Metode Pembelajaran Manajemen-P.hani
Metode Pembelajaran Manajemen-P.hani
MANAJEMEN NON-TRADISIONAL
1
The mediocre teacher tells
The good teacher explains
The superior teacher demonstrates
The great teacher inspires
William A. Ward
2
Pencarian Model Pendidikan Manajemen
Dengan hanya menekankan penerapan scientific model, pendidikan manajemen
konvensional mengabaikan pentingnya untuk mengkombinasikan dan
menyeimbangkan art, craft, dan science (Mintzberg, 2004), serta soul. Minztberg
(2004) dan Bennis dan OToole (2005) menekankan adanya kebutuhan untuk
mengkombinasikan science, art dan craft dalam pendidikan manajemen (model
profesional). Di Indonesia, komponen soul merupakan keharusan.
Art mendorong
kreativitas, yang
menghasilkan insights
dan vision. Art
(Visi) Harvard Model
Scientific Soul
Model
Science (Jiwa) Craft merefleksikan
mengembangka pertemuan antara
n cara pandang Sains Craft konsep dan
dan cara pikir (Analisis) (Pengalaman) pengalaman.
yang teratur,
analitis, dan
sistematik.
Soul mendorong kompetensi
pengelolaan dengan hati. 3
Perbaikan Proses Pembelajaran
Manajemen
Perbaikan
PerbaikanKualitas
Kualitas
Proses Pembelajaran
Proses Pembelajaran
Beyond Beyond
Beyond Beyond
Beyond Clasrooms Beyond
Students
Students Clasrooms Teaching
Teaching
Melibatkan
Melibatkanmanajer
manajer Menggunakan
Menggunakan Menggunakan
Menggunakan
praktisi yang perusahaan
perusahaan berbagai
berbagaimetode
metode
praktisi yang
berpengalaman; sebagai
sebagaitempat
tempat pembelajaran
pembelajarannon- non-
berpengalaman;
Meningkatkan pembelajaran tradisional
Meningkatkankualitas
kualitas pembelajaran tradisional
Meneraokan
interaksi antara (teaching
(teaching Meneraokanmetodemetode
interaksi antara
praktisi, companies) pembelajaran
praktisi,mahasiswa
mahasiswadan
dan companies) pembelajaran
dosen. (Harrigan,
(Harrigan,1990);
1990); eksperiential
eksperientialyangyang
dosen. Menggunakan
Menggunakan lebih
lebih reflektif,seperti
reflektif, seperti
Proses fasilitas reflection papers,
Prosespendidikan
pendidikan fasilitas
pembelajaran
reflection papers,
manajemen
manajemendengan
denganpara
para pembelajaranyangyang managerial
managerialexchanges,
exchanges,
mahasiswa lebih variatif. dan
dan tutoring,mentoring
tutoring,
mahasiswadan
danberbagai
berbagai lebih variatif. mentoring
pihak
pihakyang
yanglebih
lebih dan monitoring
dan monitoring
berpengalaman
berpengalamanmembantu (Minztberg
membantu (Minztberg&&Gosling
Gosling
proses transfer
proses transfer 2002);
pembelajaran 2002);
pembelajaranantara
antarakelas
kelas Memasukkan
Memasukkan 4
dan tempat kerja,
dan tempat kerja, komponen
meningkatkan kesiapan komponenklinisklinisdan
dan
Kebutuhan Pengembangan Metoda
Pembelajaran Manajemen Non-Tradisional
Knowing-doing gap. Pendidikan manajemen mensyaratkan knowledge-in-
action, yang tidak dapat dipelajarai hanya dengan kuliah dan membaca,
tetapi memerlukan penerapan learning-by-doing. Pendidikan manajemen
tidak hanya mengajarkan capacity to know, tetapi juga mengembangkan
capacity to act.
Pengembangan judgments. Pendidikan manajemen tidak hanya mentransfer
pengetahuan, melatih kemampuan dan ketrampilan, tetapi lebih penting
mengembangkan judgments dalam menghadapi berbagai situasi manajerial.
Kemampuan sintesis. Pendidikan manajemen tidak hanya mengajarkan
analisis fungsional, sektoral, industrial dan sebagainya, tetapi juga sintesis
mengintegrasikan berbagai hasil analisis.
Pembelajaran mandiri. Pendidikan manajemen harus suportif terhadap
pengembangan daya kreatif, inovatif dan sikap pembelajaran mandiri (self-
learning), terutama untuk menghadapi lingkungan bisnis yang terus berubah
(dinamik).
Interdisipliner. Pendidikan manajemen adalah multidisipliner, menggunakan
beragam perspektif, berbasis isu, dan mengintegrasikan konsep dan praktik
(pengalaman) (refelection-in-action).
5
Metode Pembelajaran Manajemen Non Tradisional
Metoda kasus
Experiential learning
Penguasaan
Penguasaankonsep
konsep (experimental exercises,
dan
danteknik
teknik kegiatan kelompok di luar
kelas, dan role playing)
Cost-benefit exercises
Incident cases
Pengajaran diskusi
(discussion teaching)
Managerial Kapasitas
Kapasitasuntuk
untuk
bertindak Skill Videos
competencies bertindakdan
dan Pengajaran dengan buku
judgements
judgements bestseller
Penggunaan teknologi
informasi (proyek)
Evaluasi dan kritik jurnal
Simulasi riset
Sikap
Sikapdan
dandimensi
dimensi Kunjungan perusahaan
keperilakukan
keperilakukan Internship (learning
companies)
6
Mengapa Metode Pembelajaran Alternatif?:
Beyond Teaching
Learning occurs where concepts meet experiences through
reflection (Mintzberg & Gosling, 2002).
Refleksi Dampak
Pengalaman
7
Metoda Kasus
Instead of textbooks, the case method uses descriptions of specific
business situations. Instead of giving lectures, the teacher under
the case method leads a discussion of these business situations.
8
Karakteristik Pengajaran Metoda Kasus
dalam Pendidikan Manajemen
Management education is like legal training, medical training or any field of
professional education based on situational diagnosis and prescription. The
reasoning is inductive; it proceeds from the particular to the general. The product of
such training are analytical skills and conceptual understanding in the fields of
study. By comparison, deductive learning proceeds from the teaching of a body of
principles which may then applied to the relevant classes of problems. Students first
learn principles, and then seek to apply them to the specific situations. In
management, though, problems do not yield to sets of law, theorems or principles
unless perhaps the problems are reduced to artificially simple terms (Corey, 1980).
Mahasiswa belajar secara induktif dengan metoda kasus dalam empat cara:
Learning by discovery
Learning by probing
Learning through practice
Learning by contrast and comparison
9
Metoda Kasus
Kasus memberikan kesempatan kepada mahasiswa pengalaman firsthand
dalam menghadapi berbagai masalah manajerial yang kompleks dan
realistik di organisasi.
16
Contoh Metode Pembelajaran Non-Tradisional Lain:
Penggunaan Mikrokomputer
Mikrokomputer dapat digunakan secara efektif untuk
mencapai berbagai sasaran kognitif pendidikan,
seperti diagnosis, pengambilan keputusan, asimilasi,
dan aplikasi konsep
Bennis, W. G., & OToole, J.. 2005. How business schools lost their way. Harvard Business
Review, May: 96-104
Cheit, E. F. 1985. Business schools and their critics. California Management Review, 27 (3):
43-62.
Corey, E. R. 1976. The use of cases in management education. Harvard Business Review
Case #9-376-240. Boston, MA: Harvard Business School Press.
La Force, J. C., & Novelli, R. J. 1985. Reconciling management research and practice.
California Management Review, 27 (3): 64-81.
Leenders, M. R., & Erskine, J. A. 1978. Case Research: The Case Writing Progress, 2nd edition.
London, Canada: School of Business Administration, The University of Western Ontario.
Macfarlane, B., & Lomas, L. Competence-based management education and the needs of the
learning organization. Education + Training, 36 (1): 29-32. 20
Referensi (Lanjutan)
Miles, R. E. 1985. The future of business education. California Management Review, 27 (3): 63-73.
Mintzberg, H. 2004. Managers, Not MBAs. San Francisco, CA: Berrett-Koehler Publishers, Inc.
Mintzberg, H., & Gosling, J. 2002. Educating managers beyond borders. Academy of Management
Learning and Education, 1 (1): 64-76.
Pfeffer, J., & Fong, C. T. 2002. The end of business schools? Less success than meets the
eye. Academy of Management Learning and Education, 1 (1):78-95.
Vinten, G. 2000. The business school in the new millennium. The International Journal of
Educational Management, 14 (4): 180-191.
HH/ugm
21