WYNNE RAPHAELA
4-TKPB
Pendahuluan
TKKS
KELA (TANDAN
PA KOSONG
KELAPA
SELULO
SAWI SAWIT) atau SA
T BATANG
SAWIT
EKONO KEBUTUHA
BIOETAN
MI N ENERGI
OL
DUNIA
BIOETANOL
Bioetanol adalah etanol yang berasal
dari makhluk hidup, dalam hal ini
adalah bahan nabati. Bioetanol ini
dibuat melalui proses fermentasi.
Bahan baku etanol bisa berasal dari
bahan berpati, bahan bergula dan
bahan berselulosa. Secara umum
proses fermentasi alkohol adalah
sebagai berikut :
Kegunaan
Sebagai bahan bakar substitusi BBM pada motor
berbahan bakar bensin; digunakan dalam bentuk
neat 100% (B100) atau dicampur dengan premium
(EXX).
Gasohol* s.d E10 bisa digunakan langsung pada
mobil bensin biasa (tanpa mengharuskan mesin
dimodifikasi).
Keterangan :
*Gasoholcampuran bioetanol kering/absolut
terdena-turasi dan bensin pada kadar alkohol s/d
sekitar 22 %-volume. Istilah bioetanol identik
dengan bahan bakar murni.
Produksi Limbah Kelapa Sawit
Indonesia
Salah satu limbah padat industri kelapa sawit
adalah tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Limbah
padat tersebut mempunyai ciri khas pada
komposisinya. Komponen terbesar adalah selulosa,
disamping komponen lain meskipun lebih kecil
seperti abu, hemiselulosa dan lignin
Kandungan dalam Limbah Batang
Kelapa Sawit
Pre treatment
Hidrolisis
Fermentasi
Destilasi (purifikasi)
METODOLOGI PRE TREATMENT
BATANG SAWIT
ALAT BAHAN
1. Oven/microwave 1. Empulur batang
2. Beaker glass sawit
3. Pipet ukur 2. NaOH 1-3% dan
10%
METODOLOGI (TKKS)
ALAT BAHAN
1. Neraca analitik 1. Tandan Kosong Kelapa
2. Gelas Ukur Sawit (TKS)
3. Erlenmeyer
2. Mikroorganisme
4. Pengaduk
(biakan murni S.
5. Indicator universal
Cerevisiae)
6. Autoklaf
7. Seperangkat Alat Destilasi
3. Aquadest
8. Piknometer 4. Larutan NaOH (4%)
9. Oven 5. Larutan H2SO4
10.Selang (Variasi konsentrasi
11.Alumunium foil 2%, 3%, 4%, dan 5%)
SKEMA KERJA (PRETREATMENT TANDAN KOSONG KELAPA
SAWIT)
Pemotonga Pengeringa Penggilinga
TKKS
n n n
+ 100 Pemasukan
Pemanasan Penimbanga
ml ke
(121 C; 60 n (20 g
NaOH erlenmeyer
menit) TKKS)
4% 500 ml
TKKS
Deliignifikas
i
PROSES HIDROLISIS
TKKS Pengaturan PH
terdelignifikasi hingga 2 dengan
dimasukkan ke menambahkan
dalam 100 ml asam sulfat 7%
aquades v/v
Di autoclave T :
Diaduk rata t : 1
1210C ; t : 30
menit
menit
Didinginkan
t : 30 menit
PROSES FERMENTASI
Alat
distrerilisasi Penimbangan
dengan Pendinginan 2,4 gram ragi
autoclav T : roti
1210C, t : 15
Dimasukkan
Pengadukan
dalam bubur
Ragi roti 5 menit sampai
TKKS yang
homogen
dihidrolisis
Fermentasi
larutan t= 30-
Pengukuran pH
72 jam ; Ph : 4-
larutan (pH 4-
5 ; suhu : 30
5)
C ; Kadar gula :
10-18%).
PROSES DESTILASI
Destilasi t :
Dimasukkan
1,5 jam- 2
ke dalam
Air , alkohol jam sampai
labu T: 78-
etanol tidak
800c
menetes
Penimbangan
destilat Penyimpanan
(etanol) yang dalam botol
dihasilkan
KESIMPULAN
1. Untuk rentang waktu fermentasi sampai 5 hari,
semakin sedikit konsentrasi asam yang
digunakan, maka kadar bioetanol yang
dihasikan semakin tinggi.
2. Kadar bioetanol yang dihasilkan semakin tinggi
sampai 5 hari waktu fermentasi, setelah
melewati waktu 5 hari kadar bioetanol yang
dihasilkan semakin menurun.
3. Kondisi penelitian terbaik adalah pada saat
penambahan konsentrasi asam sebesar 2% dan
waktu fermentasi 5 hari, dengan kadar
bioetanol yang dihasilkan 9,698 %.
Daftar pustaka
Hidayat, Rina. 2009. PEMANFAATAN TANDAN
KOSONG KELAPA SAWIT MENJADI BIOETANOL
SEBAGAI BAHAN BAKAR MASA DEPAN YANG RAMAH
LINGKUNGAN. PKM GT INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Witoyo, Jatmiko Eko. 2014. MAKALAH BIOENERGI
PEMANFAATAN BIOMASSA LIGNOSELULOSA AMPAS TEBU
UNTUK PRODUKSI BIOETANOL. https
://www.academia.edu/28545608/Pemanfaatan_Biomassa_L
ignoselulosa_Ampas_Tebu_Untuk_Produksi_Bioetanol?au
to=download
(Diakses 23 April 2017)
Hayuningtyas, Sri Kusumastuti, dkk. 2014. Produksi
bioetanol dari jerami Padi melalui Hidrolisis Asam dan
Fermentasi dengan Sac Cerevicae. Surakarta : Jurusan
Biologi, Universitas Sebelas Maret