Anda di halaman 1dari 28

Oleh :

Ghina Salsabila (1404104010088)


Irham Maulana (1404104010102)
Razira Fitraya (140410401080)
Muhammad Irshad Maruf
(1404104010084)
Fiska Hidayat (1404104010091)
Adrian Muda Kesuma (1404104010113)
Almas Syarafina (1404104010103)
Bentuk Kota
Dinamika Kota
Susunan Kota
Dilema pendekatan terhadap perancangan
kota
Bentuk Kota
Istilah kota tidak dapat dirumuskan secara bentuk.
Karena pandangan setiap bidang ilmu terhadap
kota berbeda beda. Maka, bentuk kota
dirumuskan secara hierarki dengan memakai
prinsip-prinsip yang ada di dalamnya berdasarkan
indikator indikator tertentu
Dinamika Kota
Dinamika perkembangan kota dipengaruhi oleh
beberapa kenyataan yaitu :
Perkembangan kota tidak terjadi secara abstrak, yang
berarti berkaitan sebagai produknya
Perkembangan kota tidak terjadi secara langsung,
yang berarti perkembangannya membutuhkan waktu
sebagai prosesnya
Perkembangan kota tidak terjadi secara otomatis, yang
berarti perkembangan kota dari atas membutuhkan
aktivitas ekonomi politis dan juga dari bawahyang
membutuhkan perilaku manusia
Susunan Kota
Susunan kota dipengaruhi banyak aspek dan
prinsip arsitektural yang bersifat universal.
Hubungan bentuk kota dan ruang kota secara
konteks sangat erat tetapi kompleks.
Dilema pendekatan terhadap perancangan
kota
Disatu sisi aspek perancangan kota ditinjau dari
segi bentuk,dinamika, serta susunannya yang
merupakan komponen kota yang bersifat fisik atau
dapat disebut sebagai produk. Namun, kota tidak
terlepas dari proses yang berarti perancangan kota
merupakan proses dari pembuatan suatu produk
yang merupakan kota yang baik. Dan produk
tersebut yang dijadikan sebagai landasan untuk
melanjutkan proses tersebut.
Struktur massa perkotaan dan struktur ruang
perkotaan bergantung pada 3 aspek :
Memperkuat elemen kota supaya suatu kawasan
lebih jelas realitasnya
Mentransformasikan elemen kota agar tidak
berbenturan struktur kota dalam realitasnya
Memperkenalkan kawasan tertentur agar lebih
berarti dalam realitasnya
Tujuan dari 3 aspek tersebut adalah agar
menghasilkan produk kota yang berkualitas tinggi
Ada 3 teori untuk membuat produk suatu
kota menurut Markus Zahnd :
Teori figure/ground
Teori place
Teori linkage
Teori figure/ground
Teori yang mengutarakan bahwa tata kota adalah
hubungan tekstural antara bentuk (building mass)
dan ruang terbuka (open space). figure/ground
merupakan teori urban fabric (teori tekstur kota
dan pola-pola tata ruang kota) yang
mengidentifikasikan masalah penataan ruang kota
Teori linkage
Linkage adalah pemersatu lapisan-lapisan tatanan
aktivitas suatu kotasehingga membentuk wujud
suatu kota.
Tiga komponen pembentuk linkage
Visual
Struktural
Linkage bentuk kolektif
Teori place
Dalam desain spasial terletak pada pemahaman
budaya dan karakteristik manusia terhadap
tempatnya
Teori tempat secara khusus memperhatikan tempat
dari segi konteks, citra, serta estetika.
Rumusan terhadap suatu tempat/place melibatkan
banyak faktor yang masing-masing yang
mempengaruhi makna tempat secara arsitektural
Kota dipandang sebagai produk. Ketiga teori
diatas memperhatikan aspek-aspek yang
berbeda didalam kota.Ketiga teori tidak
terlepas satu sama lain. Semua teori tersebut
harus di satukan secara integral hingga
menghasilkan suatu produk yang terwujud
dengan baik.
Kota sebagai proses merupakan teori yang
berpandangan dalam pembuatan sebuah
produk (kota) membutuhkan proses.
Proses kota cenderung bersifat ekologis yang
terjadi secara alamiah
Namun tak sama dengan proses kota yang
bersifat artefak(buatan). Yang dimana proses
ekologi terjadi didalamnya secara tidak
langsung pada proses artefak tersebut
Dinamika terjadinya suatu kota cenderung
secara artefak konvensional yang bersifat
antroposentris dan linear yang tidak
berfungsi sebagai jalannya suatu proses
Maka, Dinamika tersebut diubah dari sistem
artefak konvensional menjadi sistem artefak
ekologis
Dinamika Ekonomi dan Ekologi
Proses terbentuk kota secara ekonomi dapat
diamati dari investor/developer sebagai pelaku
pembangunan ekonomi kota.
Kurangnya diperhatikan dinamika ekologi kota
dapat berpengaruh pada kualitas kota yang
dihasilkan.
Maka, perancangan yang baik untuk melanjutkan
proses kota tersebut adalah proses pembentukan
kota dalam jangka waktu lama yang baik terhadap
suatu proyek dengan lingkungannya
Dinamika Politik dan Ekologi
Pelaksanaan kota yang efektif adalah secara politik
progresif berlandaskan ekologi kota
Intervensi politik tersebut memiliki 4 hal penting
Kota tidak terlaksana oleh satu pihak saja
Kota tidak akan selesai dengan menentukan sasaran
pembangunan fisik kota
Kota memiliki sumberdaya yang terbatas
Pelaksanaan kota harus melibatkan aktor
pembangunan kota
Dinamika Politik dan Ekologi
Terjadinya kota dari segi politik adalah dari segi
pembangunan yang terjadi bergantung pada
kekuasaan politik yang sedang berlangsung.
Hal ini harus di perhatikan dan perlu dibarengin
oleh ekologi kota yang berlangsung di dalam kota
agar kualitas kehidupan kota tetap pada naturalnya
atau alaminya
Dinamika Budaya dan Ekologi
Komponen budaya terdiri dari material dan
imaterial yang tidak terpisahkan dalam proses
perancagannnya
Budaya tidak independen, budaya berlangsung
dalam suatu proses pembentukan kota. Budaya
merupakan suatu sistem yang luas yang harus
diwaspadai dari pengaruh globalisasi
Dinamika Budaya dan Ekologi
Proses perancangan kota sebagai proses yang baik
adalah dengan mengaitkan implikasi budaya
dengan kriteria , sistem dan ekspresi.

Anda mungkin juga menyukai