*
* Pria > Wanita
* Usia 16-82 tahun
* 82 % datang dengan keluhan retensio urin
* 44% manipulasi uretra
* 33% trauma ureta
*
Posterior
Anterior
*
* Infeksi Letak Uretra Penyebab
* Iatrogenik
Pars membranasea
Jalan.
Pars bulbosa
Trauma/ cedera kangkang, uretritis.
Meatus
Balanitis, instrumentasi kasar.
*
*
* Voiding symptom; yaitu gejala yang muncul sebagai
akibat kegagalan buli untuk mengeluarkan sebagian
atau seluruh isi kandung kemih, antara lain:
* weakness of stream (pancaran kencing melemah)
* abdominal straining (mengejan)
* hesitancy (menunggu saat akan kencing)
* intermittency (kencing terputus-putus)
* disuria (nyeri saat kencing)
* incomplete emptying (kencing tidak tuntas)
* terminal dribble ( kencing menetes).
*
* Storage symptom; yaitu gejala yang muncul sebagai
akibat gangguan pengisian kandung kemih, bisa
karena iritasi atau karena perubahan kapasitas
kandung kemih, antara lain :
* Frekuensi
* Urgensi
* Nocturia
* incontinensia (paradoxal)
* nyeri suprasimfisis.
*
* Mictionpost symptom; yaitu gejala yang
muncul pasca miksi, antara lain
* tidak lampias
* terminal dribbling
*
* Urin dan kultur urin
* Ureum dan kreatinin
* Uroflowmetri
* Radiologi
* Instrumentasi
* Uretroskopi
*
* Kecepatan pancaran urin normal pada pria
adalah 20 ml/detik dan pada wanita 25
ml/detik. Bila kecepatan pancaran kurang dari
harga normal menandakan ada obstruksi.
*
* URETROGRAFI
* Bipolar Sistouretrografi
*
* Pada pasien dengan striktur uretra dilakukan
percobaan dengan memasukkan kateter Foley
ukuran 24 ch, apabila ada hambatan dicoba
dengan kateter dengan ukuran yang lebih kecil
sampai dapat masuk ke buli-buli. Apabila
dengan kateter ukuran kecil dapat masuk
menandakan adanya penyempitan lumen
uretra.
*
* Untuk melihat secara langsung adanya striktur
di uretra. Jika diketemukan adanya striktur
langsung diikuti dengan uretrotomi interna
(sachse) yaitu memotong jaringan fibrotik
dengan memakai pisau sachse.
*
* Bougie (Dilatasi)
* Uretrotomi interna
* Uretrotomi eksterna
* Uretroplasty
*
*
* Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan
alat endoskopi yang memotong jaringan
sikatriks uretra dengan pisau Otis atau dengan
pisau Sachse, laser atau elektrokoter
*
* Indikasi
* striktur uretra masih ada lumen walaupun kecil
dan panjang tidak lebih dari 2 cm serta tidak ada
fistel, kateter dipasang selama 2-3 hari pasca
tindakan. Setelah pasien dipulangkan, pasien
harus kontrol tiap minggu selama 1 bulan
kemudian 2 minggu sekali selama 6 bulan dan
tiap 6 bulan sekali seumur hidup
* Tindakan operasi terbuka berupa pemotongan
jaringan fibrosis kemudian dilakukan
anastomosis end-to-end di antara jaringan
uretra yang masih sehat, cara ini tidak dapat
dilakukan bila daerah strikur lebih dari 1 cm.
*
* CaraJohansson; dilakukan bila daerah striktur
panjang dan banyak jaringan fibrotik
*
*
* Operasi uretroplasty ini bermacam-macam,
pada umumnya setelah daerah striktur di
eksisi, uretra diganti dengan kulit preputium
atau kulit penis dan dengan free graft atau
pedikel graft yaitu dibuat tabung uretra baru
dari kulit preputium/kulit penis dengan
menyertakan pembuluh darahnya.
*
* Trabekulasi, sakulasi dan divertikel
* Residu urine
* Refluks vesiko ureteral
* Infeksi saluran kemih dan gagal ginjal
* Infiltrat urine, abses dan fistulasi
*
* Striktururetra kerap kali kambuh, sehingga
pasien harus sering menjalani pemeriksaan
yang teratur oleh dokter. Penyakit ini dikatakan
sembuh jika setelah dilakukan observasi selama
satu tahun tidak menunjukkan tanda-tanda
kekambuhan