Anda di halaman 1dari 18

Intrauterine Device

(IUD or IUCD)

Dipresentasi oleh :
Nor Nazurah Nadiah

Copper T-380A
JENIS-JENIS IUDs
Palingsering:
T-shaped, copper bands on plastic stem/arms

Dimasukkan ke uterus melewati


vagina dan pembukaan servik
Benang:
Untuk memastikan IUD berada di tempat yang
betul ; untuk pengeluaran IUD
Most common copper IUD: TCu-380A Copper T-380A

Less common: hormonal IUDs


Keberhasilan
Spermicides
Female condom
Standard Days Method
Male condom
Oral contraceptives
DMPA
IUD (TCu-380A) Rate during perfect use
Female sterilization
Rate during typical use
Implants
0 5 10 15 20 25 30
Percentage of women pregnant in first year of use

Source: CCP and WHO, 2007.


Cara kerja Copper IUDs
Pencegahan fertilisasi dengan:

Menganggu kelangsungan
hidup sperma

Menghalang pergerakkan
sperma

Source: Ortiz, 1996.


Karakteristik Copper IUDs:
Keuntungan
Tinggi nilai keberhasilan dan aman
Tidak menganggu koitus
Mudah digunakan
Tahan lama
Reversible
Tetap subur
tiada gangguan sistemik
Resiko komplikasi rendah

Source: CCP and WHO, 2007.


Karakteristik Copper IUDs:
Kerugian
Efek sampik seperti kram dan perdarahan
Komplikasi seperti perforasi dan peradangan
pelvik bisa terjadi
Kegagalan alat atau cara pasang bila
mengakibatkan kehamilan ektopik (sangat
jarang)
Memerlukan ahli untuk melakukan pemasangan
dan pelepasan IUD
Tiada STI/HIV
Source: CCP and WHO, 2007.
Copper IUDs Efek samping

Muncul
kram dan peningkatan atau
pemanjangan jangka waktu perdarahan
haid

Kemungkinan perdarahan diantara jarak


waktu haid
Efek samping biasanya muncul pada 3 bulan
pertama pemakaian

Source: CCP and WHO, 2007; Larsson, 1993; DeMaeyer, 1989; WHO, 2004, updated 2008; WHO
Special
Programme of Research Development and Research Training in Human Reproduction, 1997.
Komplikasi
IUDs Pelvic Inflammatory Disease (PID)
PID merupakan infeksi saluaran kemih atas pada
wanita
Resiko PHI pada penguna IUD:
Rendah nilai keseluruhan
resiko PID pada penguna IUD is 0.15% to
0.30%
Resiko tertinggi adalah pada 20 hari pertama
post pemasangan
Sebahagian besarnya karena kehadiran
gonorrhea atau chlamydia sewaktu pemasangan
Source: Shelton, 2001.
IUDs Pengurangan resiko PID
Kontra indikasi pemasangan IUD apabila:
Pasien yg beresiko besar STD, atau
Sintom klinis dan gejala STD.

Melakukan pemasangan IUD secara steril sesuai standar.


Merekomendasi follow-up visit pada minggu ke 3-6
untuk pemeriksaan resiko infeksi
Edukasi untuk segera berubat jika gejala PID muncul

Source: WHO, 2004; updated 2008.


IUD Perforasi
Sangat jarang: 1 dalam 1,000 pemasangan

Resiko:
Terkait dengan kepakaran ahli yang memasang
Dapat dikurangkan dengan pelatigan yang
diawasi
Sering terjadi pada pemasangan postpartum
antara 48 jam dan 4 minggu post pemasangan

Source: WHO, 1987.


Kategori yang bisa memakai Copper IUD
WHO Conditions
Category
Category 1 20 years, hypertension, deep venous
thrombosis, ischemic heart disease,
migraine headaches, cervical ectopy,
breast disease (including breast cancer)

Category 2 menarche to <20 years, nulliparous,


heavy or prolonged bleeding, severe
dysmenorrhea, endometriosis, anemia,
high risk of HIV

Source: WHO, 2004; updated 2008.


Kategori kontra indikasi memakai Copper IUDs

WHO Conditions
Category
Category 3 48 hours to <4 weeks postpartum, ovarian
cancer/if initiating use, high individual risk of
STIs, AIDS (no ARV treatment or not well on
ARVs)
Category 4 pregnancy; postpartum/postabortion sepsis;
unexplained vaginal bleeding (prior to eval.);
uterine fibroids with cavity distortion; current
PID; purulent cervicitis; endometrial cancer,
cervical cancer, or pelvic TB/if initiating use

Source: WHO, 2004; updated 2008.


Waktu pemasangan IUD
Interval pemasangan
Pada bila-bila masa sesuai waktu siklus menstrual
berlangsung.
Postpartum insertion
Segera setelah persalinan pervaginam atau seksio
sesarian jika tiada infeksi atau PPH
Postabortion insertion
segera jika tiada infeksi

Source: WHO, 2004; updated 2008.


POST PEMASANGAN

SEWAKTU PEMASANGAN:
Terasa nyeri dan kram

Setelah beberapa hari:


Pendarahan ringan dan kram ringan

Setelah beberapa minggu:


Perdarahan haid yang lama atau masif
Menstrual kram
Terjadi spotting diantara siklus haid
Source: CCP and WHO, 2007.
Pengunaa IUD dan follow up
Edukasi cara memeriksa benang:
dengan jari yang bersih
setiap kali post menstruasi
(terjadi perlepasan spontan biasa terjadi
pada 6 bulan pertama)
Schedule follow-up pada:
minggu ke 3-6

Edukasi untuk berobat jika gejala


komplikasi muncul
Source: CCP and WHO, 2007; WHO, 2004, updated 2008.
Gejala resiko infeksi IUD
Edukasi berobat segera jika mengalami :
Perdarahan dan kram bagian abdomen yang
kronik 3 - 5 hari post pemasangan perforation
Perdarahan irregular atau nyeri setiap kali siklus
mestruasi terlepas secara partial, perforasi
Demam, keluar cairan abnormal, nyeri abdomen
bawah infeksi
Hilang benang IUD, tidak dating haid terlepas
secara keseluruhan , hamil
Source: CCP and WHO, 2007.
Memperbaiki mitos IUD
IUDs:
Tidak mengakibatkan aborsi
Tidak mengakibatkan mandul
Tidak mengakibatkan ketidakselesaan sewaktu
koitus
Tidak akan beralih posisi ke bagian tubuh yang
lain

Source: CCP and WHO, 2007; Farr, 1994.


Terima Kasih! :D

Anda mungkin juga menyukai