Anda di halaman 1dari 22

GANGGUAN GIZI PADA

ANAK
KEP (Kurang Energi
Protein)
Kekurangan Energi Protein (KEP) adalah
keadaan kurang gizi yang disebabkan
rendahnya konsumsi energi dan protein
dalam makanan sehari-hari, sehingga tidak
memenuhi angka kecukupan gizi.
Epidemiologi
KEP masih menjadi masalah yang
membutuhkan perhatian khusus
terutama dinegara berkembang
Di Indonesia, KEP menjadi masalah
kesehatan penting dan darurat
dimasyarakat terutama balita
Klasifikasi
Untuk tingkat puskesmas penentuan KEP yang
dilakukan menggunakan KMS dengan menimbang
BB/U
KEP ringan bila hasil penimbangan BB pada
KMS berada di pita kuning
KEP sedang bila hasil penimbangan BB pada
KMS berada dibawah garis merah (BGM)
KEP berat / gizi buruk bila hasil penimbangan
BB/U <60% Baku median WHO-NCHS (karena
pada KMS tidak ada pemisah untuk KEP sedang
dan berat)
PENYEBAB KEP
MANIFESTASI KLINIK
Beberapa gejala khas yang dijumpai
adalah sesuai dengan jenis KEP :
1.Marasmus :
.perubahan mental (iritabel, atau
apatis) jarang dijumpai
.diare sering disebabkan oleh
makanan
.tak tampak lemak dibawah kulit, kulit
kering, tampak dehidrasi
. berat badan/umur sangat rendah (<
60 SD)
. nafsu makan baik
. tidak tampak perubahan warna kulit
dan rambut
. tidak dijumpai pembesaran hati
.pemeriksaan lab : serum albumin
2.Kwasiorkor
. perubahan mental (apatis, tampak lesu) sering
dijumpa
. Odema
. dermatosis pada kulit, warna rambut merah atau
belang-belang
. masih tampak jaringan lemak dibawah kulit
. berat badan/umur turun tidak terlalu rendah
. diare paling sering oleh karena infeksi
. sering dijumpai pembesaran hati
. pemeriksaan lab: serum albumin rendah disertai
Hb yang rendah
3. Marasmus Kwasiorkor :
. nafsu makan sangat buruk
berat badan/umur sangat rendah
( < 60 SD)
Odema
berat badan/tinggi sangat rendah
gejala lain campuran antara gejala
marasmus dan gejala kwashiorkor
USIA BERESIKO

Usia 0 - 6 bulan
Usia 6 12 bulan
- pertumbuhan tdk secepat
bulan pertama
- asupan gizi & ASI kurang
Usia 2 3 tahun
- pertumbuhan memburuk (BB
turun)
- kandungan makanan KH
rendah protein kurang &
rendah
Marasmik Kwashiokor
Udem (umumnya seluruh
Sangat kurus (Tulang
tubuh, terutama pada
dibalut kulit) punggung kaki / dorsum pedis
Wajah seperti orang tua Wajah membulat dan sembab
Cengeng rewel Pandangan mata sayu
Kulit keriput, lemak Rambut tipis kemerahan dan
subkutis sedikit bahkan mudah rontok
tidak ada Perubahan status mental,
Perut cekung dan iga apatis, dan rewel
Pembesaran hati
ngambang
Otot hipotrofi (Lebih terlihat
Sering disertai infeksi
kalau pemeriksaan dalam
kronik berulang keadaan duduk atau berdiri)
Marasmik-kwashiokor
Campuran kedua gejala tersebut Kelainan kulit berupa bercak
merah muda yang meluas
berubah warna menjadi coklat
kehitaman dan terkelupas
Sering disertai penyakit infeksi,
umumnya akut ( Anemia,
diare)
Diagmosis
Dapat diketahui dari GK, pemeriksaan
antropometri dan pemeriksaan labor
Pengukuran antropometri
lebih ditujukan untuk menemukan kurang gizi ringan,
sedang atau sudah gizi buruk
pada pengukuran antropometri dilakukan pengukuran
fisik anak yang dibandingkan dengan angka standar
(Normal)
Untuk anak ada 3 parameter yang digunakan BB/U,
TB/U, BB/TB
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan kadar Hb dan kadar protein
PENANGGULANGAN KEP
Penanggulangan KEP dapat dilakukan dengan cara :
Pelayanan Gizi pada anak dengan KEP berat/Gizi buruk di rumah
sakit meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap dan pelayanan
rujukan.
1.KEP ringan
Diberikan penyuluhan gizi dan nasehat pemberian makanan di
rumah dan pemberian vitamin. Dianjurkan untuk memberikan ASI
eksklusif (Bayi <4 bulan) dan terus memberikan ASI sampai 2
tahun.
2. KEP sedang
. Penderita rawat jalan (di RS/Puskesmas): diberikan nasehat
pemberian makanan dengan tambahan energi 20-50% dan
vitamin serta teruskan ASI bila anak <2 tahun.
. Penderita rawat inap: diberikan makanan tinggi energi dan
protein, secara bertahap sampai dengan energi 20-50% di atas
kebutuhan yang dianjurkan (Angka Kecukupan Gizi/AKG)
3. KEP berat/Gizi buruk
Bilamana ditemukan anak dengan KEP berat/Gizi buruk harus
dirawat inap
OBESITAS
Epidemiologi
Obesitas merupakan masalah kesehatan dunia
yang semakin sering ditemukan diberbagai negara
angka kejadian overweight dan obesitas anak
secara global meningkat dari 4,2% -6,7% (tahun
1990-2010)
didapatkan data obesitas berdasarkan BB/TB lebih
dari Z score 3 SD menggunakan baku antopometri
obesitas untuk perkembangan otak aman, tapi
komorbid yang timbul dimasa datang yang
menjadi perhatian, ex : Hipertensi, DM, Sindroma
metabolik
Etiologi
obes terjadi karena ketidak seimbangan antara asupan
energi dengan keluaran energi terjadi kelebihan energi
disimpan dalam bentuk jaringan lemak (Asupan
>pengeluaran)
asupan tinggi konsumsi makanan yang berlebihan
Pengeluaran rendah rendahnya metabolisme tubuh,
aktifitas fisik, efek termogenesis makanan yang
ditentukan oleh komposisi makanan
Sebagian besar gangguan homeostasis energi ini
disebabkan oleh faktor idiopatik (obes primer /
nutrisional), hanya 10% kasus yang disebabkan karena
faktor endogen (obes sekunder/non nutrional yang
disebabkan kelainan hormon, sindrom atau efek genetik
Diagnosis
dalam menegakkan diagnosis berrdasarkan
pada Anamnesis pemeriksaan fisik
pemeriksaan antropometri deteksi dini
komorbid
pada anamnesis untuk mencari tanda
atau gejala yang dapat membantu
menentukan apakah anak beresiko
obesitas atau tidak
pada anamnesi tanya kan riwayat keluarga,
riwayat sosial/psikolog (merokok/ depresi)
Tatalaksana
1. Pola makanan yang benar
2. Polaaktifitas yang benar
3. Ubah gaya hidup

Anda mungkin juga menyukai