Anda di halaman 1dari 28

ASMA BRONKIAL

EKSASERBASI AKUT

OLEH :
Arina Tsusayya Ryandi G99162033

KEPANITERAAN KLINIK ILMU FARMASI


KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/ RSUD DR MOEWARDI
S U RAKAR TA
LATAR BELAKANG

PENANGANAN MENCEGAH
ASMA KOMPLIKASI
SEGERA

PENYAKIT
INFLAMASI MORTALITAS
KRONIK TINGGI
SALURAN NAFAS

100-150 JUTA STATUS


PENDUDUK ASMATIKUS
TUJUAN PENULISAN

PATOGENESIS

DIAGNOSIS

PENATALAKSANAAN
DEFINISI

Asma bronkial adalah penyakit


kronis radang jalan nafas dimana
terdapat hiperaktifitas bronkial dan
berbagai derajat obtruksi jalan
nafas (Ukena et al, 2008).
Asma eksaserbasi akut adalah suatu
episode batuk (biasanya pada pagi
atau malam hari), mengi, dan sesak
nafas yang berkaitan dengan
obtruksi jalan nafas pada paru dan
bersifat reversible dengan atau
tanpa pengobatan (Grover et al,
2011).
EPIDEMIOLOGI ASMA

Segala umur
30 % bergejala pada umur 1 tahun
80-90 % bergejala sebelum umur 4-5 tahun
5% sampai dengan 10% manusia dari berbagai usia
menderita asma bronkial
FAKTOR RISIKO

TUNGAU JENIS
ASAP ROKOK
DEBU KELAMIN

PERABOT
BINATANG JENIS
RUMAH
PIARAAN MAKANAN
TANGGA

PERUBAHAN
RPK
CUACA
PATOFISIOLOGI
ETIOLOGI

FAKTOR FAKTOR
IMUNOLOGIS INFEKSI

FAKTOR FAKTOR
ENDOKRIN PSIKOLOGIS
KLASIFIKASI ASMA BRONCHIAL

PERSISTEN
INTERMITTEN
RINGAN

PERSISTEN PERSISTEN
SEDANG BERAT
DIAGNOSIS

RIWAYAT
PEMERIKSAAN
PENYAKIT /
FISIK
GEJALA

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
DIAGNOSIS BANDING
Dewasa (PDPI, 2003) Anak (PDPI, 2003)

Penyakit Paru Obstruksi Kronik Benda asing di saluran napas

Bronkitis kronik Laringotrakeomalasia

Gagal Jantung Kongestif Tumor

Obstruksi mekanis (misal tumor) Bronkiolitis


PENATALAKSANAAN
Program penatalaksanaan asma, yang meliputi 7 komponen :
Edukasi
Menilai dan monitor berat asma secara berkala
Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus
Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang
Menetapkan pengobatan pada serangan akut
Kontrol secara teratur
Pola hidup sehat (PDPI, 2003).
PENGOBATAN ASMA
KLASIFIKASI ASMA TERAPI
BRONCHIAL
INTERMITTEN Inhalasi beta agonis bila perlu
Tidak perlu obat sehari-hari
PERSISTEN RINGAN Glukokortikosteroid inhalasi (200-400 ug
BD/hari atau ekivalennya
PERSISTEN SEDANG Kombinasi inhalasi glukokortikosteroid
(400-800 ug BD/hari atau ekivalennya) dan
agonis beta-2 kerja lama
PERSISTEN BERAT Kombinasi inhalasi glukokortikosteroid
(> 800 ug BD atau ekivalennya) dan agonis
beta-2 kerja lama, ditambah 1 di bawah ini:
- teofilin lepas lambat
- leukotriene modifiers
- glukokortikosteroid oral
Penatalaksanaan Asma Eksaserbasi (GINA,2010)
Rencana pengobatan serangan asma berdasarkan
beratserangan dan tempat pengobatan
SERANGAN PENGOBATAN TEMPAT PENGOBATAN
RINGAN Terbaik: Di rumah
Aktiviti relatif normal Inhalasi agonis beta-2 Di praktekdokter/
Berbicara satu kalimat Alternatif: klinik/ puskesmas
dalam satu napas Kombinasi oral agonis beta-2
Nadi <100 dan teofilin
APE > 80% Terbaik:
SEDANG Nebulisasi agonis beta-2 tiap 4 jam
Jalan jarak jauh Alternatif: Darurat Gawat/ RS
timbulkan gejala -Agonis beta-2 subkutan Klinik
Berbicara beberapa -Aminofilin IV Praktek dokter
kata dalam satu napas -Adrenalin 1/1000 0,3ml SK Puskesmas
Nadi 100-120 Oksigen bila mungkin
APE 60-80% Kortikosteroid sistemik
BERAT Terbaik:
Sesak saat istirahat Nebulisasi agonis beta-2 tiap 4 jam
Berbicara kata perkata Alternatif:
dalam satu napas -Agonis beta-2SK/ IV Darurat Gawat/ RS
Nadi >120 -Adrenalin 1/1000 0,3ml SK Klinik
APE<60% atau Aminofilin bolus dilanjutkan drip
100 l/dtk Oksigen
Kortikosteroid IV
MENGANCAM JIWA Seperti serangan akut berat
Kesadaran berubah/ Pertimbangkan intubasi dan Darurat Gawat/ RS
menurun ventilasi mekanis ICU
Gelisah
Sianosis
Gagal napas
PROGNOSIS

26-78 % asma pada anak menetap sampai dewasa.


50 % dari penderita asma pada usia lanjut mulai
menderita asma sewaktu anak
ILUSTRASI KASUS
Nama : Nn. X
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Pekerjaan : Mahasiswa
Keluhan Utama : Sesak nafas
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang diantar oleh keluarga pasien ke IGD RS Daerah Y dengan
keluhan sesak nafas. Pasien mengeluhkan sesak nafas yang memberat
sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit. Sesak dirasakan terus-menerus
dan semakin memberat bila pasien beraktivitas. Pasien merasa nyaman
saat berbaring. Pada saat sesak penderita mengeluhkan suara ngik-ngik
saat bernafas. Pasien masih bisa berbicara 1 kalimat dengan penuh.
Pasien mengaku memiliki riwayat asma sejak kecil dan biasanya terjadi
3-4 kali dalam 1 bulan. Saat sesak pasien menyemprotkan pelega dan
minum obat telan sesudah itu keluhan biasanya membaik. Pasien
mengaku tidak pernah kontrol lagi sejak 3 bulan yang lalu karena sudah
tidak kambuh. Dalam satu minggu ini pasien memang sering beraktivitas
di luar ruangan pada malam hariRiwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit serupa : (+) sejak usia 6 tahun
Riwayat alergi : (-)
Riwayat keluarga : (+), ibu pasien
Riwayat batuk lama : disangkal
Keadaan Umum Sakit sedang, CM, gelisah, sesak nafas

Status Gizi BB : 45 kg, TB : 155 cm ; BMI 18, 74 (Normoweight)


P
E
Tanda Vital Tensi : 130/90 mmHg
M
Nadi : 100 x/ menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup
Frekuensi Respirasi : 30 x/menit
E
Suhu : 36,8 0C R
SpO2: 93% dgn udara ruang I
Kepala Bentuk mesocephal, rambut warna hitam, uban K
(-), mudah rontok (-), luka (-)
S
Mata Mata cekung (-/-), konjunctiva pucat (-/-), SI(-/-), perdarahan subkonjugtiva A
(-/-), pupil isokor dengan diameter (3 mm/3 mm), reflek cahaya (+/+), edema
A
palpebra (-/-), strabismus (-/-)
N
Telinga Membran timpani intak, sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid (-), nyeri
tekan tragus (-), Berdenging(-)
Hidung Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), fungsi penghidu baik
F
Mulut Sianosis (-), gusi berdarah (-), bibir kering (-), pucat (-), lidah tifoid I
(-),stomatitis (-), luka pada sudut bibir (-) S
Leher JVP R+2cm (tidak meningkat), trakea di tengah, simetris, pembesaran I
kelenjar tiroid (-), pembesaran limfonodi cervical (-), leher kaku (-), distensi
K
vena-vena leher (-)

Thorax Bentuk normochest, simetris, pengembangan dada kanan = kiri, retraksi


intercostal (-),pernafasan torakoabdominal, sela iga melebar (-), pembesaran
KGB axilla (-/-), atropi m pectoralis (-)
Jantung :
Inspeksi Iktus kordis tidak tampak
Palpasi Iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi Batas jantung kanan atas : SIC II linea sternalis dextra
Batas jantung kanan bawah : SIC IV linea parasternalis
dekstra
Batas jantung kiri atas : SIC II linea parasternalis
sinistra
Batas jantung kiri bawah : SIC V 1 cm medial linea
medioklavicularis sinistra
Pinggang jantung : SIC II-III parasternalis sinistra
konfigurasi jantung kesan tidak melebar

Auskultasi HR : 100 kali/menit reguler. Bunyi jantung I-II, bising


(-), gallop (-).
Pulmo :
Inspeksi Normochest, simetris, sela iga melebar (-), iga
mendatar (-). Pengembangan dada kanan = kiri, sela
iga melebar, retraksi intercostal (-)

Palpasi Simetris. Pergerakan dada ka = ki, penanjakan dada ka


= ki, fremitus raba kanan = kiri
Perkusi sonor / sonor
Auskultasi Suara dasar vesikuler intensitas normal, suara
tambahan wheezing (+/+) saat akhir ekspirasi di
seluruh lapang paru
Punggung kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-), nyeri ketok
kostovertebra (-),
Abdomen :

Inspeksi Dinding perut lebih besar dari dinding thorak,


distended (-), venektasi (-), sikatrik (-), stria (-), caput
medusae (-)

Auscultasi Peristaltik (+) normal


Perkusi Timpani
Palpasi Supel,nyeri tekan (-)
Genitourinaria Ulkus (-), sekret (-), tanda-tanda radang (-)

Ekstremitas dbn
PLANNING
Foto Rontgen Paru AP/Lat
Pemeriksaan Faal Paru ( Spirometri dan APE)

ASSESMENT
Serangan akut sedang dalam asma persisten ringan
TUJUAN PENATALAKSANAAN

Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma


Mencegah exaserbasi akut
Meningkatkan dan mempertahankan faal paru
Mencegah terjadi keterbatasan aliran udara (air flow limitation) yang
irreversible
Mencegah kematian karena asma
TERAPI
Saat Serangan
Pemberian O2 2L/menit dengan nasal kanul (target SpO2 >95%)
Pemberian nebulizer Berotec (fenoterol) : Atrovent (ipratropium
bromide)= 1 ml : 0.25 ml setiap 20 menit dalam 1 jam
Prednison tab 45 mg peroral
Evaluasi respon terapi 1 jam kemudian, bila respon terapi baik dapat
dirawat jalan dengan pemberian obat rawat jalan dan edukasi.

Edukasi
Penggunaan pemakaian inhaler yang benar.
Memberikan pemahaman kepada pasien tentang tanda-tanda
serangan asma dan bagaimana langkah mengatasinya
Kontrol kembali 5 hari kemudian

Obat Rawat jalan


Berotec MDI 1-2 x puff II (jika sesak)
Prednison tab 45 mg (pagi hari) selama 5 hari
RESEP
BEROTEC
Kandungan :
Fenoterol HBr

Farmakodinamik dan farmakokinetik :


Merupakan agonis 2 yang bekerja dengan merelaksasi otot polos saluran napas, meningkatkan bersihan mukosilier,
menurunkan permeabiliti pembuluh darah dan modulasi penglepasan mediator dari sel mast

Kemasan :
Inhaler 100 mcg/semprot x 200 semprot x 10 ml x 1

Dosis :
Episode asma akut 1x semprot, jika belum ada perbaikan setelah 5 menit, berikan dosis ke 2. jika serangan asma
tidak dapat teratasi dengan 2 semprot, dosis mungkin perlu ditambah. Pencegahan asma yang dipicu oleh ativitas
fisik 1-2 semprot, maks: 8 semprot/hari.

Indikasi :
Asma bronkial, bronkitis obstruktif, emfisema, asma disebabkan suatu gerakan olahraga dan kelainan
bronkopulmonari

Kontra Indikasi :
Kardiomiopati obstruksi hipertrofi, takiaritmia

Efek Samping :
Tremor halus pada otot rangka, gugup, sakit kepala, pusing, takikardi, palpitasi, batuk, iritasi lokal; mual, muntah,
berkeringat, otot lemah, mialgia, kram otot, hipokalemia

Perhatian :
DM yang tak terkontrol, infark miokard yang belum lama terjadi, penyakit jantung organik atau vaskular yang berat,
hipertiroid. Hamil trimester 1, laktasi.
PREDNISON
Kandungan :
Prednison

Farmakodinamik dan farmakokinetik :


Obat ini bekerja dengan menghambat produksi sitokin dan kemokin, menghambat sintesa eicosanoid, menghambat
peningkatan basophil, eosinophil, dan leukosit lain di jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vaskuler

Kemasan
Tablet 5 mg

Dosis
Episode serangan asma akut, 1 mg/kgBB/hari dengan dosis maksimal 50 mg/hari pada dewasa dan 40 mg/hari pada
anak-anak. Dosis dipertahankan hingga 5 -7 hari setelah serangan asma akut.

Indikasi
Asma, supresi inflamasi dan gangguan alergi, inflamasi usus besar, supresi inflmasi rematik

Kontra Indikasi
Infeksi sistemik (kecuali telah diberikan pengobatan microbial spesifik), pemberian vaksin virus hidup

Efek Samping
Efek saluran cerna termasuk dispepsiam tukak lambung, pankreatitis akut, ulserasi esophageal dan kandidiasis
Efek musculoskeletal termasuk osteoporosis tendon rupture. Efek endokrin termasuk supresi renal, hai tidah
teratur, amenore, cushings syndrome, berat badan bertambah, penurunan nafsu makan
Efek lain seperti: atropi kulit, striae, telangiektaksis, gangguan cairan dan elektrolit, mual dan muntah.

Perhatian
Supresi aderenal, infeksi, anak dan remaja, lanjut usia, hipertensi, infark miokard, gaga jantung, gagal ginjal,
tukak lambung, kehamilan dan menyusui.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai