Anda di halaman 1dari 23

Family Oriented Medical

Education
Kelompok : 20
Ayu Indah Rachmawati : 1418011036
Harry Salomo : 1418011097
Maharani Sekar Ningrum : 1418011123

Pembimbing
dr. Syazili Mustofa, S.Ked., M.Biomed
I. Latar Belakang
Laporan WHO 2008 yang berjudul Primary Health Care: Now More Than Ever,
mendorong negara berkembang untuk menguatkan layanan primer dimana 80
90% masalah harus terselesaikan.
Sampai sekarang, meskipun dengan alat yang canggih, rumah sakit masih
kewalahan menangani kebutuhan layanan kuratif (Vidiawati, 2014).
Permenkes No 39 tentang Program Indonesia Sehat memiliki tiga pilar utama,
yaitu penerapan paradigma sehat yang dilakukan dengan penguatan upaya
promotif dan preventif.
tenaga kesehatan harus mengupayakan orang yang sehat tetap sehat dan tidak
menjadi sakit, orang sakit menjadi sehat, dan orang sakit tidak menjadi lebih
sakit.
FOME bertujuan meghasilkan dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung yang berkompetensi dalam pendekatan dokter keluarga.
II. Tujuan
Kegiatan FOME bertujuan, agar mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah
dan risiko kesehatan individu & keluarga serta menerapkan tindakan
promosi dan pencegahan sesuai pengetahuan yang telah diperoleh untuk
mengatasi masalah tersebut secara professional.
Tujuan khusus
Menunjukkan sikap yang sesuai dengan sosial budaya masyarakat serta
mengembangkan hubungan yang baik dengan keluarga binaan.
Menerapkan komunikasi interpersonal dalam usaha mendeteksi masalah serta
intervensi dalam bentuk promosi dan prevensi.
Mengidentifikasi masalah kesehatan dalam keluarga serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Menjelaskan sistem pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat di wilayah
tersebut.
Manfaat

Bagi mahasiswa
Mengetahui cara mengidentifikasi masalah, menentukan prioritas masalah,
melakukan intervensi serta evaluasi di bidang kesehatan pada individu
maupun keluarga.
Bagi keluarga
Mengetahui risiko kesehatan apa saja yang dapat terjadi dengan keadaan
tempat tinggal dan keluarganya saat ini serta memahami cara mencegah serta
mengatasinya.
Bagi institusi/pemerintah
Membantu upaya pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan dan
kesejahteraan individu, keluarga, dan masyarakat.
Tn. A.Keluarga Tn.A beralamat di Jalan Ikan Bawal,
Gang Kadar 2, RT 17 No. 27 Lingkungan 3, Kelurahan
Kangkung, Kecamatan Bumi Waras

Jadwal Kunjungan
19 April 2017 = kunjungan 1 : Survey
28 April 2017 = kunjungan 2 : Identifikasi Masalah
03 Mei 2017 = kunjungan 3 : Intervensi
15 Mei 2017 = kunjungan 4 : Evaluasi
Daftar Keluarga yang tinggal serumah

No Nama Kedudukan dalam L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Ket.


keluarga
1 Andi Susiandi Kepala Keluarga L 40 SD (tidak tamat) Instalasi listrik, Sehat
petugas sokli

2 Muheni Ibu P 32 SD (tidak tamat) Ibu Rumah Tangga Sehat

3 Sisi Fauziah Anak P 19 SMK Pelajar Tinggal di rumah


nenek
4 Rifaldi Prayoga Anak L 15 SMP Pelajar Tinggal di rumah
nenek
5 Dampen Nenek Buyut P 72 Tidak Sekolah Penjual Ikan Sudah tidak
bekerja,
dismobilitas
Genogram
Keadaan Rumah

Rumah layak Huni, Beton berlapis Cat, Permanen, Ubin terdiri dari 2 lantai
dengan 5 ruangan yaitu 1 ruang tamu dan keluarga, 1 kamar tidur, 1 ruang
keluarga, 1 lantai atas, dan 1 ruang kamar mandi.
Kepadatan antar rumah sangat tinggi
Ventilasi cukup, namun sinar matahari tidak masuk sehingga lampu harus
hidup pada siang hari.
Bowel Angsa, dan sumber air ledeng itupun tidak untuk minum
Keadaan Keluarga

Tidak berkonflik
Berkumpul Setiap hari
Pemutusan masalah dari musyawarah dengan kepala
keluarga sebagai pemegang keputusan.
Sebenarnya Tn. A dan Ny. M memiliki 3 anak, yaitu An. S, An. R, dan An.Ma. Saat
berumur 1,5 tahun,
Pemenuhan kebutuhan & Gaya Hidup

Pemenuhan sampai kebutuhan primer


Dalam pemenuhan kebutuhan sehari hari keluarga ini bertumpu pada
penghasilan Tn.A sebagai instalator listrik panggilan dan pekerja sokli. Keluarga
Tn.A termasuk keluarga extended karena ada 1 kepala keluarga. Tidak punya
penyakit, tetapi punya riwayat operasi.
Ny. M tidak dapat bekerja karena alergi yang dideritanya
Gaya hidup sehat, konsumsi sayur, tempe, dan telur setiap hari
Mi Instan sering, serat kurang
Tn. A makan masakan padang tetapi tetap sayur dan tempe/telur
Tidak konsumsi alcohol
Setiap hari merokok s.d 8 batang
Lingkungan Hidup

Ayahnya RT : Tn.A calon RT


Tidak ada organisasi sekitar
Tn. A berkendara sepeda motor pada saat jam padat sebanyak 12 jam sehari
untuk pegi dan pulang dari tempat kerja dapat berisiko terpapar polusi udara
seperti debu, CO, dan timbal serta berisiko terkena infeksi karena berkutat
dengan sampah. Tn. A tidak pernah menggunakan APD saat bekerja karena
merasa tidak nyaman.
Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga
Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan karakteristik keluarga
Pendidikan Minim (tidak lulus SD) : kurangnya pemahaman keluarga Tn. A mengenai
pentingnya menjaga kesehatan
Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan keadaan rumah
Kurangnya pertukaran udara dan tidak adanya cahaya matahari yang masuk membuat
rumah Tn. A lembab dan menjadi tempat yang sangat tepat bagi pertumbuhan jamur
maupun bakteri. Tn.A selalu membuka pintu rumahnya di siang hari untuk menjaga
rumahnya tetap kering. Namun, justru dengan begini resiko masuknya debu dan bau tidak
sedap
Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan fungsi keluarga
Jika tidak ada orang dirumah, Ny, D merasa kesepian karena tidak dapat melakukan
apapun selayaknya dahulu. Hal ini membuat gangguan psikologis pada Ny. D yang bahkan
mengaku pernah merencanakan cara untuk bunuh diri.
Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan keluarga
Harta dijual untuk pemenuhan. Keluarga Tn.A memasak sendiri, dengan menu makanan
seadanya, sangat jarang mengonsumsi buah. Keadaan ini membuat keluarga Tn.A beresiko
kekurangan serat.
Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan gaya hidup keluarga
Tn. A merokok sejak remaja beresiko Ca Nasofaring s.d Paru. Selain itu, jika Tn. A merokok di
dalam rumah akan mengganggu kesehatan anggota keluarga lainnya.
Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan lingkungan hidup keluarga
Resiko pekerjaan yang didapatkan Tn.A adalah infeksi akibat paparan sampah yang
dikumpulkannya setiap hari serta dari zat berbahaya berupa CO dan debu karena Tn. A selalu
bekerja dijalan raya. Selain itu, aliran listrik juga dapat menjadi ancaman saat Tn.A bekerja.
Urutan Prioritas Masalah Kesehatan Keluarga

Masalah kesehatan yang ada dalam keluarga


Dismobilitas dan Paralisis yang dialami oleh Ny. D
Resiko penyakit infeksi pada Tn. A yang tidak menggunakan APD saat bekerja
Kurangnya pencahayaan matahari di rumah dan keadaan rumah yang padat
Risiko penyakit paru pada Tn. A dan keluarga akibat perilaku merokok Tn. A
Alergi yang diderita Ny. M
Pola makan keluarga yang kurang serat
III. Penyusunan Prioritas (USG)
No Masalah Nilai Kriteria Nilai Akhir

U S G

1 Dismobilitas dan paralisis yang dialami oleh 4 5 4 13


Ny. D
2 Risiko penyakit infeksi pada Tn. A yang tidak 4 4 4 12
menggunakan APD saat bekerja
3 Kurangnya pencahayaan matahari di rumah 4 4 3 11
dan keadaan ruangan yang padat
4 Risiko penyakit paru pada Tn. A dan keluarga 4 4 3 11
akibat perilaku merokok Tn. A
5. Alergi yang diderita Ny. M 3 3 4 10
6 Pola makan keluarga yang kurang serat 3 2 2 7
Rencana Intervensi

Edukasi ROM Aktif pada Ny. D dan ROM Aktif pada Keluarga
memberikan edukasi mengenai rumah sehat kepada keluarga agar mengerti
tentang konsep rumah sehat dan kriterianya
Perilaku merokok Tn. A dan tidak menggunakan APD saat bekerja
penyuluhan tentang PHBS kepada Tn. A agar Tn. A lebih tersadar akan
bahayanya dari apa yang dia lakukan
Perencanaan (1) Tahap Intervensi (2) Hasil Intervensi (3)
Tujuan Kegiatan Materi Kegiatan Cara Pembinaan Sasaran Individu

Meningkatnya 12 langkah gerakan Penjelasan tentang Ny. D dan seluruh Mengenalkan dan Terjadi peningkatan
pengetahuan dan ROM aktif dan pasif komplikasi paralisis serta anggota keluarga menjelaskan hal-hal yang pengetahuan tentang
penerapan tentang pemeriksaan fisik dan berkaitan dengan komplikasi paralisis serta
komplikasi paralisis pelatihan ROM aktif dan paralisis, pemeriksaan dapat melakukan gerakan
pasif kepada Ny. D dan neurologis, dan latihan ROM aktif dan pasif secara
anggota keluarga lainnya gerakan ROM aktif dan mandiri
pasif

Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih Penjelasan tentang apa Seluruh keluarga Mengenalkan dan Peningkatan pengetahuan
pengetahuan tentang dan Sehat (PHBS) yang dimaksud PHBS, cara khususnya Tn. A menjelaskan tentang tentang PHBS
bahaya merokok dan penerapannya dan apa PHBS, serta tanya jawab
tidak menggunakan APD akibat yang terjadi tentang apa yang telah
apabila tidak dilakukan dalam PHBS
dilakukannya PHBS dan apa yang belum

Meningkatkan Rumah sehat Penyuluhan tentang Seluruh anggota Mengenalkan dan Meningkatnya pengetahuan
peneggtahuan tentang konsep dan kriteria keluarga menjelaskan tentang tentang rumah sehat
kegunaan cahaya rumah sehat konsep dan kriteria
matahari dalam rumah rumah sehat
dan akibat dari keadaan
rumah yang padat
Proses Intervensi
Intervensi dilakukan dengan menggunakan berupa mading bulat tentang 12 langkah ROM aktif dan pasif, poster
dan daftar batang rokok yang dihisap dalam 28 hari, serta flip chart tentang rumah sehat
Informasi yang penulis sampaikan mengenai paralisis, yaitu:
Pengertian
Bahaya
Komplikasi
Pencegahan komplikasi
PHBS > menguji pengetahuan anggota keluarga mengenai poin-poin PHBS sebelum menjelaskan mengenai urgensi
dari setiap poin tersebu. Anggota keluarga tidak segan dalam menyampaikan pendapat dan pengalaannya.
Keluarga mengaku belum pernah mendengar mengenai PHBS Rumah Tangga, namun beberapa dari poin PHBs suah
diterapkan dalam keluarganya.
Beberapa poin yang belum diterapkan oleh keluarga karena alasan tidak mampu maupun belum terbiasa adalah :
Memberi ASI eksklusif selama 6 bulan
Menimbang balita setiap bulan
Makan buah dan sayur setiap hari
Melakukan aktifitas fisik setiap hari
Tidak merokok dalam rumah
Tn. A mau untuk menghentikan perilaku merokoknya, bahkan sebelumnya Tn.
A sudah pernah mencoba untuk berhenti merokok, namun gagal. Melalui
intervensi ini, penulis mencoba untuk membantu Tn. A dalam mengurangi
banyaknya batang rokok yang dihisap oleh Tn.A setiap harinya dengan
menggunakan tabel hitung batang rokok. Melalui media ini diharapkan Tn. A
dapat melihat jumlah batang rokok yang ia habiskan setiap hari dan
memberikannya motivasi untuk terus mengurangi jumlah batang rokok yang ia
hisap setiap harinya.
Evaluasi
Evaluasi diawali dengan melakukan pemeriksaan fisik ulang pada Ny. D.
Dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya, Ny. D cukup rajin untuk
menggerakkan anggota badannya
Ny. D terlihat lebih termotivasi untuk sembuh. Ny. D tidak terlihat terbaring
lemah seperti biasanya, di hari evaluasi, Ny. D lebih banyak berbicara.
Anggota keluarga,terutama Ny. M telah membantu Ny. D untuk melakukan
latihan ROM, baik aktif maupun pasif setiap harinya.
perilaku merokok Tn.A sudah banyak berkurang. Dalam seminggu ini, Tn. A
mengaku hanya menghabiskan 3 bungkus rokok yang masing-masingnya
berisikan 12 batang rokok. Bahkan ia mengatakan bahwa terkadang rokoknya
dibagikan pada teman-temannya, namun Tn. A tidak mengingat jelas berapa
batang rokok yang ia habiskan dan yang ia bagikan. Jika dirata-ratakan, Tn.A
menghisap 4-5 batang rokok setiap harinya sejak intervensi yang penulis
lakukan
Kesimpulan

Prioritas masalah yang didapatkan dari keluarga Tn. A adalah edukasi mengenai
komplikasi paralisis dan pelatihan pergerakan ROM aktif dan pasif serta edukasi
mengenai rumah sehat dan PHBS. Setelah itu dilakukan intervensi pada keluarga
Tn. A. Akhirnya, 1 minggu setelah melakukan intervensi penulis melakukan
evaluasi kepada Tn. A untuk mengetahui tingkat pengetahuan nya terhadap
komplikasi paralisis dan pelatihan pergerakan ROM aktif dan pasif serta edukasi
mengenai rumah sehat dan PHBS dan hasilnya adalah adanya peningkatan
pengetahuan mengenai hal tersebut.
Daftar Pustaka

Wonodirekso, S. Sistem Pelayanan Dokter Keluarga Meningkatkan Kadar


Kesejawatan dan Profesionalisme. Majalah Kedokteran Indonesia volume
59(1). 2009. hal. 1-2.

Prasetyawati, A. E. Kedokteran Keluarga dan Wawasannya. Fakultas


Kedokteran Universitas Sebelas Maret. 2010. hal. 2-3.

Idris, F. Pelayanan Dokter Berbasis Dokter Keluarga di Indonesia. Ilmu


Kesehatan Masyarakat Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya. 2006. hal. 2.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai