Anda di halaman 1dari 26

HIPEREMESIS

GRAVIDARUM
Maulida Tiara
12100115084

Preceptor:
dr. Ferry AFM, MM, SpOG

SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


Fakultas Kedokteran UNISBA-RS Al Ihsan
2016
Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana
penderita mual dan muntah berlebihan, lebih dari
10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga
menggganggu kesehatan dan pekerjaan sehari
hari
Vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali
selama masa hamil, yang menyebabkan
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau
defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah
yang berlebihan yang dapat mengganggu aktivitas
sehari hari yang tidak terkendali selama masa
hamil yang menyebabkan dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit atau defisiensi nutrisi
dan kehilangan berat badan.
Epidemiologi
60 - 80 % primigravida
40 - 60 % multigravida
Waktu : minggu ke 4 - 16
Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui
secara pasti.

1.Faktor predisposisi
2.Faktor organik
3.Faktor psikologis
Tanda dan Gejala
Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya
gejala dapat dibagi dalam 3 tingkatan:
1. Tingkatan I:
Muntah terus menerus yang mempengaruhi
keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu
makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa
nyeri pada epigastrium.
Nadi meningkat sekitar 100 kali/menit
Tekanan darah sistolik turun
Turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata
cekung.
2. Tingkatan II:
Lemah dan apatis, turgor kulit mengurang, lidah
mengering dan nampak kotor
Nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan
mata sedikit ikterik.
Berat badan menurun dan mata menjadi cekung,
Tensi turun, hemokonsentrasi oliguria dan
konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa
pernafasan
Tingkatan III :
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti,
kesadaran makin menurun hingga mencapai
somnollen atau koma, terdapat ensefalopati
werniche yang ditandai dengan : nistagmus,
diplopia, gangguan mental
Kardiovaskuler ditandai dengan: nadi kecil,
tekanan darah menurun
Temperature meningkat, gastrointestinal ditandai
dengan: ikterus makin berat, terdapat timbunan
aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin
tajam.
Patofisiologi
Hiperemis
gravidarum
Cadangan karbo
dan lemak terpakai
u/ energi
< cairan yang
diminum
Terganggu
dehidrasi keseimbangan
elektrolit
hemokonsentrasi

Aliran darah
menurun
Diagnosis
Hamil muda, (4-16 mg)
Mual disertai muntah hebat dan berulang
Semua yang di minum atau di makan kembali
dimuntahkan
Dapat disertai dengan tanda dehidrasi ringan
sampai berat
Turgor kulit menurun
Anamnesis dapat ditemukan keluhan
Amenorea
Mual dan muntah berat yang mengganggu aktivitas
sehari-hari.

Pemeriksaan obstetrik dapat dilakukan untuk


menemukan tanda-tanda kehamilan, yakni uterus
yang besarnya sesuai usia kehamilan dengan
konsistensi lunak

Pemeriksaan penunjang kadar -hCG dalam urin


pagi hari dapat membantu menegakkan diagnosis
kehamilan
Diagnosis Banding
Ulkus peptikum
Kolestasis obstetrik
Apendisitis akut
Diare akut
Infeksi Helicobacter pylori
Hiperemesis gravidarum tingkat I ditandai oleh
muntah yang terus-menerus
penurunan nafsu makan dan minum
penurunan berat badan
nyeri epigastrium
Pertama-tama isi muntahan adalah makanan,
kemudian lendir beserta sedikit cairan empedu, dan
dapat keluar darah jika keluhan muntah terus berlanjut.
Frekuensi nadi meningkat sampai 100 kali per menit
dan tekanan darah sistolik menurun.
Pada pemeriksaan fisis ditemukan mata cekung, lidah
kering, penurunan turgor kulit dan penurunan jumlah
urin
Pada hiperemesis gravidarum tingkat II,
pasien memuntahkan semua yang dimakan dan
diminum
berat badan cepat menurun
ada rasa haus yang hebat
Frekuensi nadi berada pada rentang 100-140
kali/menit
tekanan darah sistolik kurang dari 80 mmHg

Pasien terlihat apatis, pucat, lidah kotor, kadang


ikterus, dan ditemukan aseton serta bilirubin dalam
urin.
Hiperemesis gravidarum tingkat III sangat jarang
terjadi.
Keadaan ini merupakan kelanjutan dari hiperemesis
gravidarum tingkat II yang ditandai dengan muntah
yang
berkurang atau bahkan berhenti, tetapi kesadaran
pasien
menurun (delirium sampai koma). Pasien dapat
mengalami
ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung dan
dalam
urin ditemukan bilirubin dan protein.
Penunjang
Laboratorium
Keton (+)
USG
- Menentukan letak kantung kehamilan intra atau
ekstrauterin
- Menentukan jumah janin
- Menentukan usia kehamilan
- Tidak terdapat tanda mola hidatidosa (kompit
atau parsial)
Tata Laksana
Tata laksana awal dan utama untuk mual dan
muntah tanpa komplikasi adalah
Istirahat dan menghindari makanan yang
merangsang, seperti makanan pedas, makanan
berlemak,atau suplemen besi
Perubahan pola diet yang sederhana
Jenis makanan yang direkomendasikan
Manajemen stres juga dapat berperan dalam
menurunkan gejala mual
Tata Laksana Farmakologis
Pada emesis gravidarum, obat-obatan diberikan
apabila perubahan pola makan tidak mengurangi
gejala
Hiperemesis gravidarum, obat-obatan diberikan
setelah rehidrasi dan kondisi hemodinamik stabil.
Pemberian obat secara intravena dipertimbangkan
jika toleransi oral pasien buruk.
Obat-obatan yang digunakan antara lain adalah
vitamin B6 (piridoksin), antihistamin dan agen-agen
prokinetik.
American College of Obstetricians and
Gynecologists (ACOG) merekomendasikan

10 mg piridoksin ditambah 12,5mg doxylamine per


oral setiap 8 jam sebagai farmakoterapi lini
pertama yang aman dan efektif.
Pengelolaan
Atur pola makan
Obat (sedative, vitamin & antiemetik)
hati-hati teratogen
Isolasi (jika perlu) & puasa
Cairan parenteral (glukosa 5 % + NaCl 0,9 %)
kalium & vitamin
Penghentian kehamilan ?
Pengelolaan
Lini pertama pengobatan mual dan muntah pada kehamilan
adalah melalui pemberian antiemetik secara oral
Bila terapi oral gagal, maka dilakukan pemberian cairan
intravena NaCl atau RL, atau pemberian nutrisi melalui
larutan untuk koreksi dehidrasi, ketonuria, defisit elektrolit,
dan ketidakseimbangan asam dan basa.
Cairan intravena dapat disertai pemberian obat (drip)
Pemberian Dekstrose 5-10% masih dapat diberikan setelah
dehidrasi teratasi
Jika mual dan muntah hebat tetap terjadi setelah rehidrasi,
maka sebaiknya pasien dirawat
Antiemetik : promethazin, klorpromazine, ondansentron
dapat diberikan secara peroral, drip atau i.v bolus, sesuai
dosis
Pasien dapat dipulangkan setelah perawatan bila telah
dapat makan serta minum tanpa dimuntahkan kembalui
Komplikasi
Risiko pada ibu:
1.Depresi
2.Ruptur diafragmatika
3.Ruptur esofagus
4.Kejang-kejang

Risiko pada janin:


Menyebabkan penurunan berat badan secara kronis
dan meningkatkan kejadian gangguan
pertumbuhan janin dalam rahim
Prognosis
Diagnosis dan penatalaksanaan mual dan muntah
dalam kehamilan yang tepat dapat mencegah
komplikasi hiperemesis gravidarum yang
membahayakan ibu dan janin.

Ketepatan diagnosis sangat penting, karena


terdapat sejumlah kondisi lain yang dapat
menyebabkan mual dan muntah dalam kehamilan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai