Anda di halaman 1dari 27

Gambaran Implementasi KTR di 67

Kab/Kota Tahun 2016

Disiapkan oleh:
1. Mouhamad Bigwanto, MPHM
2. Ridhwan Fauzi, MPH
Daftar Isi

Latar Belakang
Metodelogi
Definisi Operasional
Cakupan
Hasil
Rekomendasi
Latar Belakang

ROKOK BUKAN PRODUK NORMAL meskipun legal. Bahan utama rokok yaitu tembakau
mengandung nikotin yang berbahaya bagi kesehatan baik bagi perokok aktif maupun
perokok pasif dan bersifat adiktif.
UU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 115 mengatur tentang Kawasan Tanpa Rokok
yang dipertegas dengan PP 109/2012 Pasal 1 dimana disebutkan bahwa Kawasan Tanpa
Rokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok
atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/atau mempromosikan Produk
Tembakau.
Permendikbud No. 64/2015 tentang KTR di lingkungan sekolah yang salah satu
diantaranya melarang sponsor rokok.
Indikator Renstra untuk KTR yaitu persentase kabupaten/kota yang memiliki peraturan dan
kebijakan KTR dan telah menerapkan pada minimal 50 persen tempat proses belajar
mengajar di sekolah.
Metodelogi

Observasi langsung di lapangan dengan menggunakan lembar observasi dilakukan


di 2 Kab/Kota di masing-masing provinsi kecuali DKI Jakarta yang dilakukan di semua
kota.
Selain observasi, dilakukan juga wawancara langsung kepada kepala/pengelola
sekolah.
Sampel ditentukan secara purposive disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki
oleh Kementerian.
Sebelum melakukan observasi, tim yang akan turun ke lapangan mendapatkan
pembekalan terlebih dahulu dengan mengikuti pelatihan selama 2 hari di Jakarta.
Validasi dan analisis data dilakukan oleh tim independen diluar Kementerian untuk
menjaga objektivitas hasil.
Definisi Operasional

Penerapan KTR ditandai dengan dipenuhinya 8 indikator, yaitu:


Tidak ditemukan orang merokok di dalam gedung;
Tidak ditemukan ruang merokok di dalam gedung;
Ada tanda dilarang merokok.
Tidak tercium bau rokok;
Tidak ditemukan asbak atau korek api;
Tidak ditemukan puntung rokok;
Tidak ditemukan iklan atau promosi rokok;
Tidak ditemukan penjualan rokok;
Cakupan

Jumlah sekolah yang di observasi = 682 Sekolah


SD sederajat = 191
SMP sederajat = 213
SMA sederajat = 268 N/A = 10
Jumlah institusi yang di observasi = 269 Institusi
Faskes = 72 (RS = 11, PKM = 61)
Tempat Kerja = 197
Total Keseluruhan Tempat yang di observasi = 951
Hasil

Pemenuhan 8 Indikator KTR


Status Implementasi KTR di 67 Kab/Kota
Status Implementasi di Sekolah
Status Implementasi di Faskes dan Tempat Kerja
Pengetahuan dan Keberadaan Peraturan dan Pengelolaan KTR di Internal
Sekolah
Pengaruh di sekitar Lingkungan Sekolah
Hambatan Pelaksanaan KTR
Upaya yang dilakukan dalam Implementasi KTR
Pemenuhan 8 Indikator KTR
Persentase (%) Sekolah Implementasi KTR
berdasarkan Indikator di 67 Kab/Kota

120.00%

96.00% 98.40%
100.00% 93.00%
89.10%
85.60% 85.40%
78.60%
80.00%

63.50%
60.00%

40.00% 36.50%

21.40%
20.00% 14.40% 14.60%
10.90%
7.00%
4.00% 1.60%
0.00%
Orang Merokok Ruang Khusus Tanda Bau Asap Asbak Puntung Logo Produk Penjual Rokok
Tidak Implementasi Implementasi
Persentase (%) Faskes dan Tempat Kerja yang Implementasi
KTR berdasarkan Indikator di 67 Kab/Kota

100%
92%
90%
83%
80%
80% 77%
74% 74%
72%
70%

60% 55%

50% 45%

40%

30% 28% 26%


26%
23%
20%
20% 17%

8%
10%

0%
Orang Merokok Tempat Khusus Tanda Bau Asap Asbak Puntung Logo Produk Penjual
Tidak Implementasi Implementasi
Gambaran Status Implementasi KTR di 67 Kab/Kota
Tahun 2016

Sekolah Faskes Tempat Kerja

36.2 20.5
40.7
59.3
63.8 79.5

N = 671 Ya Tidak N = 69 Ya Tidak N = 190 Ya Tidak


Status Implementasi di Sekolah
Persentase (%) sekolah yang menerapkan
peraturan KTR berdasarkan lokasi

% Sekolah
Lokasi N
50% Sekolah <50% Sekolah Tidak Menerapkan
Implementasi KTR Implementasi KTR KTR

Kabupaten 39 41,02 51,28 7,69

Kota 28 39,28 53,57 7,14

Total 67 40,3 52,24 7,46


Gambaran Status Implementasi KTR di Sekolah
berdasarkan Jenjang di 67 Kab/Kota Tahun 2016

Sekolah
SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat

40.7
36.1
59.3
43.6 44.5
56.4 55.5 63.9

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Ya Tidak N = 188 N = 209 N = 269


Status Implementasi di Faskes dan
Tempat Kerja
Persentase (%) Faskes dan Tempat Kerja yang menerapkan
peraturan KTR berdasarkan lokasi

Implementasi KTR
Lokasi N
Ya % Tidak %

Kabupaten 111 26 23,4 85 76,6

Kota 148 38 25,7 110 74,3

Total 259 64 24,7 195 75,3


Gambaran Status Implementasi KTR di Faskes
berdasarkan jenis di 67 Kab/Kota Tahun 2016

Faskes Rumah Sakit Puskesmas

Ya, 36.2 33.3


36.2
63.8
66.7

Tidak,
63.8
Ya Tidak Ya Tidak

N = 12 N = 58
Ya Tidak
Gambaran Status Implementasi KTR di Tempat Kerja
berdasarkan jenis di 67 Kab/Kota Tahun 2016

Tempat Kerja
Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan Tempat Lainnya

20.5
21.3 32.8
10

79.5
78.7 67.2
90

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Ya Tidak
N = 61 N = 58 N = 70
Pengetahuan dan Keberadaan Peraturan
dan Pengelolaan KTR di Internal Sekolah
Pengetahuan Terkait Peraturan KTR di Sekolah

80.0
74.9
70.3
70.0

60.0

50.0

40.0

29.7
30.0 25.1

20.0

10.0

0.0
Permendikbud Peraturan KTR
Ya Tidak
Persentase (%) Keberadaan Peraturan dan
Pengelolaan KTR di Internal Sekolah

120.0

100.0 96.3

80.0 77.0

60.0 56.6

43.4
40.0 33.0

20.0

3.7
0.0
Peraturan Sekolah Menerima Beasiswa/Sponsor Pengawas
Ya Tidak
Pengaruh di sekitar Lingkungan Sekolah
Pengaruh di Sekitar Lingkungan Sekolah

100.0
88.2
90.0

80.0

70.0 65.1

60.0

50.0

40.0 34.9

30.0

20.0
11.8
10.0

0.0
Iklan Penjual
Ya Tidak
Hambatan Pelaksanaan KTR

Pengunjung/Penjemput yang merokok


Belum ada sanksi
Belum ada sosialisasi
Sulit mengontrol di luar jam sekolah
Upaya yang dilakukan dalam
Implementasi KTR

Memasukan kedalam peraturan/tata tertib


Memberikan surat pernyataan tidak merokok
Memberikan sanksi sampai pemanggilan orang tua
Adanya konseling
Rekomendasi

Hasil observasi
Melakukan intervensi di sekolah-sekolah terutama untuk pemberian tanda KTR
Melakukan intervensi di Fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengimplementasikan
KTR
Proses observasi
Perlu dilakukan validasi kelengkapan hasil input data di lapangan sebelum di bawa
dan di analisis di Jakarta (nama observer, waktu observasi, kelengkapan jawaban,
status implementasi dll)
Pembekalan yang lebih intensif kepada tim observer sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam input data
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai