Anda di halaman 1dari 16

PRESENTATION OF PRAKTEK KLINIK I

PUSKESMAS BATUA MAKASSAR

Created By:

1. SULPIA 4. GALUH MEGA. M

2. PUSPA KALUKU 5. SYAFRIL BAGUS. R

PRODI DIII ANALIS KESEHATAN


STIKES MEGA REZKY
MAKASSAR
2017
LATAR BELAKANG

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang


bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja
tertentu.
Keberadaan puskesmas sebagai kepastian dari pemerintah bahwa masyarakat akan
mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dengan biaya yang relatif murah dan jarak untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih dekat.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan sarana latihan sebelum terjun ke dunia kerja, untuk
meningkatkan keterampilan dan pembelajaran yang diperoleh pada setiap tahapan pendidikan,
disertai dengan sikap professional dalam bidang manajemen laboratorium.
SEJARAH PUSKESMAS BATUA

Puskesmas Batua diresmikan pada tanggal 1 April 1994 dengan nama PHC (Public
Health Center). Pada tahun 1975, berubah menjadi Puskesmas Panakkukang serta
dibangun beberapa Pustu yaitu Pustu Tamangapa, Antang, Karuwusi dan Tamamaung. Pada
tahun 1987 berubah menjadi Puskesmas Batua serta menjadi Puskesmas Induk, sedangkan
Pustu Tamangapa, Antang, Karuwusi dan Tamamaung telah menjadi Puskesmas. Dan pada
tahun 1991 telah dibuka Pustu Toddopuli sebagai pustu di wilayah kerja Puskesmas Batua
yang sekarang telah berubah menjadi Puskesmas Toddopuli (Puskesmas Batua).
LETAK GEOGRAFIS

Puskesmas Batua terletak sekitar 10 km sebelah kanan kota makassar,


tepatnya di di Jl. Abdullah Dg. Sirua Kelurahan Batua Kecamatan Manggala. Wilayah
kerja Puskesmas Batua yang meliputi kecamatan manggala dan panakkukang.
Kecamatan manggala meliputi kelurahan batua dan kelurahan borong, sedangkan
kecamatan panakkukang meliputi kelurahan paropo dan tello baru,.
VISI
Menjadi puskesmas dengan pelayanan terbaik di Makassar

MISI
1. Meningkatkan sarana dan prasarana.
2. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan secara berkelanjutan.
3. Mengembangkan jenis layanan dan mutu pelayanan kesehatan.
4. Meningkatkan sistem informasi dan manajemen Puskesmas.
5. Mengembangkan kemitraan.
6. Meningkatkan upaya kemandirian masyarakat.
ALAT-ALAT DI LABORATORIUM
PUSKESMAS BATUA
Mikroskop Sterilisator

Sentrifus Urinalyzer
PROSEDUR
PEMERIKSAAN
Pengambilan Darah Kapiler
Pengambilan Darah Vena Pengambilan
spesimen

Pengambilan Spesimen Urin Pengambilan Spesimen Dahak


Pemeriksaan Kimia Klinik:
Pemeriksaan Bakteriologi: GDS
BTA Asam urat
Kolesterol

Jenis Pemeriksaan

Pemeriksaan Imunologiserologi:
Golongan darah
Pemeriksaan Hematologi: HIV Pemeriksaan Urinalisa:
Sifilis Protein
Malaria Reduksi
Hemoglobin
Hitung jumlah leukosit Widal Bilirubin
Hitung jumlah trombosit Plano test Sedimen urine
Pemeriksaan Bakteriologi:
BTA : metode Ziehl Neellsen

Pemeriksaan Kimia Klinik Pemeriksaan Hematologi:


Glukosa darah : metode Dipstik Hemoglobin : metode Sahli
Asam urat : metode Dipstik Trombosit : metode Pipet
Kolesterol : metode Dipstik Leukosit : metode Pipet

Metode Kerja:

Pemeriksaan Imunoserologi: Pemeriksaan Urinalisa:


Plano test : metode Rapid test
Widal : metode slide Protein : metode carik celup
HIV : metode rapid test Reduksi : metode carik celup
Sifilis : metode rapid test Bilirubin : metode semi automatik
Malaria : metode rapid test Sedimen urine : metode mikroskopik
Golongan darah : metode slide
PEMBAHASAN:

Perbedaan Pemeriksaan pada kampus dan Puskesmas Batua

Jenis pemeriksaan Kampus Puskesmas Keterangan

Hitung jumlah trombosit Rees Eckeer Ammonium Oksalat Larutan

Bilirubin Harrison Semi Automatik Metode

Protein Manual (asam asetat) Carik Celup Metode

Glukosa Manual (benedict) Carik Celup Metode

Adapula pemeriksaan yang belum dipelajari di kampus namun sudah di


praktekan di Puskesmas Batua yakni pemeriksaan Kimia Klinik dan Pemeriksaan
Imunoserologi dikarenakan keterbatasan alat dan bahan.
Apabila didapatkan hasil pemeriksaan yang equivocal (samar), harus dilakukan
pemeriksaan ulang dikarenakan bisa saja hasilnya positif palsu atau negatif
palsu, yang disebabkan oleh kesalahan alat, prosedur pemeriksaan, kualitas
sampel yang kurang, dan lain-lain. Sehingga dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan yang lebih spesifik untuk mengetahui hasil yang lebih akurat..
Penanganan sampah medis, diantaranya yaitu: petugas ruangan memasukkan
sampah medis dari ruangan ke dalam kantong plastik (sampah kering kecuali
botol bekas obat dan infuse set), setelah 24 jam/pergantian shift atau sesudah
kantong plastik terisi sampah medis maksimal 2/3 bagian. Petugas kebersihan
mengambil sampah medis tersebut dan memilah sampah tersebut dalam
sampah kering dan basah. Petugas kebersihan mengikat kantong dengan rapat
dan mengangkut dengan trolly khusus ke insenerator. Petugas kebersihan
membakar sampah kering kecuali infus set di insenerator..
Dari semua pemeriksaan terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan
ditemukanya hasil invalid, diantaranya; kesalahan pengamat, reagen yang
sudah tidak layak pakai, kualitas sampel yang kurang karena disimpan terlalu
lama, alat yang sudah rusak atau kurang steril dan lain-lain.
PENUTUP

KESIMPULAN:

1. Pemeriksaan laboratorim sangat penting dalam membantu diagnosa dokter dan


merupakan pemeriksaan penyaring terhadap suatu penyakit tertentu.

2. Praktek kerja lapangan merupakan media evaluasi bagi mahasiswa guna mengukur
kesiapan dan kemampuan diri dalam skill analisa laboratorium yang dimiliki

SARAN

Diharapkan hubungan kerja sama antara pihak Puskesmas Batua dengan pihak
kampus tetap terjalin dengan baik untuk tahun tahun berikutnya.
DOKUMENTASI
THANK YOU FOR YOUR TIME

WASSALAMU ALAIKUM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai