Anda di halaman 1dari 6

Malaria Asimtomatik

Yoes Prijatna Dachlan


Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya
Kriteria penetapan malaria asimtomatik

Kriteria yang paling luas digunakan untuk


diagnosa malaria asimtomatik:
~ adanya parasit pada hapusan tetes tebal ~ longitudinal follow-up
darah tepi
~ penghitungan jumlah parasit
~ axillary temperature <37.5C
~ tidak menunjukkan simtom terkait
malaria
Malaria asimtomatik: individu, tinggal didaerah endemis malaria, mengidap parasit malaria tanpa
menunjukkan simtom/gejala klinis malaria dan dapat menularkan penyakit tersebut. Disebut juga carrier
parasitemia asimtomatik

Longitudinal follow-up: penting untuk mendeteksi kapan munculnya asimtomatik, namun


bisa menjadi simtomatik berikutnya pada awal deteksi
Penentuan tingkat parasitemia dipertimbangkan menjadi penting dibandingkan hanya sekedar
menyatakan ada atau tidak adanya parasit. Perlu menetapkan cut-off levels densitas parasit
Penggunaan species-specific PCR a powerful tool untuk menemukan malaria asimtomatik
dalam suatu populasi. De Andrade AL (1995), Bottius et al. (1996), Eke RA (2006): 2/3 penderita-
penderita dengan parasit -ve secara mikroskopis menunjukkan + ve subpatent dengan PCR
menunjukkan seluruh populasi terinfeksi malaria asimtomatik khronis
(Yoes Prijatna Dachlan, 2014)
Indicative of partial
immunity

A known phenomenon A low level of


Asymptomatic in malaria endemic areas Plasmodium parasites,
malaria parasitemia with high year-round asexual or
transmision gametocytes

Being detectable in
examining 200 fields
of Giemsa-stained the blood without the
thick blood smears RDT individual being ill
(GE Strm, 2013; Tanzania)
counting 1000 nested-PCR
red blood cells (RBCs) (S Zoghi1,2012; Iran)
in a Giemsa stained PfMSP-119 specific
thin blood antibodies using ELISA
film at X1,000
magnification under
immersion oil. (Yoes Prijatna Dachlan, 2014)
Perennial Transmisi bervariasi
atau stable unstable
Epidemik tergantung kondisi iklim

Malaria Manifestasi Severe disease


Sub-Sahara Klinis
Africa Spektrum mild intermittent fever

Parasit +ve secara mikroskopik


sebagai infeksi asimtomatik

(Babiker HA, Gadallaa AAH, Ranford-Cartwright LC, 2013)

(Yoes Prijatna Dachlan, 2014)


passive surveillance systems

symptomatic patients Health facilities

Kegiatan surveillance pasif mempunyai dampak yang terbatas terhadap


penularan malaria, hanya sebatas penderita yang datang dengan keluhan klinis
untuk mendapatkan pelayanan medis dan terapi.

Mengatasi sifat keterbatasan surveillance pasif dan dengan sasaran adalah


kelompok parasit asimtomatik sejumlah program memakai strategi ACD
(active case detection)

((HJW Sturrock et al., University of California, USA; Radboud University Nijmegen Medical Centre,
The Netherlands; London School of Hyg and Trop Med, 2013)
(Yoes Prijatna Dachlan, 2014)
Intervensi skala besar dapat menurunkan beban malaria dan
penularan lintas wilayah atau negara

dengan penularan

Resources
menyisakan parasite
menyebar
meningkatkan reservoir berpencaran

(Yoes Prijatna Dachlan, 2014)

Anda mungkin juga menyukai