja atau menyalurkan hobi, akan membantu
kesembuhan pasien.
Terapi Kognitif
Menjelaskan pada pasien tentang penyakit dan gejala-gejalanya, menerangkan
tentang gejala penyakit yang timbul akibat cara berfikir, perasaan dan sikap
terhadap masalah yang dihadapi.
Apabila tedapat beban pikiran yang berlebihan pada pasien akan menimbulkan
kekambuhan gejala lagi, walaupun pasien diterapi obat. Hal ini penting untuk
pengetahuan pasien tentang keadaan pasien tersebut.
Terapi Sosial
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga untuk melibatkan pasien secara aktif
terhadap lingkungan sosial di dekat rumah nya, dan mengingatkan pasien agar
selalu berinteraksi seperti biasa dengan tetangga, menjaga hubungan sosial dengan
baik dan menerima masukan-masukan dan informasi secara positif dari tetangga.
Terapi Keluarga
Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai penyakit pasien, penyebabnya,
faktor pencetus, perjalanan penyakit dan rencana terapi serta memotivasi keluarga
pasien untuk selalu mendorong pasien mengungkapkan perasaaan dan
pemikirannya.
Dikarenakan banyak keluarga pasien akibat stigma masyarakat, keluarga pasien
menjadi malu, sehingga keluarga kekurangan empati terhadap pasien sendiri. Hal
ini harus dicegah, dengan memberikan dukungan kepada keluarga, untuk
menyayangi pasien selayaknya keluarga yang sedang sakit dan butuh perhatian
keluarga untuk kesembuhannya.
Terapi Pekerjaan
Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan hobi atau pekerjaan yang
bermanfaat. Hal ini tentunya apabila insight of ilness pasien sudah baik dan tidak
ada gejala. Kita bantu untuk memulihkan pekerjaan yang tepat sehingga pasien
mempunyai aktifitas rutin sehari-hari layaknya orang normal.
Terapi Keluarga
Keberadaan ganggguan depresif berat dan gangguan panik secara bersamaan lazim
ditemukan
Dua pertiga pasien dengan gejala depresif memiliki gejala ansietas yang menonjol, dan
dua pertiganya dapat memenuhi kriteria diagnostik ganguan panik.
klinisi dan peneliti memperkirakan bahwa pravelensi gangguan ini pada populasi umum
adalah 10 persen dan di klinik pelayanan primer sampai tertinggi 50 persen, walaupun
perkiraan konservatif mengesankan pravelensi sekitar 1 persen pada populasi umum.
Manifestasi Klinis ANXIETAS
Ketegangan Motorik 1. Kedutan otot/ rasa gemetar
2. Otot tegang/kaku/pegal
3. Tidak bisa diam
4. Mudah menjadi lelah
Hiperaktivitas Otonomik 5. Nafas pendek/terasa berat
6. Jantung berdebar-debar
7. Telapak tangan basah/dingin
8. Mulut kering
9. Kepala pusing/rasa melayang
10. Mual, mencret, perut tak enak
11. Muka panas/ badan menggigil
12. Buang air kecil lebih sering
Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, harus
dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxietas fobik.
Diagnosis gangguan cemas menyeluruh
menurut PPDGJ-III ditegakkan berdasarkan
Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk
menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut
dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan.
Jika karena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka
gangguan depresif harus diutamakan.
Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stres kehidupan yang
jelas, maka harus digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian.
Terapi
Anti depresan trisiklik, SSRI, dan MAOI bermanfaat terhadap pasien-pasien tertentu
(terutama bagi mereka yang disertai dengan depresi). Sedangkan pasien dengan gejala
otonomik akan membaik dengan -bloker (misal, propanolol 80-160 mg/hari).
No Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran