Anda di halaman 1dari 43

SEPSIS NEONATORUM + SELULITIS

Bob Jordyansyah
1261050009
Pembimbing:
dr. Hj. Tin Suhartini, Sp.A

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIBINONG
PERIODE 10 MEI 2017 10 JUNI 2017
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA JAKARTA
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS
Identitas Pasien
Identitas Orangtua Pasien
Nama : An. A. R
Umur : 4 bulan 21 hari
Nama Ayah : Bapak D
Tanggal lahir : 01 Januari 2017
Usia : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Suku : Sunda
Nama Ibu : Ibu L
Tanggal masuk RS: 22 Mei 2017
Usia : 29 tahun
Tanggal keluar RS: 25 mei 2017
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu
dan bapak pasien

Keluhan Utama :
Ruam Kemerahan pada bagian kaki sejak 3 hari
SMRS

Keluhan Tambahan :
Demam sejak 3 hari SMRS
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien datang ke IGD RSUD Cibinong dengan keluhan Ruam kemerahan yang
muncul pada kaki kanan dan kiri, serta demam sejak 3 hari SMRS, Ruam
kemerahan ini muncul pertama kali di bagian lutut kebawah, awalnya ruam
hanya berupa seperti bentol-bentol biasa, orang tua pasien mengira hanya
bentol biasa, dan badan pasien mulai hangat, ke-esokan harinya ruam ini makin
meluas sampai ke punggung kaki kanan dan mucncul juga di kaki kiri , dan
mulai ada kulit yang terkelupas. Ibu pasien segera menggosok bagian ruam
tersebut dengan sabun. Tetapi keeoskan hari keluan makin bertambah parah,
pasien menangis kuat apabila kaki tersebut di sentuh dan di sertai demam, ibu
pasien sempat ke apotek untuk memberikan obat penurun panas (sanmol
drops) tetapi panas hanya turun sementara. Orang apotek menyarankan untuk
segera pergi ke dokter. Pasien segera ke dokter spesialis anak dan di sarankan
untuk di rawat. Kejang: disangkal, Sesak: disangkal, Muntah: disangkal, Diare:
disangkal, BAK: tidak ada keluhan, Nafsu makan (ASI): menurun
Riwayat Penyakit Dahulu
Disangkal

Riwayat Kehamilan Ibu


Saat hamil ibu pasien terkadang kontrol kehamilannya ke dokter atau bidan. Ibu
pasien tidak pernah mengalami masalah atau terjatuh saat hamil.
.

Riwayat Kelahiran
Pasien dilahirkan di rumah sakit, dibantu oleh dokter. Pasien lahir spontan, tidak
cukup bulan, tidak langsung menangis, Biru, sempat diberikan pertolongan
terlebih dahulu pada pasien sehingga pasien menangis dan tidak biru, Berat
badan lahir 2950 gram, panjang badan lahir 48 cm, dan lingkar kepala tidak
diketahui. Pasien merupakan anak yang pertama
Riwayat Makanan
Ibu pasien memberikan ASI saja pada anaknya sejak lahir hingga
sekarang (4 bulan), tidak mendapat susu formula.

Riwayat Tumbuh Kembang


Pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai dengan usia, pasien
sudah bisa menegakkan kepala sejak usia 4 bulan.

Riwayat Imunisasi
Pasien sudah mendapat imunisasi Hepatitis B 1 kali, OPV, BCG, DPT,
Polio

Riwayat Kebiasaan Pribadi, Sosial dan Ekonomi


Pasien tinggal serumah dengan kedua orang tuanya. Pasien merupakan
anak ke dua dari dua bersaudara. Ayah pasien bekerja sebagai
wiraswasta dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Pasien berobat
menggunakan pembayaran tunai.
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital (29/12/2016):
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4 V5 M6
Tekanan darah : Tidak dilakukan
Frekuensi nadi : 148x/menit, regular, kuat angkat
Frekuensi nafas : 54x/menit
Suhu tubuh : 38,1C

Status Antropometri :
Berat badan : 7,1 kg
Panjang badan : 68 cm
Usia : 6 bulan
status gizi : BB/U = -1SD, PB/U=1 SD, BB/PB= -2SD
Kesan : normal
Status Generalis dan Lokalis

Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi merata, tak mudah dicabut.


Mata : Palpebra normal, pupil bulat isokor diameter 3 mm/3 mm, RCL +/+,
RCTL +/+, Posisi pupil simetris, conjunctiva pucat -/-, sklera ikterik -/-.
Telinga : Normotia, serumen -/-, sekret -/-
Hidung : Deviasi septum -/-, mukosa hiperemis -/-, sekret -/-, nafas cuping
hidung (+)
Leher : KGB tidak teraba membesar

Cor :
Inspeksi : Ictus cordis terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di garis midclavicula sinistra IC 4
Perkusi : tidak terdapat pembesaran jantung
Auskultasi : BJ I dan BJ II murni, gallop (-), murmur (-)
Pulmo:
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, penggunaan otot bantu napas (-),retraksi
sela iga -
Palpasi : Tidak dapat dinilai
Perkusi : Sonor simetris
Auskultasi : Bunyi napas dasar vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Abdomen :
Inspeksi : datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal, 4 kali/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak teraba membesar

Extremitas : Akral hangat, CRT 2 detik, sianosis (-)


Kulit : Turgor normal
Refleks fisiologis : Normorefleks pada ekstremitas superior dan inferior kanan
kiri
Refleks patologis : Positif
Status Lokalis
Terdapat Lesi makula eritematosa, disertai lesi erosi menjadi
ekskoriasi yang menyebar di regio cruris dextra et sinistra sampai
regio pedis + dorsum pedis dextra et sinistra, dengan ukuran
bervariasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan dilakukan di RSUD CIBINONG pada tanggal 22 Mei 2017

1.Hematologi
Hemoglobin = 10.8 g/dl
Leukosit = 18.800 /L
Trombosit = 358.000 /L
Hematokrit = 30,8 %
DIAGNOSIS
Diagnosis kerja: Sepsis Neonatorum + Selulitis
Diagnosis banding : Impetigo Krustosa

TATALAKSANA
Rawat inap
IVFD : Kaen 1B 750 cc/24 jam
Medikamentosa : Cefotaxime 2 x 400 mg (iv)
Paracetamol drops 4 x 0,8 cc (po), jika demam
Hasil konsultasi dokter spesialis kulit
Kompres NACL 0,9% + Kasa Steril 6 x sehari
Salep Pirotop (antibiotik salf) 2 x sehari
PROGNOSIS

Quo Ad vitam : Dubia ad bonam


Quo Ad functionum : Dubia ad bonam
Quo Ad sanationum : Dubia ad bonam
Analisa Kasus
Pada pasien ini, ditegakkan diagnosis Selulitis et causa Sepsis berdasarkan
hasil anamnesis yaitu didapatkan Keluhan Ruam kemerahan yang muncul
pada kaki kanan dan kiri. Yang muncul tiba-tiba, bukan karena luka terjatuh,
gigitan nyamuk atau yang lain nya, serta di ikuti keluhan demam 3 hari
SMRS Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan pada tanggal 22 Mei 2017,
yaitu ditemukan keadaan umum pasien tampak sakit sedang, kesadaran
compos mentis kesadaran E4 V5 M6, nadi 148 x/menit (regular), respirasi
54 x/menit, suhu 38,1C , berat badan 7,1 kg, status gizi baik. Status
generalis, pada pemeriksaan kepala, Leher, Thoraks dan Abdomen
damalam batas normal. Pada pemeriksaan Ekstremitas bawah didapatkan
status lokalis: Terdapat Lesi makula eritematosa, disertai lesi erosi menjadi
ekskoriasi yang menyebar di regio cruris dextra et sinistra sampai regio
pedis + dorsum pedis dextra et sinistra, dengan ukuran bervariasi. dalam
Pemriksaan sistem lainnya dalam batas normal. Berdasarkan kepustakaan
Sepsis Neonatorum adalah Sindrom atau sekumpulan gejala dari respon
inflamasi sistemik (SIRS) terhadap proses infeksi pada bulan pertama
kehidupan Systemic inflammatory response syndrome (SIRS) : respons
inflamasi sistemik terhadap ,Etiologi mikroorganisme (bakteri, virus,
jamur)
Pada pemeriksaan laboratorium ,pada Sepsis Neonatorum terdapat
leukositosis. Pada pasien ini ditemukan leukositosis pada
pemeriksaan darah rutin yg dilakukan di RSUD Cibinong tanggal 22
Mei 2017, leukosit sebesar 18.800 /L (normal= 5.000 - 10.000 / L.).
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah tirah baring,
pemberian, Infus Kaen 3B 750 cc / 24 jam, medikamentosa berupa
antibiotik Cefotaxime 2 x400mg (intravena) Paracetamol drops 4 x
0,8 cc (oral tetes). Lalu pasien di konsulkan ke dokter spesialis kulit
dan kelamin mengenai hal selulitis nya, dan diberikan terapi oleh
dokter spesialis kulit Kompres NACL 0,9% + Kasa Steril 6 x sehari
dan Salep Pirotop (antibiotik salf) 2 x sehari.. Berdasarkan
kepustakaan, terapi yang diberikan pada Sepsis Neonatorum adalah
penatalaksanaan berupa tirah baring (bed rest). Sebaiknya
pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan hasil uji kultur, tetapi
berhubung tidak selalu dapat dikerjakan dan memerlukan waktu
maka dalam praktek diberikan pengobatan Antibiotik intravena.
Antibiotik intravena yang dianjurkan : Ampisilin/Penisilin (spektrum
luas), Gentamycin, Amikasin, Cloxallin dan Sefalosporin generasi ke
tiga.
Pada tanggal 24 Mei 2017, di ruang Teratai RSUD Cibinong,
pasien di follow up, Pasien masih demam, serta ruam
kemerahan sudah agak membaik, di rencanakan untuk periksa
darah rutin esok hari. Pada tanggal 25 Mei 2017 pasien di
follow up kembali dan didapatkan bahwa demam sudah
menurun dan ruam kemerahan di kaki sudah jauh lebih baik
juga. Dan hasil lab tanggal 25 Mei 2017, Hemoglobin = 10.7
g/dl Leukosit = 9.200 /L Trombosit = 469.000 /L Hematokrit =
31,5 %, Rencana Besok Pulang jika KU makin membaik..
Dapat disimpulkan telah ditegakkan diagnosis Selulitis et causa
Sepsis pada pasien An. A R, usia 4 bulan 21 hari berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
yang dilakukan serta telah ditatalaksana dengan pemberian
terapi non medikamentosa dan medikamentosa sesuai dengan
evidence base medicine.
FOLLOW UP
Tanggal : 24 Mei 2017
BB : 7,1 kg
S : Ruam Merah berkurang, demam (-)
O: KU : TSS (GCS = E4 M5 V6)
TTV : TD = Tidak dilakukan
S = 36,8
N = 145 x/menit
RR = 40 x/menit
Kepala : normocephali, konjungtiva anemis -/- , skelra ikterik -/-
Leher : KGB tidak terba membesar, retraksi suprasternal (-)
Pulmo:
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, tidak ada bagian paru yang tertinggal, penggunaan otot bantu napas (-),
etraksi sela iga (-)
Palpasi : Tidak dapat dinilai
Perkusi : Sonor simetris
Auskultasi : BND vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : Bising usung (+) 4 kali/menit
Ekstremitas : akral hangat, CRT 2 detik, sianosis (-)
A : Sepsis Neonatorum + Selulitis
P : Cek H2TL Besok
IVFD : Kaen 1B 750 cc/24 jam
MM : Cefotaxime 2 x 400 mg (iv)
Paracetamol drops 4 x 0,8 cc (po), jika demam
Kompres NACL 0,9% + Kasa Steril 6 x sehari
Salep Pirotop (antibiotik salf) 2 x sehari
Tanggal : 25 Mei 2017
BB : 7,1
S : Ruam Merah berkurang, demam (-)
O: KU : TSS (GCS = E4 M5 V6)
TTV : TD = Tidak dilakukan
S = 36,5
N = 138 x/menit
RR = 36 x/menit
Kepala : normocephali, konjungtiva anemis -/- , skelra ikterik -/-
Leher : KGB tidak terba membesar, retraksi suprasternal (-)
Pulmo:
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, tidak ada bagian paru yang tertinggal, penggunaan otot bantu napas (-),
retraksi sela iga (-)
Palpasi : Tidak dapat dinilai
Perkusi : Sonor simetris
Auskultasi : BND vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : Bising usung (+) 4 kali/menit
Ekstremitas : akral hangat, CRT 2 detik, sianosis (-)
A : Sepsis Neonatorum + Selulitis
P : Rencana Besok Pulang, kontrol poli Kulit
IVFD : Kaen 1B 750 cc/24 jam
MM : Cefixime syr 2 x 1/2 cth (po)
Paracetamol drops 4 x 0,8 cc (po), jika demam
Kompres NACL 0,9% + Kasa Steril 6 x sehari
Salep Pirotop (antibiotik salf) 2 x sehari Pemeriksaan dilakukan di RSUD Cibinong pada tanggal 25 Mei
2017
Hematologi
Hemoglobin = 10.7 g/dl
Leukosit = 9.200 /L
Trombosit = 469.000 /L
Hematokrit = 31,5 %
REFERAT
PENDAHULUAN

Sepsis pada neonatus masih merupakan masalah yang belum


terpecahkan dalam pelayanan dan perawatan neonatus

Di Negara berkembang hampir sebagian besar neonatus yang


dirawat mempunyai kaitan dengan masalah sepsis dan di negara
berkembangpun sepsis tetap merupakan sebuah masalah
DEFINISI
SEPSIS NEONATORUM

Sindrom atau sekumpulan gejala dari respon inflamasi sistemik


(SIRS) terhadap proses infeksi pada bulan pertama kehidupan
Systemic inflammatory response syndrome (SIRS) : respons
inflamasi sistemik terhadap trauma, luka bakar, pankreatitis dan
infeksi
Etiologi mikroorganisme (bakteri, virus, jamur)

bakteri Bone RC, et al. Chest 1992; 101:1644-55 23


Child Health Research Project.Baltimore, Maryland, 1999; 3(1):6-12
PERJALANAN PENYAKIT INFEKSI PADA NEONATUS
Bila ditemukan dua atau lebih keadaan:
SIRS
Laju nafas >60x/m dengan/tanpa retraksi dan
desaturasi O2
Suhu tubuh tidak stabil (<36C atau >37.5C)
Waktu pengisian kapiler > 3 detik
Hitung leukosit <4000x109/L atau >34000x109/L
CRP >10mg/dl
IL-6 atau IL-8 >70pg/ml
16 S rRNA gene PCR : Positif

Terdapat satu atau lebih kriteria SIRS disertai SEPSIS


dengan gejala klinis infeksi
Sepsis disertai hipotensi dan disfungsi organ SEPSIS BERAT
tunggal
Sepsis berat disertai hipotensi dan kebutuhan SYOK
SEPTIK
resusitasi cairan dan obat-obat inotropik
Terdapat disfungsi multi organ meskipun telah SINDROM DISFUNGSI
MULTIORGAN
mendapatkan pengobatan optimal

KEMATIAN 24
Haque KN. Pediatr Crit Care Med 2005; 6: S45-9
bayi kulit hitam memiliki peningkatan insiden dari penyakit GBS
(group B Streptococcus)
Infeksi bakteri 5 kali lebih sering terjadi pada bayi baru
lahir yang berat badannya kurang dari 2,75 kg dan 2
kali lebih sering menyerang bayi laki-laki.
Angka sepsis neonatorum meningkat secara bermakna
pada bayi dengan berat badan lahir rendah
Insiden sepsis tiap RS berbeda tergantung dari kualitas
perawatan prenatal, angka prematuritas, jenis
persalinan, kondisi lingkungan ruang rawat.
Epidemiologi
Klasifikasi

Berdasarkan Onset waktu :

Sepsis
timbul dalam 3 hari pertama (72 jam)
diperoleh pada saat proses kelahiran
atau in utero
Awitan gambaran klinis cepat memburuk
terutama ditandai gejala pernapasan
Dini yang menonjol (ARDS)
Mortalitas & morbiditas sangat tinggi

Sepsis timbul umur >3 hari, lebih sering di atas 1


minggu

Awitan diperoleh dari lingkungan sekitar atau


rumah sakit (infeksi nosokomial).

Lambat
ditemukan fokus infeksi (kulit, umbilikus,
mata, saluran napas)
Angka mortalitas SAL lebih rendah
daripada SAD
Etiologi

Staphylococcus Streptococcus
aureus,
pneumoniae,
Streptococcus
pyogenes dan E. Pseudomonas,
coli, Klebsiella sp Enterobacter

SEPSIS
NEONATU
S

27
Patogenesis

Antenatal
Intrapartum Post Partum
i i
Barier
as Plasenta as Luka kulit i Nosokomial
n n bayi as (NGT, Suction,
Air ketuban ETT, botol
susu)
mi mi mi
Virus : rubella, & mukonium
herpes,sitomegal
a o, koksaki,
a tertelan a Hygienis
nt influenza, nt nt tenaga medis
parotitis Luka umbilikus
o Bakteri :grop B ko o
Streptococcus, Kateter
K tuberculosis K K Umbilikus
Parasit : Jejas Forceps
plasmodium,
treponema,
toksoplasma
Diagnosis
Diagnosis sepsis neonatal sulit karena gambaran
klinis pasien tidak spesifik
Tanda dan gejala sepsis neonatal tidak berbeda
dengan gejala penyakit non infeksi berat lain pada
bayi baru lahir
Dalam menentukan diagnosis diperlukan berbagai
informasi antara lain :

Faktor Gambaran Px
Resiko Klinik Penunjang
30
Prematuritas dan berat lahir rendah
Prosedur invasif seperti intubasi endotrakeal, kateter, infus, BAYI
dan pembedahan
trauma pada proses persalinan
Bayi dengan galaktosemia
KP dini > 12 jam
Korioamnionitis
Demam inpartu > 37,5 IBU
APGAR Rendah
ISK, keputihan
Ketuban hijau keruh dan berbau
Gemelli
Faktor Resiko
Faktor resiko mayor dan minor
NO Faktor Mayor Faktor Minor
1 Ketuban Pecah > 24 jam Ketuban Pecah > 12 jam
2 Ibu demam intrapartum > 38C Ibu demam intrapartum > 37,5C.
3 Korioamnionitis Gemelli
4 Fetal takikardi > 160 kali /menit APGAR score yang rendah

1 skor < 5

5 skor < 7
5 Ibu leukositosis (hitung sel darah Ibu leukositosis (hitung sel darah putih

putih >20.000) >15.000)


6 - Ketuban hijau kental atau keruh dengan

berbau busuk
7 - BBL sangat rendah (<1500 gram)
8 - Bayi prematur (UG < 37 minggu)
9 - Takipneu > 1 jam
31
Gambaran klinik
Keadaan umum Demam, hipotermia, tidak
merasa baik,tidak mau makan,
sklerema
Sistem Gastointestinal Perut kembung, muntah, diare,
hepatomegali
Sistem Pernapasan Apnea, dispnea, takipnea,
retraksi, grunting, sianosis
Sistem Saraf Pusat Iritabilitas, lesu, tremor, kejang,
hiporefleksia, hipotonia, refleks
Moro abnormal, pernapasan tidak
teratur, fontanela menonjol,
tangisan nada tinggi
Sistem Kardiovaskuler Pucat, mottling, dingin,kulit
lembab, takikardi, hipotensi,
bradikardi
Sistem Hematologi Ikterus, splenomegali,
32 pucat,
petekie, purpura, perdarahan
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan kuman dengan Kultur darah
gold standar untuk sepsis dan juga antibiotik selektif,
mempunyai kelemahan karena hasil biakan baru akan
diketahui dalam waktu minimal 3-5 hari
2. Pungsi Lumbal
Kemungkinan terjadinya meningitis pada sepsis
neonatorum sangat tinggi. Bayi dengan meningitis
mungkin saja tidak menunjukkan gejala spesifik. Punksi
lumbal dilakukan untuk mendiagnosis atau
menyingkirkan sepsis neonatorum bila dicurigai
terdapat meningitis.
Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap
Hitung Jenis Leukosit
Pemeriksaan Penunjang
Teknik indirek
Pertanda hematologik yang digunakan adalah hitung
sel darah putih total, hitung neutrofil, neutrofil imatur,
rasio neutrofil imatur dengan neutrofil total (I:T)
60% pasien sepsis disertai perubahan hitung neutrofil. Rasio antara
neutrofil imatur dan neutrofil total (rasio I/T) sering dipakai
sebagai penunjang diagnosa sepsis neonatal.

Sensitifitas rasio I/T ini 60-90 %, karenanya untuk diagnosis,


perlu disertai kombinasi dengan gambaran klinik dan
pemeriksaan penunjang lain.

C-reactive protein (CRP), yaitu protein yang timbul pada fase akut
kerusakan jaringan. Peninggian kadar CRP ini terjadi 24 jam
setelah terjadi sepsis, meningkat pada hari ke 2-3 sakit dan
menetap tinggi sampai infeksi teratasi
Nilai CRP serial : menilai respon pemberian AB, 35 menentukan
lamanya terapi serta kejadian kekambuhan pada pasien dengan
Komponen untuk Skrining Sepsis yang Dihubungkan dengan
Sensitivitas dan spesifisitas
Rohsiswatmo R dr, SpA(K). Tatalaksana Sepsis Neonatorum. Media Aesculapius
no.6/Jan-Feb 2007.

Uji Nilai Abnormal Sensitivitas Spesifisitas


C Reactive Protein (CRP) >10 mg/L 47-100% 83-94%
Hitung Leukosit Total <5000, >15000 17-89% 81-98%
(TLC)
Hitung Neutrofil Absolut <1800/mm3 38-96% 61-92%
(ANC)

Rasio Neutrofil Imatur : >20% 90-100% 50-78%


Total (ITR)

36
Tatalaksa
na
Suspek Sepsis (faktor resiko +)
AB kombinasi (sensitifitas tinggi thdp gram + & -) memperluas
cakupan mikroorganisme patogen yang mungkin diderita pasien.
Diberikan sesegera mungkin sampai didapatkan hasil kultur.
Hasil kultur darah (+)
AB sensitif terhadap MO tertentu berdasarkan hasil kultur.

Durasi pemberian antibiotik pada sepsis neonatal


(Family Practice Notebook. Neonatal Sepsis. Diunduh dari URL
http://www.fpnotebook.com/Nicu/ID/NntlSps.htm)

Diagnosis Durasi
Meningitis 21 hari
Kultur darah (+), tanda-tanda sepsis (+) 10 14 hari
Kultur darah (-), komponen skrining sepsis (+) 7 10 hari
Kultur darah (-), komponen skrining sepsis (-) 5 7 hari
Antibiotik untuk sepsis neonatal
Family Practice Notebook. Neonatal Sepsis. Diunduh dari URL
http://www.fpnotebook.com/Nicu/ID/NntlSps.htm

Antibiotik Dosis Frekuensi Pemberian Durasi

< 7 hari < 7 hari

Ampicillin 50 mg/kgBB/x 12 jam 8 jam IV, IM 7 10 hari


atau

Cloxallin 50 mg/kgBB/x 12 jam 8 jam IV, IM 7 10 hari

Dan
Gentamicin 2,5 mg/kgBB/x 2 jam 8 jam IV, IM 7 10 hari
atau

Amikacin 7,5 mg/kgBB/x 12 jam 8 jam IV, IM 7 10 hari


Perawatan pendukung :
Syok, hipoksia, dan asidosis metabolik harus dideteksi dan
dikelola dengan pemberian resusitasi cairan, dan ventilasi
mekanik, inotropik
Cairan, elektrokit, dan glukosa harus dipantau dengan teliti,
disertai dengan perbaikan hipovolemia, hiponatremia,
hipokalsemia, dan hipoglikemia serta pembatasan cairan jika
sekresi hormon antidiuretik tidak memadai.
Immunoglobulin Intravena (Intravenous Immunoglobulin IVIG).
meningkatkan antibodi tubuh serta memperbaiki fagositosis
dan kemotaksis sel darah putih.
Fresh Frozen Plasma (FFP). Pemberian FFP mengatasi
gangguan koagulasi yang diderita pasien.

39
KOMPLIKASI
Manifestasi fetal inflammatory response syndrome (FIRS)
Takipnea (frekuensi napas > 60/menit)
ditambah merintih/retraksi atau desaturasi FIRS
Iritabilitas suhu (< 36C atau > 37,9 C)
Waktu pengisian kembali kapiler > 3 detik
Hitung leukosit < 4000/l atau > 34.000/l
CRP > 10 mg/dl
IL-6 atau IL-8 > 70 pq/ml
16 sRNA gene PRC positif

Satu atau lebih kriteria FIRS bersama dengan gejala SEPSI


dan tanda infeksi (lihat Tabel 2) S

Sepsis dihubungkan dengan hipotensi atau disfungsi SEPSIS


organ tunggal BERAT

Sepsis berat dengan hipotensi membutuhkan resusi-


Syok
tasi cairan dan dukungan inotropik

septik

Kegagalan multi organ walau telah diberikan dukungan SINDROM


terapi sepenuhnya DISFUNGSI
Multiorgan
40
Pencegahan
Pada masa Antenatal > Perawatan antenatal meliputi
pemeriksaan kesehatan ibu secara berkala, imunisasi,
pengobatan terhadap penyakit infeksi yang diderita ibu,
asupan gizi yang memadai, penanganan segera
terhadap keadaan yang dapat menurunkan kesehatan
ibu dan janin. Rujuk ke pusat kesehatan bila diperlukan.
Pada masa Perinatal > Perawatan ibu selama
persalinan dilakukan secara aseptik.
Pada masa Postnatal > Rawat gabung bila bayi
normal, pemberian ASI secepatnya, jaga lingkungan dan
peralatan tetap bersih, perawatan luka umbilikus secara
steril.
Prognosis
Dengan diagnosis dini dan terapi yang tepat,
prognosis pasien baik, tetapi bila tanda dan gejala
awal serta faktor risiko sepsis neonatorum terlewat,
akan meningkatkan angka kematian. Pada meningitis
terdapat sequele pada 15-30% kasus neonatus.
Rasio kematian pada sepsis neonatorum 24 kali
lebih tinggi pada bayi kurang bulan dan bayi cukup
bulan. Rasio kematian pada sepsis awitan dini adalah
15 40 % dan pada sepsis awitan lambat adalah 10
20 %
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai